Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ

NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI

Praktikum Ukuran Epidemiologi


MA E600 PS S2

1. Pada sebuah populasi kohort yang tetap (fixed), sebagaimana tampak pd Gambar1,
10 orang subyek (A s/d J) di pantau terus menerus mulai dari 1 Januari 2003-31
Desember 2003. Sebagian dari subyek mengalami sakit selama masa pengamatan
(tanda garis tebal). Dalam studi ini, tidak ada yg drop-out dan mereka yg sembuh
dari sakit akan mendapat imunitas seumur hidup.

Gambar1.

Subyek

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
1 Jan '03 31 Des '03

Simbol: : sehat; : sakit

A. Berapa point prevalence dari penyakit tsb pada tgl 1 Januari?

Ada 4 kasus , yaitu pada kasus C, G, H, dan J , Jadi point prevalence pada
tanggal 1 januari ’03 sebesar ( 4/10 )

Jumlah penduduklama dan baru yang sakit pada satu titik waktu
Point of Prevelance  xk
Jumlah _ populasi _ Pada _ satu _ waktu

= 4 / 10 x 100 %
= 40 %

1
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI

B. Berapa point prevalence dari penyakit tsb pada tgl 31 Desember?

Ada 2 kasus , yaitu pada kasus E dan G Jadi point prevalence pada tanggal 31
desember ’03 sebesar (2/10)

Jumlah penduduk lama dan baru yang sakit pada satu titik waktu
Point of Prevelance  xk
Jumlah _ populasi _ Pada _ satu _ waktu

= 2 / 10 x 100 %
= 20 %

C. Berapa periode prevalence dari penyakit mulai tgl 1 Jan sampai 31 Des
2003?

Ada 6 kasus, yaitu pada kasus A, C, E, G, H, dan J , Jadi periode prevalence


pada tanggal 1 januari s.d. 31 desember 2003 ( 6/10 )

Jumlah penduduk lama dan baru yang sakit pada satu periode
Period of Prevelance  xk
Jumlah _ populasi _ Pada _ satu _ periode

= 6 / 10 x 100 %
= 60 %

D. Berapa cummulative incidence proportion (incidence risk) dari penyakit


tsb mulai mulai tgl 1 Jan sampai 31 Des 2003?

Kasus baru (pembilang) merupakan kasus A dan E (2 Kasus) lalu


jumlah populasi kasuspada permulaan periode (penyebut) merupakan kasus
A, D, E, ,F dan I (5 Kasus) karena jumlah kasus perhitungan ini adalah
individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan. Karena kasus
B sudah sembuh dari sakit dan memiliki imunitas maka tidak dapat terserang
penyakit kembali. Jadi cummulative incidence proportion (incidence risk)

CI 
 kasus baru
 populasi pada permulaan periode
CI = 2/5

2. Apa pengaruh dari hal-hal berikut ini pada prevalensi penyakit?

A. Imigrasi kasus ke dalam populasi

2
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI

Prevalensi menjadi meningkat


Imigrasi individu yang terinfeksi dapat memicu penyebaran penyakit dalam
populasi dan membuat nilai prevalensi menjadi lebih tinggi.

B. Emigrasi kasus ke luar populasi

Prevalensi menjadi menurun


Emigrasi kasus yang terinfeksi akan menyebabkan berkurangnya kasus dalam
suatu waktu atau banyaknya populasi yang sakit dalam periode tertentu dan
membuat nilai prevalensi menjadi menurun.

C. Imigrasi orang sehat ke luar populasi

Prevalensi menjadi meningkat


Semakin banyaknya imigran sehat dan populasi penduduk yang keluar dari
populasi dapat mengakibatkan sedikitnya orang yang berisiko (population at
risk), sehingga dapat membuat nilai prevalensi akan lebih tinggi.

D. Emigrasi orang sehat ke dalam populasi

Prevalensi menjadi menurun


Semakin banyaknya emigrasi orang sehat kedalam populasi dapat
mengakibatkan penambahan pupolasi manusia rentan (susceptible) yang dapat
terinfeksi kembali jika terdapat manusia yang terinfeksi masuk ke dalam
populasi tersebut sehingga dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Sehingga
nilai prevalensi menjadi lebih kecil.

