Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN

EPIDEMIOLOGI

DISUSUN OLEH

Gemma M. Vania I. Toar

20202111050

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2020
RINGKASAN

1. RATE, RASIO DAN PROPORSI


❖ Rate
Merupakan salah satu bentuk perbandingan yang mengukur kemungkinan
terjadinya peristiwa/ kejadian terrtentu, Rate memenuhi unsur-unsur sbb:
X : Pembilang adalah jumlah kasus penyakit yang terdapat di
dalam populasi atau dalam suatu kelompok suatu populasi
Y : Penyebut adalah populasi atau kelompok di dalam populasi yang
mempunyai resiko untuk mendapatkan penyakit yang
bersangkutan. Waktu, misalnya 1 hari , 1 bulan , 1 tahun dll.
Contoh:
Pada tanggal 26 Agustus 2009 di luwuk terdapat 4. 000 kasus
diantara penduduk yang berjumlah 14.000.000 orang rata-rata kasus di
luwuk pada tanggal 26 agustus 2009 adalah :
Rate = (4.000 / 4.000.000) = 0,285
❖ Rasio
Rasio bisa diartikan sama dengan di banding dengan”. Rasio merupakan
perbandingan antara 2 kuantitas yaitu kuantitas pembilang dan kuantitas
penyebut. Kedua kuantitas tersebut dibandingkan tidak harus memiliki sifat / ciri
yang sama. Rasio juga bisa di artikan sebagai frekuensi relatif dari suatu sifat
tertentu dibandingkan dengan frekuensi dari sifat lain. “rasio = kuantitas
numerator / kuantitas denaminator”. Contoh :
Dalam suatu kejadian KLB penyakit Diare jumlah penderita laki-laki
sebanyak 1200 orang dan jumlah perempuan sebanyak 60 orang di kecematan
luwuk timur. Rasio = 120 : 60 = 2 : 1
❖ Proporsi
Bentuk khusus dalam perhitungan rasio adalah proporsi. Proporsi =
pembilang merupakan bagian dari penyebut. Proporsi artinya jumlah / frekuensi
dari suatu sifat tertentu di bandingkan dengan seluruh populasi dimana sifat
tersebut didapatkan. Rumusan dari proporsi yaitu : X / ( X + Y ). Contoh:
Dari kejadian KLB Busung Lapar jumlah penderita laki-laki sebanyak 70 orang
dan jumlah perempuan sebanyak 10 orang. Proporsi = 70 / ( 70 + 10 ) X 100% =
87,5%. Proporsi dapat dinyatakan dalam bentuk presentase sehingga nilai
proporsi adalah :‘’ 0 < Proporsi <1 atau 0 % < Proporsi < 100% ‘’

2. Insidensi
a. Kumulatif
IC adalah parameter yang menunjukkan taksiran probabilitas (risiko, risk)
seseorang untuk terkena penyakit (untuk hidup) dalam suatu jangka waktu. IC adalah
proporsi orang yang terkena penyakit diantara semua orang yang berisiko terkena
penyakit. Nilai CI --------- > 0 – 1
Periode waktu ---→ jam, bulan, tahun, dsb
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai
risiko untuk terserang. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut
population at risk atau populasi yang berisiko. Ciri dari cumulative insidence :
− Berbentuk proporsi
− Tidak memilik satuan
− Besarnya berkisar antara 0 dan
Disebut juga Risk atau Proporsi Insidens atau CI, Definisi rata-rata risiko individu
terkena penyakit; 1) Jumlah individu pada denominator harus bebas penyakit pada
permulaan periode, 2) Layak digunakan, bila tidak ada (atau sedikit) kasus yang lolos
pengamatan, misalnya karena kematian, risiko tidak lama, hilang dari pengamatan, 3)
Semua non-kasus ikut diamati selama periode pengamatan, 4) CI juga menyatakan: –
probabilitas individu berisiko, menderita penyakit dalam periode waktu tertentu; atau
– Individu yang tidak meninggal karena sebab lain selama periode waktu tertentu.
Ciri-Ciri dan Rumus “Insidens Kumulatif” :
− Tidak memiliki dimensi
− Nilainya dari 0 s/d 1
− Merujuk pada individu
− Ada periode rujukan waktu yang ditentukan
Densitas Indense: Adalah ukuran yang menunjukkan kecepatan kejadian (baru)
penyakit pada populasi
b. Densitas
Insiden (Incidence Density) atau Insidens Proporsi disebut juga insidens orang-
waktu (person-time incidence), Tingkat insidens (incidence rate) dan Definisi rata-
rata rate populasi berisiko selama waktu yang ditentukan. Ciri-ciri:
– Tidak ada periode rujukan;
– Memiliki dimensi yang merupakan invers dari waktu (mis: 0,001/tahun)
– Memiliki nilai dari 0 s/d ~
Rumus =
Contoh perhitungan PP: Berapa Prevalens Periode (PP) dari tahun 1 hingga ke 4
?
Karena jumlah orang (populasi) dalam pengamatan berubah-ubah, maka kita dapat
menggunakan jumlah rata-rata dari populasi, atau yang umum digunakan adalah jumlah
populasi pada tengah tahun pengamatan (midpoint year), sehingga PP = 2/7 =0,29

