2. Prevalensi
a. Point Prevalence (saat itu)
C. Ukuran Mortalitas
1. Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk di pertengahan tahun yg sama
AKK/CDR = Jmh kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000
Jlh seluruh pddk pertengahan thn yg sama
3. Temporal (Times)
Menjelaskan waktu orang terkena penyakit. Waktu dapat diukur dalam satuan tahun, bulan,
hari, jam sesuai dengan kebutuhan dan jenis penyakitnya. Guna untuk mengetahui penyebab
penyakit, ketidakmampuan, kondisi.
Waktu = penyebab, KLB, penyebaran, distribusi, perjalanan penyakit, kondisi.
Studi epidemiologi berdasarkan waktu : tipe penyakit, kondisi dan karakteristiknya. Ada dua
durasi dalam studi epidemiologi berdasar waktu :
a. Durasi singkat : masa inkubasi penyakit menular (missal : cholera)
b. Durasi panjang : durasi penyakit kronis (missal : HIV)
Periode waktu : penelusuran dengan periode sepuluh tahunan (studi retrospektif, prospektif)
yang mana tahun per dekade (1970, 1980, 1990, 2000). Ada juga dekade tahunan, minggu,
bulan, tahun dan lima tahunan.
Manfaat : memahami kesempatan perjalanan penyakit, dan memahami lama terjangkitnya
penyakit.
Pola flukuasi jangka pendek :
Terjadi jika ada epidemi atau wabah, yang ditandai dengan jumlah kasus penyakit yang
melebihi jumlah normal, adanya penyakit yang sama dalam waktu yang sama atau hampir
bersamaan, biasanya masa inkubasinya rata-rata pendek (jam, hari, minggu, bulan).
Contohnya seperti keracunan makanan, influensa, cacar. Tren jangka pendeknya yaitu
penyakit menular dan penyakit tidak menular (missal : peningkatan faktor alergi, serangan
asma)
Pola fluktuasi jangka periodik :
Terjadi bila timbul dan memuncaknya angka kesakitan dan kematian terjadi berulang-ulang
tiap beberapa bulan, tiap tahun atau tiap beberapa tahun. Faktor yg mempengaruhi:
1. Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vector
2. Adanya tempat berkembang biak yang alami bagi vektor sehingga memudahkan
peningkatan kepadatan vector
3. Adanya kerentanan
4. Adanya kegiatan berkala dari orang yang rentan yang menyebabkan mereka terserang
vektor penular penyakit
5. Adanya perubahan kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit
Tren siklus : musiman, lain-lain (tahun ajaran, pola imigrasi, pola migrasi, penempatan
militer dan perang. Tren siklus ini ada dua yaitu :
1. Siklus musiman
Ensefalitis - musim panas – nyamuk.
Bisa juga pajanan baru, kebiasaan (ex. berkemah – serangga) pada musim tertentu,
vector musim tertentu, keberadaan media penularan pada musim tertentu.
2. Siklus sekuler
Pola perubahan sekuler=variasi atau tren temporal=distribusi temporal
Menunjukkan perubahan angka penyakit , kondisi, ketidakmampuan dan kematian
suatu penyakit dalam jangka waktu yang panjang, puluhan atau ratusan tahun yang
dinyatakan dalam bentuk rate (ex. Tren merokok - kanker paru).
Disebut siklus sekuler misalnya hepatitis A - siklus 7 tahunan, campak - siklus 2
tahunan. Contoh lain : Laki-laki - kanker paru paling dominasi.
Faktor yang diperkirakan berperan dalam pembentukan pola sekuler :
a. Meningkatnya mobilitas
b. Meningkatnya transmigrasi spontan
c. Berkurangnya isolasi tempat yang terpencil dengan kemudahan transportasi
d. Perubahan gaya hidup masyarakat
e. Perubahan lingkungan hidup dan ekologi yang timbul seiring dengan proses
pembangunan dan industrialisasi
f. Meningkatnya jumlah absolut penduduk
g. Meningkatnya umur harapan hidup
h. Perubahan intervensi akan memberikan efek pada perubahan pola kesakitan dan
kematian
Analisis pengklasteran waktu dan tempat – model poisson yaitu menjabarkan objek
terdistribusi secara geografis (spasial) dan acak.
