Anda di halaman 1dari 24

DASAR PENGUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGIST = Mengukur frekuensi penyakit dalam suatu populasi


Pendekatan Dalam Pelayanan Perkesmas
1. Epidemiologi, Surveilance, Sasaran Prioritas
2. 3 Tingkat pencegahan, Primer-Sekunder-Tersier, Promotif, Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif
3. Nursing Process, Pengkajian-Diagnosis-Plan-implementasi-Evaluasi, Kemandirian
indivdu, keluarga, kelompok masyarakat mengatasi masalah kesehatan
A. Perhitungan Frekuensi Penyakit
1. Rasio
Dapat dinyatakan dalam a/b
Berguna untuk pembandingan
Contoh ukuran yang menggunakan rasio :
a. Sex ratio
b. Dependency ratio
c. Rasio perawat per penduduk
d. Rasio puskesmas per penduduk
2. Proporsi / Persentase
Menyatakan besar relatif suatu kelompok terhadap total semua kelompok
Ex : ada 10 orang, 3 suka jeruk, 5 suka durian, sisanya suka apel
Proporsi dan presenatse
Jeruk = 3/10 (proporsi) = 30% (presentase)
3. Rate
Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk dimana
peristiwa itu berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu. Memasukkan unsur
waktu dalam perhitungan rasio maupun proporsi
Ex. :
 CDR (crude death rate)
 CBR (crude birth rate)
 RNI (rate of natural increase)

N kelahiran hidup dalam setahun


CBR   1000
populasi tengah ta hun

N kematian dalam setahun


CDR   1000
populasi tengah ta hun

RNI  CBR  CDR


B. Ukuran Morbiditas
1. Insidensi
Jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada kelompok penduduk tertentu dlm suatu
kurun waktu tertentu. Attack rate juga bisa dihitung dengan rumus ini

2. Prevalensi
a. Point Prevalence (saat itu)

b. Periode Prevalence (suatu periode tertentu)

Manfaat Ukuran Insidensi


1. Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejadian penyakit.
Perubahan angka insidensi dapat menunjukkan adanya perubahan faktor2 penyebab
penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan adanya program pencegahan.

2. Dalam penelitian epidemiologi  sebab akibat

3. Perbandingan antara berbagai populasi dengan pemamapan yg berbeda

4. Untuk mengukur besarnya risiko determinan tertentu

Manfaat Ukuran Prevalensi


1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit

2. Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misal obat, tenaga, ruangan

3. Menyatakan banyaknya kasus yg dapat didiagnosis

C. Ukuran Mortalitas
1. Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk di pertengahan tahun yg sama
AKK/CDR = Jmh kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000
Jlh seluruh pddk pertengahan thn yg sama

2. Age Specific Death Rate (ASDR)


Bisa interval 5 tahunan
Kelompok umur khusus spt : neonatus, bayi, balita, usia sekolah, dewasa, usia
lanjut, dll.

Jumlah kelompok umur tertentu yang mati pada satu tahun

Jumlah kelompok umur tertentu pada periode tertentu


x 1000

ASDR dirinci lagi menjadi :


a. Infant Mortality Rate (IMR)
Kematian bayi selama setahun
b.d. imunisasi, diare, sanitasi, sosial ekomoi rendah, gizi buruk
b. Perinatal Mortality Rate (PMR)
Jumlah kematian janin 28 mngg keatas + kematian bayi , 7 hari selama setahun
b.d. BBLR, gizi ibu & bayi, keaadaan sosial ekonomi, ISPA, pertolongan persalinan
c. Neonatal mortality rate (NMR)
Jmlh kematian bayi < 28 hari
B.d. perawatan ante-post natal, imunisasi, perasalinan, ISPA
d. Post Neonatal Mortality rate (PNMR)
Jmlh kemaatian bayi 29-1 tahun sealma satu tahun
b.d. imunisasi, diare, hygine, gizi buruk
e. Angka kematian Balta (AKABA)
Kematian balita selama setahun
B.b Pelkes, Imunisasi, gizi, pend, sosial ekonomi
f. Maternal Mortality Rate (MMR)
Kematian ibu krn hamil, persalinan, nifas selama satu tahun
B.d. sosial ekonomi, kesehatan ibu pelayanan kesehatan ibu, pertolongan persalinan

3. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR)


Jumlah kematian karena sebab penyakt tertentu

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama x 100000

4. Case Fatality rate (KLB)


Jemlah Kematian krn penyakit tertentu dalam kurun waktu tertentu

Jumlah penderita penyakit tertentu dalam kurun waktu tertentu x 1000


D. Ukuran Fertilitas
CBR (Crude Birth Rate)
KETERBATASAN
• Perhitungan CBR ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar.
• Perhitungan ini disebut perhitungan kasar karena yang menjadi pembagi adalah
seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan seluruh usia termasuk yang
bukan perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).

