Anda di halaman 1dari 37

Studi Kasus Kontrol

Fauzi Arasj

22/09/2014 design by FA 2014 1


Penelitian Case Control
• Case control
– Adalah rancangan studi yg mempelajari
hubungan antara paparan (faktor penelitian)
dan penyakit,
– Dilaksanakan dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kontrol status
paparannya

22/09/2014 design by FA 2014 2


• Studi Kasus Kontrol
– Penelitian case control adalah suatu penelitian
analitik yang menyangkut bagaimana variabel
bebas/faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pendekatan retropektif.
– Dengan kata lain efek/variabel tergantungnya
diidentifikasi saat ini, kemudian faktor resiko
diidentifikasi adanya atau terjadinya pada
waktu lalu

22/09/2014 design by FA 2014 3


–Studi yang diawali dengan
penentuan kelompok kasus dan
kelompok kontrol  Kemudian di
ikuti selama waktu tertentu ke
belakang (backward tracing ) dan
pada akhir penelusuran dilakukan
penentuan status keterpaparan

22/09/2014 design by FA 2014 4


• Studi yang menganalisis hubungan kausal
dengan menggunakan menentukan penyakit
(outcome) terlebih dahulu kemudian
mengidentifikasi penyebabnya (faktor
risiko).
• Dalam studi ini juga menentukan kasus (case)
yaitu orang-orang yang berpenyakit, serta
kontrol (control) yaitu kelompok yang tidak
berpenyakit untuk dibandingkan

22/09/2014 design by FA 2014 5


• Ciri2 penelitian case control
1. Penelitian yg bersifat observasional
2. Diawali dengan kelompok penderita dan
bukan penderita
3. Terdapat kelompok kontrol
4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko
terpajan oleh faktor risiko yg sm dengan
kelompok kasus.
5. Membandingkan besarnya pengalaman
terpajan oleh faktor risiko antara kelompok
kasus dan kontrol.
6. Tidak mengukur insidensi

22/09/2014 design by FA 2014 6


• Kelebihan Case Control :
1. Sangat sesuai dengan penelitian penyakit yg
jarang terjadi atau penyakit yg kronik
2. Relatif cepat dan tdk mahal
3. Relatif efisien, memerlukan waktu yg kecil
4. Sedikit masalah pengurangan periode
investigasi.

22/09/2014 design by FA 2014 7


• Kelebihan penelitian case control yang lain
1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara
kelompok kasus dengan kelompok kontrol.
2. Memerlukan subyek penelitian yang relatif
sedikit
3. Memungkinkan untuk mengidentifikasi pelbagai
faktor resiko sekaligus.
4. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor
resiko sehingga hasil penelitian lebih tajam
dibanding dengan hasil penelitian cross
sectional
5. Tidak menghadapi kendala etik seperti penilitian
ekspreimen atau cohort
6. Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis).

22/09/2014 design by FA 2014 8


• Kelemahan Case Control
1. Tidak dapat incidence Rate
2. Sangat sulit memperoleh informasi biar periode
terlalu lama.
3. Alur metodologi inferensi kausal yang
bertentangan dengan logika normal.
4. Rawan terhadap bias
5. Tidak cocok untuk paparan langka
6. Tidak dapat menghitung laju insidensi
7. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
8. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua
populasi yang terpisah

22/09/2014 design by FA 2014 9


• Kekurangan penelitian Case Control
yang lain
1. Pengukuran variabel yang retrospektif,
objektivitas, dan reliabilitasnya kurang
karena subjek penelitian harus mengingat
kembali faktor-faktor resikonya.
2. Tidak dapat diketahui efek variabel luar
karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
3. Validasi mengenai informasi kadang-kadang
sukar diperoleh

22/09/2014 design by FA 2014 10


4. Karena kasus dan kontrol sukar dipilih oleh
peneliti maka sukar pula untuk meyakinkan
bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam
faktor eksternal dan sumber bias yang lainnya
5. Tidak dapat memberikan incidens rate
6. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih
dari satu variabel dependent, hanya berkaitan
dengan satu penyakit atau efek.
7. Kadang-kadang sulit meilih kontrol yang benar-
benar sesuai dengan kelompok kasus karena
banyaknya faktor resiko yang harus
dikendalikan.

22/09/2014 design by FA 2014 11


• Langkah-langkahnya :
– 1. Kriteria Pemilihan Kasus :
oKriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus
dibuat dengan jelas.
oPopulasi sumber kasus dapat berasal dari
rumah sakit atau populasi/masyarakat .
– 2. Kriteria Pemilihan Kontrol :
oMempunyai potensi terpajan oleh faktor
risiko yang sama dengan kelompok kasus
oTidak menderita penyakit yang diteliti
oBersedia ikut dalam penelitian

22/09/2014 design by FA 2014 12


• Tahap –tahap penelitian case control ini
adalah sebagai berikut :
• Menentukan pertanyaan penelitian dan hipotesis
• Identifikasi variabel-variabel penelitian (bebas,
tergantung)
• Identifikasi obyek penelitian (populasi, sampel)
• Identifikasi kasus
• Pemilihan subyek sebagai kontrol
• Melakukan pengukuran retrospektif (kebelakang)
untuk melihat faktor resiko.
• Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi
antara variabel objek dengan variabel kontrol

22/09/2014 design by FA 2014 13


• Contoh sederhana :
– penelitian tentang hubungan antara
malnutrisi pada anak balita dan perilaku
pemberian makanan oleh ibu

22/09/2014 design by FA 2014 14


• Tahap pertama,
– Mengidentifikasi variabel dependent (efek) dan
variabel independent (faktor resiko)
• Vaiabel dependent :
– Malnutrisi
• Variabel independent :
– perilaku ibu dalam memberikan maknan
– Pendidikan ibu,
– pedapatan keluarga,
– jumlah anak,
– dan sebagainya.

22/09/2014 design by FA 2014 15


• Tahap kedua,
– Menetapkan objek penelitian yaitu populasi dan
sampel penelitian.
– Obyek penelitian disini adalah pasangan ibu dan
anak balitanya.
– Namun demikian perlu dibatasi pasangan ibu dan
balita daerah mana yang dianggap menjadi
populasi dan sampel penelitian ini
– Jumlah subyek yang diteliti untuk dapat
membuktikan hubungan tersebut perlu
ditentukan sebelum penelitian dimulai

22/09/2014 design by FA 2014 16


• Pada dasarnya untuk penelitian kasus kontrol
jumlah subyek yang akan diteliti bergantung
kepada :
• Berapa besar densitas faktor resiko pada populasi. Hal
ini penting terutama bila kontrol diambil dari populasi.
Kalau jumlah sampel yang diambil sebagai resiko
terlalu kecil atau terlalu besar, maka kemungkinan
pejanan resiko kasus dan kontrol hampir sama dan
diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui
perbedaannya.
• Derajat kemaknaan yang diinginkan, biasanya dipilih 
= 5%
• Perbadingan antara kasus dan kontrol, yaitu dengam
mengambil kontrol lebih banyak jumlah kasus bisa
dikurangi.
• Apakah pemilihan kontrol dimatching atau tidak

22/09/2014 design by FA 2014 17


• Tahap ketiga,
– Melakukan identifikasi kasus, yaitu anak balita
yang menderita malnutrisi.
– Yang dimaksud kasus disini adalah anak
balita yang memenuhi kriteria malnutrisi yang
ditetapkan, misalnya berat per umurnya
kurang dari 75 % standart harvard.
– Kasus diambil dari populasi yang telah
ditetapkan

22/09/2014 design by FA 2014 18


• Tahap keempat,
– Pemilihan subyek sebagai kontrol, yaitu pasangan
ibu-ibu dengan anak balita mereka.
– Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan pada
kesamaan karakteristik subyek kasus.
• Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosila ekonominya,
letak geografinya dan sebagainya.
• Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih
kelompok kontrol yang mempunyai karakteristik
yang sama dengan kelompok kasus.
• Oleh sebab itu sebagian besar ciri-ciri tersebut kiranya
dapat dianggap mewakili.

