Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

“KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN DIKOMUNITAS


SERTA PENGUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI, SURVEILENS
EPIDEMIOLOGI DAN SKRINING PENYAKIT MENULAR”
KEPERAWATAN KOMUNITAS

NAMA : WIJRA RAMADANI

NIM : 201801091

KELAS : 3B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2019
PERTEMUAN 1 : KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN DI
KOMUNITAS

A. PENGERTIAN
1. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan
fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat
sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
2. Pengertian komunitas yaitu sekelompok manusia yang saling
berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang
berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi
keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
3. keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatanmasyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan
kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,perbaikan perbaikan
lingkungan lingkungan fisik, fisik, rehabilitasi,rehabilitasi, pence-
gahan penyakit dan dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalahlebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
4. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan
pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
Yaitu rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawat daruratan yang
diberikan oleh perawat yang kompeten memberikan asuhan keperawatan
di ruang gawat darurat.
Gawat darurat menurut UU RI NO 44 tentang RS
Gawat darurat adalah keadaan khusus pasien yang memerlukan
tindakan medis segera guna penyelamatan dan pencegahan kecacatan lebih
lanjut.
B. TAHAP PENCEGAHAN
Tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya sebagai
berikut :
1. Pelayanan keperawatan langsung ( Direct care ) terhadap individu,
keluarga,kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan
masyarakat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
C. STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN
Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas
perlu digunakan strategi sebagai berikut :
1. Locality development => yang menekankan pada peran serta
masyarakat dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi.
2. Social planning => dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi.
3. Social action => adanya proses perubahan yang berfokus pada
masyarakat atau program yang dibuat oeh pemerintah untuk perubahan
yang mendasar.
D. RUANG LINGKUP GADAR
Dapat melakukan primary survey dan secondery survey, Dapat
menggunakan tahapan ABCDE dalam Primery Survey, dan Resusitasi
pada kasus kegawat daruratan
Tujuan : Pertologan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian
maupun kecacatan.
Prinsip : Penanganan cepat dantepat
Pertologan cepat dantepat dibrikan oleh siapa saja
(awam,perawat,dokter )
1. pengertian IGD
Yaitu suatu tempat /unit dirumah sakit yang memiliki tim kerja
dengan kemampuan dan peralatan khusus yang memberikan pelayanan
gawat darurat yang merupakan penanggulangan gawat darurat yang
terorganisir.
pasien gawat darurat adalah Pasien yang beresiko terancam
jiwanya dan menjadi cacat secara tiba – tiba. Sifat gawat darurat :
a. Perlu pertolongan segera cepat, tepat dan aman (scta)
b. Punya masalah patologis,psikologis,lingkungan dan keluarga
c. Tidak sabar menunggu informasi
2. Tindakan yang diberikan
a. Non- medis : cara meminta pertolongan ,transportasi dan
menyediakan alat alat
b. Medis : kemampuan medis berupa pengetahuanmaupun
keterampilan :BLS,ALS

3. perawat gawat darurat


a. Orang yang terdekat dengan pasien
b. Paling mengetahui perlengkapan pasien saat dirawat
c. Mampu mengenal gejala dan pertolongan sebelum dokter dating
d. Bertanggung jawabatas perkembangan dan tindakan yang
dilakukan
e. Mampu melakukan pencacatan
f. Berfikir dan berinisiatif
4. karakteristik perawat gadar
a. Melakukan askeb dalam situassi urgent dan non urgent
b. Triase dan prioritas
c. Disaster dan preparedness
5. peran dan fungsi perawat gadar
a. Memberi pelayanan
b. Manajemen administrasi
c. Pendidikan
d. Konsultasi
e. Advokasi
f. Penelitian
PERTEMUAN KE-2 : MENJELASKAN PENGUKURAN DALAM
EPIDEMIOLOGI, SURVEILENS
EPIDEMIOLOGI, DAN SKRINING
PENYAKIT MENULAR