ASBR ( Age Specific Birth Rate)


Utk mengetahui umur berapa yg memiliki kesuburan tertinggi

Jumlah Kelahiran oleh ibu golongan tertentu

Jumlah total ibu golongan tertentu X 1000


Usia 15-20  5/25 x 1000 = 200 per 1000
Usia 20-25  10/30 x 1000 = 333 per 1000
Dapat disimpulkan wanita usia 20-25 tahun. lebih subur daripada usia 15-20
tahun
E. Ukuran Risiko
Risiko dapat diartikan sebagai derajad ketidakpastian
Risiko = 0
Ada kepastian suatu peristiwa tidak akan terjadi
Risiko = 1
Terdapat kepastian bahwa suatu peristiwa pasti akan terjadi

Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat dibandingkan dengan menghitung


besarnya insidensi suatu penyakit antara orang yg terpapar dgn faktor penyebab
penyakit tsb dgn yg tidak terpapar

1. Risiko Atribut (Attribute Risk/AR)


Selisih angka insidensi antara kelompok terpapar dgn tidak terpapar
Dianggap sbg akibat pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut)

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker paru


Dari 100 perokok berat  5 menderita ca paru  besar risiko = 5/100 = 0,05
Dari 100 bukan perokok  2 menderita ca paru  besar risiko = 2/100 = 0,02
Risiko Atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03  3% insidensi ca paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok
Risiko atribut bermanfaat untuk memperkirakan besarnya risiko yg dapat dihindarkan bila
‘atribut’ yg dianggap sbg penyebab penyakit dihindarkan.
Cth : Hubungan antara kontrasepsi oral dgn tromboflebitis
Dari 1700 pengguna kontrasepsi oral  17 menderita tromboflebitis
Dari 1000 yg tdk menggunakan kontrasepsi  5 menderita tromboflebitis
Risiko Atribut = (17/1700) – (5/1000) = 0,005  0,5%
Risiko tromboflebitis yg dapat dihindarkan dgn tidak menggunakan kontrasepsi oral
adalah 0,53%

Risko atribut penting diketahui untuk :


 Penyuluhan kepada masyarakat ttg manfaat yg diperoleh bila faktor penyebab
penyakit dihindarkan
 Menyusun rencana pencegahan penyakit dgn menghilangkan atau mengurangi
‘atribut’ atau faktor yg dianggap sbg penyebab timbulnya penyakit
2. Risiko Relatif (Risk Ratio/RR)
Menghitung rasio antara 2 kelompok
Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar dgn yg tidak terpapar
Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat
Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat
Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca prostat dibandingkan dgn
bukan perokok dapat dijelaskan sbb.

Kesimpulan : Perokok mempunyai risiko menderita Ca Prostat 3 kali lebih besar


dibandingkan dengan bukan perokok
3. Odds Ratio (OR)
Pada penelitian retrospektif perhitungan risiko relatif hanya berdasarkan perkiraan
saja yg disebut odds ratio.
Yg dibandingkan bukan angka insidensi tetapi pemaparan
Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat
Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat
Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca prostat dibandingkan dgn
bukan perokok dapat dijelaskan sbb.
Kesimpulan : Besarnya risiko untuk menderita Ca Prostat pada perokok 3,2 kali lebih besar
dibandingkan dengan risiko menderita prostat pada yang bukan perokok

Wabah dan kejadian luar biasa (KLB)


