Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN MATERI PROMOSI

KESEHATAN SEMESTER 2

Dosen pengampuh: Nur Aini Abdurrahman Ali,SKM,M,Kes

Disusun oleh:

Nama : Andi Arjuna Sakti(21281070)

Kelas :B

Matkul : Promosi Kesehatan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

Fakultas:

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Prodi:

KESEHATAN MASYARAKAT

2022
KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

1.WHO 1984
“Promosi kesehatan tidak hanya untuk merubah perilaku tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.”

2.GREEN 1984
“Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi lingkungan.”

3.Ottawa Charter 1986


“Proses memampukan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.”

3.BANGKOK CHARTER 2005


“Proses memampukan masyarakat untuk memelihara kesehatan mereka dan penentunya, dan
dengan demikian akan meningkatkan kesehatan mereka.”

4.Notoatmodjo 2014
“Promosi kesehatan merupakan suatu bentuk pendidikan yang berupaya agar masyarakat
berperilaku kesehatan yang baik.”

5.Dinas Kesehatan 2008


“ Promosi Kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

6.Syarifudin 2009
“Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya melalui pembelajaran.”

Tujuan Promosi Kesehatan


Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan agar
mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan masyarakat serta terwujudnya
lingkungan yang kondusif yang bersumber baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Notoatmodjo, 2012)

Sasaran Promosi Kesehatan

 Sasaran Primer >> sasaran yang mempunyai masalah.


 Sasaran Sekunder >> Individu atau kelompok yang mempengaruhi sasaran primer
 Sasaran Tersier >> para pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh di berbagai tingkatan/lintas sektoral (pusat, provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa)

5 Action Area

 Healthy public policy


 Community action
 Supportive Environtment
 Re-orient Health Service
 Developing Personal Skill
 Piagam Ottawa (1984),

3 strategi promosi kesehatan :

 Advokasi (advocate) =Merupakan strategi meyakinkan para pemangku kebijakan


bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting dan membutuhkan
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut.
Kegiatan Tenaga kesehatan dan masyarakat sasaran
 Mediasi (mediate)= Merupakan strategi memediasi atau menjembatani berbagai lintas
sektor. Dengan kata lain sebagai perekat kemitraan dalam menangani masalah
kesehatan yang sifatnya kompleks dan luas.Pemerintah, sektor kesehatan, sektor
ekonomi, lembaga profit, industri dan media
 Penerapan/memampukan (Enable)= Sesuai dengan visi promkes mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan. Tujuan utama untuk memampukan
masyarakat keterampilan-keterampilan kesehatan secara langsung maupun melalui
tokoh-tokoh masyarakat.

Promkes Di Indonesia

Organisasi profesi promosi kesehatan di Indonesia bernama Perkumpulan Promotor dan


Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI).Organisasi yang menginduk kepada
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).Anggota PPPKMI = Anggota
IAKMI.Organisasi profesi promkes di tingkat dunia bernama International Union for Health
Promotion and Education (IUHPE)
PENDIDIKAN PROMOSI KESEHATAN

1.WOOD (1926)

Serangkaian pengalaman yang mempengaruhi sikap, pengetahuan, maupun habituasi


seseorang individu kaitannya dengan hidup sehat, level individu, masyarakat maupun ras

2.STUART (1986)

Upaya terencana untuk memodifikasi sudut pandang, sikap maupun prilaku suatu
individu,kelompok maupun masyarakat ke arah pola hidup yang lebih sehat.

3.NYSWANDER (1974)
suatu proses dinamis terkait perubahan prilaku.  proses seseorang menolak atau menerima
informasi yang sifatnya baru dengan tujuan mencapai derajat kesehatan secara optimal

4.GREEN (1980)
mengkombinasikan berbagai macam cara melalui proses yang terencana untuk mencapai
tujuan kesehatan

5.COMMITTEE PRESIDENT OF HEALTH EDUCATION (1997)


membantu merevitalisasi kesenjangan yang terjadi antara informasi yang didapatkan dan
praktik kesehatan. Harapannya supaya masyarakat termotivasi untuk tidak melakakukan
kebiasaan negatif dan mampu menerapkan pola hidup yang baik untuk kesehatan.

6.CRAVEN & HIRNLE (1996)


sharing informasi dan motivasi melalui proses pembelajaran bersifat praktik dan instruksi
(arahan)

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku (individu,


kelompok atau masyarakat) mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan
Sebelum melakukan intervensi/upaya  diagnosis atau analisis masalah perilaku tersebut.

Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan adalah :


 Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga diri sendiri serta lingkungan
sekitar
 Melakukan tindakan preventif maupun rehabilitatif agar tercegah dari peningkatan
keparahan suatu penyakit melalui berbagai kegiatan positif
 Memunculkan pemahaman yang lebih tepat terkait keberadaan dan perubahan yang
terjadi pada suatu sistem dengan cara yang efisien dan efektif dalam penggunaannya
 Memampukan diri mempelajari dan mempraktekkan secara mandiri >> mampu
melakukan sendiri tanpa meminta bantuan pada sitem pelayanan formal

Tujuan pendidikan kesehatan


(WHO dalam Notoatmodjo, 2003):
1.Mengubah pola pikir masyarakat
2.Memampukan masyarakat, kelompok atau individu Aplikasi perilaku hidup sehat secara
mandiri
3.Mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana pelayanan kesehatan secara
tepat

Sasaran Pendidikan Kesehatan

 Masyarakat Umum (seluruh masyarakat)


Contoh: terjadinya kasus endemis fillariasis/kaki gajah di sebuah desa maka seluruh
masyarakat di desa tersebut harus mendapatkan pendidikan kesehatan dan pengobatan
terkait fillariasis.
 Masyarakat dalam Kelompok tertentu (Wanita, remaja, anak-anak)
Contoh: seorang wanita hamil harus mendapatkan konseling oleh bidan atau dokter
terkait permasalahan kesehatan yang dialami selama masa kehamilan dan nifas
 Sasaran Individu dengan teknik Kesehatan Individual
Contoh: individu yang terkena penyakit HIV/AIDS maka akan disarankan untuk
mendapatkan konseling khusus demi meningkatkan status kesehatan penderita AIDS
tersebut

Proses Pendidikan Kesehatan

 Input
 Proses
 Output
Input
Menyangkut pada sasaran belajar/didik dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda

Proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan perilaku sasaran didik (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)

Output
Hasil dari proses pengajaran berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar

Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup meningkatkan derajat


kesehatan?

Pendidikan kesehatan bertujuan merubah perilaku individu, kelompok dan


masyarakat,Karena adanya determinan kesehatan yang berada diluar wilayah
kesehatan.Determinan kesehatan tersebut tidak bisa diintervensi dengan pendidikan
kesehatan, tapi harus melewati upaya regulasi dan legislasi, melalui upaya advokasi,
dukungan sosial dan pemberdayaan >> misi dan strategi utama promosi kesehatan.

Strategi Promosi Kesehatan WHO


1.Advokasi
Pendekatan kepada pembuat keputusan kebijakan ( UU, PP, surat keputusan, instruksi) di
berbagai sektor dan tingkat (para pejabat legislatif maupun eksekutif) supaya bersedia
mendukung program-program kesehatan yang di inginkan.
2.Social support (Dukungan Social)
Upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan karena dengan adanya dukungan
dari berbagai pihak maka promosi kesehatan akan mudah dilakukan. Tokoh agama, adat,
petugas kesehatan dan pejabat pemerintah.
3.Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri. Melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

1. Healthy public policy


Membangun Kebijakan publik berwawasan kesehatan yang mendukung kesehatan individu
dan masyarakat dengan memperhatikan dampak kesehatan tersebut. Bentuk kebijakan:
Peraturan perundang-undangan, kebijakan fiskal, kebijakan pajak dan pengembangan
organisasi serta kelembagaan, dsb. Kebijakan tersebut mengkombinasikan pendekatan yang
berbeda namun dapat saling mengisi

Kegiatan yang terkordinasi dengan baik Menghasilkan kesamaan yang sama besar

Kegiatan terpadu, memberikan kontribusi untuk memastikan barang dan jasa lebih aman
dan sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan bersih, tercipta lingkungan yang lebih
menyenangkan

Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk diadopsi pada


kebijakan publik di luar sektor kesehatan serta bagaimana cara menghilangkan hambatan
tersebut.hal ini dimaksudkan supaya pembuatan keputusan/kebijakan dalam membuat pilihan
menjadi indah mudah dan lebih sehat.maka dari itu,setiap keputusan pimpinan harus
mempunyai cara pandang tersendiri tentang kesehatan dalam melakukan suatu kegiatan.

Contoh sederhana
>>Pemerintah atau camat mengeluarkan izin mendirikan bangunan, maka harus ada
ketentuan bahwa bangunan tersebut harus didukung dengan adanya sarana kesehatan seperti
jamban keluarga

>>Adanya perencanaan pembangunan PLTN di suatu daerah, para pengambil kebijakan dan
pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya, harus
diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-
kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.

Harapannya dengan adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, bisa mengedepankan


proses pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan.

2.strengthen Community action

Gerakan bersama masyarakat untuk meningkatkan kesehatan sendiri

Partisipasi Masyarakat dalam menunjang kesehatan,

Kegiatan ini memberi kesempatan masyarakat untuk berimprovisasi, yaitu melakukan


kegiatan dan berperan serta dalam pembangunan kesehatan
Pengembangan Gerakan Komunitas

Sumber Daya Manusia,Material

Mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial


Mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memperkuat partisipasi publik terkait masalah
kesehatan

Prinsip

 Adanya gerakan masyarakat untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat.
 Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehat, masyarakat perlu dibekali
dengan pengetahuan dan ketrampilan.
 Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat.
 Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan)

3. Supportive Environtment

Menciptakan Lingkungan yang mendukung


Meningkatkan kemampuan masyarakat berperilaku sehat ketika berada di lingkungan
(tempat tinggal, bekerja, belajar dan bermain)

 Manusia dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, yang mana menjadi basis untuk
sebuah pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan
 Dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah pesat, terutama di daerah teknologi
saat ini, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi yang sangat esensial
 Harus diikuti dengan kegiatan, supaya mendapat keuntungan positif bagi kesehatan
masyarakat.
 Lingkungan yang mendukung lingkungan yang akan menjadi contoh yang baik saat
melakukan promosi kesehatan

Tujuan

Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung terhadap Kesehatan yang
ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat serta Pengelola tempat-tempat umum
supaya tersedia sarana prasarana fasilitas kesehatan untuk masyarakat
Serta memperhatikan dampak terhadap lingkungan (fisik maupun non-fisik) yang mendukung
kesehatan masyarakat.