A. MENJELASKAN PENGUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI


1. Proporsi: Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat
komposisi suatu variabel dalam populasi.
Rumus:
Proporsi : x / (x+y) x k
Contoh:
Proporsi Mhs wanita =
Jumlah Mahasiswa wanita
------------------------------------------k
Jumlah Mahasiswa wanita + pria
Proporsi Mahasiswa berprestasi
2. Ratio: Ratio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling
tergantung. Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian
Rumus:
Ratio: (x/y) k
Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan
Ratio x : y = 1 : 2. Contoh:
Sex ratio =
jumlah pria
---------------------- k
jumlah wanita
Pria : Wanita = x : y
3. Rate : Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah
penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut
Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian
tertentu dalam masyarakat
Rumus: Rate: (x/y) k
X: angka kejadian
Y: populasi berisiko
K: konstanta (angka kelipatan dari 10)
Contoh:
Campak → berisiko pada balita
Diare → berisiko pada semua penduduk
Ca servik → berisiko pada wanita
Contoh: Soal:
Jumlah pasien di RS A = 150, dengan rincian pria = 90 dan wanita =
60. Berapa proporsi pasien wanita? Berapa sex ratio pasien di RS A?
4. Prevalence Rate : Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan
baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/
negara pada waktu tertentu. PR yang ditentukan pada waktu tertentu
(misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate. PR yang
ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2019 s/d 31
Desember 2019) disebut Periode Prevalence Rate
Prevalence Rate (PR):
Jumlah penyakit lama + baru
---------------------------------------k
Jumlah populasi berisiko
B. PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN/ MORBIDITAS
1. Incidence Rate : Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada
waktu tertentu.
Incidence Rate (IR):
Jumlah penyakit baru
---------------------------------k
Jumlah populasi berisiko

2. Attack Rate : Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam
waktu wabah yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/
wilayah/ negara pada waktu tertentu
Attack Rate (AR):
Jumlah penyakit baru
--------------------------------- k
Jumlah populasi berisiko (dalam waktu wabah berlangsung)
Contoh Soal: Data desa Jombang pada tahun 2007 adalah sbb:
Jumlah penduduk = 2.000.000
Ratio pria : wanita = 2 : 3
Ratio balita : bukan balita = 2 : 8
Kasus lama/baru campak: Feb=2/10, Mar=5/20, Jun=4/15
Kasus lama/baru diare: Ags= 2/15, Sep=3/25, Okt=5/10
Kasus lama/baru ca servik: Apr=3/5, Jul=8/5
C. PENGUKURAN MORTALITY RATE
1. CRUDE DEATH RATE : CDR adalah angka kematian kasar atau
jumlah seluruh kematian selama satu tahun dibagi jumlah penduduk
pada pertengahan tahun.
Rumus: CDR (Crude Death Rate)
Jumlah semua kematian
--------------------------------- k
Jumlah semua penduduk
2. Specific Death Rate : SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat
penyakit tertentu selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada
pertengahan tahun
Rumus: SDR (Specific Death Rate
Jumlah kematian penyakit x
----------------------------------- k
Jumlah semua penduduk
3. Case Fatality Rate : CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab
penyakit tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit
tersebut. CFR (Case Fatality Rate):
Jumlah kematian penyakit x
------------------------------------ x 100%
Jumlah kasus penyakit x
D. SURVEILANCE
Surveilans menurut WHO adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interprestasi data secara sistematik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk
diambil tindakan.
1. Maternal Mortality Rate : MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah
jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai
42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup. MMR (Maternal
Mortality Rate):
Jumlah kematian Ibu
------------------------------ x 100.000
Jumlah kelahiran hidup
2. Infant Mortality Rate : IMR = AKB = angka kematian bayi adalah
jumlah kematian bayi (umur <1tahun) per 1000 kelahiran hidup. IMR
(Infant Mortality Rate):
Juml kematian bayi
----------------------------- x 1000
Juml kelahiran hidup
3. NEONATAL MORTALITY RATE : NMR = AKN = Angka
Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi sampai umur < 4
minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup. NMR (Neonatal
Mortality Rate):
Jumlah kematian neonatus
------------------------------------ x 1000
Jumlah kelahiran hidup
E. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan (Masrochah, 2006).
1. Manfaat dan tujuan surveilans epidemiologi Manfaat surveilans
epidemiologi
a. Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan
distribusinya
b. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
c. Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan
tempat
d. Identifikasi faktor risiko dan penyebab lainnya
e. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
f. Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
g. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
h. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan
pelayanan kesehatan dimasa dating
i. Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan.
2. Tujuan
Tujuan surveilans epidemiologi tersedianya data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan
keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon
kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara menyeluruh (Buton,
2008).
3. Ruang lingkup penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan
a. Surveilans epidemiologi penyakit menular : Merupakan analisis
terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan
faktor resiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.
b. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular : Merupakan
analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit tidak menular.
c. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku :
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan
lingkungan.
d. Surveilans epidemiologi masalah kesehatan : Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
factor resiko untuk mendukung program-program kesehatan
tertentu.
e. Surveilans epidemiologi kesehatan matra : Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra
(Depkes RI, 2003).
4. Penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
Mekanisme kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus
dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait
lainnya.
b. Perekaman, pelaporan dan pengolahan data
c. Analisis dan intreprestasi data
d. Studi epidemiologi
e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut.
g. Umpan balik.