Definisi Epidemi
- Propagated epidemi: Epidemi yang penularannya dari orang ke orang, timbul dan
hilang lebih lambat, penularan langsung
Contoh: sifilis dan PSM
- Commonsource Epidemi: Epidemi yang penularannya melalui udara atau air timbul
dan hilangnya lebih cepat.
Contoh: anak sekolah terpajan anak lain yang sedang sakit campak.
Wabah
- MacMahon & Pugh, 1970. Wabah adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada
kelompok masyarakat tertentu.
- Menurut UU No 4 Th 1984 Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya
suatu peny menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
- Permenkes No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung
dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
Pejabat yang berwenang menyatakan menetapkan dan mencabut wabah adalah menteri
kesehatan
Upaya penanggulangan wabah
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita , termasuk tindakam
karantina
3. Pencegahan dan pengebalan
4. Pemusnahan penyebab penyakit
5. Penanganan jenazah akibat wabah
6. Penyuluhan kepada masyarakat
7. Upaya penanggulangan lainnya
Upaya penanggulangan wabah dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
hidup
Tindakan seperlunya, dilakukan oleh kepala daerah/wilayah/gubernur sampai camat dengan
bantuan tenaga kesehatan.
Tindakan seperlunya itu antara lain:
1. Isolasi, pemeriksaan, dan pengobatan terhadap penderita
2. Pembentukan tim gerak cepat dan penggeraknya
3. Penghapus hamaan lingkungan
4. Vaksinasi dan kalau perlu evakuasi masyarakat
5. Penutupan daerah/lokasi yang tersangka terjangkit wabah
Jenis penyakit yang menimbulkan wabah
1. Kolera (perlu karantina)
2. Pes (perlu karantina)
3. Demam kuning (Yellow Fever) (perlu karantina)
4. Demam bolak balik (Relapsing Fever) (perlu karantina)
5. Tifus bercak wabahi (Typhus Exantematicus) (perlu karantina)
6. DBD
7. Campak
8. Polio
9. Difteri
10. Pertusis
11. Rabies
12. Malaria
13. Influenza
14. Hepatitis
15. Tifus abdominalis
16. Meningitis
17. Encephalitis
18. Anthrax
Kejadian Luar Biasa (KLB)
KLB adalah timbulnya dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan dan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu kelompok penduduk dalam kurung waktu
tertentu (UU wabah, 1969)
Kriteria kerja KLB
1. Timbulnya penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, dll)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam,harui,minggu,bulan,tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat/lebih bila
dibandingkan dengan angka rerata perbulan dalam tahun sebelumnya
Klasifikasi KLB
- Menurut penyebabnya
1. Toksin, biologis, kuman, kimia
2. Infeksi
- Menurut sumbernya:
1. Manusia
2. Kegiatan kemanusia
3. Binatang
4. Udara
5. Air
6. Makanan & minuman
Setiap penyakit yang dapat menimbulkan KLB/wabah harus diketahui
- Agentnya
- Gejala klinisnya
- Kelompok masyarakat yang peka
- Cara diagnosis
- Cara pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
- Cara pemberantasan
- Cara pencegahan
Pengamatan KLB
Suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur, teliti, dan harus menerus untuk mengetahui
adanya px/tersangka px penyakit yang dapat menimbulkan KLB
Kegiatan tersebut meliputi:
1. Pencatatan (pengumpulan data)
2. Pemantauan (pengolahan, analisis/interpretasi)
3. Pelaporan (penyebar luasan data)
Penyelidikan epidemiologi
Tujuan: menentukan jenis penyakit, cara pencegahan perluasan, cara pemberantasan
Langkah-langkah:
A. Konfirmasi/menegakkan diagnosis
B. Menentukan kejadian KLB atau bukan
C. Menggambarkan hubungan KLB menurut orang, tempat, waktu (deskriptif)
D. Rumusan hipotesis sementara
E. Rencana PE lebih lanjut yang lebih detail (analitik)
F. Laksanakan PE yang sudah di rencanakan
G. Analisis & interpretasi data
H. Tes hipotesis & rumusan kesimpulan
I. Penentuan tindakan penanggulangan
J. Buat laporan lengkap
Tim penanggulangan KLB
- Tim fungsional yang terdiri dari unsur/unit kesehatan & non kesehatan untuk
menanggulangu KLB
- Unsur yang terlibat tergantung jenis KLBnya
- Tim ini disebut Tim Gerak Cepat (TGC)
● TGC tingkat puskesmas
● TGC tingkat kabupaten/kota
● TGC tingkat propinsi

