Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PROMOSI KESEHATAN”

OLEH :
Kelompok 3

1. Jessica Jutersfan Wau 7. Christina Rajagukguk


2. Marsoni Manik 8. Wirnasari Tumanggor
3. Vincensia A. Sihotang 9. Yeni Juita Purba
4. Nofridy Handayani Hia 10. Harta Agung Perangin angin
5. Rotua V. Simanullang 11. Endang Jois Sinaga
6. Yuzlianti Rivalni Lase

Dosen Pembimbing: Pomarida Simbolon, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


STIKES SANTA ELISABETH
MEDAN
TA. 2018/2019
BAB I
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,
dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,
melainkan juga supaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku
seseorang. Hal ini berarti promosi kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan
berupa perubahan perilaku, baik didalam masyarakat, maupun dilingkunagn organisasi,
lingkunagan fisik, non fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Hidup sehat dimasyarakat tidak mudah begitu saja diwujudkan. Fakta membuktikan
dari pengalaman negara maju dan negara berkembang banyak faktor yang menghambat dan
salah satunya faktor terbesar yang dirasakan adalah kurangnya faktor pendukung berupa
sarana dan prasarana di masyarakat untuk berperilaku walaupun kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang sanitasi lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi,
pelayanan kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan lain-lain
sudah cukup tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban
sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan,
kemudahan memperoleh rumah yang layak dan lain sebagainya maka rasanya sangat sulit
bagi mereka untuk dapat mewujudkan perilaku hidup sehat sebgaimana yang diharapkan
tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan promosi kesehatan dalam komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Promosi Kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Tujuan Promosi Kesehatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Strategi Promosi Kesehatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Sasaran Promosi Kesehatan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Metode Promosi Kesehatan
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Media Promosi Kesehatan
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Evaluasi Promosi Kesehatan
9. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran dan Fungsi Perawat Komunitas dalam
Promosi Kesehatan
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat-Nya
kelompok mampu menyelesaikan makalah tentang “Promosi Kesehatan. Di dalam makalah
ini penulis menjelaskan secara terperinci mengenai pengertian Promosi kesehatan, tujuan
promosi kesehatan hingga peran dan fungsi perawat komunitas dalam promosi kesehatan.

Kelompok juga selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen


pembimbing Pomarida Simbolon, SKM, M.Kes atas bimbingannya kelompok mampu
menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis masih mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan makalah kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membaca.

Hormat Kami

Penulis

Kelompok III
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

WHO 2003 merumuskan batasan promosi kesehatan, sebagai berikut: “Health


promotion is the process of enabling individuals and communities to increase control over the
determinants of health and therapy improve their health”

Kemenkes 2015 promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan derajat


kesehaan masyarakat melalui upaya dari,oleh,untuk dan bersama masyarakat ,agar mereka
dapat secara optimal menolong dirinya sendiri ( mencegah timbulnya masalah atau gangguan
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya,serta mampu berperilaku
mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur datang) ,serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Sinaulan, 2012 promosi kesehatan mengandung prinsip-prinsip behaviour change.


Social change, policy development, empowerment, community participation dan building
partnership serta alliance yang di dasarkan pada prinsip-prinsip persamaan ( equity),
keterbukaan (transparency), dan saling membutuhkan (mutual benefit )

Program promosi menekankan aspek “bersama masyarakat”. Mengatasi masalah


kesehatan, mencari alternatif terbaik dan merencanakan program promosi kesehatan serta
memantau dampaknya secara terus-menerus.

2.2 Tujuan Promosi Kesehatan

a. Tersosialisasinya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat indonesia


baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan.
b. Merevitalisasi pendidkan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan,dimana promosi
kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan
(WHO,1984)
2.3 Strategi Promosi Kesehatan

Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari perilaku.Perilaku tidak


hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma ,melainkan juga
dimensi ekonomi.Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat untuk dianut oleh anggota
masyarakat tersebut.Namun sistem nilai dan norma suatu masyarakat tersebut akan berubah
mengikuti perubahan pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan (Depkes RI,2006).

Hasil konferensi international ke-7 di Nairobi, Kenya (2009) “Promoting Health and
Develoment: Closing the Implementation Gap”. Hal ni dilaksanakan dengan menjalankan
lima aspek yaitu advokasi (Enable Mesiate Advovate), menciptakan lingkungan yang
mendukung (Create Supportive Environment), penguatan aksi masyarakat dan
mengembangkan kemampuan personal ( strengthen Community Action and Develop
Personal Skill), reorientasi layanan kesehatan (Reorient Health Service ) dan membangun
kebijakan publik yang sehat (Build Healty Public Policy ).

