Dalam Epidemiologi :
Mortalitas-Rate dan Ratio
1. Statistik Mortalitas (Rate,rasio,proporsi)
2. Crude rate, Adjusted rate dan rate Specific
3. Tipe rate / rasio mortalitas
4. Mortalitas bayi,Abortus,angka kematian
Ibu,angka kematian yang disesuaikan,
Mortality Crossover,Tren Waktu Mortalitas
5. Years Of Potential Lost (YPLL)
6. Latihan Soal
Ukuran Status Kes.Dalam Epidemiologi :
Morbiditas-Rate dan Rasio
1. Angka Insidensi dan Angka Prevalensi
2. Metoda Angka Insidensi
3. Beberapa Konsep Dasar Insidensi
4. Resiko dan Morbiditas, Relative Riask,
Odds Ratio
5. Insidensi dan Angka Serangan,Prevalensi
6. Tipe Epidemi (Common Source and
Propagated Source)
7. Sumber informasi dan Data Statistik Morbiditas
8. Soal Latihan
MORBIDITAS
Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu
populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit.
Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau
kelompok yang beresiko.Ukuran morbiditas dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan
kesehatan secara umum, mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan
kesehatan.
Angka kesakitan / morbiditas merupakan indeks kesehatan yang penting untuk
menentukan derajat kesehatan masyarakat.
2. Proporsi
Adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
3. Angka
Merupakan proporsi dalam bentuk khusus, perbandingan antara pembilang dengan
penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.Dalam epidemiologi, angka adalah ukuran
dari seberapa sering terjadinya peristiwa dalam populasi tertentu selama periode waktu
tertentu.
Angka yang diatas disebut dengan numerator, dan angka yang dibawah disebut
denominator. Numerator angka adalah jumlah kejadian tertentu yang terjadi selama waktu
tertentu. Denominator adalah jumlah populasi rata-rata selama periode waktu yang sama.
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian
tertentu di masyarakat.
a. Insidensi
Insidensi adalah gambaran frekuensi penderita baru suatu penyakit (penyakit yang
baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit) yang ditemukan dalam
masyarakat di suatu tempat / wilayah pada suatu waktu tertentu. Angka insiden hanya dapat
dihitung pada suatu penelitian longitudinal saja, karena untuk menentukan insiden diperlukan
dua angka yaitu :
1) Jumlah penderita baru
Untuk menghitung jumlah penderita baru, harus diketahui kapan mulai sakitnya orang
tersebut atau pada saat orang tersebut didiagnosa secara pasti menderita penyakit tertentu.
Untuk menentukan siapa sebenarnya yang dimaksud dengan penderita baru, ada dua cara
yang digunakan :
ü Lebih mementingkan jumlah orang yang terkena penyakit (penderita)
ü Lebih mementingkan jumlah peristiwa penyakitnya (kasus)
2) Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk) adalah jumlah
seluruh penduduk dikurangi dengan jumlah penduduk yang kebal.
Untuk menghitung angka insidensi hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut :
1) Pengetahuan tentang status kesehatan populasi studi
Kelompok individu dalam populasi harus ditentukan status kesehatannya dan diklasifikasikan
menjadi sehat atau tidak sakit
2) Menentukan waktu awal penyakit
3) Spesifikasi penyebut
4) Spesifikasi pembilang
5) Periode pengamatan
Ø Contoh :
Dari 500 orang murid yang tercatat di SD X ternyata 100 orang tiba-tiba menderita muntaber
setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah
AR = 100 / 500 x 100 % = 20 %
Contoh :
Keluarga A terdiri dari 6 orang, 1 orang terserang kasus pertama, 2 0rang terserang kasus
kedua, 3 orang sehat. Keluarga B 5 orang, 1 orang terserang kasus pertama, 2 orang terserang
kasus kedua, 1 orang kebal, 1 orang sehat. Keluarga C 3 orang, 2 orang terserang kasus
kedua, 1 orang kebal
SAR = (2+2+2) x 100 % = 60 %
(6-1)+(5-2)+(3-1)
b. Prevalensi
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru (baik yang
baru memasuki fase klinik atau beberapa waktu berkembang sepanjang fase klinik) yang
ditemukan dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah pada waktu tertentu.
Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko (population at
risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu Rate
yang murni karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam
perhitungan.Angka prevalensi tidak dapat digunakan untuk menentukan penyebab,
penggunaannya lebih banyak untuk perencanaan dan evaluasi program.
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :
a) Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
b) Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan
c) Menyatakan banyaknya kasus yang didiagnosis
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat prevalensi :
a) Keganasan suatu penyakit, bila banyak orang yang meninggal dari suatu penyakit maka
prevalensinya menurun
b) Durasi dari suatu penyakit, bila suatu penyakit hanya berlangsung dalam waktu yang singkat
maka tingkat prevalensinya lebih rendah dibanding bila penyakit tersebut berlangsung dalam
waktu yang lama
c) Jumlah kasus baru, bila banyak orang yang menderita suatu penyakit maka tingkat
prevalensinya lebih tinggi dibanding bila yang menderita penyakit tersebut hanya beberapa
orang saja
Prevalensi dinaikkan oleh :
a. Durasi penyakit yang lebih lama
b. Pemanjangan usia penderita tanpa pengobatan
c. Peningkatan kasus-kasus baru
d. Migrasi ke luar dari orang-orang yang sehat
e. Migrasi ke dalam dari orang-orang yang rentan
f. Peningkatan sarana diagnostic (pelaporan yang lebih baik)
Prevalensi diturunkan oleh :
a. Durasi penyakit yang lebih pendek
b. Meningkatnya tingkat fasilitas kasus akibat dari penyakit
c. Menurunnya kasus-kasus baru
d. Migrasi ke dalam orang-orang yang sehat
e. Migrasi ke luar dari orang-orang yang rentan
f. Meningkatnya tingkat kesembuhan dari suatu penyakit
Jika nilai prevalens di suatu daerah tinggi, maka berarti mutu pelayanan di daerah tersebut
buruk. Namun jika nilai prevalen di suatu daerah buruk, belum tentu mutu pelayanan
kesehatannya baik
Secara umum, nilai prevalensi dibedakan atas dua macam :
1. Period prevalence rate
Ialah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan. Nilai period prevalence hanya dipergunakan untuk suatu penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya seperti penyakit kanker atau penyakit kelainan jiwa
Rumus yang digunakan :
Ø Contoh
Di daerah Kecamatan Tambak jumlah penduduk pada tanggal 1 Juli 2014 100.000 orang,
menurut laporan Puskesmas Kecamatan Tambak jumlah penderita penyakit hipertensi
sebagai berikut : Januari 50 kasus lama 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama 75 kasus baru,
Juli 25 kasus lama 75 kasus baru, September 50 kasus lama 50 kasus baru, dan Desember 200
kasus lama 200 kasus baru.
Angka prevalensinya =
(50+100)+(75+75)+(25+75)+(50+50)
+(200+200) x 100 = 0,9 %
100.000
Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat
yaitu :
1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak menunjukkan
perubahan yang mencolok
2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil, tidak menunjukkan perubahan yang
terlalu mencolok, tidak ada perubahan waktu yang besar sejak penyakit terdiagnosa secara
kliniksampai terjadi kesembuhan atau kematian.
• Ukuran rasio
- Rasio risiko atau risiko relatif (RR)
R= Risiko pada kelompok terpajan
Risiko pada kelompok tidak terpajan
• Ukuran rasio
– Rasio rate atau rasio densitas insidens (RDI)
RDI = Densitas insidens pada kelompok terpajan
Densitas insiden pada kelompok tidak terpanjan
– Rasio Prevalens (RP)
– RP = Prevalens pada kelompok terpajan
Prevalens pada kelompok tidak terpajan
b. Odd Ratio
1) Nama lain: Odds relative; rasio kros-produk
2) rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-kontrol untuk mengestimasi rasio rate atau
rasio risiko
3) Odds suatu kejadian
a. Rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi terhadap probabilitas kejadian tidak terjadi
Odds Ratio (OR) = Relative Odds = Cross Product Ratio pada studi kasus control
Odds Ratio = Odds pemajan untuk kasus
Odds pemajan untuk control
Tipe Epidemi
(Common Source and Propagated Source)
Dari dua jenis wabah ini, terdapat empat bentuk kurva epidemi, yaitu:
a. Point source epidemic, bila pemaparan penyakit bersumber tunggal dan waktunya
singkat, sehingga resultante/hasil dari semua kasus/kejadian berkembang hanya dalam
satu masa inkubasi saja.
b. Continuous common source epidemic, bila periode pemaparan memanjang, serta
kurva berpuncak tunggal dan datar;
c. Intermittent common source epidemic, bila lama pemaparan dan jumlah orang yang
terpapar tak beraturan besarnya;
d. Propagated epidemic, bila penularan dari orang ke orang, berpuncak banyak, dan
berjarak masa 1 inkubasi.
Sumber informasi dan Data Statistik Morbiditas
Sumber Data