KONSEP TERJADINYA & POLA PENYAKIT


Pengertian penyakit
- Suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur/terganggu perjalananya.
(Van Dale’s Woordenboek der Nederlandase Tell)
- Suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk & fungsi tubuh sehingga
berada dalam keadaan yang tidak normal. (Azwar, 1988)
Teori terjadinya penyakit
- Teori contagian
Terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu dengan orang lain
- Teori Hippocrates
Timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara,
tanah, cuaca, dll.
- Teori Epidemic
Menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca & geografis. (John Snow, London)
- Teori ekologi lingkungan
Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu &
pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.
Konsep timbulnya penyakit
1. Segitiga epidemiologi (The Epidemiologic triangle)
Host (induk semang, penjamu), Agent (bibit penyakit), Environment (lingkungan)
- Host/penjamu/induk semang
• semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya
serta perjaalanan penyakit.
Contoh: keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan,
kebiasaan-kebiasaan hidup.
- Agent (bibit penyakit)
• suatu substansi/elemen makhluk hidup/bukan. Makhluk hidup yang kehadirannya
dapat menimbulkan/mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
• agent dapat dikategorikan menjadi:
1. Agent nutrien
2. Agent kimia
3. Agent biologik
4. Agent fisik
- Environment/lingkungan
• agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan & perkembangan suatu organisme.
• pembagian lingkungan:
1. Lingkungan biologis
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan fisik
2.Jaring-jaring sebab akibat (The Web of Causation)
a. Dikemukakan oleh MacMahon (1960)
b. Sesuatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan
sebagai akibat dari serangkaian proses “sebab & akibat”
c. Timbulnya penyakit dapat dicegah/dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai
titik
3.Model lingkaran (The Wheel)
a. Memerlukan indentifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak menekankan pentingnya agent
b. Besarnya peranan antara menusia dengan lingkungan bergantung pada penyakit
Contoh: peran lingkungan biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit
malaria.
Cara penularan penyakit
- Penularan langsung (penularan dari orang ke orang)
- Penularan tidak langsung
Penularan penyakit secara Vectorborne
- Penularan mekanis
- Penularan biologis
Pola penyakit
- Pola penyakit menurut orang (person)
- Pola penyakit menurut tempat (place)
- Pola penyakit menurut waktu (time)
Tujuan:
Mengetahui pola penyebaran penyakit dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi
terjadinya penyakit sehingga dapat diketahui cara pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Distribusi penyakit
- Kondisi
- Cedera
- Ketidakmampuan
- Kematian
1. Person (orang)
Ahli epidemiologi menggunakan variabel desktiptif yang menggambarkan orang yang
terkena penyakit.
Variabel tersebut sebagai berikut:
- Umur
- Besar keluarga & struktur keluarga
- Golongan etnik
- Pekerjaan
- Adat istiadat
- Status perkawinan
- Keadaan sosial ekonomi
- Jenis kelamin
2. Tempat (Place)
Hubungan pola penyakit dengan tempat berkaitan dengan tempat yang dihuni dan penghuni
yang merupakan faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit. Manfaatnya :
a. Mengetahui besar dan jenis masalah kesehatan pada suatu daerah
b. Mengetahui hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
c. Mengetahui keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan :


1. Perbedaan antara perkotaan – pedesaan
2. Perbedaan wilayah menurut status ekonomi
3. Perbedaan wilayah geografis dengan skala luas

Perbedaan urban – rural :


- Hal yang perlu diperhatikan adalah hubungan migrasi penduduk ke kota dan ke desa
terhadap pola penyakit
- Hal yang dapat mempengaruhi antara lain kepadatan penduduk, transportasi dan
keberadaan vector

Perbedaan menurut status ekonomi :


- Kualitas lingkungan akan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap penyakit
- Kondisi dan fasilitas kesehatan yang ada di daerah tersebut misal: membandingkan
desa tertinggal dan tak tertinggal

Perbedaan wilayah geografis dengan skala luas :


- Banyak jenis penyakit yang ditemukan pada suatu negara atau kelompok negara yang
berada pada benua yang sama
- Pengaruh variasi geografis seperti kelembaban, temperatur yang mempengaruhi
perkembangan dan penyebaran vector penyakit

3. Temporal (Times)
Menjelaskan waktu orang terkena penyakit. Waktu dapat diukur dalam satuan tahun, bulan,
hari, jam sesuai dengan kebutuhan dan jenis penyakitnya. Guna untuk mengetahui penyebab
penyakit, ketidakmampuan, kondisi.
Waktu = penyebab, KLB, penyebaran, distribusi, perjalanan penyakit, kondisi.
Studi epidemiologi berdasarkan waktu : tipe penyakit, kondisi dan karakteristiknya. Ada dua
durasi dalam studi epidemiologi berdasar waktu :
a. Durasi singkat : masa inkubasi penyakit menular (missal : cholera)
b. Durasi panjang : durasi penyakit kronis (missal : HIV)

Penyajian data menurut waktu


- Grafik mudah dimengerti :
- Cara standar :
1. Jumlah/frekuensi kasus, rate per-1000, jumlah pajanan = sumbu y / vertical
2. Waktu = sumbu x / horizontal (interval)

