1. Perbedaan Health Promotion. Health education and health literacy dan kaitan dengan
perubahan perilaku dalam kesehatan.
Jawab.
Health Literacy atau literasi kesehatan merupakan kemampuan individu dalam mengakses,
memahami dan menggunakan informasi serta elayanan kesehatan untuk membuat suatu
keputusan yang tepat (Verney et al, 2018).Menurut World Health Organization (2009) literasi
kesehatan didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dan osial yang menentukanmotivasi dan
kemampuan individu untuk mendapatkan akses, memahami dan menggunakan informasi untuk
meningkatkan status kesehatan.Literasi kesehatan terdiri dari literasi kesehatan fungsional, literasi
kesehatan komunikatif dan literasi kesehatan kritis.
Jadi Apa Perbedaan Antara Pendidikan Kesehatan (terdahulu) dan Promosi Kesehatan, Promosi
kesehatan lahir (emerged out) dari pendidikan kesehatan. Alasan yang dikemukan diantaranya
adalah: Pertama, agar para penyuluh/pendidik kesehatan masyarakat menjadi lebih sadar tentang
perlunya sebuah pendekatan positip dalam pendidikan kesehatan, lebih dari sekedar pencegahan
penyakit. Kedua, Menjadi semakin nyata bahwa pendidikan kesehatan akan lebih berdaya jika
didukung dengan seperangkat upaya (seperti health education dan health literacy).
Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup?Pendidikan kesehatan yang bertujuan
merubah perilaku individu, kelompok dan masyarakat, ternyata tidak cukup untukmeningkatkan
derajat kesehatan, karena diluar itu masih banyak faktor atau determinan yang mempengaruhi
kesehatan dan berada diluar wilayah kesehatan.Determinan kesehatan tersebut tidak bisa
diintervensi dengan pendidikan kesehatan, tapi harus lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya
mediasi dan advokasi.Upaya advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan inilah yang
merupakan misi dan strategi utama dalam promosi kesehatan. Secara umum disadari bahwa
untuk melahirkan perilaku yang menguntungkan kesehatan atau mengubah perilaku yang tidak
menguntungkan menjadi perilaku yang menguntungkan kesehatan, seringkali diperlukan cara-
cara yang “mungkin” bersifat memaksa, seperti pembentukan norma atau peraturan, atau
penciptaan lingkungan sosial dan fisik yang akan memaksa lahirnya perilaku yang diinginkan.
Bunton (1992 di dalam Naidoo dan Wills, 2000 : 85) menyebutkan bahwa metode-metode baru
yang diintroduksikan ke dalam promosi kesehatan adalah regulasi sosial, yang betul-betul bersifat
menekan dan sungguh-sungguh mengendalikan.
2. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan menurut H.L.Bloom.
Hendrik L. Bloom dalam teorinya menyebutkan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan (Hills and
Carroll, 2009). Dari keempat faktor tersebut, yang paling memengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan baik lingkungan fisik, biologi maupun lingkungan sosial secara kumulatif
berkontribusi sebesar 40%, kemudian perilaku kesehatan berpengaruh sebesar 30%, disusul
ketersediaan dan akses terhadap pelayanan kesehatan memberikan pengaruh sebesar 20% serta
faktor genetika atau keturunan berkontribusi sebesar 10% (Kemenkes, 2016); (Hasnidar et al.,
2020).
Morbiditas :derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi atau disebut juga
penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan dari suatu kondisi sakit, biasanya
dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum.
Jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan
tahun.vmenggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program
program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran
pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.
a. proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau
kejadian dalam suatu populasi tertentu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut
dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diantaranya adalah:
Incident Rate, PR ( Prevalence), PePR, poPR, AR, SAR, CI (AAIR), ID, Specifik menurut
karakteristik
b. Incident Rate Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu
wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang
pada proporsi tersebut adalah kasus baru. Rumus: P= (d/n)k Dimana: P= Estimasi incidence
rate d= Jumlah incidence (kasus baru) n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population
at risk)
c. PR ( Prevalence) dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit
adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit
teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati c. PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua
kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode. Rumus: PePR =(P/R)k P =
jumlah semua kasus yang dicatat R = jumlah penduduk k = pada saat tertentu
d. PoPR (Point Prevlene Rate) yaitu nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan
antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu. Rumus:
PoPR =(Po/R)k Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat R =jumlah
penduduk k = selama 1 periode.
e, AR (Attack Rate) yaitu angka insiden yang terjadi dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980)
atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode
tertentu
f. RASIO Rasio: nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. PROPORSI Proporsi : perbandingan dua
nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Penyebaran proporsi
adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa
dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok
itu.
Mortalitas adalah suatu indek atau angka yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tinggi
rendah tingkat kematian suatu penduduk
Jenis Ukuran Mortalitas
1. Crude Death Rate
2. Angka kematian berhubungan dengan umur(ASDR, AKB, AKABA, NeoMR,
PeriMR,ProporsiKematian Bayi)
3. Angka Kematian berhubungan dengan sebabtertentu (CFR, CSDR, MMR)
1. CDR
Adalah banyaknya kematian pada suatu tahun tertentu dibagi dengan jumlah pendidikan pada
pertengahan tahun tersebut, biasanya dinyatakan untuk 1000 org.
CDR disebut kasar karena tidak memperhitungkan tentang usia, jenis kelamin, atau variabel lain.
Contoh :
Jumlah penduduk negara A pada tahun 1999 sebanyak 29.000.000 jiwa, Jumlah penduduk tahun
2000 sebanyak 31.000.000 jiwa. Pada tahun 2000 jumlah kematian yang terjadi di negara A ada
sebanyak 300.000 jiwa. Berapa angka kematian kasar pada tahun 2000 di negara A?
Artinya, pada tahun 2000, di negara A terdapat 10 kematian dalam setiap 1000 orang
2. Infan Mortaliti rate adalah jml kematian bayi yang usianya < 1 tahun per 1000 kelhiran pada
tahun tersebut.
Contoh
Di papua pada tahun 2000 terdapat kematian bayi sebesar 200 jiwa.Jumlah kelahiranbayi pada
tahun 2000 adl 8000 jiwa. Berapa tingkat kematian bayi?
IMR = 200 / 8000 x 1000
= 25 jiwa
Artinya, dari setiap 1000 kematian bayi hidup pada tahun 2000 di papua terdapat 25 kematian
bayi.
Contoh :
Penduduk negara A yg berusia 65 th ke atas pd pertengahan th 2000 sebanyak 5.000.000 jiwa.
Jml. Kematian penddk usia di atas 65 th tsb. Selama th 2000 sebanyak 50.000 jiwa. Hitunglah jml
angka kematian khusus pada usia 65 th ke atas!
4. MMR adalah Angka kematian ibu saatnifas per 100.000 total kelahiran pada periode yang
sama.
Contoh :
Jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan di Negara K ada 50 orang pada tahun 2002,
dengan jumlah seluruh kelahiran hidup sebanyak 25.000 orang.Berapa MMR pada tahun 2002?
Contoh:
Di Kota X jumlah penduduk 200.000 jiwa, terjadi kematian 1500 orang selama th 1985,
diantaranya ada 25 org keracunan pestisida, Hitung angka kematian akibat pestisida?
Contoh
Jumlah kematian akibat kanker payudara di RS A dilaporkan sebanyak 30 orang, dan pasien
dirawat dengan penyakit yang sama sebanyak 150 orang, berapa tingkat keganasan penyakit
tersebut ?
4. Perbedaan stategi promosi kesehatan melalui advokasi, dukungan social dan pemberdayaan
masyarakat
Jawab :
Strategi promosi kesehatan yang ditetapkan WHO pada tahun 1994 dalam Nurmala, terdiri dari
tiga, yaitu, advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat (Nurmala, 2018).