Dasar dasar epidemiologi
Sejarah epidemiologi
Proses sehat sakit
1. zaman kuno penyebab sakit itu cuaca buruk
2. zaman Pasteur penyebab sakit microbiologi
3. Zaman modern penyebab sakit interaksi lingkungan
Definisi epidemiologi
Epi = atas
Demos = masyarakat
Logi = ilmu pengetahuan
Epidmiologi = Ilmu tentang distribusi dan dinamika serta determinan penyakit pada
penduduk/masyarakat
Distribusi = penyebaran manusia yg terserang penyakit menurut sex, umur, tempat
Dinamika = distribusi yg berkaitan dg faktor risiko timbulnya penyakit
Mac Mahon (1970)
Epid adalah studi tentang penyebaran penyakit dan penyebabnya pada manusia dan
penyebabnya
World Health Organisation (1988)
Epid = studi yang mempelajari tentang kejadian yang berhubungan yang ditentukan dengan
populasi dan penerapannya untuk menyelesaikannya
3 hal pokok epidemiologi :
a) frekuensi masalah kesehatan = besarnya masalah (Epidemiologi deskriptif)
kegiatan yang dilakukan :
- menemukan masalah
- melakukan pengukuran
b) penyebaran masalah kesehatan = pengelompokkan masalah menurut suatu keadaan
tertentu (Epidemiologi deskriptif)
keadaan tertentu :
- Menurut ciri-ciri manusia
- Menurut tempat
- Menurut waktu
c) faktor determinan/ yang memengaruhi = penyebab masalah kesehatan (Epidemiologi
analitik)
Faktor yang memengaruhi
- Menunjuk pada faktor penyebab masalah kesehatan
- Langkah pokok menentukan penyebab :
(i) menrumuskan hipotesis ttg penyebab
(ii) melakukan pengujian terhadap hipotesis
(iii) menarik kesimpulan
Prinsip (Ruang lingkup)
1. subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan
2. masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan
pada sekelompok manusia
3. dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan, dimanfaatkan data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
Manfaat
1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan (planning, monitoring, evaluation ).
2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan , sehingga dapat disusun
langkahlangkah penanggulangannya.
3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan ( yang merupakan perpaduan dari
data ttg ciri orang, tempat dan waktu) yaitu:
a) Epidemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang
meningkat.
b) Pandemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta
penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c) Endemi = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit)
frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d) Sporadik = suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit) yang ada
di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.
Pendekatan Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Studi yang menggambarkan suatu kejadian penyakit/ masalah kesehatan berdasarkan
karakteristik orang (person ), tempat ( place ) dan waktu ( time ). Menjawab pertanyaan
Who, What, When, where
Konsep analisa :
a) what, who, where, when dan why
b) time, place, person
c) host, agen, dan environment
Karakteristiknya :
a) what = penyakit, masalah kesehatan
b) who = umur, sex, etnis, status kawin, pekerjaan
c) where = local, nasional, internasional
d) when = sporadic, endemis, epidemis, dan pandemic
e) why = kenapa ada masalah/penyakit
f) place = RT/RW, desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
g) person = umur, sex, pendidikan
h) agent = bakteri, parasite, virus, keturunan
i) environment = fifik, biologic, sosio-ekonomi
Ciri-ciri manusia :
a) Umur
ada kaitannya umur dengan daya tahan tubuh dan kebiasaan hidup
b) Jenis kelamin
perbedaan pekerjaan yang diambil dan gaya hidup
c) Golongan etnik
terdapat perbedaan kebiasaan dan ataupun bentuk biologis yang dimiliki
d) agama
kebiasaan atau kepercayaan yang dianut dalam agama memengaruhi corak perilaku yanga
diperlihatkan
e) status perkawinan
perilaku orang yang sudah menikah beda dengan yang belum menikah
f) pekerjaan
risiko pekerjaan dan seleksi alam dalam memilih pekerjaan
g) status sosial ekonomi
perbedaan dalam kemampuan mencegah dan mengobati penyakit
Ciri-ciri tempat
a) keadaan geografis (letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, kelembaban, sinar matahari
dan sushu udara
b) keadaan penduduk
c) keadaan pelayanan kesehatan
Ciri-ciri waktu
- Dengan mengetahui kapan terjadinya penyakit dan penyebarannya maka dapat
membantu memahami kecepaatan perjalanan penyakit dan lama terjangkitnya
penyakit
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Studi yang menjelaskan mengapa penyakit/masalah kesehatan timbul. Mencari sebab-akibat.
