Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PERNAFASAN DAN SPIROMETRI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Biomedik Dasar
Dosen pembimbing : Dr. H. Iwan Somantri, M.Kep

Oleh,
Ferdy Ilham
P2.06.20.19.1.014 / 1A

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan no.35 Kel.Kahuripan, Kec.Tawang, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat 46115
Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939
Email : direktorat@poltekkestasikmalaya

2019/2020
Sistem pernafasan dan spirometri

A. Tujuan
1. Menentukan volume tidal, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, volume
cadangan inspirasi
2. Mengetahui macam-macam suara nafas normal dan abnormal
3. Mengetahui cara penggunaan spirometri

B. Dasar Teori
Respirasi berarti satu inspirasi dan satu ekspirasi. Seorang dewasa normal melakukan
14-18 kali respirasi setiap menit, dan dalam keadaan istirahat sebanyak 12-15 kali. Selama ini
paru-paru mempertukarkan udara di dalamnya denagn atmosfir. Untuk mengukur volume
udara yang dipertukarkan, dipergunakan spirometer (respirometer) (Basuki, 2000).
Selama proses bernapas normal, kira-kira 500ml udara bergerak ke saluran napas
dalam setiap inspirasi, dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap ekspirasi. Hanya
kira-kira 350 ml volume tidal benar-benar mencapai alveoli, sedangkan yang 150ml tetap
berada di hidung, faring, trakhea, dan bronkhi, yang disebut sebagai volume udara mati
(Soewolo, 2003).
Dengan bernapas sangat kuat, kita dapat menghisap lebih dari 500ml udara.
Kelebihan udara yang dihirup ini, yang disebut volume udara cadangan inspiratori, rata-rata
3.100ml. Dengan demikian sistem pernapasan dapat menarik 3.100ml (volume cadangan
respiratori) + 500ml (volume udara tidal) = 3.600ml (Soewolo, 2003).
Bila kita melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi sekuat-
kuatnya, kita akan dapat mendorong keluar 1.200ml udara, volume udara ini disebut volume
cadangan ekspiratori. Susudah volume udara cadangan ekspiratori dihembuskan, sejumlah
udara masih tetap berada dalam paru-paru karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga
udara yang tinggal ini dipakai untuk mempertahankan agar alveoli tetap sedikit
menggembung, juga beberapa udara masih tetap ada pada saluran udara pernapasan. Udara
ini disebut udara residu, jumlahnya kira-kira 1.200ml (Soewolo, 2003).
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan menjumlah semua volume udara paru-
paru. Kapasitas inspiratori adalah keseluruhan kemampuan inspiratori paru-paru, yaitu
jumlah volume udara tidal dan volume udara cadangan inspiratori = 500ml + 3.100ml =
3.600 ml. Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu dan volume udara
cadangan ekspiratori = 2.400 ml. Kapasitas vital adalah volume udara cadangan inspiratori +
volume udara tidal + volume udara cadangan ekspiratori = 4.800ml. Akhirnya, kapasitas total
paru merupakan jumlah semua volume udara, yaitu = 6.000ml (Soewolo, 2003).

Suara napas adalah suara yg di hasilkan aliran udara yang masuk ke paru-paru pada waktu
bernafas.pada pernapasan terjadi pusaran addies dan benturan turbulensi pada bronkus terjadi
pusaran addies dan benturan terbulensi pada bronkus dan pusaran addies dan benturan
turbulensi pada bronkus dan percabangan nya,getaran di hantarkan melalui lumen dan
dinding bronkus.
 SUARA NAFAS NORMAL :

a) Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh
udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan
yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara
kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.
b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.
Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang
dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding
dada.
c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
 SUARA NAPAS TAMBAHAN/ABNORMAL :

1.Crackles
Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan kembali jalan napas
yang menutup. Terdengar selama : inspirasi.
Fine crackles / krekels halus
Terdengar selama : akhir inspirasi. Karakter suara : meletup, terpatah-patah.
Penyebab : udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchioles / penutupan jalan
napas kecil. Suara seperti rambut yang digesekkan.
Krekels kasar
Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah, lemah, kasar, suara gesekan
terpotong.
Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan
berubah ketika klien batuk.
2. Wheezing (mengi)
Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar
selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat
dihilangkan dengan batuk.
Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing
dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan
terhadap bronkus.
3. Ronchi
Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi.
Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas.
Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor.
Contoh : suara ngorok.
Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu ekspirasi
disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut) misalnya pada
asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat
juga terdengar waktu inspirasi.
Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu
inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam alveoli
atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat
disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki
kasar misalnya pada bronkiekstatis.
Perbedaan ronchi dan mengi.
Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih kecil salurannya, terdengar bersuara
tinggi dan bersiul. Biasanya terdengar jelas pada pasien asma.
Ronchi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih besar salurannya, mempunyai suara
yang rendah, sonor. Biasanya terdengar jelas pada orang ngorok.
4. Pleural friction rub
Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan pada pleura sehingga
permukaan pleura menjadi kasar.
Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir
inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar
sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.
Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada
akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri
pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia,
infark paru, dan tuberculosis.
C. Alat dan Bahan
Alat:
 Spirometer
 pipa tiup
 stetoskop
Bahan:
 Alkohol 70%
 1 probandus
 Phantom suara dalam

D. Langkah Kerja
I. Mengukur volume pernapasan
Persiapan: pipa tiup dicuci dengan alkohol 70% setiap akan dipakai; pipa tiup
dipasang pada spirometer; skala diatur menunjukkan angka 0 (nol) sebelum
spirometer digunakan; udara pernapasan ditiup melalui mulut.
1) Menghirup udara dengan inspirasi normal, kemudian menghembuskan sekuat
mungkin pada spirometer yang terbaca menunjukkan volume tidal dan volume
cadangan ekspirasi. Diulangi tiga kali dan dimabil rata-ratanya.
2) Menghembuskan udara dengan ekspirasi normal, kemudian menghembuskan lagi
udara sekuat mungkin. Ini adalah volume cadangan ekspirasi. Diulangi tiga kali
dan diambil rata-ratanya.
3) Hasil langkah 1 dikurangkan hasil langkah 2. Ini adalah volume tidal.
4) Menghembuskan sebanyak mungkin udara setelah bernapas dalam-dalam. Ini
adalah kapasitas vital. Diulangi tiga kali dan dirata-rata.
5) Hasil langkah 4 dikurangi langkah 1 diperoleh volume cadangan inspirasi.
II. Mendengar suara pernafasan
1) Probandus di suruh tidur terlentang dengan tenangmdan kancing baju / pakaiaan
atas di buka.
2) Dengan stetoskop kita dengarkan suara-suara pernapasan normal pada lokasi
seperti di bawah ini :
a. suara penapasan vesiculair
suara pernapasan yang terdengar sebagian besar di atas jaringan paru-
paru
b. suara pernapasan broncial
suara pernapasan normal terdapat pada daerah trachae bronchi yang besar
dekat hilus pulmonalis
c. suara pernapasan bronchial vesiculair
suara campumpuran antara bronchi dan suati vesiculair kombinasi.

Untuk mendengar suara nafas tambahan abnormal digunakan phantom suara dalam.
E. Data Pengamatan
1. Mengukur volume pernapasan
Tempat pelaksanaan: labotorium terpadu (26/09/2019)

Orang Volume Volume Volume Volume Volume Volume


percobaan tidal (cc) inspirasi ekspirasi vital (cc) sisa (cc) total (cc)
(cc) (cc)

M.devid
Usia 19 th 1450 250 1100 2800 1000 3800
65 kg,165
cm

2. Mendengarkan suara nafas

Tempat pelaksanaan : laboratorium terpadu (26/09/2019)


Orang percobaan Suara pernafasan Inspirasi Ekspirasi
normal

Bronchial Lebih besar Lebih kecil


M.Devid
Usia 19 th
65 kg, 165 cm Bronchovesikular Lebih besar Lebih kecil

Vesikuler Lebih besar Lebih kecil

Untuk suara tambahan abnormal dapat didengarkan pada phantom suara dalam untuk hasil
yang lebih jelas. Suara yang terdengar crackel, wheezing, ronchi, dan pleural friction rub.