Periode waktu : penelusuran dengan periode sepuluh tahunan (studi retrospektif, prospektif)
yang mana tahun per dekade (1970, 1980, 1990, 2000). Ada juga dekade tahunan, minggu,
bulan, tahun dan lima tahunan.
Manfaat : memahami kesempatan perjalanan penyakit, dan memahami lama terjangkitnya
penyakit.
Pola flukuasi jangka pendek :
Terjadi jika ada epidemi atau wabah, yang ditandai dengan jumlah kasus penyakit yang
melebihi jumlah normal, adanya penyakit yang sama dalam waktu yang sama atau hampir
bersamaan, biasanya masa inkubasinya rata-rata pendek (jam, hari, minggu, bulan).
Contohnya seperti keracunan makanan, influensa, cacar. Tren jangka pendeknya yaitu
penyakit menular dan penyakit tidak menular (missal : peningkatan faktor alergi, serangan
asma)
Pola fluktuasi jangka periodik :
Terjadi bila timbul dan memuncaknya angka kesakitan dan kematian terjadi berulang-ulang
tiap beberapa bulan, tiap tahun atau tiap beberapa tahun. Faktor yg mempengaruhi:
1. Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vector
2. Adanya tempat berkembang biak yang alami bagi vektor sehingga memudahkan
peningkatan kepadatan vector
3. Adanya kerentanan
4. Adanya kegiatan berkala dari orang yang rentan yang menyebabkan mereka terserang
vektor penular penyakit
5. Adanya perubahan kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit
Tren siklus : musiman, lain-lain (tahun ajaran, pola imigrasi, pola migrasi, penempatan
militer dan perang. Tren siklus ini ada dua yaitu :
1. Siklus musiman
Ensefalitis - musim panas – nyamuk.
Bisa juga pajanan baru, kebiasaan (ex. berkemah – serangga) pada musim tertentu,
vector musim tertentu, keberadaan media penularan pada musim tertentu.
2. Siklus sekuler
Pola perubahan sekuler=variasi atau tren temporal=distribusi temporal
Menunjukkan perubahan angka penyakit , kondisi, ketidakmampuan dan kematian
suatu penyakit dalam jangka waktu yang panjang, puluhan atau ratusan tahun yang
dinyatakan dalam bentuk rate (ex. Tren merokok - kanker paru).
Disebut siklus sekuler misalnya hepatitis A - siklus 7 tahunan, campak - siklus 2
tahunan. Contoh lain : Laki-laki - kanker paru paling dominasi.
Faktor yang diperkirakan berperan dalam pembentukan pola sekuler :
a. Meningkatnya mobilitas
b. Meningkatnya transmigrasi spontan
c. Berkurangnya isolasi tempat yang terpencil dengan kemudahan transportasi
d. Perubahan gaya hidup masyarakat
e. Perubahan lingkungan hidup dan ekologi yang timbul seiring dengan proses
pembangunan dan industrialisasi
f. Meningkatnya jumlah absolut penduduk
g. Meningkatnya umur harapan hidup
h. Perubahan intervensi akan memberikan efek pada perubahan pola kesakitan dan
kematian

Analisis pengklasteran waktu dan tempat – model poisson yaitu menjabarkan objek
terdistribusi secara geografis (spasial) dan acak.
Dasar dasar epidemiologi
Sejarah epidemiologi
Proses sehat sakit
1. zaman kuno penyebab sakit itu cuaca buruk
2. zaman Pasteur penyebab sakit microbiologi
3. Zaman modern penyebab sakit interaksi lingkungan
Definisi epidemiologi
Epi = atas
Demos = masyarakat
Logi = ilmu pengetahuan
Epidmiologi = Ilmu tentang distribusi dan dinamika serta determinan penyakit pada
penduduk/masyarakat
Distribusi = penyebaran manusia yg terserang penyakit menurut sex, umur, tempat
Dinamika = distribusi yg berkaitan dg faktor risiko timbulnya penyakit
Mac Mahon (1970)
Epid adalah studi tentang penyebaran penyakit dan penyebabnya pada manusia dan
penyebabnya
World Health Organisation (1988)
Epid = studi yang mempelajari tentang kejadian yang berhubungan yang ditentukan dengan
populasi dan penerapannya untuk menyelesaikannya
3 hal pokok epidemiologi :
a) frekuensi masalah kesehatan = besarnya masalah (Epidemiologi deskriptif)
kegiatan yang dilakukan :
- menemukan masalah
- melakukan pengukuran
b) penyebaran masalah kesehatan = pengelompokkan masalah menurut suatu keadaan
tertentu (Epidemiologi deskriptif)
keadaan tertentu :
- Menurut ciri-ciri manusia
- Menurut tempat
- Menurut waktu
c) faktor determinan/ yang memengaruhi = penyebab masalah kesehatan (Epidemiologi
analitik)
Faktor yang memengaruhi
- Menunjuk pada faktor penyebab masalah kesehatan
- Langkah pokok menentukan penyebab :
(i) menrumuskan hipotesis ttg penyebab
(ii) melakukan pengujian terhadap hipotesis
(iii) menarik kesimpulan
Prinsip (Ruang lingkup)
1. subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2. masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan
pada sekelompok manusia
3. dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan, dimanfaatkan data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
Manfaat
1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan (planning, monitoring, evaluation ).
2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan , sehingga dapat disusun
langkahlangkah penanggulangannya.
3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan ( yang merupakan perpaduan dari
data ttg ciri orang, tempat dan waktu) yaitu:
a) Epidemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang
meningkat.
b) Pandemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta
penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c) Endemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d) Sporadik = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) yang ada
di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
Pendekatan Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Studi yang menggambarkan suatu kejadian penyakit/ masalah kesehatan berdasarkan
karakteristik orang (person ), tempat ( place ) dan waktu ( time ). Menjawab pertanyaan
Who, What, When, where
Konsep analisa :
a) what, who, where, when dan why
b) time, place, person
c) host, agen, dan environment
Karakteristiknya :
a) what = penyakit, masalah kesehatan
b) who = umur, sex, etnis, status kawin, pekerjaan
c) where = local, nasional, internasional
d) when = sporadic, endemis, epidemis, dan pandemic
e) why = kenapa ada masalah/penyakit
f) place = RT/RW, desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
g) person = umur, sex, pendidikan
h) agent = bakteri, parasite, virus, keturunan
i) environment = fifik, biologic, sosio-ekonomi
Ciri-ciri manusia :
a) Umur
ada kaitannya umur dengan daya tahan tubuh dan kebiasaan hidup
b) Jenis kelamin
perbedaan pekerjaan yang diambil dan gaya hidup
c) Golongan etnik
terdapat perbedaan kebiasaan dan ataupun bentuk biologis yang dimiliki
d) agama
kebiasaan atau kepercayaan yang dianut dalam agama memengaruhi corak perilaku yanga
diperlihatkan
e) status perkawinan
perilaku orang yang sudah menikah beda dengan yang belum menikah
f) pekerjaan
risiko pekerjaan dan seleksi alam dalam memilih pekerjaan
g) status sosial ekonomi
perbedaan dalam kemampuan mencegah dan mengobati penyakit
Ciri-ciri tempat
a) keadaan geografis (letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, kelembaban, sinar matahari
dan sushu udara
b) keadaan penduduk
c) keadaan pelayanan kesehatan
Ciri-ciri waktu
- Dengan mengetahui kapan terjadinya penyakit dan penyebarannya maka dapat
membantu memahami kecepaatan perjalanan penyakit dan lama terjangkitnya
penyakit

EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Studi yang menjelaskan mengapa penyakit/masalah kesehatan timbul. Mencari sebab-akibat.
Menjawab pertanyaan Why / How.
Studi yang mempelajari faktor-faktor penentu distribusi hubungan sebab akibat masalah
kesehatan/penyakit serta menguji hipotesa melalui pengamatan langsung dengan menilai
penyebaran ilmiah
Epidemiologi yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan kausal antara faktor
resiko dengan penyakit
Jenis hubungan
a) hubungan non-statistik = kebetulan
b) hubungan statistic
- hubungan non-kausal (Sekunder)
- hubungan kausal
(i) hub. Tak langsung – terjadi akibat faktor lain
(ii) hubungan langsung
(iii) berdasarkan urutan waktu
Kegunaan Epidemiologi
1. mengenal proses timbulnya penyakit
2. mengenal riwayat alamiah penyakit
a) gejala
b) sakit
c) akibat
3. klasifikasi penyakit
a) menular/tidak
b) virus/bakteri
4. pencegahan penyakit
6 Komponen Rantai Penularan
1. penyebab penyakit (causative agent)
2. reservoir agent
3. portal of exit (pintu keluar agent)
4. cara transmisi
5. portal of exit (jalan masuk agent)
6. kepekaan host
Penyebab Penyakit Biologis
1. protozoa (malaria, dysentri, dan amoeba)
2. metozoa (menular melalui intermediate binatang schistomiasis)
3. bacteria (bisa hidup dialam, binatang, manusia. Ex: tbc, salmonella, staphylococcus)
4. virus (infeksi orang ke orang. Ex: cacar, campak, dan influenza)
5. jamur (biasanya ditanah, transmisi tidak orang ke orang)
6. rickettsia (rickettsiosis, epidemic-endemic fever)
Penyebab Penyakit
1. Primer = biologis, nutrisi, kimia, fisik , psikis
2. Sekunder = interaksi antar agent
Kemampuan agent
a) kerentanan HOST
b) virulensi agent
c) kemampuan agent berkembang
salah satu faktor yang berperan dalam proses sakit yaitu keterpaparan (exposure)
Keadaan host terpengaruh atau berinteraksi dgn penyebab primer maupun sekunder
Terdapat 4 jalur transmisi, yaitu
1. direct (droplet, sexual, darah, skin to skin)
2. Vektor (serangga, hewan)
3. Lingkungan (Makanan dan minuman)
4. Udara (debu, pertikel, dll)
Prinsip pencegahan
a) mencegah exposure
b) melindungi populasi rentan
c) mencegah terjadi sakit
d) pengobatan kasus
- mencegah cacat, mati
- mencegah transmisi
e) memutus rantai penularan
- perbaikan lingkungan
- perilaku hidup sehat
- membuat regulasi
Syarat pencegahan
a) realistic
b) keberhasilan kuantitatif
c) evaluasi periodic
d) flexible
Penggunan parameter epidemiologic
Insidens = mencari/mengukur faktor kausal
Prevalensi = hanya untuk administrative
Mortalititas = pengganti insidensi, onset & kematian pendek dan fatalitas tinggi
Fatalitas untuk mengetahui keganasan penyakit, mengukur hasil terapi di klinik, dan berguna
untuk usaha admisnistratif
Studi Eksperimental
Desain penelitian dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Deskriptif
2. Analitik
a) Observasional
(i) studi cross-sectional (membandingkan dulu dan sekarang)
(ii) studi kasus-kontrol (menghubungkan sekarang dan dahulu)
(iii) studi kohort prospektif dan retrospektif
(iv) meta analisis
b) Eksperimental / intervensional
(i) uji klinis
(ii) intervensi (preventive dan therapeutic)
Tujuan Eksperimen ini adalah
1. Menemukan outcome
2. Membandingkan efektifitas terapi / prosedur terhadap individu atau populasi