Berdasarkan konfrensi international tersebut di rumuskan strategi promosi kesehatan yakni:

1. Membangun kapasitas promoi kesehatan (Building Capacity for Health Promotion)


Pemerintah perlu membangun infrastrukturan kapasitas promosi kesehatan
secara berkelanjutan pada semua tingkatan oleh sebab itu pemerintah perlu
merumuskan kebijakan publik berdasarkan keinginan dan tuntutan dari
masyarakat.Pemerintah juga bertanggung jawab dalam proses implementasi
kebijakan,terutama bertanggung jawab dalam hasil dan dampaknya pada
masyarakat.Banyak masalah kesehatan khususnya yang disebakan oleh perilaku atau
gaya hidup pendekatan pemberdayaan dinilai sangat tepat oleh karena pemberdayaan
mampu meningkatkan efikasi diri dalam mengubah perilaku yang menetap dan
mandiri.Program capacity building bertujuan masyarakat mau merubah perilaku
dengan cara meningkatkan kemampuan keterampilan individu.
2. Penguatan Sistem Kesehatan (Strenghening Health System)
Agar sistem Kesehatan brkelanjutan maka intervensi promosi kesehatan harus
dimasukkan dalam sistem kesehatan,guna mendukung kesetaraan dalam kesehatan
dan memenuhi standar kesehatan yang maksimal.Penguatan sistem kesehatan
dilakukan dengan cara:
a. Menyempurnakan kebijakan melalui integrasi promosi kesehatan yang
sistematis ke dalam pelayanan kesehatan dan pelayanan masyarakat lainnya,
pada semua usia.
b. Meningkatkan akses Universal melalui pemberian jaminan bahwa sistem
pelayanan kesehatan dapat dijangkau,sesuai kebutuhan,dan dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat,termasuk masayarakat pinggiran/miskin.
3. Kemitraan dan kerjasama lintas sektor (Partnership and intersectoral Action)
Tujuan utama membangun kemitraan adalah untuk memperoleh dukungan
sumber daya (man, money, material) bagi terwujudnya sarana dan prasarana guna
memfasilitasi perilaku hidup sehat masyrakat.Membangun kemitraan tidak cukup
hanya melibatkan sektor kesehatan ,namun juga memerlukan kerjasama dan integrasi
sektor lainnya.Dalammengembangkan kemitraan prinsip umum yang harus dipahami
bersama antara sektor kesehatan dengan mitra kerja adalah: persamaan (equaty),
keterbukaan (transparency) dan saling menguntungkan mutual habit
4. Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment)
Menurut United Nations international Children’s Emergency Funds
pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya dengan
memamfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektor
maupun LSM dan tokoh masyarakat.
5. Sadar Sehat dan Perilaku Sehat (Health Literacy and Health Behavior)
Perilaku (bahavior) menurut janazs, et al adalah suatu cara dimana seseorang
memimpin dirinya sendiri, cara orang bertindak. (Behavior is the way in which we
conduct ourselves the way in which we act). Perilaku dipengaruhi oleh perasaan,
pendapat, keyakinan, motivasi, kebutuhan, pangalaman, dan opini orang lain.
Intervensi perilaku hidup bersih dan sehat dirancang berdasarkan nilai-nilai kesehatan,
sosial dan budaya melalui pemberdayaan masyarakat. Program perilaku hidup bersih
dan sehat merupakan pendekatan yang terencana untuk mencegah penyakit menular
yang lain melalui pengadopsian perbahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini
dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat setempat
dan mengembangkan berdasarkan informasi tersebut. Kebijakan Nasional Promosi
kesehatan telah ditetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan yakni: advokasi, bina
suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
1. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak terkait
(Stakeholders).
2. Bina suasasa
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial
yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenankan. Menurut Depkes RI (2006) terdapat tiga
pendekatan dalam pelaksanaan bina suasana yakni:
a. Pendekatam Individu
b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat
3. Pemberdayaan Masyarakat
Gerakan masyarakat yaitu keikutsertaan masyarakat dalam program-
program pembangunan baik itu dalam proses perencanaan,
implementasi, maupun evaluasi guna menjalin kerja sama dengan
pihak-pihak yang lain dalam menyukseskan program tersebut

