RANGKAIAN BERKALA
Studi epidemiologi yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau
status kesehatan satu/beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa
sekuens waktu. Ciri rangkaian berkala adalah menghubungkan variasi frekuensi penyakit dari
waktu ke waktu.
Manfaat studi rangkaian berkala adalah:
Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau
Mengevaluasi efektifitas intervensi kesehatan masyarakat
Rangkaian berkala merupakan salah satu rancangan eksperimen semu untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi. Evaluasi dilakukan dengan cara : mempelajari perubahan gerakan kurva
frekuensi penyakit pada populasi selama beberapa interval waktu, baik sebelum maupun sesudah
implementasi intervensi pada populasi.
Contoh : rangkaian berkala untuk mengevaluasi efektifitas peraturan senjata api di Detroit.
Komponen pembentuk rangkaian berkala yang dapat merancukan pengaruh intervensi
sebenarnya
Kecenderungan sekuler
Variasi Musim
Variasi Siklik
Variasi Acak (Random)
CASE SERIES
Merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan diagnosis yang sama ,
hampir sama dengan laporan studi kasus ,namun dengan kasus yang lebih banyak , serial kasus
termasuk penelitian observasional karena mengikuti perjalan penyakit beberapa pasien yang
diketahui paparannya atau memeriksa paparan dan hasil dari catatan medis pasien
Contoh :
1974 : ditemukan 3 kasus angiosarcoma hepa dikalangan pekerja vinyl chloride
1980 : ditemukan 5 kasus PCP ( Pneumicystis Carini Pneumonia ) -> HIV/AIDS
2003 : ditemukan serial kasus SARS
1. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan
subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
2. Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memperhatikan kelompok yang terpajan
atau tidak.
3. Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi. Misalnya
hubungan antara Cerebral Blood Flow pada perokok, bekas perokok dan bukan perokok.
4. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik.
5. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai hipotesis
dalam penelitian analitik atau eksperimental.
b. Tahap Kedua: menetapakan studi penelitian atau populasi dan sampelnya. Subjek
penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari daerah
mana mereka ini dapat diambil, apakah lingkup di Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit
Bersalin, atan Rumah Bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan.
Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah bedasarkan teknik random atau non
random.
c. Tahap Ketiga: melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap
variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). Caranya, mengukur berat
badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu.
d. Tahap Keempat: mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan anatara
berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya
atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yaitu karena hubungan antara anemia
dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan
melahirkan dilakukan pemeriksaan Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya.
Kriteria inklusi adalah persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan
untuk anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.
Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap BBLR 2 kali lebih
besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 – 0,08 = 0,07. Ini berarti
bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia pada ibu hamil sebesar
0,007.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-Square. Uji Chi-
Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan
mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya