&
KEJADIAN LUAR BIASA
Indonesia → Negara dgn Multi Bencana
• Terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu:
lempeng Euroasia, Australia, Pasifik, dan Filipina
• 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe
A, Tipe B, dan Tipe C
• > 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya
melewati kawasan padat penduduk dan berpotensi
terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor pada
saat musim penghujan
BENCANA
• Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis
• Bencana Alam → gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
• Bencana Non Alam → gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
• Bencana Sosial → Kerusuhan
Tingkatan Bencana
❑ Bencana tk I (>300 org)
❑ Bencana tk II (100 – 299 org)
❑ Bencana tk III (50 – 99 org)
❑ Bencana tk IV (30 – 19 org)
DAMPAK BENCANA → KRISIS KESEHATAN
❑Lumpuhnya pelayanan ❑Masalah sanitasi
kesehatan lingkungan
❑Korban mati ❑Penyakit menular,
❑Korban luka ❑Gangguan kejiwaan
❑Pengungsi ❑Gangguan pelayanan
❑Masalah gizi kesehatan reproduksi
❑Masalah ketersediaan air
bersih
KENDALA PENANGANAN KRISIS KESEHATAN
a. Sistem informasi yang belum berjalan dengan baik
b. Mekanisme koordinasi belum berfungsi dengan baik
c. Mobilisasi bantuan ke lokasi bencana masih terhambat
d. Sistem pembiayaan belum mendukung
e. Keterbatasan sumber daya yang akan dikirim maupun yang
tersedia di daerah bencana
f. Pengelolaan bantuan lokal maupun internasional yang
belum baik
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA
MITIGASI
• Tujuan: menghindari terjadinya bencana dan mengurangi risiko dampak bencana
• Kegiatan
1) Penyusunan kebijakan, peraturan perundangan, pedoman dan standar
2) Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah kesehatan
3) Pembuatan brosur/leaflet/poster
4) Analisis risiko bencana
5) Pembentukan tim penanggulangan bencana
6) Pelatihan dasar kebencanaan
7) Membangun sistem penanggulangan krisis kesehatan berbasis masyarakat.
KESIAPSIAGAAN
• Tujuan: untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana
• Kegiatan :
1) Penyusunan rencana kontinjensi
2) Simulasi/gladi/pelatihan siaga
3) Penyiapan dukungan sumber daya
4) Penyiapan sistem informasi dan komunikasi
TANGGAP DARURAT
• Tujuan: untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan
• Kegiatan:
1) Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment)
2) Pertolongan pertama korban bencana dan evakuasi ke sarana
kesehatan
3) Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan;
4) Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi kesehatan.
PEMULIHAN (REHABILITASI & REKONSTRUKSI)
• Rehabilitasi: mengembalikan kondisi daerah yang terkena bencana
yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik.
• Rekonstruksi: membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak
akibat bencana secara lebih baik dan sempurna
• Kegiatan:
1) Perbaikan lingkungan dan sanitasi
2) Perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan
3) Pemulihan psiko‐sosial
4) Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan
KARAKTERISTIK BENCANA & PERMASALAHANNYA
KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN
a. Setiap korban mendapatkan pelayanan kesehatan sesegera mungkin
secara maksimal dan manusiawi
b. Prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat
darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di
sarana kesehatan
c. Pelayanan kesehatan yang bersifat rutin di fasilitas‐fasilitas kesehatan
pada masa tanggap darurat harus tetap terlaksana secara optimal
d. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang
mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat dan dapat
dibantu oleh masyarakat nasional dan internasional, lembaga donor,
maupun bantuan negara sahabat
KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN
a. Proportional Rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu 1 bl
dibandingkan dengan Proportional Rate penderita baru dari penyakit menular
yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan
kenaikan > 2 x lipat
b. Khusus penyalit kholera, cacar, pes, DBD/DSS, setiap peningkatan jumlah
penderita penyakit tersebut didaerah endemis yang sesuai dengan ketentuan
diatas
c. Terdapatnya > 1 penderita/kematian krn penyakit menular di atas di suatu
kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas
selama 4 minggu berturut-turut
d. Adanya kesakitan atau kematian oleh karena keracunan yang timbul disuatu
kelompok masyarakat
e. Timbulnya penyakit menular tertentu yang sebelumnya belum pernah ada atau
dikenal
Tujuan Penanggulangan KLB
• Mengenal dan mendeteksi sedini mungkin terjadinya KLB
• Melakukan penyelidikan KLB
• Memberikan petunjuk dalam mencari penyebab dan
diagnose KLB
• Memberikan petunjuk pengiriman dan penanggulangan KLB
• Mengembangkan sistem pengamatan yang baik dan
menyeluruh, dan menyusun perencanaan yang mantap
untuk penanggulangan KLB
Peran Puskesmas/RS dlm Penanggulangan KLB
a. Kajian Epidemiologi ancaman KLB
✓ Pengumpulan & pengolahan data penyakit berpotensi KLB & kondisi rentan
✓ Kajian epidemiologi secara kontinyu, sistematis thd perkembangan penyakit berpotensi KLB & faktor
resikonya
✓ Penyelidikan lebih luas thd kondisi rentan KLB
b. Peringatan kewaspadaan dini KLB
Target → program terkait di lingkungan Puskesmas, RS, klinik, & masyarakat, serta melaporkan kepada
dinas kesehatan kab./Kota
c. Peningkatan kewaspadaan & kesiapsiagaan thd KLB
✓ Peningkatan kegiatan surveilans
✓ Penyelidikan lebih luas thd dugaan adanya KLB
✓ Melaksanakan penyuluhan
✓ Menyiapkan tim penyelidik & penanggulangan KLB Puskesmas
Peran Klinik dlm Penanggulangan KLB
• Peningkatan kegiatan pemantauan perkembangan penyakit
berpotensi KLB dari penderita yg berobat → deteksi dini KLB
• Penyuluhan
• Kesiapsiagaan menghadapi KLB → tenaga, obat-obatan, laboratorium,
& tempat perawatan
Peran Masyarakat dlm Penanggulangan KLB
• Peningkatan kegiatan pemantauan perub. Kondisi rentan KLB
• Peningkatan kegiatan pemantuan perkembangan penyakit berpotensi
KLB
• Penyuluhan
• Kesiapsiagaan menghadapi KLB → identifikasi penderita, pengenalan
tata laksana kasus & rujukan, pencegahan & perbaikan kondisi rentan