Anda di halaman 1dari 30

PRINSIP DASAR PENGUKURAN

Riska Helfina
1920312003
Dosen Pengampu
Dr. dr. Edison, MPH

MAGISTER ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari frekuensi dan


distribusi masalah kesehatan pada
sekelompok penduduk serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
A. Perhitungan Frekuensi Penyakit

Pada Epidemiologi , alat terpenting untuk


mengukur frekuensi kejadian adalah rate
(angka, sering juga disebut tingkat), tetapi
juga digunakan ratio dan proporsi.
Ratio
Ratio adalah perbandingan antara dua kejadian atau dua
hal antara nomerator(pembilang) dan denominator
(penyebut).

RUMUS = X/Y Contoh: ratio pria dan wanita anak


balita di kecamatan A pada januari
X= Pop.Risiko
Y= Kasus
2000 adalah 1000:2000 adalah 0.5
pria berbanding 1 wanita atau 50 pria
untuk setiap 100 wanita. Dalam hal
ini maka ratio pria dan wanita 1:2.
Proporsi
Suatu perbandingan dimana pembilang (numerator=X)
selalu merupakan bagian dari penyebut
(denominator=Y)

Rumus= X/X+Y x K

Ket: X= Kasus
 Y= Pop. Risiko
 K= Konstanta
Contoh Proporsi

Proporsi penduduk balita


berjenis kelamin wanita di
Kecamatan B pada 1 Januari
2000 adalah 2000/3000 x
100%= 66%.
RATE

Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah


keseluruhan penduduk dimana peristiwa itu
berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu
Memasukkan unsur waktu dalam perhitungan rasio
maupun proporsi
B. Ukuran Morbiditas
1. Insidensi
Jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada
kelompok penduduk tertentu dlm suatu kurun waktu
tertentu.
Pada penyakit menular tertentu dengan masa
tunas yg pendek dapat dihitung attack rate
(angka serangan), misal pada wabah atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) yg biasanya
berlangsung tidak terlalu lama (beberapa hari
atau minggu saja).
Manfaat Ukuran Insidens
1. Angka insidensi dapat digunakan untuk
mengukur angka kejadian penyakit.
Perubahan angka insidensi dapat
menunjukkan adanya perubahan faktor2
penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah
dan adanya program pencegahan.
2. Dalam penelitian epidemiologi  sebab akibat
3. Perbandingan antara berbagai populasi
dengan pemaparan yang berbeda
4. Untuk mengukur besarnya risiko determinan
tertentu
2. Prevalensi

Jumlah seluruh penderita (lama+baru) yg


ada pada suatu saat tertentu.
Manfaat ukuran prevalensi

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan


program pemberantasan penyakit.
2. Penyusunan perencanaan pelayanan
kesehatan, misal obat, tenaga,
ruangan.
3. Menyatakan banyaknya kasus yg
dapat didiagnosis.
C. Ukuran Mortalitas

1. Crude Death Rate (CDR)


Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama.

AKK/CDR = Jmh kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000


Jlh seluruh pddk pertengahan thn yg sama
2. Age Specific Death Rate (ASDR)

Jmlh kematian pada kelompok umur tertentu tertentu


selama satu tahun
/ 1000
Jmlh penduduk golongan umur tersebut pada
pertengahan tahun yg sama

• Bisa interval 5 tahunan atau


• Kelompok umur khusus seperti : neonatus, bayi,
balita, usia sekolah, dewasa, usia lanjut, dll.
Kelompok Umur
Cth : Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Dirinci lagi menjadi :
Perinatal Mortality Rate (Kematian Janin >28 mgg Usia
Kehamilan s.d bayi berusia 7 hari)
Neonatal Mortality Rate (0 – 1 bulan)
Post Neonatal Mortality Rate (1 bulan – 1 tahun)
D. Ukuran Fertilitas