3. Prevalens
Definisi jumlah kasus yang ada (lama dan baru) dalam populasi, pada satu periode
waktu tertentu. Interpretasi probabilitas seorang individu menjadi kasus (atau jadi
sakit), pada suatu periode waktu tertentu. Jenis prevalens: – Prevalens Titik – Prevalens
Periode:
- Prevalens Titik (Point of Prevalence)
Disebut juga: Prevalens atau Proporsi prevalens, definisi probabilitas seorang
individu menjadi kasus (atau jadi sakit) pada suatu titik waktu. Ciri-ciri: – Tidak
memiliki dimensi – Nilai antara 0 s/d 1
Rumus =

- Prevalens Periode (Period of Prevalence)


Disebut juga: – Prevalens Tahunan (Annual of Prevalence) – Prevalens
Selama Hidup (Lifetime of Prevalence)
Rumus =
4. Hubungan Antara Incidence dan Prevalence

1. Crude Rates dan Specific Rates


a. Crude Mortality Rates (CMR) atau Crude Death Rate (CDR) Merupakan rasio
kematian pada semua umur beradasarkan semua penyebab kematian

b. Cause specific Mortality Rates Merupakan kejadian kematian yang disebabkan oleh
hal yang spesifik pada populasi

c. Case Fatality Rates (CFR) Menggambarkan tingkat kematian diantara orang yang
sakit. Dapat digunakan untuk menggambarkan keseriusan penyakit dan manfaat dari
terapi baru
d. Proportionate Mortality Rate (PMR) Rasio kematian akibat suatu penyakit terhadap
total kematian

e. Standardized Mortality Ratio (SMR) Rasio jumlah kematian (observed deaths ) pada
kelompok pengamatan dibandingkan dengan jumlah kematian (expected deaths) pada
populasi umum.

f. Adjusted Rate Adjusment memiliki pengertian sebagai prosedur yang dijalankan


selama analisa data (diantaranya analisa multivariat dan stratifikasi) yang bertujuan
untuk menghilangkan perbedaan/variasi (misal jenis kelamin, umur, dll) antar
subyek/kelompok yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil (jika tidak
dihilangkan). Jika yang diadjust adalah umur maka disebut age-adjusted mortality
rate. Sedangkan jika yang diadjust adalah jenis kelamin maka disebut sex-adjusted
mortality rate, dsb.
2. Piramida Penduduk

Piramida penduduk adalah grafik mendatar yang menyajikan data kependudukan


dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk
menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia
maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.

Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah


kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan,
tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.

Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara.


Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga.
Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk
piramida penduduk itu sebagai berikut :

a. Piramida Penduduk Muda (Expansive)


Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian
yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.
Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia,
Malaysia, Filipina, dan India. Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain
sebagai berikut : 1) Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar,
sedangkan usia tua sedikit, 2) Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan angka kematian, 3) Pertumbuhan penduduk relatif tinggi. Sebagian besar
terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand,
Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
b. Piramida Penduduk Stasioner

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir


sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk
cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua
hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta
beberapa negara yang tergolong maju. Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara
lain sebagai berikut.

• Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif
seimbang.
• Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka
kematian relatif lebih rendah.
• Pertumbuhan penduduk kecil.
• Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan
Inggris.
c. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih


rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran
yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida
penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida
penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss. Ciri-ciri komposisi penduduk
konstruktif antara lain sebagai berikut.

• Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun)
sangat kecil.
• Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
• Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
• Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan
penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
• Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun. Negara yang berada
pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.

Anda mungkin juga menyukai