Anda di halaman 1dari 15

TUGAS VII EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN

Ukuran Epidemiologi : Angka Kesakitan dan Kematian (Rate, Ratio,


Proporsi)

KELOMPOK 3

1. DESYCA RANTYANA (P23133014007)


2. EVI NURFITRIA SARI (P23133014010)

3. LYDIA OKTAVIANI (P23133014023)

4. M. YOGA TRIDARMA (P23133014031)

5. SALMAH NUR WAHIDAH (P23133014039)

TINGKAT II-DIII

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021.7397769
2015/2016
Rate (angka), ratio (rasio), dan proporsi adalah tiga serangkai bentuk dasar
epidemiologi. Ketiga bentuk dasar ini dipakai untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa
kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa diukur dengan
angka insidensi dan angka serangan, dan kematian dengan angka kematian (mortality rate).

Perhitungan rate, ratio, dan proporsi yang berhubungan dengan permasalahan


penyakit maupun kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
menentukan faktor-faktor yang ada dalam populasi maupun lingkungan yang mempunyai
hubungan sebab-akibat. Keterangan tersebut sangat penting untuk menentukan cara
pengendalian yang efisien dan efektif. Ukuran - ukuran epidemiologi merupakan ukuran-
ukuran frekuensi penyakit yang menggambarkan karakteristik kejadian (occurrence) suatu
penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.

Ukuran-ukuran statistik ini mempunyai rumus dasar yang sama:

Rate, Ratio Proporsi =

1. Rate

Adalah perbandingan antara jumlah suatu kejadian (X) terhadap jumlah penduduk
yang mempunyai risiko (Y), pada kejadian tersebut menyangkut interval waktu.
Contohnya penyakit campak berisiko pada balita dan penyakit cancer serviks berisiko
pada wanita.

Rumus :

Rate =

Keterangan :

X = Jumlah kejadian pada penduduk / masyarakat

Y = Jumlah penduduk / masyarakat

K = Konstanta (angka dasar)


Ada beberapa rate yang umumnya dipakai dalam bidang epidemiologi, antara lain
sebagai berikut:

a. Insidens Rate
Adalah frekuensi timbulnya kasus baru suatu penyakit yang terjadi pada
sekelompok penduduk selama waktu tertentu.

Rate =

X = Jumlah kejadian pada penduduk / masyarakat

Y = Jumlah penduduk / masyarakat

K = Konstanta (angka dasar)

Contoh :

Puskesmas kecamatan Paroon melaporkan bahwa selama tahun 2010


terdapat 300 kasus ISPA. Diketahui jumlah peduduk Paroon sebanyak 30.000
jiwa.

Hitunglah insiden rate ISPA di Puskesmas Kecamatan Paroon tersebut.

IR =

IR = = 10 per 1000 penduduk

Manfaat Incidens rate :

a) Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi.


b) Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi.
c) Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan.

b. Prevalensi Rate
Adalah ukuran dari frekuensi kasus baru dan kasus lama suatu penyakit yang
terjadi pada sekelompok penduduk/masyarakat selama waktu tertentu.
Rumus:

PR

X : Jumlah kasus baru dan lama pada periode waktu tertentu

Y : Jumlah masyarakat/penduduk yang berisiko pada periode waktu


yang sama

K : konstanta (angka dasar)

Contoh:

Puskesmas Kecamatan Paroon melaporkan adanya penderita penyakit TB


paru sebanyak 200 pederita selama tahun 2010, jumlah tersebut belum
termasuk 70 orang yang masih sakit pada akhir tahun 2009. Jumlah peduduk
Kecamatan Paroon sebanyak 30.000 jiwa.

Hitunglah Prevalens Rate penyakit TB paru di Puskesmas Kecamatan Paroon


tersebut.