Menjawab pertanyaan Why / How.
Studi yang mempelajari faktor-faktor penentu distribusi hubungan sebab akibat masalah
kesehatan/penyakit serta menguji hipotesa melalui pengamatan langsung dengan menilai
penyebaran ilmiah
Epidemiologi yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan kausal antara faktor
resiko dengan penyakit
Jenis hubungan
a) hubungan non-statistik = kebetulan
b) hubungan statistic
- hubungan non-kausal (Sekunder)
- hubungan kausal
(i) hub. Tak langsung – terjadi akibat faktor lain
(ii) hubungan langsung
(iii) berdasarkan urutan waktu
Kegunaan Epidemiologi
1. mengenal proses timbulnya penyakit
2. mengenal riwayat alamiah penyakit
a) gejala
b) sakit
c) akibat
3. klasifikasi penyakit
a) menular/tidak
b) virus/bakteri
4. pencegahan penyakit
6 Komponen Rantai Penularan
1. penyebab penyakit (causative agent)
2. reservoir agent
3. portal of exit (pintu keluar agent)
4. cara transmisi
5. portal of exit (jalan masuk agent)
6. kepekaan host
Penyebab Penyakit Biologis
1. protozoa (malaria, dysentri, dan amoeba)
2. metozoa (menular melalui intermediate binatang schistomiasis)
3. bacteria (bisa hidup dialam, binatang, manusia. Ex: tbc, salmonella, staphylococcus)
4. virus (infeksi orang ke orang. Ex: cacar, campak, dan influenza)
5. jamur (biasanya ditanah, transmisi tidak orang ke orang)
6. rickettsia (rickettsiosis, epidemic-endemic fever)
Penyebab Penyakit
1. Primer = biologis, nutrisi, kimia, fisik , psikis
2. Sekunder = interaksi antar agent
Kemampuan agent
a) kerentanan HOST
b) virulensi agent
c) kemampuan agent berkembang
salah satu faktor yang berperan dalam proses sakit yaitu keterpaparan (exposure)
Keadaan host terpengaruh atau berinteraksi dgn penyebab primer maupun sekunder
Terdapat 4 jalur transmisi, yaitu
1. direct (droplet, sexual, darah, skin to skin)
2. Vektor (serangga, hewan)
3. Lingkungan (Makanan dan minuman)
4. Udara (debu, pertikel, dll)
Prinsip pencegahan
a) mencegah exposure
b) melindungi populasi rentan
c) mencegah terjadi sakit
d) pengobatan kasus
- mencegah cacat, mati
- mencegah transmisi
e) memutus rantai penularan
- perbaikan lingkungan
- perilaku hidup sehat
- membuat regulasi
Syarat pencegahan
a) realistic
b) keberhasilan kuantitatif
c) evaluasi periodic
d) flexible
Penggunan parameter epidemiologic
Insidens = mencari/mengukur faktor kausal
Prevalensi = hanya untuk administrative
Mortalititas = pengganti insidensi, onset & kematian pendek dan fatalitas tinggi
Fatalitas untuk mengetahui keganasan penyakit, mengukur hasil terapi di klinik, dan berguna
untuk usaha admisnistratif
Studi Eksperimental
Desain penelitian dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Deskriptif
2. Analitik
a) Observasional
(i) studi cross-sectional (membandingkan dulu dan sekarang)
(ii) studi kasus-kontrol (menghubungkan sekarang dan dahulu)
(iii) studi kohort prospektif dan retrospektif
(iv) meta analisis
b) Eksperimental / intervensional
(i) uji klinis
(ii) intervensi (preventive dan therapeutic)