F. Analisis Data
1. Mengukur Volume Pernapasan

Dari hasil praktikum, diperoleh data bahwa volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi pelaku adalah 2550 cc pada percobaan Sementara itu, volume cadangan ekspirasi
adalah 1100 cc. Volume tidal didapatkan dari selisih hasil yaitu volume tidal dan volume
cadangan ekspirasi dikurangi volume cadangan ekspirasi. Dari hasil pengurangan tersebut,
diperoleh data 1450 cc pada orang percobaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa diperoleh
volume tidal pelaku adalah 1150 cc. Kesimpulan sementara dipeeroleh bahwa volume udara
yang dihirup atau dihembuskan oleh pelaku adalah 1150 cc.

Pada praktikum langkah yang ke empat yaitu kapasitas vital pelaku diperoleh data
2800 cc untuk. Kapasitas vital merupakan sejumlah cadangan ekspirasi dengan volume tidal
dan volume cadangan ekspirasi. Pada praktikum langkah yang terakhir dilakukan perhitungan
volume cadangan inspirasi yang dapat diperoleh dengan pengurangan hasil langkah yang ke 4
yaitu kapasitas vital dikurangi langkah ke 1 yaitu volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi. Dari hasil pengurangan tersebut, diperoleh volume cadangan inspirasinya yaitu 250
cc untuk Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa volume yang paling besar
adalah kapasitas vita dengan tambahan volume sisa dan total

2. Menderngarkan suara nafas

Langkah awal yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah menyiapkan
stetoskop,lalu probandus disuruh tidur terlentang buka jkancing baju atas lalu tempelkan
stetoskop pada dada untuk mengetaui suara napas vesiculair lalu dengarkan pada saat
inspirasi jadi probandus disuruh untuk menarik napas untuk mendengarkan suara napas ini.
lalu suara napas bronchial lalu tempelkan stetoskop diletakkan pada bagian dada bawah.pada
saat mendengarkan suara napas bronchial ini sebaiknya probandus pd saat
ekspirasi( mengeluarkan napas) karena suara napas bronchial akan terdengar lebih keras pd
saat ekspirasi,kemudiaan yg terakhir adalah suara pernapasan broncho vesiculair suara ini
terdengar lembut pada pulmo apek sebelah kanan.
Pemariksaan diawali dengan mengecek suara pernapasan vesiculair .merupakan
suara pernapasan normal yg paling umum dan teerdengar hampir semua permukaan paru-
paru,suaranya lembut dan peteh rendah,suara inspirasi lebih panjang /besar di banding suara
ekspirasi yg lebih kecil,suara vesiculair bisa terdengar lebih besar apabila ada vensilasi yg cpt
dan dalam (misalnya setelah berolahraga)atau pada anak-anak yang memiliki dinding dada
yang lebih tipis suara vesiculair jg bisa lebih lembut jika probandus gemuk.
Kemudiaan di anjutkan dengan memeriksa suara pernapasan bronchial suara bronchial
sangat nyaring,piteh tinggi dan suara terdengar lebih dekat dgn stetoskop terdapat gabungan
antara fase inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dan suara ekspirasi terdengar lebih lama
di bandingkan suara inspirasi.
Setelah itu yang teakhir kita pemeriksa suara pernapasan bronchovesicular,merupakan
suara pernapasan yg tingkat intensita dan pitehnya sedang,inspirasi dan ekspirasinya sma
panjang tetapi suara inspirasi lebih besar di bandingkan saat ekspirasi (lebih kecil ),pada saat
inspirasi dan ekspirasi pada percobaan ini merupakan respirasi dada karena mengukur
perubahan ukuran dada ketika melakukan proses inspirasi dan ekspirasi proses inspirasi dan
ekspirasi,pd percobaan ini dilakukan pengukuran pada dada tepat didaerah axila dan xipholid
(daerah lurus dgn ketiak)mata hsl yang dapat pada ukuran dada ketika melakukan inspirasi
lebih besar dari pada ekspirasi,hal ini di sebabkan oleh proses inspirasi dan ekspirasi itu
sendiri.pd proses inspirasi dan ekspirasi komponen organ yg terlihat sama tetapi berbeda pd
komponen organ yg berbeda.
Proses inspirasi merupakan proses memasukkan udara kedalam tubuh fase ini berupa
berkontraksinya otot antara tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi lebih kecil dari pada
tekanan di luar yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh ketika memasukkan udara dalam
tubuh rongga dada membesar tulang rusuk tertarik keatas dan otot diafragma lurus.sedangkan
pad proses eksirasi merupakan proses mengeluarkan udara dr dalam tubuh.