E. Peningkatan case fatality rate

Peningkatan angka kematian menyebabkan berkurangnya penduduk yang


menderita suatu penyakit pada suatu waktu atau periode tertentu dan
menurunnya jumlah penduduk pada suatu wilayah. Tetapi hal ini tidak
menjadi pengaruh dengan tingkat prevalensi suatu penyakit disuatu wilayan
dan waktu tertentu karena Ketika terjadi kematian, kasus tersebut dihilangkan
dari perhitungan.

3. Pengobatan kasus HIV/AIDS dengan terapi ARV dapat memperpanjang umur tapi
tidak dapat menyembuhkan penyakit tersebut

A. Apa pengaruh hal ini pada incidence penyakit HIV/AIDS?

Insiden merupakan jumlah peristiwa/penyakit pada suatu kelompok tertentu


dalam satuan waktu tertentu. Insiden kumulatif merupakan individu sehat
yang terkena penyakit selama periode tertentu dan merupakan risiko untuk
individu dalam populasi untuk terkena penyakit tersebut. Dalam insiden
kumulatif, maka waktu sangat berpengaruh, makin lama periodenya,
maka makin tinggi nilai insiden kumulatifnya, maka untuk kasus

3
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI
HIV/AIDS dengan pengobatan ARV yang dapat memperpanjang umur
tetapi tidak menyembuhkan, hal ini akan menjadikan nilai insiden
kumulatifnya semakin tinggi.

B. Apa pengaruh hal ini pada prevalensi penyakit HIV/AIDS?


Kesimpulannya jika masa waktu sakit menjadi panjang, maka hal
tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya angka prevalensi.
Populasi
AIDS
SD

4. Tabel1 di bawah ini menyajikan data dari sebuah penelitian tentang kejadian
cedera kecelakaan di sebuah rumah sakit. Peneliti studi tsb berpendapat bahwa
pasien berusia 62 tahun keatas adalah kelompok yang memiliki kecenderungan
paling tinggi untuk mengalami cedera. Kelompok umur berikutnya yang memiliki
risiko tinggi utk mengalami cedera adalah kelompok usia 6-14 tahun. Apa
komentar anda tentang interpretasi peneliti tersebut?

Tabel1. Distribusi umur dari 82 pasien cedera kecelakaan


Umur (tahun) Jumlah kasus cedera

0-2 5
3-5 6
6-14 18
15-21 8
22-31 5
32-41 8
42-51 7
52-61 4
62+ 21

Komentar Saya :

1. Tabel distribusi yang dibuat oleh peneliti memiliki panjang kelas


(umur) yang tidak sama sehingga apabila interval tersebut diubah sesuai
kaidah statistik, maka nilai frekuensi dari masing-masing kelas juga
akan berubah.
2. Jika hanya berdasarkan data populasi jumlah kasus cedera dalam tabel
yang tersaji, maka interpretasi peneliti sudah tepat karena proporsi jumlah
kasus cedera umur usia 62+ terhadap jumlah kasus cedera keseluruhan
adalah sebesar 25.61% (21 Kasus) sebagai yang terbesar, dan proporsi
jumlah kasus cedera umur 6-14 tahun terhadap jumlah kasus cedera
keseluruhan adalah sebesar 21.95% (18 Kasus) sebagai terbesar kedua.

4
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI
3. Interval kelas pada masing-masing kelompok umur belum sama pada
tabel distribusi tersebut. Intepretasi peneliti belum menggambarkan
kejadian berdasarkan pembagian kelompok umur yang tepat (seragam).
4. Jika tabel distribusi berdasarkan umur di atas dilengkapi dengan data
frekuensi kumulatif (jumlah kasus cedera, jumlah individu tidak cedera)
untuk masing-masing kelompok umur, maka interpretasi peneliti akan
memberikan asumsi yang berbeda karena adanya incidence rate dan
prevalensi kejadian yang berbeda.

5. Dalam sebuah studi kasus kontrol dipilih sebanyak 50 penderita Ca paru dan 100
tetangga kasus yang sehat (tidak menderita Ca paru) sebagai kelompok
pembandingnya. 50% dari penderita Ca paru memiliki riwayat mengkonsumsi
beta carotine, sedangkan di kalangan kelompok yang tidak menderita Ca paru,
78% memiliki riwayat yang sama.