1 Advokasi (Advocacy)
Advokasi merupakan suatu upaya yang dilakukan agar mendapatkan dukungan orang lain dengan
cara meyakinkan orang tersebut sehingga dapat mendukung tujuan yang akan kita capai. Dalam
promosi kesehatan yaitu melakukan advokasi kepada para pemegang peraturan dan kebijakan
untuk dapat mendukung program kesehatan yang dapat dilakukan dalam bentuk formal dan
informal (Nurmala, 2018).
Advokasi dalam bentuk formal yaitu melakukan presentasi mengenai program kesehatan kepada
pejabat terkait atau para pembuat kebijakan, sedangkan advokasi informal dalam bentuk
mengunjungi para pembuat kebijakan dengan menyampaikan usulan program kesehatan dan
meminta dukungan baik dana maupun fasilitas.
Strategi advokasi bertujuan membuat segala bidang mendukung dan menguntungkan untuk
kesehatan baik itu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan sekitar dengan sasaran para
pengambil keputusan dari berbagai sektor tersebut dengan tujuan meyakinkan mereka bahwa
program kesehatanyang dilakukan sangat penting (Susilowati, 2016).
Sasarannya merupakan sasaran tersier yaitu, para pembuat kebijakan dan dihormati. Hasil yang
diharapkan dalam advokasi ini, yaitu berupa adanya kebijakan dan peraturan yang mendukung
masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kesehatan,
baik itu melalui dana atau atau sumber daya lainnya dengan melakukan pendekatan perorangan
seperti, lobi, dialog, negosiasi, debat, petisi, mobilisasi, seminar dan lainnya (Makhfudli &
Efendi, 2009)
Sasaran tersier yang dapat mendukung strategi ini dalam berbagai tatanan, seperti, dalam tatanan
rumah tangga, melalui strategi advokat untuk dapat melakukan promosi kesehatan, maka sasaran
tersiernya yaitu, ketua TR atau RW dan kepala desa.Jika dalam tatanan institusi pendidikan, maka
sasaran tersier yaitu kepala sekolah dan pemilik sekolah.Dalam tatanan tempat kerja, sasarannya
adalah direktur atau pemilik perusahaan.Kemudian jika di tempat umum, maka sasaran tersier
Tujuan advokasi secara umum, yaitu memengaruhi para pengambil keputusan dalam menetapkan
kebijakan yang berhubungan dengan masyarakat. Namun beberapa tujuan yang lebih spesifik
lainnya yang dicapai melalui advokasi sebagai strategi promosi kesehatan (Susilowati, 2016),
yaitu;
1. Komitmen politik
2. Mendapatkan dukungan kebijakan
3. Mendapatkan penerimaan sosial
4. Mendapatkan dukungan sistem
2. Dukungan Sosial (Social Support)
Strategi ini merupakan bentuk untuk menciptakan suasana yang mendapatkandukungan yang
menunjang peningkatan kesehatan sehingga masyarakatterdorong untuk mengikuti program
kesehatan yang ditetapkan (Maulana, 2009). Misalnya, untuk mendukung program pola hidup
bersih sehat, maka perlu dukungan beberapa bidang untuk menciptakan suasana lingkungan yang
kondusif yang mendukung pola hidup bersih dan sehat, baik itu lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik (Makhfudli & Efendi, 2009).
Fungsi strategi ini juga menjadi jembatan antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai
mitra dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah sehingga terjadi koordinasi kesehatan.
Sasarannya merupakan sasaran sekunder (Susilowati, 2016).
Sasaran sekunder dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, sasaran sekundernya
yaitu, kepala keluarga, orangtua, dan kader.Dalam tatanan institusi pendidikan, sasaran
sekundernya adalah guru, karyawan, dan organisasi dalam institusi pendidikan tersebut.Kemudian
dalam tatanan tempat kerja, sasaran sekunder yaitukaryawan dan manajer.Pada tempat umum,
sasaran sekunder merupakan petugas tempat umum (Maulana, 2009).