G. Pembahasan
1. Mengukur Volume Pernapasan
Pada perlakuan pertama adalah pelaku menghirup udara dengan inspirasi normal,
kemudian pelaku menghembuskan udara sekuat mungkin pada spirometer. Angka pada
spirometer saat itu menunjukkan 2550 cc pada ulangan pertama, 1600 cc pada ulangan kedua,
1700 cc pada ulangan ketiga, sehingga rata-rata udara yang dapat dikeluarkan sekuat
mungkin setelah melakukan inspirasi normal adalah 1950 cc. 1950 cc tersebut merupakan
gabungan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Basoeki (2000) menyatakan bahwa udara yang dihembuskan sekuat mungkin setelah
menghirup udara dengan inspirasi normal merupakan volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi.
Pada pengamatan pelaku ekspirasi normal, lalu menghembuskan udara secara normal,
lalu menghembuskan udara lagi sekuat mungkin pada spirometer. Menurut Basoeki (2000)
menyatakan bahwa langkah tersebut digunakan untuk mengetahui volume cadangan
ekspirasi. Berdasarkan pengamatan pada ulangan pertama, jarum spirometer menunjukkan
angka 1100 cc, ulangan kedua 600 cc, ulangan ketiga 700 cc, sehingga rata-rata volume
cadangan ekspirasi pelaku sebesar 800 cc. Menurut Soewolo, dkk. (1999) volume cadangan
ekspirasi adalah sebesar 1200 ml. Dari analisis yang diperoleh bahwa angka 800 cc termasuk
masih dalam kisaran normal volume cadangan ekspirasi, yaitu 1200 ml. Angka 800 cc
merupakan angka yang masih berada pada kisaran normal dari angka 1200 ml. Sehingga
dapat dikatakan bahwa volume cadangan ekspirasi pelaku adalah masih berada di batas
normal.
Volume tidal dapat diperoleh dengan mengurangi nilai volume yang diperoleh pada
tahap pertama dikurangi nilai volume yang diperoleh dari nilai cadangan ekspirasi. Basoeki,
dkk. (2003). Berdasarkan pengamatan, pelaku memiliki volume tidal sebesar 1150 cc. Nilai
volume tidal tersebut kurang sesuai dengan volume tidal menurut Soewolo, dkk. (1999) yang
menyebutkan bahwa selama proses bernafas normal, kira-kira 500 ml udara bergerak ke
saluran napas dalam setiap inspirasi dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap
ekspirasi, dan jumlah tersebut disebut volume tidal. Dari pembahasan ini terlihat bahwa baik
volume cadangan ekspirasi maupun volume tidal pelaku berada pada kisaran yang kurang
normal, sehingga volume yang terukur melibihi kisaran normal. Hal ini dimungkinkan karena
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan jarum spirometer kurang sesuai, contohnya
pengaturan skala awal oleh pengamat yang kurang tepat, kurangnya ketelitian dari pengamat,
sehingga pergerakan jarum kurang valid.
Pengamatan selanjutnya yaitu pelaku bernafas dalam-dalam kemudian menghembuskan
udara sebanyak mungkin untuk mengetahui kapasitas vital pelaku. Berdasakan pengamatan,
pada saat ulangan pertama 2800 cc, ulangan kedua 1800 cc, ulangan ketiga jarum
menunjukkan nilai sebesar 1900 cc, sehingga rata-rata kapasitas paru-paru pelaku adalah
2167 cc. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan menurut Soewolo, dkk. (2003) yang
menyatakan bahwa kapasitas vital yang merupakan sejumlah volume cadangan inspiratori
dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi adalah sebesar 4800 ml. Dari
pembahasan ini terlihat bahwa kapasitas vital pelaku berada pada kisaran yang tidak normal,
namun nilai kapasitas vital lebih besar dari volume tidal dan cadangan ekspirasi. Hal ini
dimungkinkan karena ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan jarum spirometer kurang
sesuai, contohnya pengaturan skala awal oleh pengamat yang kurang tepat, kurangnya
ketelitian dari pengamat, sehingga pergerakan jarum kurang valid.
Menurut Soewolo, dkk. (1999) menyatakan bahwa volume cadangan inspiratori dapat
diperoleh dengan bernapas sangat kuat, sehingga dapat menghisap lebih dari 500 ml udara.
Kelebihan udara yang dihirup tersebut merupakan volume cadangan inspiratori. Rata-rata
volume cadangan inspiratori adalah rata-rata 3100 ml. Dari pembahasan ini terlihat bahwa
baik volume cadangan inspirasi kisaran yang kurang normal. Hal ini dimungkinkan karena
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan jarum spirometer kurang sesuai, contohnya
pengaturan skala awal oleh pengamat yang kurang tepat, kurangnya ketelitian dari pengamat,
sehingga pergerakan jarum kurang valid. Angka 217 cc merupakan angka yang hampir
melenceng jauh dari angka 3100 ml. Sehingga dapat dikatakan bahwa volume cadangan
inspirasi pelaku adalah di bawah batas normal.