Kasus Kontrol Total


B Karotine 25 78 103
Non B Karotine 25 22 47
50 100 150

A. Berapa besar efek (hubungan) beta carotine terhadap kejadian Ca paru?


Odds dari kelompok kasus = 25/25
Odds dari kelompok kontrol = 78/22
OR = 25x22 = 0,28
25x78
B. Bagaimana menginterpretasikan besarnya efek/hubungan tersebut?
Nilai O ˂ R1 berarti efek konsumsi Beta Carotine bersifat
menguntungkan (protektif) atau dapat mencegah terjadinya Ca
Paru.

Untuk menginterpretasikan besarnya efek pada kasus tersebut digunakan


rumus odds rasio keterpaparan =𝒂𝒅 = 𝟐𝟓 𝒙 𝟐𝟐= 550 = 0,28
𝒃𝒄 𝟕𝟖 𝒙 𝟐𝟓 1950
. Interpretasi :
Orang yang mengkomsumsi beta carotene memiliki resiko 0,28 kali
menderita Ca Paru dibandingkan orang yg tidak mengkonsumsi
beta carotene.

6. Sebuah studi epidemiologi menduga bahwa pajanan terhadap enviroxide


merupakan penyebab potensial penyakit environitis, sebuah penyakit baru yang
ditemukan di kota kecil Carolina (dengan junmlah populasi sebesar 10000 orang).
Disamping itu sebuah varian penyakit flu (influenza J) juga ditemukan di kota
tersebut dan diyakini berhubungan dengan pajanan terhadap hewan burung
peliharaan di rumah. Walaupun keduanya adalah penyakit yang berbeda, namun
gejalanya tampak mirip, yaitu seperti gejala flu akut dengan sedikit gangguan
mental kesadaran berkabut. Untungnya gejala tersebut segera hilang dalam 2
minggu dan dapat sembuh sempurna serta tidak dapat terinfeksi lagi karena
imunitas yang seumur hidup.

5
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI

Survei terakhir tentang penyakit tersebut di atas menunjukkan bahwa 15% dari
penduduk terpajan dengan dosis tinggi (>100ppm) enviroxide, sementara 40%
dari populasi memiliki burung sebagai hewan peliharaan di rumah mereka.
Sampai saat ini diyakini tidak ada kaitan antara kedua pajanan tersebut. Dua tim
peneliti yang berbeda melakukan studi kohort secara terpisah selama 2 tahun
untuk kedua penyakit tersebut. Tingkat kematian populasi kota Carolina sangat
rendah, dan dalam studi kohort tersebut tidak ada yg drop-out.

Studi kohort pertama mengumpulkan 1000 subyek yang tinggal di gedung-gedung


yang memiliki tingkat pajanan enviroxide dengan kadar yang >100ppm
("exposed") dan 1000 subyek yang tinggal di gedung-gedung dengan pajanan
enviroxide <100ppm ("unexposed"). Dari studi ini didapat bahwa 700 subyek
yang terpajan ("exposed") mengalami environitis, dan 500 subyek yang tidak
terpajan ("unexposed") juga terinfeksi.

Environitis Tidak Sakit Total


Envioxide >100ppm 700 300 1000
Envioxide < 100ppm 500 500 1000
1200 800 2000

Kasus Pertama - Environitis

Environitis Tidak Sakit Total


Envioxide >100ppm (exposed) 700 300 1000
Envioxide < 100ppm (unexposed) 500 500 1000
1200 800 2000
A. CI exposed = 700/1000 =0,7 CI
unexposed = 500/1000 = 0,5.
B. ID exposed = 700/((700x1)+(300x2)) = 700/1300 = 0,538
orang.tahun ID unexposed = 500/((500x1)+(500x2)) = 500/1500 =
0,333 orang.tahun
C. CIR = RR = 0,7/0,5 = 1,4
D. IDR = (700/1300)/(500/1500) = (700x1500)/(500x1300) = 1,616.
E. OR = (700/300)/(500/500) = 700/300 = 2,333.
F. CID = AR = 0.7-0,5 = 0,2
G. IDD = 0,538-0,333 = 0,205

Pada studi kedua, dari 2000 orang pemilik burung ("exposed") dan 2,000 orang
yang tidak pernah kontak dengan burung ("unexposed") turut berpartisipasi dalam
studi tsb. Hasilnya menunjukkan bahwa 400 orang yang terpajan mengalami
influenza J, sementara hanya 160 yang terinfeksi pada kelompok tidak terpajan.