Jenis penyelenggaraan surveilans epidemiologi adalah sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan


1) Surveilans epidemiologi rutin terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian,
permasalahan dan atau faktor resiko kesehatan.
2) Surveilans epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian,
permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus kesehatan
3) Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi pada populasi dan wilayah terbatas untuk
mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu
populasi atau wilayah yang lebih luas.
4) Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi pada periode tertentu serta populasi atau wilayah
tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran
epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau factor resiko
kesehatan.
b. Penyelenggaraan berdasarkan aktifitas pengumpulan data
1) Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemilogi dimana unit surveilans mengumpulkan data
dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat
atau sumber data lainnya.
2) Surveilans pasif, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi dimana unit surveilans mengumpulkan data
dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan
kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
c. Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan
1) Pola kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu
pada ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan
atau wabah dan atau bencana
2) Pola selain kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang
mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar
KLB dan atau wabah dan atau bencana
d. Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan
1) Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan
klinis atau tidak menggunakan peralatan pendukung
pemeriksaan.
2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah
kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasarkan
pemerksaan laboratorium atau peralatan pendukung
pemeriksaan lainnya.
e. Langkah-langkah kegiatan surveilans
1) Pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan awal dari
rangkaian kegiatan untuk memproses data selanjutnya. Data
yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologis yang
dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan
dikumpulkan tepat waktu. Pengumpulan data dapat bersifat
pasif yang bersumber dari rumah sakit, puskesmas dan lain-
lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey. Untuk
mengumpulkan data diperlukan sistem pencatatan dan
pelaporan yang baik.
2) Pengolahan dan penyajian data. Data yang sudah terkumpul
dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik
(histogram, poligon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area).
Penggunaan komputer sangat diperlukan untuk mempermudah
dalam pengolahan data diantaranya dengan menggunakan
program (software) seperti epid info, SPSS, lotus, excel dan
lain-lain (Budioro, 2007).
3) Analisis data. Analisis merupakan langkah penting dalam
surveilans epidemiologi karena akan dipergunakan untuk
perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan
pencegahan dan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini
menghasilkan ukuran-ukuran epidemiologi seperti rate,
proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi, estimasi
dan prediksi penyakit (Noor, 2000).
f. Tindakan Penanggulangan
Berdasarkan hasil investigasi/penyelidikan epidemiologi
tersebut maka segera dilakukan tindakan penanggulangan dalam
bentuk yaitu:
1) Pengobatan segera pada penderita yang sakit
2) Melakukan rujukan penderita yang tergolong berat
3) Melakukan penyuluhan mengenai penyakit kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran agar tidak tertular penyakit atau
menghindari penyakit tersebut
4) Melakukan gerakan kebersihan lingkungan untuk memutuskan
rantai penularan (Arias, 2010).
g. Evaluasi
Setiap program surveilans sebaiknya dinilai secara periodik
untuk mengevaluasi manfaatnya . sistem dapat berguna apabila
secara memuaskan memenuhi paling tidak salah satu dari
pernyataan berikut : apakah kegiatan surveilans dapat mendeteksi
kecenderungan yang mengidentifikasi perubahan dalam kejadian
kasus penyakit, apakah program surveilans dapat mendeteksi
epidemik kejadian penyakit di wilayah tersebut, apakah kegiatan
surveilans dapat memberikan informasi tentang besarnya
morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kejadian
penyakit di wilayah tersebut, apakah program surveilans  dapat
mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian penyakit dan apakah program surveilans tersebut dapat
menilai efek tindakan pengendalian (Arias, 2010).
F. SKRINING PENYAKIT MENULAR
Penyaringan atau  screening adalah upaya mendeteks atau mencari
penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan
laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit,
selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan
penyakit atau kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan
orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan orang yang tampak
sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
1. Macam-macam skrining
a. Mass Screening : adalah screening yang dilakukan secara masal
(melibatkan populasi secara keseluruhan)
b. Selectiv Screening : adalah screening yang dilakukan pada
kelompok tertentu
c. Singgle Disease Screening : adalah screening yang dilakukan pada
satu jenis penyakit saja. Contoh : skrining HIV
d. Multiphasic Screeninga : Adalah screening yang dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode tertentu.
e. Chase Finding Screning : adalah screening yang dilakukan karena
penemuan kasus baru.

Anda mungkin juga menyukai