2. Mendengarkan suara nafas


Pernapasan normal adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk keluar paru-paru
pada waktu pernapasan.
suara napas ada 3 macam yaitu :
1) Suara pernapasan vasicular
2) Suara pernapasan bronchial
3) Suara pernapasan broncho vesiculair

Pernafasan tambahan/abnormal adalah suara yang ada karena gangguan atau suatu
patologis
Suara nafas abnormal diantaranya :
1. Crackel
2. Wheezing
3. Ronchi
4. Pleural friction rub

H. Kesimpulan
1. Berdasarkan praktikum diketahui volume cadangan ekspirasi adalah 800cc (sumber:
1200ml), volume tidal 1150cc (sumber: 500ml), kapasitas paru-paru 2167cc (sumber:
4800ml), volume cadangan inspiratori 217cc (sumber: 3100ml).
2. Bahwa suara Pernapasan normal adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk
keluar paru-paru pada waktu pernapasan.
suara napas ada 3 macam yaitu :
1.Suara pernapasan vasicular
2.Suara pernapasan bronchial
3.Suara pernapasan broncho vesiculair
Dimana suara pernapasan bronchial lebih kuat dari pada pernapasan vesiculair,dan
pernapasan vasiculair lebih kuat dr pd broncho vesiculair

I. Referensi

Alvyanto. 2009. Sistem pernapasan manusia, [online]. http: //alvyanto.


blogspot.com/2010/01/sistem-pernafasan-manusia.html. Diakses pada tanggal
29 september 2019
Mrwaldi. 2009. Sistem Respirasi Pada Manusia. [online]. http://doc/
23376022/Sistem-Pernafasan-Inspirasi-Dan-Ekspirasi. Diakses pada tanggal
29 september 2019
Buku petunjuk praktikum anatomi fisiologi manusia

https://nishapramawaty.wordpress.com/2010/10/14/suara-napas-normal-dan-
abnormal/ diakses pada 28 september 2019

https://www.academia.edu/6509603/Suara_nafas_normal diakses pada 28 september


2019

Anda mungkin juga menyukai