PR

PR = 9 per 1000 penduduk

Kegunaan Prevalensi :

a) Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu
b) Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan
c. Attack Rate

Pada situasi penyebaran penyakit menular dikenal adanya suatu angka


serangan atau dikenal juga sebagai attact rate yang mempunyai kemiripan
dengan insidens rate. Biasanya digunakan pada suatu kelompok masyarakat
terbatas dalam periode waktu tertentu, seperti pada suatu kelompok
masyarakat terbatas dalam periode waktu tertentu, pada keadaan kejadian luar
biasa (KLB) dan umumnya dihitung dalam persen (%).

Rumus:

AR

X : Jumlah penderita pada periode waktu tertentu

Y : Jumlah masyarakat/penduduk yang berisiko pada periode waktu


yang sama

K : konstanta (angka dasar)

Contoh:

Pada bulan Februari 2011 terjadi KLB keracunan makanan (tempe bongkrek)
di desa Sukorejo dengan jumlah penduduk 2000 jiwa, dimana jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 900 jiwa. Jumlah kasus kerancunan 100 orang, diantaranya 37
orang wanita.

Hitung attack Ratenya. Hitung pula Attact rate jenis kelamin laki-laki.

AR

AR = 5%
AR

AR

Manfaat Attack rate :

a) Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit


b) Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan penularan
penyakit tersebut.

d. Mortality Rate

Mortality rate (angka mortalitas) mempunyai kemiripan dengan insidens rate,


perbedaannya terletak pada prosesnya dimana pada insidens rate mengacu
pada terjadinya kesakitan sedangkan mortalitas rate mengacu pada terjadinya
kematian.

Rumus:

MR

X = jumlah kematian pada periode waktu tertentu

Y = jumlah penduduk atau masyarakat berisiko pada periode waktu yang


sama

K = bilangan konstanta

Contoh:
Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa di Kecamatan Bendo yang berpenduduk
sejumlah 2000 jiwa telah terjadi keamtian sebanyak 20 orang. Hitunglah
Mortality Ratenya.

MR

MR

e. Case Fatality Rate

Adalah angka kematian tertentu merupakan ukuran beratnya suatu jenis


penyakit dalam menimbulkan kematian. angka ini biasanya dihitung dalam
persen dan mengacu pada proprsi orang-orang yang menderita penyakit
tertentu dan meninggal dunia.

Rumus :

CFR

X : Jumlah kematian akibat penyakit tertentu pada periode waktu tertentu

Y : Jumlah masyarakat/penduduk yang menderita penyakit tertentu pada


periode waktu yang sama

K : konstanta (angka dasar)

Contoh:

Pada kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah dilaporkan sebanyak 50


orang penderita dan 5 orang meniggal dunia.
CFR

CFR
Berbagai Nilai Rate yang sering Dipakai Sebagai Indikator Kesehatan

Hitungan Angka (Rate) Nilai k (satuan faktor populasi)


I. Angka Kematian Umum
1. Angka Kematian Kasar = banyaknya 100.000
kematian setahun / rata-rata populasi
pertengahan tahun
2. Angka Kematian Kausa-khusus = jumlah
kematian setahun karena 100.000
penyebab/penyakit tertentu / rata-rata
populasi tengah tahun
3. Angka Kematian Umur Khusus = jumlah
100.000
kematian setiap kelompok umur tertentu
setahun / populasi tengah tahun
kelompok umur tertentu
4. Angka Kematian Proporsional = jumlah
kematian karena penyebab khusus pada
waktu tertentu / jumlah kematian pada
periode yang sama
5. Angka Fatalitas Kasus =jumlah kematian
karena penyakit tertentu / jumlah kasus
penyakit % kematian per 100 kasus
6. Angka Survival = jumlah kasus hidup
pada akhir periode tertentu / jumlah % hidup per 100 kasus
kasus hidup pada awal periode
II. Angka Morbiditas
1. Insidensi = jumlah kasus baru penyakit 100.000
dari satu periode waktu tertentu /
jumlah orang pada pertengahan periode
pengamatan
2. Point Prevalence = jumlah kasus yang
ada pada titik waktu tertentu / jumlah
orang yang diamati 100.000
III. Angka Maternal dan Bayi
1. Maternal Mortality Rate = jumlah yang 100.0 lahiran hidup
mati dalam masa purperal setahun /
jumlah kelahiran hidup tahun yang sama
2. Angka Kematian Bayi = jumlah kematian 1.0 kelahiran hidup
bayi setahun / jumlah kelahiran hidup
tahun yang sama
3. Angka Kematian Neonatal = jumlah
kematian anak umur <28 hari setahun / 1.000 kelahiran hidup
jumlah kelahiran hidup ditahun yang
sama
4. Fetal Death Rate = jumlah kematian
feotus setahun / jumlah kelahiran hidup 1.000 lahir hidup & kematian feotus
dan feotus tahun yang sama
5. Perinatal Mortality Rate= jumlah
kematian feotus 28 minggu atau lebih
1.000 lahir hidup dan kematian feotus > = 28
dan bayi <7 hari selama setahun / jumlah
minggu
kelahiran hidup dan kematian feotus > =
28 minggu kehamilan yang sama

Jenis Rate

Rate dapat dibagi menjadi tiga bentuk utama :

1) Crude, misalnya Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)


Crude rate merupakan hasil perhitungan kasar yang pembaginya didasarkan pada jumlah
penduduk secara keseluruhan.
2) Specific,misalnya Age-specific Rate (Angka Khusus menurut Umur)
Adalah nilai angka yang didasarkan pembagiannya dengan suatu kelompok tertentu yang
berisiko.
3) Adjusted,misalnya Adjusted Rate (Angka Disesuaikan)
Adalah nilai yang perhitungannya disesuaikan dengan suatu kelompok pembanding tertentu
yang bertujuan untuk menghilangkan suatu variabel tertentu yang sedang dibandingkan.

2. Ratio
Ratio merupakan perbandingan antara dua kejadian atau dua hal antara numerator
dan denominator tidak saling tergantung atau tidak ada sangkut pautnya. Ratio
digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian. Ratio dapat juga dinyatakan sebagai
perbandingan.
Nilai rasio jarang digunakan kecuali pada beberapa hal khusus seperti rasio jenis
kelamin (sex ratio), rasio mortalitas yang distandarisasi (SMR) dll.

Rumus:

Ratio =

X : banyaknya peristiwa, orang, dan lain-lain yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu

Y : banyaknya peristiwa, orang, dan lain-lain yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu, tetapi berbeda dengan X

K :Nilainya 1

Karena nilai K = 1, maka rumusnya ratio dapat disederhanakan menjadi:


Ratio = atau X : Y

Contoh:
Laporan dari puskesmas Paroon menyebutkan bahwa sebanyak 50 orang yang terdiri
dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah menderita keracunan makanan setelah
mengikuti acara kenduri. Hitunglah Ratio penderita keracunan makanan tersebut
menurut jenis kelamin wanita dan laki-laki.

Ratio wanita : laki-laki =

Ratio wanita : laki-laki = x1

Ratio wanita : laki-laki = =1 : 4

3. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam
populasi. Apabila menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut
persentase.

Proporsi =

X = jumlah kejadian yang timbul dalam suatu kategori


Y = jumlah keseluruhan dari kejadian atau penduduk lain yang muncul pada semua
kategori dari suatu seri data tertentu.

K = bilangan konstanta, selalu sama dengan 100

Contoh:

Laporan dari Puskesmas Paroon menyebutkan bahwa sebanyak 50 orang yang terdiri
dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah menderita keracunan makanan setelah
mengikuti acara kenduri. Hitunglah Proporsi penderita keracunan makanan tersebut
menurut jenis kelamin laki-laki dan wanita.

Proposi = X x K
Y
Proposi penderita laki-laki = 40 x 100% = 80%
50

Proposi penderita wanita= 10 x 100% = 2%


50
Daftar Pustaka

Nadjib, M.Bustan. 2012.Pengantar Epidemiologi.Jakarta : Rineka Cipta.

http://septifkmundip.blogspot.co.id/2010/10/ukuran-ukuran-dalam-epidemiologi.html

Anda mungkin juga menyukai