KESEHATAN REPRODUKSI
b. Tujuan
Secara garis besar, tujuan penelitian cross sectional adalah sebagai berikut
1. Penelitian cross sectional digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan
masyarakat di suatu wilayah, misalnya suatu sampling survey kesehatan untuk
memperoleh data dasar untuk menetukan strategi pelayanan kesehatan atau
digunakan untuk membandingkan keadaan kesehatan masyarakat disuatu saat.
2. Penelitian dengan pendekatan cross sectional digunakan untuk
mengetahuiprevalensi penyakit tertentu di suatu daerah tetapi dalam hal- hal
tertentu prevalensi penyakit yang ditemukan dapat digunakan untuk
mengadakan estimasi insidensi penyakit tersebut. misalnya penyakit yang
menimbulkan bekas sepertivariola karena dari bekas yang ditinggalkan dapat
diperkirakan insidensi penyakittersebut dimasa lalu tetapi akan sulit
memperkirakan insidensi berdasarkan bekas yang ditinggalkan bila bekas
tersebut tidak permanen.
3. Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya
hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan
tetap, misalnyapenelitian hubungan antara golongan darah dengan karsinoma
endometrium
Bila perubahan yang terjadi tidak jelas dan tidak tetap seperti penyakit yang
menimbulkan perubahan biokimia atau perubahan fisiologi dilakukan
penelitian cross sectional karena pada penelitian ini sebab dan akibat
ditentukan pada waktu yang sama dan antara sebab akibat dapat saling
mempengaruhi misalnya hubungan antara hipertensi dengan tingginya kadar
kolesterol darah.
4. Penelitian cross sectional dimaksudkan untuk memperoleh hipotesis spesifik
yang akan diuji melalui penelitian analitis, misalnya dalam suatu penelitian
cross sectional di suatu daerah ditemukan bahwa sebagian besar penderita
diare menggunakan air kolam sebagai sumber air minum. Dari hasil ini belum
dapat dikatakan bahwa air kolam tersebut factor resiko timbulnya diare, tetapi
penemuan tersebut hanya merupakan suatu perkiraan atau hipotesis yang harus
diuji melalui penelitian analitis.
Numerator di sini adalah jumlah total orang yang sakit pada suatu saat, tanpa
memperhitungkan sejak kapan yang bersangkutan sakit. Sedangkan denominator
adalah jumlah total populasi pada saat itu, termasuk yang sehat maupun yang
sakit.
Point prevalence juga dapat digunakan untuk menghitung prevalensi penyakit
pada kelompok umur dan jenis kelamin tertentu, misalnya adalah prevalensi
penyakit pada laki-laki usia 45-54 tahun, maka formulanya adalah sebagai berikut:
Jumlah laki2 umur 45-54 tahun yang sakit pada suatu saat
X 1000
Jumlah populasi laki2 umur 45-54 pada saat itu
a+b
RR =
c
c+d
g. Ciri-ciri
Epidemiologi cross sectional memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada satu saat
tertentu.
2) Status seorang individu atas ada atau tidaknya kedua factor baik
pemajanan (exposure) maupun penyakit yang dinilai pada waktu yang
sama. Variablenya bebas dan terikat yang dikumpulkan dalam waktu yang
sama.
3) Hanya menggambarkan hubungan asosiasi bukan sebab-akibat.
4) Apabila penerapannya pada studi deskriptif, peneliti tidak melakukan
tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.
5) Desain ini dapat digunkan pada penelitian deskriptif dan analitik.
i. Langkah-langkah
Untuk melakukan penelitian dengan pendekatan cross sectional dibutuhkan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Identifikasi dan perumusan masalah
Masalah yang akan diteliti harus diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas
agar dapat ditentukan tujuan penelitian dengan jelas
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengadakan penelaahan terhadap
insidensi dan prevalensi berdasarkan catatan yang lalu untuk mengetahui
secara jelas bahwa masalah yang sedang dihadapi merupakan masalah yang
penting untuk diatasi melalui suatu penelitian. Dari masalah tersebut dapat
diketahui lokasi masalah tersebut berada.
2) Menetukan tujuan penelitian
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas agar orang dapat mengetahui
apa yang akan dicari, dimana akan dicari, sasaran, berapa banyak dan kapan
dilakukan serta siapa yang melaksanakannya.
Sebelum tujuan dapat dinyatakan dengan jelas, hendanya tidak melakukan
tindakan lebih lanjut. Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu penelitian karena dari tujuan ini dapat ditentukan metode yang
akan digunakan.
3) Menentukan lokasi dan populasi studi
Dari tujuan penelitian dapat diketahui lokasi penelitian dan ditentukan pula
populasi studinya. Biiasanya, penelitian cross sectional tdak dilakukan
terhadap semua subjek studi, tetapi dilakukan kepada sebagian populasi dan
hasilnya dapat diekstrapolasi pada populasi studi tersebut.
Populasi studi dapat berupa populasi umum dan dapat berupa kelompok
populasi tertentu tergantung dari apa yang diteliti dan di mana penelitian
dilakukan
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data, sasaran yang dituju
yang disebut subjek studi harus diberi criteria yang jelas, misalnya jenis
kelamin, umur, domisili, dan penyakit yang diderita. Hal ini penting untuk
mengadakan ekstrapolasi hasil penelitian yaitu kepada siapa hasil penelitian
ini dilakukan
4) Menentukan cara dan besar sampel
Pada penelitian cross sectional diperlukan perkiraan besarnya sampel dan cara
pengambilan sampel.
Cara pengambilan sampel sebaiknya dilakukan acak dan disesuaikan dengan
kondisi populasi studi, besarnya sampel, dan tersediannya sampling frame
yaitu daftar subjek studi pada populasi studi.
5) Memberikan definisi operasional
6) Menentukan variable yang akan diukur
7) Menyusun instrument pengumpulan data
Instrument yang akan digunakan dalam penelitian harus disusun dan dilakukan
uji coba. Instrument ini dimaksudkan agar tidak terdapat variable yang
terlewatt karena dalam instrument tersebut berisi semua variable yang hendak
diteliti
Instrument dapat berupa daftar pertanyaan atau pemeriksaan fisik atau
laboratorium atau radiologi dan lain- lain disesuaikan dengan tujuan penelitian
8) Rancangan analisis
Analisis data yang diperoleh harus sudah dirrencanakan sebelum penelitian
dilaksanakan agar diketahui perhitungan yang akan digunakan. Rancangan
analisis harus disesuaikan dengan tujuan penelitian agar hasil penelitian dapat
digunakan untuk menjawab tujuan tersebut.
Abramson JH. (1998) Cross sectional studies. In: R Detels, WW Holand, J McEwen, GS
Omenn. Oxford Text Book of Public Health. 3rd Ed Vol 2. New York. Oxford
University Press, pp: 517-535
Coggon, Rose, and Barker (1997) Epidemiology for the Uninitiated Chapter 8. "Case-control
and cross-sectional studies". BMJ (British Medical Journal) Publishing.
William M. K. Trochim (2006) Research Methods Knowledge Base. Web Center for Social
Research Methods.