2. 4 Sasaran Promosi Kesehatan

Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud dengan sasaran adalah kelompok saaran
yaitu individu, kelompok maupun keduanya. Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga
kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :

1. Sasaran Primer ( Primery Target)


Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung promosi kesehatan,
misalnya: kepala keluarga untuk masalah umum kesehatan, ibu hamil dan ibu
menyusui untuk masalah ibu dan anak (KIA)
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.
3. Sasaran Tertier (Tertiary Target )
Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik
ditingkat pusat,provinsi,kabupaten,kecamatan dan desa atau kelurahan.
2.5 Metode Promosi Kesehatan

Untuk mencapai tujuan promosi kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
metode, materi atau pesan, petugas yang melakukan, dan alat-alat bantu atau media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Metode dan teknik promosi kesehatan adalah dengan
cara dan alat bantu apa yang digunakan oleh promotor untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat

1. Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam proses
pendidikan. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Diskusi
diarahkan pada keterampilan berdialog,peningkatan pengetahuan, peningkatan
pemecahan masalah secara efisien, dan untuk memengaruhi para peserta agar mau
mengubah sikap.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka
dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,misalnya dalam
bentuk lingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta
sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap kelompok mempunyai kebebasan/
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Selama berlangsungnya diskusi, penilaian
atau kritik tidak dibenarkan, sebab kritik akan mematikan kreativitas
2. Ceramah
ceramah adalah suatu penyampaian informasi yang sifat nya searah yakni dari
penceramah kepada hadirin. Pada metode ini penceramah lebih banyak memegang
peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit
memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya.
Ceramah akan berhasil apabia penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang
akan diceramahkan untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan
mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema serta mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, transparan, sound sistem dan sebagainya.
3. Demonstrasi
Demonstrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok
bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih
menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan
ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian,tetapi sebuah usaha pendidikan.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan
tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat.
Demonstrasi ini mengajarkan suatu keterampilan yang baru. Metode dalam promosi
kesehatan yang digunakan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.Mengingat
komunikasi sebenarnya merupakan hubungan antara pengirim (pesan) dan penerima,
maka tujuannya juga perlu dilihat dari dua sudut pandang.
Dari sudut pandang pengirim, komunikasi bertujuan :
a. Memberi informasi yang dianggap perlu untuk diketahui penerima
b. Mendidik
c. Menghibur
d. Menganjurkan suatu tindakan

Adapun dari sudut pandang penerima maka tujuan dari komunikasi adalah:

a. Memahami informasi yang telah diterima


b. Mempelajari informasi yang dirasakan tertuju pada dirinya
c. Menikmati informasi yang diterima
d. Menerima/menolak anjuran

2. 6 Media Promosi Kesehatan

Wilbur Schramm mendefenisikan media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan


instruksional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media dapat diartikan sebagai alat bantu
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa, atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Standar peralatan minimal
promosi kesehatan adalah Flipcharts dan stands, Over Head Projector (OHP), amplifier dan
wireless microphone, kamera foto, megaphone/Public Addres Symstem, portable generator,
tape/cassette recorder/player. Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diterima
oleh khalayak maka pemilihan media perlu dilakukan secara cermat dan teliti. Disamping itu
pesan yang disampaikan perlu direncnakan dan dikembangkan secara baik.

Pesan disusun sedemikian rupa agar terlihat praktis, efektif, sehuingga sasaran tertarik untuk
mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan.

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan:

a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.


b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakuan apa yang dianjurkan.

2. 7 Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan

Di dalam kesehatan masyarakat dikenal tiga prinsip dasar kesehatan masyarakat, yaitu
asesmen, pengembangan kebijakan, dan jaminan pelaksanaan. Oleh karenanya, program
promosi kesehatan harys dilaksanakan dengan mengikuti ketiga prinsip tersebut.

Asesmen mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:

a. Secara teratur memantau status kesehatan masyarakat menggunakan indicator tepilih


guna mengidentifikasi dan menetapkan prioritas masalah.
b. Mendiagnosis serta menyelidiki masalah kesehatan dan ancaman/bahaya kesehatan
dalam masyarakat.
c. Mengevaluasi efektifitas, aksesbilitas, dan kualitas pelayanan kesehatan personal dan
public.