1. Crude Birth Rate (CBR)


Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup selama satu tahun


/ 1000
Jmlh penduduk pada pertengahan tahun yg sama
Keterbatasan CBR

Perhitungan CBR ini sederhana, mudah


dihitung tetapi kasar.
Perhitungan ini disebut perhitungan kasar
karena yang menjadi pembagi adalah
seluruh penduduk baik laki-laki maupun
perempuan seluruh usia termasuk yang
bukan perempuan usia reproduksi (15-49
tahun).
2. Age Specific Birth Rate (ASBR)
Jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur
tertentu yg dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk wanita golongan umur tertentu pada
pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup oleh ibu golongan umur tertentu


selama satu tahun
/ 1000
Jmlh penduduk wanita golongan umur tertentu pada
pertengahan tahun yg sama
Age Specific Birth Rate (ASBR)
Biasanya dengan interval 5 tahun
Usia subur = 15 – 49 tahun  7 interval.
Dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada
setiap golongan umur (interval).
Dapat diketahui : umur berapa yang punya tingkat
kesuburan yang tinggi.
Usia 15-20  5/25 x 1000 = 200 per 1000
Usia 20-25  10/30 x 1000 = 333 per 1000

Dapat disimpulkan wanita usia 20-25 tahun. lebih subur


daripada usia 15-20 tahun
D. Ukuran Risiko

Risiko dapat diartikan sebagai derajat ketidakpastian


Risiko = 0
Ada kepastian suatu peristiwa tidak akan terjadi
Risiko = 1
Terdapat kepastian bahwa suatu peristiwa pasti akan terjadi

Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat


dibandingkan dengan menghitung besarnya
insidensi suatu penyakit antara orang yg terpapar
dengan faktor penyebab penyakit dengan yg tidak
terpapar. .
1. Risiko Atribut (Attribute Risk/AR)
Selisih angka insidens antara kelompok terpapar dgn
tidak terpapar
Dianggap sbg akibat pemaparan oleh faktor penyebab
penyakit (atribut)
Cth : Hubungan antara merokok dengan kanker
paru
Dari 100 perokok berat  5 menderita ca paru 
besar risiko = 5/100 = 0,05
Dari 100 bukan perokok  2 menderita ca paru 
besar risiko = 2/100 = 0,02
Risiko Atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03  3% insidensi
ca paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Risiko atribut bermanfaat untuk memperkirakan
besarnya risiko yg dapat dihindarkan bila ‘atribut’ yg
dianggap sebagai penyebab penyakit dihindarkan.

Cth : Hubungan antara kontrasepsi oral dgn


tromboflebitis
Dari 1700 pengguna kontrasepsi oral  17 menderita
tromboflebitis .
Dari 1000 yg tdk menggunakan kontrasepsi  5
menderita tromboflebitis
Risiko Atribut = (17/1700) – (5/1000) = 0,005 
0,5%
Risiko tromboflebitis yg dapat dihindarkan dgn
tidak menggunakan kontrasepsi oral adalah 0,5%.
Risko atribut penting diketahui untuk :
Penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat yg
diperoleh bila faktor penyebab penyakit dihindarkan.
Menyusun rencana pencegahan penyakit dgn
menghilangkan atau mengurangi ‘atribut’ atau faktor
yg dianggap sebagai penyebab timbulnya penyakit.
2. Risiko Relatif (Risk Ratio/RR)
Menghitung rasio antara 2 kelompok
Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar
dgn yg tidak terpapar

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat

Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat


Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca
prostat dibandingkan dgn bukan perokok dapat dijelaskan sbb.

Ca Prostat Jumlah Risiko


+ -
Perokok 90 910 1000 0,09
Bukan 1000 0,03
perokok 30 970

Jumlah 120 1880 2000 RR=3,0

Kesimpulan : Perokok mempunyai risiko menderita Ca


Prostat 3 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan
perokok.
3. Odds Ratio (OR)
Pada penelitian retrospektif perhitungan risiko relatif hanya
berdasarkan perkiraan saja yg disebut odds ratio.
Yg dibandingkan bukan angka insidensi tetapi pemaparan

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker


prostat
Dari 1000 perokok  90 menderita ca prostat
Dari 1000 bukan perokok  30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk
terkena ca prostat dibandingkan dgn bukan perokok
dapat dijelaskan sbb.

Ca Prostat Odds
+ -
Perokok 90 910 90/910
Bukan 30 970 30/970
perokok
Odds 90/30 910/970 OR=3,2

Kesimpulan : Besarnya risiko untuk menderita Ca Prostat


pada perokok 3,2 kali lebih besar dibandingkan dengan
risiko menderita prostat pada yang bukan perokok.
OR = 90/910 : 30/970
= 90 x 970/30x910
= 87300/27300
= 3,2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai