Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KULIAH UMUM

KESEHATAN MASYARAKAT INTERMEDIATE


Oleh :
Hamas Musyaddad A A
Mahasiswa Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Angkatan 2020
NPM : 2006504982

Pada kesempatan kali ini , saya akan merefleksikan kuliah umum Kesehatan
Masyarakat Intermediate yang telah disampaikan oleh Bapak Dr. Ede Surya Darmawan,
S.KM, M.DM dan Ibu Agustin Kusumayati, dr, MSc, PHD pada tanggal 19 September 2020 ,
dikaitkan dengan rencana thesis yang akan saya ambil memahami factor- faktor Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan pendekatan perilaku (behavior) dan Human Factor di
area pertambangan batu bara.
A. Refleksi pemaparan Bapak Dr. Ede Surya Darmawan, S.KM, M.DM
Poin poin penting yang dapat saya ambil dari pemaparan beliau , sebagai berikut :
1. Diawal setelah memaparkan definisi sehat dan kesehatan, saya tertarik terhadap
pemaparan beliau mengenai Filosofi Kesehatan: Hidup Sebagai Realitas, Kesehatan
Sebagai Nilai Universal , beliau menjelaskan "Kesehatan" adalah kondisi kemudahan fungsi
yang dapat dipelihara di berbagai tingkatan. Kemudahan fungsi yang dapat dipertahankan
dalam populasi umum dapat diamati pada tingkat sel, diri, dan masyarakat secara bersamaan
sehingga kesehatan muncul dari sistem yang tujuan utamanya adalah menghasilkan
kemudahan fungsi yang dapat dipelihara di tingkat
masing-masing. Dari filosofi tersebut , beliau menjelaskan
salah satu aspek
kita akan menjadi ciri penduduk maju jika memiliki derajat
kesehatan yang tinggi , tercapainya derajat kesehatan
tinggi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan
berumur panjang. berpendidikan tinggi akan menghasilkan
penduduk yang terdidik dan terampil. ditambah
Pendapatan tinggi akan menghasilkan penduduk yang
produktif.
Gambar
Dari paparan beliau , saya merefleksikan untuk menempatkan 1. Cirisehat
hidup Negaraatau
maju derajat

kesehatan yang tinggi menjadi pondasi atau akar nya , bagaimana kita bisa sehat secara fisik
, mental, dan sosial dalam menjalankan suatu aktifitas . Setelah itu bagaimana kita terus
menambah kapasitas dalam diri baik ilmu pengetahuan , keterampilan , membangun jaringan
(networking), hingga dalam kehidupan social bermasyarakat sehingga tujuannya bisa
produktif dengan memiliki pendapatan yang tinggi . ini sangat menarik dan saling terkait satu
sama lain .
2. Jika kita sudah menjadi manusia yang produktif , kita harus memahami dan harus
sadar kalau kita menjadi produktif membawa misi dan keahlian sebagai seorang kesehatan
masyarakat,meskipun memiliki disiplin ilmu masing-masing. Beliau menanamkan semangat
untuk kita semua dapat memenuhi kompetensi sebagai seorang kesehatan masyarakat di
Indonesia yang mampu menjawab tantangan dan memberikan ide segar dalam pemecahan
masalah kesmas di Indonesia , dengan kompetensi sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisis (Analysis and Assessment)
2. Kemampuan untuk mengembangkan kebijakan dan prerencanaan program kesehatan
(Policy development and program planning)
3. Kemampuan untuk melakukan komunikasi (Communication skill)
4. Kemampuan untuk memahami budaya local (Cultural competency/local wisdom)
5. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment)
6. Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat (Basic public health sciences)
7. Kemampuan untuk merencanakan dan mengelola sumber dana (Financial planning and
management)
8. Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistem (Leadership and systems thinking/total
system)
Saya merefleksikan ini lah capaian yang harus saya lengkapi selama 1,5 tahun saya akan
menempuh pendidikan S2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di FKM UI, dari capaian
kompetensi yang harus tercapai tersebut saya akan membuat road map sebagai bentuk
perencanaan dan merealisasikan semuanya sehingga produktif yang dihasilkan membawa
kebermanfaatan untuk banyak orang dan untuk bangsa Indonesia.
3. Selanjutnya Dr. Ede Ede Surya Darmawan, S.KM, M.DM, mengajak kita semua untuk siap
menjadi inovator dalam evolusi kesehatan masyarakat generasi 4.0

Tugas Dasar Negara


Radical Collaboration Improving &
Area Based Development Enhancing
Approach Human Value
IOT, Big Data, AI, Drone

Saya merefleksikan revolusi industri 4.0 memberikan tantangan yang tidak ringan di
sektor kesehatan masyarakat . Selain bonus demografi yang melimpah, tantangan lain
juga terdapat pada ranah inovasi teknologi pelayanan kesehatan. Menghadapi revolusi
industri 4.0 tersebut, maka seorang ahli kesehatan masyarakat harus memiliki beberapa skill
tertentu. Seperti kemampuan untuk berfikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi,
problem solving, kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan lain sebagainya.
B. Refleksi Pemaparan Ibu Agustin Kusumayati, dr, MSc, PhD