22/09/2014 design by FA 2014 19


– Pemilihan konrol memberi masalah yang lebih
besar daripada pemilihan kasus, karena
kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti,
sehingga sangat terancam oleh bias.
– Yang perlu ditekankan adalah bahwa kontrol
harus berasal dari populasi yang sama dengan
kasus sehingga baik kasus maupun maupun
kontrol mempunyai probability yang sama
untuk terpajan oleh faktor resiko

22/09/2014 design by FA 2014 20


• Ada beberapa cara untuk memilih
kontrol yang baik :
– Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang
sama.
• Misalnya kasus adalah semua pasien dalam
populasi tertentu sedangkan kontrolnya diambil
secara acak dari populasi sisanya.
• Bisa juga dari yang sudah ditentukan sebelumnya
yang lebih kecil

22/09/2014 design by FA 2014 21


• Prinsipnya pemilihan kasus dan kontrol
• Pasangan (pair)  (1 kasus, 1 kontrol)
• Triplet (1 kasus, 2 kontrol) 2
pasangan
• Quadruplet (1 kasus, 3 kontrol)  3
pasangan
• dst.

22/09/2014 design by FA 2014 22


– Matching.
• Cara kedua untuk mendapatkan kontrol yang baik
adalah dengan melakukan matching yaitu memilih
kontrol yang mempunyai karakter yang sama
dengan kasus dalam semua variabel yang mungkin
berperan sebagai faktor resiko tetapi yang tidak
diteliti.
• Apabila matching dilakukan dengan baik, maka
pelbagai jenis variabel yang mungkin berperan
terhadap kejadian penyakit (kecuali yang sedang
diteliti) dapat disamakan, sehingga didapatkan
assosiasi yang lebih kuat antara variabel yang
sedang diteliti dengan penyakit.

22/09/2014 design by FA 2014 23


• Tekhnik ini mempunyai keuntungan lain yaitu
subyek penelitian yang diteliti menjadi lebih
sedikit. Akan tetapi jangan sampai terjadi
overmatching yaitu melakukan matching
terhadap variabel yang mempengaruhi pejanan
faktor resiko, sehingga akan didapatkan resiko
relatif yang terlalu rendah.
• Terlalu banyak faktor yang disamakan juga
menyebabkan kesulitan untuk mencari kontrol

22/09/2014 design by FA 2014 24


– Cara lain ialah dengan memilih lebih dari satu
kelompok kontrol.
• Karena sukar mencari kelompok kontrol yang
benar-benar sebanding maka dapat dipilih lebih
dari satu kelompok kontrol yang berbeda lokasi
dan demogfrafinya yang tidak terlalu berbeda jauh.
• Tetapi bila didapatkan perbedaan yang cukup
besar antara kedua kelompok tersebut, maka
berarti salah satu atau kedua hasil tersebut tidak
sahih ( terdapat bias) dan perlu diteliti dimana
letak biasnya

22/09/2014 design by FA 2014 25


• Tahap kelima,
– Melakukan pengukuran secara retrospektif yaitu
dari kasus (anak balita malnutrisi) itu diukur atau
ditanyakan kepada ibu dengan menggunakan
metode recall mengenai perilaku atau kebiasaan
memberikan makanan kepada anakanya.
• Recall disini maksudnya adalah menanyakan pada ibu
anak balita kasus tentang jenis-jenis makana serta
jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama
periode tertentu. Biasanya menggunakan metode 24
jam.

22/09/2014 design by FA 2014 26


– Pengukuran variabel yang diteliti merupakan hal
sentral pada studi ini.
– Penentuan efek harus sudah didefinisikan dalam
usulan atau definisi operasional secar jelas.
– Pada kenyataannya memang sukar untuk
mengingatkan kembali bila seseorang telah lupa
apa yang telah dilakukannya saat dulu, pada
keadaan tertentu bisa menggunakan rekam
medik yang lengkap, gambaran keadaan pasien
dan data demografi dari pasien tersebut

22/09/2014 design by FA 2014 27


• Tahap keenam,
– Melakukan pengolahan dan analisis data.
– Analisis data dilakukan dengan membandingkan
proporsi perilaku ibu yang baik dan kurang baik
dalam hal memberikan makanan kepada anaknya
pada kelompok kasus dengan proporsi perilaku
ibu yang sama pada kelompok kontrol.
– Dari sinilah akan diperoleh bukti ada atau
tidaknya hubungan antara perilaku pemberian
makanan dengan malnutrisi pada anak balita

22/09/2014 design by FA 2014 28


Tabel analisis casus control
perhitungan ODD ratio
Kasus Kontrol

Exposure + a b

Exposure - c d

Odds Rasio (OR) = axd / b x c = ad/bc

22/09/2014 design by FA 2014 29


contoh
• Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit thypoid pada Anak-anak.
• Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor
risiko terjadinya penyakit Thypoid adalah :
– Kebiasaan jajan di sekolah dan kebiasaan cuci
tangan sebelum makan.
– Jelaskan bagaimana penelitian tersebut akan
dilakukan dengan desain penelitian yang berbeda

22/09/2014 design by FA 2014 30


• Kelompok kasus dalam kasus diatas adalah anak-anak
sekolah yang terkena penyakit typhoid sedangkan
kontrolnya adalah anak-anak sekolah yang tidak terkena
penyakit.
• Faktor risikonya adalah kebiasaan jajan di sekolah dan
kebiasaan cuci tangan sebelum makan merupakan
paparannya.
• Dari anak-anak yang terkena penyakit dan tidak terkena
penyakit ini dicari perbandingannya faktor apa yang
membedakan mereka.
• Ternyata setelah dicari ditemukan kebiasaan jajan dan
cuci tangan mereka yang kemudian dijadikan faktor
risikonya. Sehingga dalam studi ini kita berusaha mencari
penyebab dari penyakit yang ada terlebih dahulu

22/09/2014 design by FA 2014 31


Jajan di sekolah
terpapar
Kasus
Tidak cuci tangan (Penyakit
Thypoid)
Tidak Jajan di sekolah
Tidak
terpapar
cuci tangan

Jajan di sekolah
terpapar
Kontrol
Tidak cuci tangan
(Tidak ada
Penyakit
Tidak Jajan di sekolah Thypoid)
Tidak
terpapar
cuci tangan

22/09/2014 design by FA 2014 32


E+

Diseases/kasus

E-

E+
Non diseases/
kontrol
E-

22/09/2014 design by FA 2014 33


Contoh
• Ingin mengetahui hubungan antara
anemia besi pada ibu hamil dengan Berat
Badan Bayi Lahir (BBL) dengan
menggunakan rancangan atau pendekatan
cases control.

22/09/2014 design by FA 2014 34


contoh
Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara
rokok dan kanker paru-paru. Pada penelitian tersebut
diambil 100 orang penderita kanker paru-paru yang
dirawat di beberapa rumah sakit selama 1 tahun sebagai
kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol
diambil 100 penderita penyakit lain. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90
orang perokok, sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 40 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko
merokok terhadap terjadinya kanker paru-paru

22/09/2014 design by FA 2014 35


Dalam suatu penelitian yang menggunakan rancangan
kasus-kontrol untuk menentukan hubungan antara
infark miokard dengan rokok. Kelompok kasus terdiri
dari 100 orang penderita infark miokard dan kelompok
kontrol terdiri dari 200 orang bukan penderita miokard.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 org
penderita infark miokard terdapat 20 orang perokok dan
diantara 200 orang bukan penderita infark miokard
terdapat terdapat 14 orang perokok. Hitunglah besarnya
resiko oddnya

22/09/2014 design by FA 2014 36


WASSALAM
SURAK SABEU

22/09/2014 design by FA 2014 37

Anda mungkin juga menyukai