Hitung ukuran epidemiologi berikut ini untuk kedua studi kohort diatas:
A. cumulative incidences risk (CI)
B. incidence density rate (ID); dengan asumsi kasus terjadi secara seragam
(uniform) selama periode follow-up.
C. cumulative incidence ratios (CIR)
D. incidence density ratios (IDR)
E. odds ratios (OR)

6
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI
F. cumulative incidence differences (CID)
G. incidence density differences (IDD).

Kasus Kedua - Influenza J

Influenza J Tidak Sakit Total


Pemilik burung (exposed) 400 1600 2000
Tidak pernah kontak dengan burung 160 1840 2000
(unexposed)
560 3440 4000
A. CI exposed = 400/2000 = 0,2
CI unexposed = 160/2000 = 0,08.
B. ID exposed = 400/((400x1)+(1600x2)) = 400/3600 = 0,111
orang.tahun ID unexposed = 160/((160x1)+(1840x2)) = 160/3840 =
0,042 orang.tahun
C. CIR = RR = 0,2/0,08 = 2,5
D. IDR = (400/3600)/( 160/3840) = (400x3840)/(160x3600) = 2,67.
E. OR = (400/1600)/(160/1840) = (400x1840)/(160x1600) = 2,875.
F. CID = AR = 0.2-0,08 = 0,12.
G. IDD = 0,111-0,042 = 0,069.
7. Berkaitan dengan kedua studi kohort di atas (no. 6), bandingkan besarnya ukuran-
ukuran asosiasi yang telah anda hitung pada masing-masing studi. Apa pendapat
anda tentang perbedaan besarnya masing-masing ukuran asosiasi untuk masing-
masing studi?
Jawaban :
1. Kasus Environitis :
CIR = RR = 0,7/0,5 = 1,4.
Nilai RR = 1,4 menunjukkan bahwa pajanan enviroxide dengan kadar >
100 ppm mempunyai risiko 1,4 kali lebih tinggi untuk menderita
environitis.

CID atau AR = 0,7-0,5 = 0,2


Nilai AR = 0,2 berarti bahwa dengan menghindari pajanan terhadap
enviroxide dengan kadar > 100 ppm, dapat mencegah 0,2 dari 0,7 angka
kejadian (CI) kasus environitis.

2. Kasus Influenza J :
CIR = RR = 0,2/0.08 = 2,5.
Nilai RR = 2,5 menunjukkan bahwa pemilik burung peliharaan
mempunyai risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk menderita influenza J.

CID atau AR = 0,2-0,08 = 0,12.


Nilai AR = 0,12 berarti bahwa dengan menghindari pajanan dengan
burung peliharaan diharapkan dapat mencegah 0,12 dari 0,2 angka
kejadian (CI) kasus influenza J.

8. Ahli kesehatan masyarakat di kota Carolina dalam 2 studi kohort di atas (no. 6)
mengusulkan untuk melakukan program cepat abatisasi untuk mengeliminasi
sepenuhnya pajanan enviroxide.

7
NAMA : HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ
NPM : 2006504982
S2 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FKM UI
A. Berapa proporsi kasus environitis yg dapat dicegah pada penduduk yang
tinggal di gedung-gedung yang mengandung/ tercemar enviroxide
B. Berapa proporsi kasus environitis yg dapat dicegah pada seluruh populasi?

Jawaban :

A. AFE = (Insidence terpajan - Insidence tidak terpajan)/Insidence populasi


AFE = (0,7 - 0,5)
/((700+500)/(1000+1000)) AFE = (0,7
- 0,5)/(1200/2000)
AFE = 0,33
AFE% = 0,33 x 100% = 33%.
AFE 33% berarti bahwa 33% kasus baru dapat dicegah pada
penduduk yang tinggal di gedung-gedung yang tercemar enviroxide
jika pajanan enviroxide dieliminasi sepenuhnya.

B. PAR = (Insidence populasi - Insidence tidak terpajan)/Insidence populasi


PAR = (0,6 - 0,5)/0,6
PAR = 0,167
PAR% = 0,167 x 100% = 16,7%
PAR 16,7% berarti bahwa 16,7 % kasus baru di seluruh populasi
dapat dicegah jika pajanan enviroxide dieliminasi sepenuhnya.

Anda mungkin juga menyukai