Strategi ini dimaksudkan agar promosi kesehatan dapat berjalan dengan mudah jika adanya
dukungan dari lapisan masyarakat, baik itu formal (petugas kesehatan dan pejabat pemerintah),
serta laporan informal (tokoh masyarakat,agama, dan adat) (Nurmala, 2018). Tokoh masyarakat
menjadi perantara antara pelaksana program kesehatan dan penerima program
kesehatan. Dengan adanya dukungan dari sasaran sekunder ini, maka pelaksanaan program
kesehatan akan dapat berjalan dengan mudah. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan strategi ini, dengan melakukan pelatihan untuk tokoh masyarakat, seminar,
lokakarya serta bimbingan kepada masyarakat (Nurmala, 2018).
.
Tujuan dari strategi ini yaitu, membuat para tokoh masyarakat menjadi jembatan atau media
antara penyedia layanan kesehatan (pembuat program) dengan masyarakat sebagai penerima
program kesehatan, oleh karena itu perlu adanya dukungan sosial dari para tokoh masyarakat
dalam melakukan sosialisasi program kesehatan sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk
peningkatan kesehatan (Susilowati, 2016).
Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan individu kepada tokoh masyarakat,
pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat (Susilowati, 2016).Pendekatan kelompok ini
ditujukan kepada pendekatan kelompok yang ada di masyarakat seperti pengurus RT, organisasi
wanita atau pemuda yang nantinya kelompok ini menjadi kelompok yang peduli terhadap
perilaku kesehatan sehingga bersedia melakukan praktik perilaku kesehatan, melakukan advokasi
kepada pihak terkait untuk mengontrol perilaku kesehatan individu dalam kelompoknya.
Pendekatan kepada masyarakat dapat menggunakan media sarana komunikasi yang ada atau
media sosial, seperti TV, majalah,
koran, radio dan situs internet yang membawa dampak pengaruh yang besar kepada perilaku
masyarakat mengenai kesehatan.
Salah satu misi utama dari promosi kesehatan adalah memampukan masyarakat untuk dapat
mandiri dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatan dengan cara menggali potensi
yang ada, memberikan pelatihan, memberikan informasi serta lingkungan yang mendukung
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat (Susilowati, 2016). Sasaran dari strategi ini adalah
sasaran primer.Sasaran primer dalam tatanan rumah tangga yaitu, anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan.Dalam tatanan institusi pendidikan, sasaran primer yaitu siswa atau
mahasiswa.Dalam tatanan tempat
kerja, sasaran primer yaitu karyawan atau serikat kerja.Pada tempat umum, sasaran primer
merupakan pengguna atau pemakai jasa (Maulana, 2009).
Pada strategi pemberdayaan ini, promosi kesehatan ditujukan kepada masyarakat langsung yang
bertujuan menciptakan masyarakat yang memilikikemampuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan sendiri dengan adanyakegiatan pemberdayaan berupa gerakan masyarakat untuk
kesehatan seperti penyuluhan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
koperasi dan pelatihan yang dapat meningkatkan pendapatan untuk mendukung meningkatnya
kesehatan (Nurmala, 2018).
Berdasarkan Permenkes No. 74 Tahun 2015, mengenai upaya peningkatan dan encegahan
penyakit, strategi promosi kesehatan tentang pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk mampu
menciptakan kesadaran, kemauan, serta kemampuan individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian dan peran aktif di berbagai upaya kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilaksanakan dengan cara memfasilitasi
proses pemecahan masalah dengan pendekatan edukatif dan
partisipatif dan juga memperhatikan kebutuhan, potensi, dan sosial budaya setempat.
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu :
1. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok,
dan masyarakat.
2. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu indakan
atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka
3. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku
sehat.
5. Pakai masker.
Virus corona dapat menular melalui droplet, yaitu cairan yang keluar bersamaan ketika batuk,
bersin atau percikan air liur ketika berbicara. Oleh sebab itu menggunakan masker dapat
melindungi orang lain yang mungkin kita tulari atau mengcegah menularan dari orang lain pada
kita. Banyak yang salah ketika menggunakan masker, misalnya membuka masker ketika bicara.
6. Istirahat cukup,
Tidur yang cukup dan berkualitas kurang lebih 7-8 jam dapat meningkatkan imunitas
tubuh.Hindari begadang malam.