Tujuan Eksperimen ini adalah
1. Menemukan outcome
2. Membandingkan efektifitas terapi / prosedur terhadap individu atau populasi
Subyek secara random dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok control
Eksperimen sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu preventive dan therapeutic
Therapeutic Trials
Subyek penelitian : individu dengan penyakit tertentu
Tujuan : mengetahui atau membandingkan efektifitas terapi atau prosedur untuk
menghilangkan gejala, mencegah kambuh, atau meurunkan angka kematian akibat penyakit
Preventive Trials
Subyek penelitian : individu atau populasi (community trials) dgn risiko +/- thd penyakit
tertentu
Tujuan : mengetahui atau membandingkan efektifitas terapi atau prosedur untuk
menurunkan resiko terhadap penyakit
Kelebihan
1. desain terbaik untuk mengetahui hubungan sebab-akibat
2. Dapat mengontrol dan mengurangi bias
3. Mengurangi dari segi staatistika
Kekurangan
1. Etika penelitian lebih ketat : prosedur, kerahasiaan, persetujuan
2. Ketidakpastian ttg efek suatu prosedur,
3. Loss to follow up, drop out
4. Biaya relatif mahal, waktu lebih lama
5. Pelaksanaan lebih sulit : randomisasi, dampak random/non random, blind experiments
6. Intention-to-treat analysis : beda antara cooperators & non cooperators
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi
penyakit kesehatan pada populasi. Klasifikasi penelitian epidemiologi ada dua, yaitu :
A. Observasional : peneliti tidak melakukan atau tidak memberikan perlakuan kepada
subyek penelitian, tetapi subyek itu sendiri yang “memilih” melakukannya.
a. Deskriptif yaitu penelitian epidemiologi yang bertujuan menggambarkan
distribusi suatu masalah kesehatan menurut variabel-variabel penelitian. Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian deskriptif yaitu memberikan masukan tentang
pengalokasian sumber daya dalam rangka perencanaan yang efisien bagi program-
program kesehatan dan sebagai petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa
suatu variabel adalah faktor risiko penyakit. Variabel yang harus dipenuhi ada
case report (laporan kasus), case series (rangkaian berkala), correlational studies
(studi korelasi), cross sectional (potong lintang).
1. Case Report (Laporan Kasus) yaitu studi yang menggambarkan pengalaman
dari satu atau sebuah kelompok pasien dengan diagnosa yang sama atau mirip.
2. Case Series (Rangkaian Berkala) yaitu rancangan yang bertujuan
mendiskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan
dari sebuah atau beberapa populasi, berdasarkan serangkaian pengamatan pada
beberapa sekuen waktu. Guna dari case series yaitu cara awal
mengidentifikasi munculnya suatu epidemiologi.
3. Correlation Studies (Studi Korelasi) yaitu penelitian epidemiologi dengan
populasi sebagai unit analisis digunakan menggambarkan penyakit dalam
kaitannya dengan beberapa faktor dengan cara megukur karakteristik dari
keseluruhan populasi. Ada kelebihan dan kekurangan pada studi korelasi ini.
Kelebihan dari studi ini yaitu mencari hubungan antara paparan dan penyakit,
mudah dilakukan dan murah, serta dapat memakai data insiden, prevalensi,
mortalitas, data dari pemerintah dan BPS tapi harus lengkap. Kekurangan dari
studi ini yaitu butuh data sekunder, bukan rancangan yang tepat untuk
menganalisis sebab akibat, tidak mampu mengontrol perancu potensial, serta
tidak mampu menghubungkan suatu faktor risiko dengan penyakit secara
individual.
4. Cross Sectional (Potong Lintang) juga disebut studi prevalens karena mencari
hubungan antara variabel bebas (risiko) dengan variabel tergantung (efek).
Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh gambaran pola penyakit den
determinan-determinannya pada populasi sasaran, serta mendiskripsikan
distribusi penyakit dihubungkan dengan paparan faktor-faktor penelitian.
Kelebihan :
- Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum
- Relatif mudah, murah, hasilnya cepat diperoleh
- Dapat meniliti banyak variabel
- Jarang terjadi loss to follow up
- Dapat dipakai tahap awal penelitian kohort atau eksperimen
Kekurangan :
- Sulit untuk menentukan sebab dan akibat (bersifat temporal relationship)
- Lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang, sehingga
dapat terjadi salah interpretasi hasil penelitian.
- Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak
- Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
- Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens
b. Analitik adalah studi yang dirancang untuk memeriksa hubungan antara paparan
dan akibatnya (exposure dan outcome). Tujuannya untuk memperoleh penjelasan
tentang faktor-faktor risiko dan penyebabnya. Prinsipnya membandingkan risiko
terkena penyakit antara kelompok terpapar dan tidak terpapar faktor penelitian.
Hal yang ada dalam penilitian yaitu case control (kasus kontrol), cohort.
1. Case Control (Kasus Kontrol) yaitu penelitian epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara paparan (faktor peneliti) dan penyakit dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kontrol berdasarkan status paparannya.
Kelebihan :
- Sifatnya relatif murah dan mudah dilakukan daripada rancangan penelitian
analitik (cohort)
- Cocok untuk meneliti penyakit dengan periode laten yang panjang
- Tepat untuk meneliti penyakit langka prevalensinya kecil
- Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sebuah penyakit
Kekurangan :
- Alur metodologi berawal dari outcame baru mencari penyebab
- Rawan terhadap berbagai bias, bias seleksi maupun bias informasi
- Tidak cocok untuk mempelajari paparan-paparan yang langka
- Tidak dapat menghitung laju insiden
- Pada beberapa situasi tidak mudah untuk memastikan hubungan temporal
antara paparan dan penyakit
- Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah,
sehingga sulit dipastikan apakah kasus dan kontrol pada populasi studi
benar-benar setara dalam hal faktor-faktor luar dan sumber-sumber distorsi
lainnya
Resiko relative :
a = Subyek dgn f resiko yg mengalami efek
b = Subyek dgn f resiko yg tidak mengalami efek
c = Subyek tanpa f resiko yg mengalami efek
d = Subyek tanpa f resiko yg tidak mengalami efek
RR = a / (a+b) : c / (c+d)
a / (a+b) : Proporsi (prevalens) subyek yg mempunyai f resiko yg mengalami
efek
c / (c+d) : Proporsi (prevalens) subyek tanpa f resiko
Interpretasi hasil :
1. RR = 1: variabel yang diduga sebagai f resiko tidak ada pengaruhnya
dalam terjadinya efek (penyakit), atau bersifat netral
2. RR > 1dan IK tidak mencakup 1 : variabel tersebut merupakan f resiko
terjadinya efek (penyakit)
3. RR < 1dan IK tidak mencakup 1 : variabel tersebut merupakan f protektif
(mengurangi kejadian) terjadinya efek (penyakit)
4. IK mencakup 1 : mungkin RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan
apakah variabel tersebut merupakan f resiko atau bukan