Subyek secara random dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok control
Eksperimen sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu preventive dan therapeutic
Therapeutic Trials
Subyek penelitian : individu dengan penyakit tertentu
Tujuan : mengetahui atau membandingkan efektifitas terapi atau prosedur untuk
menghilangkan gejala, mencegah kambuh, atau meurunkan angka kematian akibat penyakit
Preventive Trials
Subyek penelitian : individu atau populasi (community trials) dgn risiko +/- thd penyakit
tertentu
Tujuan : mengetahui atau membandingkan efektifitas terapi atau prosedur untuk
menurunkan resiko terhadap penyakit
Kelebihan
1. desain terbaik untuk mengetahui hubungan sebab-akibat
2. Dapat mengontrol dan mengurangi bias
3. Mengurangi dari segi staatistika
Kekurangan
1. Etika penelitian lebih ketat : prosedur, kerahasiaan, persetujuan
2. Ketidakpastian ttg efek suatu prosedur,
3. Loss to follow up, drop out
4. Biaya relatif mahal, waktu lebih lama
5. Pelaksanaan lebih sulit : randomisasi, dampak random/non random, blind experiments
6. Intention-to-treat analysis : beda antara cooperators & non cooperators
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi
penyakit kesehatan pada populasi. Klasifikasi penelitian epidemiologi ada dua, yaitu :
A. Observasional : peneliti tidak melakukan atau tidak memberikan perlakuan kepada
subyek penelitian, tetapi subyek itu sendiri yang “memilih” melakukannya.
a. Deskriptif yaitu penelitian epidemiologi yang bertujuan menggambarkan
distribusi suatu masalah kesehatan menurut variabel-variabel penelitian. Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian deskriptif yaitu memberikan masukan tentang
pengalokasian sumber daya dalam rangka perencanaan yang efisien bagi program-
program kesehatan dan sebagai petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa
suatu variabel adalah faktor risiko penyakit. Variabel yang harus dipenuhi ada
case report (laporan kasus), case series (rangkaian berkala), correlational studies
(studi korelasi), cross sectional (potong lintang).
1. Case Report (Laporan Kasus) yaitu studi yang menggambarkan pengalaman
dari satu atau sebuah kelompok pasien dengan diagnosa yang sama atau mirip.
2. Case Series (Rangkaian Berkala) yaitu rancangan yang bertujuan
mendiskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan
dari sebuah atau beberapa populasi, berdasarkan serangkaian pengamatan pada
beberapa sekuen waktu. Guna dari case series yaitu cara awal
mengidentifikasi munculnya suatu epidemiologi.
3. Correlation Studies (Studi Korelasi) yaitu penelitian epidemiologi dengan
populasi sebagai unit analisis digunakan menggambarkan penyakit dalam
kaitannya dengan beberapa faktor dengan cara megukur karakteristik dari
keseluruhan populasi. Ada kelebihan dan kekurangan pada studi korelasi ini.
Kelebihan dari studi ini yaitu mencari hubungan antara paparan dan penyakit,
mudah dilakukan dan murah, serta dapat memakai data insiden, prevalensi,
mortalitas, data dari pemerintah dan BPS tapi harus lengkap. Kekurangan dari
studi ini yaitu butuh data sekunder, bukan rancangan yang tepat untuk
menganalisis sebab akibat, tidak mampu mengontrol perancu potensial, serta
tidak mampu menghubungkan suatu faktor risiko dengan penyakit secara
individual.
4. Cross Sectional (Potong Lintang) juga disebut studi prevalens karena mencari
hubungan antara variabel bebas (risiko) dengan variabel tergantung (efek).
Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh gambaran pola penyakit den
determinan-determinannya pada populasi sasaran, serta mendiskripsikan
distribusi penyakit dihubungkan dengan paparan faktor-faktor penelitian.