Pemaparan Ibu Agustin Kusumayati, dr, MSc, PhD menekankan pada peran profesi
kesehatan masyarakat di era new normal baru akibat pandemic covid-19 , Poin – poin yang
dapat saya ambil untuk di refleksikan :

1. Peran profesi kesehatan masyarakat di era new normal baru akibat pandemic covid-19
harus di dukung 2 penguatan :
1. Penguatan Sistem Kesehatan Masyarakat
a. Pemastian penerapan perilaku promotif dan preventif
b. Pengendalian pergerakan manusia, penjarakan social, dan penjarakan fisik
c. Peningkatan kapasitas, cakupan, dan akurasi laboratorium
d. Penyelenggaraan community-based isolation secara efektif
e. Pelaksanaan contact tracing secara massif
f. Pemantauan tingkat penularan, insidens, fatalitas, dan prevalens
2. Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Tingkatkan kapasitas, cakupan, dan kehandalan laboratorium (Uji
Diagnostik)
b. Tingkatkan kapasitas dan kehandalan rumah sakit
Saya merefleksikan sebagai insan kesehatan masyarakat harus mampu menjadi
garda terdepan dalam mendukung penguatan system kesehatan masyarakat , menjadi
leader dan role model di area kerja maupun di masyarakat . kita harus siap dan mampu
mulai merencanakan program , mengimplementasikan dan mengavaluasi secara berkala
terhadap program pencegahan pandemic covid-19 . sedangkan dari sisi dukungan
pemerintah dan swasta harus mampu berkolaborasi dalam penguatan system pelayanan
kesehatan yang terpadu dengan guidance yang telah di tetapkan dalam bentuk
keputusan menteri kesehatan maupun peraturan daerah . hal ini perlu sinergisitas antara
pusat , daerah dan pihak swasta untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang terpadu
dalam penanganan pandemic covid-19.
2. Profesi Kesehatan Masyarakat harus mampu mencegah penularan di tatanan khusus dan
tempat – tempat umum terkendali.

a. Pengendalian risiko wabah di berbagai tatanan khusus berisiko tinggi baik itu di
lingkungan perumahan, RT, RW, Desa, lembaga pemerintahan, fasilitas pelayanan
kesehatan, laboratorium, sekolah, universitas, pekerja sampai dengan lembaga
pemasyarakatan;
b. Pengendalian risiko penularan di tempat-tempat umum. Tempat umum ini tidak hanya
transportasi umum akan tetapi juga kampus, sekolah, tempat kerja sampai dengan
objek wisata. Terkait dengan tempat kerja, penularan yang diawali dari transportasi
umum dapat menjalar ke tempat kerja sehingga harus dilakukan pembagian jam kerja
agar dapat dikendalikan jumlah pekerja yang berangkat tidak menumpuk di satu waktu
tertentu;

3. Risiko dan kasus impor terkendali , profesi kesmas dapat memastikan protokol
pandemic covid- 19 di setiap perbatasan RI berjalan sesuai aturan karena sebagai
pintu gerbang masuknya covid-19
4. Masyarakat terdidik, terlibat, dan berdaya
Saya merefleksikan untuk mewujudkan hal tersebut , seorang profesi kesmas harus
memiliki komunikasi yang baik, informasi / wawasan luas , dan peningkatan
pendidikan. Sehingga lulusan profesi kesmas sudah siap selagi masih menempuh
pendidikan untuk berkontribusi pada masyarakat , setelah lulus nantinya sudah siap
mengembangkan ide ide baru untuk pengembangan pengetahuan menyesuaikan
kondisi masyarakat.
Dari pemaparan kuliah umum tersebut, jika dikaitkan dengan rencana topic thesis
factor- faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan pendekatan Perilaku (behavior)
dan Human Factor di area pertambangan batu bara , saya kembali merefleksikan definisi
sehat merupakan suatu kondisi yang ingin dimiliki oleh setiap individunya. Sehat tidak hanya
dalam keadaan fisik, namun juga sehat secara mental dan sehat secara sosial. Tidak hanya
meliputi kebebasan dari suatu penyakit, namun juga sehat meliputi keadaan psikis dari
seseorang. Perilaku seseorang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang itu
sendiri. Perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Terdapat empat pilar yang mempengaruhi
derajat kesehatan seseorang, diantaranya adalah keturunan, lingkungan, pelayanan
kesehatan, dan perilaku. Faktor yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan dan
perilaku. Contoh perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah gaya hidup dan
personal hygiene. Ini pun berpengaruh dalam penerapan aspek K3 dalam bekerja . ini akan
menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas , ditambah dengan kondisi pandemic covid
19 juga dapat menambah ruang lingkup pembahasan jika dikaitkan aktivitas pekerjaan di area
tambang yang pada dasarnya di remote area dengan jumlah pekerja yang banyak dapat
menerapkan protokol covid 19 . Mohon bimbingannya karena ini baru refleksi umum yang
dapat saya jabarkan . terimakasih

Anda mungkin juga menyukai