Pengembangan kebijakan mencakup tiga kegiatan, yaitu:

a. Menginformasikan, mengedukasi, dan memberdayakan masyarakat tentang isu


kesehatan tertentu.
b. Memobilisasi kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah kesehatan.
c. Mengembangkan kebijakan dan program untuk mendukung upaya peningkatan
kesehatan oleh public, swasta, dam individu.
Pada dasarnya, kebijakan yang baik dapat dinilai dari tiga hal, yaitu efektivitas, efisiensi
dan ekuitas. Efektifitas berkaitan dengan kualitas dan hasil, efisiensi biasanya menyangkut
ongkos dan biaya yang diperluakan, sedangkan ekuitas menyangkut aksesibilitas terhadap
pelayanan, keadilan, dan kemerataan.

2. 8 Evaluasi Promosi Kesehatan

Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses evaluasi ini mencakup langkah-langkah
berikut yaitu; (i) memformulasikan tujuan, (ii) mengidentifikasi kriteria yang tepat untuk
mengukur sukses, (iii) menentukan dan menjelaskan besarnya sukses, dan rekomendasi untyk
kegiatan program selanjutnya. Klineberg mendefenisikan evaluasi sebagai suatu proses yang
memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya, dan berdasarkan itu mengadakan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Maka evaluasi tidak sekedar
menentukan keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dana pa yang dapat dilakukan teradap
hasil-hasil tersebut.

2. 9 Peran dan Fungsi Perawat Komunitas dalam Promosi Kesehatan

Peran perawat kesehatan komunitas, yaitu sebagai pendidikan dan penyuluhan kesehatan dan
konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan
bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan.

Sebagai promotor, fungsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakakan. Tujuan
pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan masalah
kesehatan. Kegaiatan pengkajian meliputi pengkajian kuantitatif, kualitatif dan
sumber daya (dana, sarana, dan tenaga).
2. Menentukan prioritas maslah. Dalam menentukan maslah kesehatan berdasarkan
indikator yang telah disepakati. Dari rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan
analisa yang akan menjadi dasar pembuatan intervensi.
3. Menyusun perencanaan. Untyk mencapai tujuan yang telah disepakati, selanjutnya
perlu ditentukan jenis kegiatan intervensi yang akan dilakukan. Caranya dengan
mengembangkan berbagai alternative intervensi dikaitkan dengan ketersediaan
sumber daya.
4. Melaksanakan promosi kesehatan. Strategi dan langkah-langkah agar promoter
kesehatan dapat berhasil denagn baik, dapat dilakikan pemberdayaan.
5. Melakukan pemantauan dan penilaian. Untuk mengetahui programa promosi
kesehatan berjalan baik dan memberi hasil atau dampak seperti yang diharapkan,
maka perlu dilakukan pemantauan atau penilaian. Penilaian dapat meliputi masukan,
proses dan iuran kegaiatan, misalnya jumlah tenaga yang terlatih, media yang telah
dikembangkan, frekuensi dan cakupan promosi.

Sebagai pelaksana konseling keperawatan, perawat melaksanakan fungsi antara lain sebagai
berikut:

1. Memberi informasi, mendengar secara objektif, memberikan dukungan, memberikan


asuhan, dan menjaga kepercayaan.
2. Membantu klien dalam mengidentifikasi masalah serta faktor yang mempengaruhi.
3. Memberi petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan maslah dan
memilih cara pemecahan masalah yang tepat.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemmenkes 2015 promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan derajat


kesehaan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat secara optimal menolong dirinya sendiri. Serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari
perilaku. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan
norma, melainkan juga dimensi ekonomi. Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga
kelompok sasaran yaitu Sasaran Primer, Sasaran Sekunder, Sasaran Tertier. Metode dan
teknik promosi kesehatan antara lain Diskusi, Ceramah, Demonstrasi.

Di dalam kesehatan masyarakat dikenal tiga prinsip dasar kesehatan masyarakat, yaitu
asesment, pengembangan kebijakan, dan jaminan pelaksanaan. Peran perawat kesehatan
komunitas,yaitu sebagai pendidikan dan penyuluhan kesehatan dan konseling keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup
promosi kesehatan.
Daftar Pustaka
Simorangkir, Lindawati. ( 2016 ) Buku Ajar Keperawatan Komunitas . Mer-C Publishing.
Jakarta

Mubarak, Wahit. dan Cahyatin. Nurul.( 2009 ) Ilmu Kesehatan Masyarakat :Teori dan
Aplikasi. Selemba Medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai