Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

MEMAHAMI AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengajar :
Yuniastini, SKM.,M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok IV

1. M FAIZ DARREL 2014401067


2. RARA OKTAVIANA 2014401080
3. ROLA SINTIA PUTRI 2014401089
4. VUNKY YESSY JESICA 2014401096

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh
penulis untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Dasar. Disamping
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang turut membimbing
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Makalah ini
penulis susun dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
“MEMAHAMI AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN (Lanjutan)”
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terimakasih.

Lampung, 27 Juli 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep promosi
kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan
lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan
merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan
individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang bisa kita bahas antara lain :

a. Bagaimana cara meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan ?


b. Bagaimana cara meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan sosial ?
c. Bagaimana cara meningkatkan kosolidasi dan memperluas kerja sama di bidang
kesehatan?
d. Bagaimana cara membangun infrastruktur yang kuat?

1.3 Tujuan Umum


a. Untuk mengetahui tentang cara meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap
kesehatan.
b. Untuk mengetahui cara meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan
sosial.
c. Untuk mengetahui cara meningkatkan kosolidasi dan memperluas kerjasama pada
bidang kesehatan.
d. Untuk mengetahui cara membangun infrastruktur yang kuat.

1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai
area tindakan promosi kesehatan. Secara praktis makalah ini berguna bagi:

a. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang keperawatan


khususnya tentang Area tindakan promosi kesehatan.

b. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Memahami area tindakan Promosi Kesehatan


AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN
1. Membangun kebijakan kesehatan publik
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehatan sering diabaikan, oleh
karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa
mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek
kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan (policy makers)
atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupunswasta.
Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para
pengambil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa
memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi
yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak
pada kesehatan.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam
pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non
fisik. Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung
terwujudnya masyarakat yang sehat. Contoh : perlunya jalur hijau didaerah
perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-
oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran
udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas,
dsb.
3. Pemberdayaan masyarakat
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab
pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ),
tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara
pemberi pelayanan kesehatan (health provider ) dan pihak yang mendapatkan
pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar
memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta
aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya
bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus
menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi
sebagai obyek.Sehingga peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
sangatlah diharapkan.Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang
bersumberdayamasyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti
Husada, poskestren,dll.
4. Mengembangkan kemampuan personal
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan
individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang
terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan
cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam
keadaan yang sehat.ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan
keadaan masyarakatyang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan
masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain
itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu,
PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru
UKS,dll.
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya
milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakangerakan
kearah hidup sehat, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku
hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk
mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan
berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang
tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat
bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan
seribulangkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah
dijual alat semacam speedometer.
6. Meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan
Para pembuat keputusan harus mempunyai komitmen tanggung jawab yang kuat.
Semua sektor, baik sektor yang berurusan dengan masyarakat umum maupunsektor
swasta. Harus mempromosikan kesehatan, baik dalam kebijaksanaan maupun
praktik, sebagai berikut :
 Menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain
 Melindungi lingkungan dan menjamin terus dimanfaatkannya sumber daya
 Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang berbahaya
seperti tembakau dan senjata, termasuk juga membatasi praktik
pemasarannya yang tidak sehatd)
 Menjaga keselamatan masyarakat, baik di tempat umum maupun di tempat
kerjae)
 Memasukan dampak kesehatan sebagai integral dari kebijakan
pembangunan
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan keadilan sosial
Di banyak negara, investasi kesehatan yang ada tidak mencukupi dan seringkali
tidak efektif. Peningkatan investasi untuk pembangunan kesehatan memerlukan
pendekatan multi sektor yang benar, termasuk sumber-sumber daya tambahan untuk
pendidikan, yang juga mencakup sektor kesehatan. investasi yang lebih besar untuk
kesehatan, dan re-orientasi investasi yang telah ada baik di dalam maupun di
luarnegeri mempunyai potensi yang sangat bermakna bagi pembangunan manusia,
kesehatan dan kualitas hidup Investasi di bidang kesehatan harus mencerminkan
kebutuhan kelompok-kelompok tertentu seperti para wanita, anak-anak,
manula,serta masyarakat yang miskin.
8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama bidang
kesehatan
Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukandalam
keberhasilan kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan di beberapa
daerah, menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan
pemerintah dan tokoh masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatan ibu oleh
Bapenas dan Depkes memberikan lingkungan yang mendukung pelayanan kesehatan
ibu. Pemerintah telah menempatkan satu bidan disetiap desa dengan mendidik 55.000
bidan didesa dalam kurun waktu delapan tahun. Pondok bersalin desa dilayani oleh
bidan, dukun bayi, dan kader disediakan untuk memberikan pelayanan antenatal dan
persalinan ditingkat desa.Disamping itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi
dilaksanakan untukmendukung kegiatan ini serta disediakan sarana komunikasi radio
dengan fasilitasmerespon obstetri gawat. Agar upaya keselamatan ibu tidak hanya
sekedar retorikatetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen kuat dari penentu
kebijakan, pengelola program dan masyarakat. Implikasi program keselamatan ibu
mencakup hal berikut:
 Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan;
 Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan di tingkat masyarakat;
 Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk
pelayanan gawat darurat;
 Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga
berencana dan pelayanan pasca aborsi;
 Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan
saranarujukan dan didukung oleh bahan habis pakai, alat, obat dan
transportasiyang memadai.
9. Membangun infrastruktur yang kuat
Untuk mengembangkan infrastruktur kesehatan, harus di cari mekanisme
pembiayaan baru baik lokal, nasional, maupun global. Insentive dan rangsangan harus
diciptakan untuk memengaruhi tindakan pemerintah,lembaga swadaya
masyarakat.Institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk memaksimalkan mobilisasi
sumberdaya promosi kesehatanBerbagai tatanan kesehatan merupakan dasar
kelembagaan untuk menembangkan infrastruktur yang di perlukan dalam promosi
kesehatan.tantangan-tantangan baru di bidang kesehatan menunjukan bahwa jaringan
kerja yang baru perludiciptakan untuk mencapai lintas sektor. Jaringan kerja tersebut
harus membentuk kerja sama baik di dalam ataupun dalam negara, dan mempermudah
pertukaran informasi tentang strategi yang efektif untuk setiap tatananPelatihan dan
praktik kepemimpinan lokal harus di dorong untuk menunjangkegiatan promosi
kesehatan. Dokumentasi berbagai pengalaman promosi kesehatandari berbagai
penelian dan laporan kegiatan, harus di tingkatkan untuk memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Semua negara harus mengembangkan promosi
kesehatanyang di sesuaikan dengan lingkungan politik, hukum,pendidikan,sosial dan
ekonomi.
BAB III

PENUTUP

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di bawah
koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap
puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan
tingkatan masyarakat.

Petugas promosi kesehatan dapat menjadi elemen penting dari kampanye gerakan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena petugas promosi kesehatan
merupakan sosok yang berinteraksi langsung di tingkatan masyarakat serta mengetahui
kondisi di lapangan sebagai bagian dari institusi puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan

https://www.google.com/search?q=promkes&sxsrf=ALeKk02EdDBFuQT-3YJJYTR6vjvJWSS-3A
%3A1627134970604&ei=-hv8YN-
bJIj0rAG11oWYCg&oq=promkes&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyAggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAA
yAggAMgIIADICCAAyAggAOgcIIxDqAhAnOgQIABBDOggIABCxAxCDAToFCAAQsQM6BAgAEAo6CggAEL
EDEIMBEApKBAhBGABQkRZYiSBgkCVoAXACeACAAfoBiAGVCpIBBTAuNy4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdp
erABCsABAQ&sclient=gws-wiz&ved=0ahUKEwjfgLKP7vvxAhUIOisKHTVrAaMQ4dUDCA4&uact=5

Anda mungkin juga menyukai