Kelebihan :
- Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum
- Relatif mudah, murah, hasilnya cepat diperoleh
- Dapat meniliti banyak variabel
- Jarang terjadi loss to follow up
- Dapat dipakai tahap awal penelitian kohort atau eksperimen
Kekurangan :
- Sulit untuk menentukan sebab dan akibat (bersifat temporal relationship)
- Lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang, sehingga
dapat terjadi salah interpretasi hasil penelitian.
- Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak
- Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
- Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens
b. Analitik adalah studi yang dirancang untuk memeriksa hubungan antara paparan
dan akibatnya (exposure dan outcome). Tujuannya untuk memperoleh penjelasan
tentang faktor-faktor risiko dan penyebabnya. Prinsipnya membandingkan risiko
terkena penyakit antara kelompok terpapar dan tidak terpapar faktor penelitian.
Hal yang ada dalam penilitian yaitu case control (kasus kontrol), cohort.
1. Case Control (Kasus Kontrol) yaitu penelitian epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara paparan (faktor peneliti) dan penyakit dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kontrol berdasarkan status paparannya.

Kelebihan :
- Sifatnya relatif murah dan mudah dilakukan daripada rancangan penelitian
analitik (cohort)
- Cocok untuk meneliti penyakit dengan periode laten yang panjang
- Tepat untuk meneliti penyakit langka prevalensinya kecil
- Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sebuah penyakit
Kekurangan :
- Alur metodologi berawal dari outcame baru mencari penyebab
- Rawan terhadap berbagai bias, bias seleksi maupun bias informasi
- Tidak cocok untuk mempelajari paparan-paparan yang langka
- Tidak dapat menghitung laju insiden
- Pada beberapa situasi tidak mudah untuk memastikan hubungan temporal
antara paparan dan penyakit
- Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah,
sehingga sulit dipastikan apakah kasus dan kontrol pada populasi studi
benar-benar setara dalam hal faktor-faktor luar dan sumber-sumber distorsi
lainnya

Dua kelompok sampel (kasus dan kontrol) yang perlu diperhatikan :


a. Kreteria diagnosis dan DO, harus dibuat dengan jelas agar tidak
menimbulkan bias info (ex; kreteria dia terkena penyakit)
b. Populasi sumber kasus, dapat dari RS atau populasi atau masyarakat.
c. Karakter populasi sumber kasus
d. Keserupaan antara kontrol dan kasus
e. Pertimbangan praktis dan ekonomis
ODDS Ratio : Beberapa orang dari jumlah populasi yang akan menderita
penyakit tertentu (akibat) jika pernah mengalami hal khusus (sebab) di masa
lalu. OR = ad / bc
2. Cohort (Kohort)
Rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor
penelitian) dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit kemudian
dilihat akibat yang ditimbulkan. Ciri – ciri kohort seperti penelitian subyek
berdasarkan status paparannya, dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah
subyek mengalami outcome (terpapar) yang diamati atau tidak.
Kelebihan :
- Dapat disusun kreteria responden seperti yang diinginkan
- Dapat memberikan gambaran tentang adanya paparan
- Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu
ke waktu
- Bias kecil, sehingga hasil lebih dipercaya
Kekurangan :
- Membutuhkan waktu, biaya, tenaga serta jumlah sampel yang besar
- Kemungkinan drop out responden tinggi, karena follow up sukar
- Sulit dilakukan jika jumlah kasus sedikit

Resiko relative :
a = Subyek dgn f resiko yg mengalami efek
b = Subyek dgn f resiko yg tidak mengalami efek
c = Subyek tanpa f resiko yg mengalami efek
d = Subyek tanpa f resiko yg tidak mengalami efek
RR = a / (a+b) : c / (c+d)
a / (a+b) : Proporsi (prevalens) subyek yg mempunyai f resiko yg mengalami
efek
c / (c+d) : Proporsi (prevalens) subyek tanpa f resiko

Interpretasi hasil :
1. RR = 1: variabel yang diduga sebagai f resiko tidak ada pengaruhnya
dalam terjadinya efek (penyakit), atau bersifat netral
2. RR > 1dan IK tidak mencakup 1 : variabel tersebut merupakan f resiko
terjadinya efek (penyakit)
3. RR < 1dan IK tidak mencakup 1 : variabel tersebut merupakan f protektif
(mengurangi kejadian) terjadinya efek (penyakit)
4. IK mencakup 1 : mungkin RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan
apakah variabel tersebut merupakan f resiko atau bukan

B. Eksperimental, ada community trial dan clinical trial.

Anda mungkin juga menyukai