4. Re-orient Health Service

Meninjau atau menata kembali arah utama pelayanan kesehatan upaya preventif dan promotif

Melibatkan penyelenggara atau penyedia pelayanan kesehatan seperti pemerintah, swasta


serta masyarakat yang secara bersama-sama, tanggung jawab bersama dalam menciptakan
pelayanan kesehatan terbaik

Pada umumnya, pemahaman masyarakat bahwa pemerintah dan swasta sebagai


penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan sedangkan masyarakat sebagai pemakai
(pengguna).pemahaman tersebut harus diubah Masyarakat BUKAN sekedar pengguna atau
penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus sebagai penyelenggara, dalam batas-batas
tertentu.

5. Developing Personal Skill

Mengembangkan keterampilan individu

>>Informasi
>>Edukasi
>>Pelatihan
>>Berbagai Keterampilan

Promosi Kesehatan berperan untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mengambil


keputusan dan mengalihkan tanggung jawab kesehatannya berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan setiap individu.
Pemberdayaan akan lebih efektif bila dilakukan dari tatanan rumah tangga, tempat kerja, dan
tatanan lain yang telah ada di masyarakat.

 Training Kesehatan
 Pelatihan dokter kecil (agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,
rumah dan lingkungannya, serta siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa
dan orang lain untuk hidup sehat)
 Pelatihan Guru UKS, dll

PROMOSI KESEHATAN DI BERBAGAI TATANAN


PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT (PHBS)
Sekumpulan perilaku yg dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yg menjadikan seseorang atau keluarga dpt menolong
Diri sendiri di bidang kesehatan & berperan aktif dlm mewujudkan
Kesehatan masyarakatnya.

Sasaran Promosi Kesehatan

 Sasaran Primer
Sasaran primer meliputi individu dan keluarga yang sehat atau yang memiliki
masalah: Kepala keluarga, Ibu hamil, ibu menyusui, anak sekolah, dsb.
 Sasaran Sekunder
Para pemuka masyarakat, baik pemuka informal seperti pemuka adat, pemuka
agama maupun pemuka formal : petugas kesehatan, pejabat pemerintahan. Organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
 Sasaran Tersier
para pembuat keputusan atau penentu kebijakan ditingkat pusat maupun
daerah

Tatanan institusi pendidikan (Perguruan tinggi)


Sasaran Primer : Mahasiswa
Sasaran sekunder : Dosen, Karyawan, Organisasi mahasiswa, dsb
Sasaran Tersier : Kaprodi, Dekan, Rektor

Tatanan Pelayanan Kesehatan (masalah KIA)


Sasaran Primer : Pasien (Ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui, anak)
Sasaran sekunder : Petugas Kesehatan (Bidan, dokter, dll)
Sasaran Tersier : Pimpinan/Direktur, Kepala Daerah, Kepala puskesmas/RS

Langkah-langkah pembinaan PHBS di Berbagai Tatatan

Persiapan:

A. Sosialisasi & Advocacy Kesehatan


B. Persiapan Sarana
C. Persiapan Administrasi
D. Persiapan Pelaksana

Pengkajian:

A. Pengkajian Masalah Penyakit & Risiko Penyakit


B. Pengkajian Sumber Daya
C. Pemetaan Wilayah
D. Pengkajian Sumber Daya

Perencanaan:

A. Menentukan Prioritas
B. Menentukan Tujuan
C. Menentukan Jenis Kegiatan/Intervensi
D. Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan:

A. Advocacy
B. Social Support
C. Empowerment

Pemantauan dan evaluasi:

A. Pemantauan
B. Evaluasi

Promkes Pada Tatanan Rumah Tangga

“....Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat ....”

 RT unit terkecil dalam melaksanakan upaya promkes.keluarga tempat dasar


berkembangnya perilaku manusia
 Fasilitator:masyarakat dan petugas kesehatan:sanitarian,pkk,kader,bides
 Target: ibu muda yang mempunyai bayi/balita,ibu hamil, remaja putri,kelompok
perempuan dan kelompok laki-laki, karangtaruna, kelompok menengah kebawah dan
kelompok menengah keatas
Indikator PHBS di dalam Rumah tangga

1. Pertolongan Persalinan oleh Nakes


2. Bayi diberi ASI Eksklusif
3. Mempunyai JPKM
4. Ketersediaan Air Bersih
5. Ketersediaan Jamban Sehat
6. Kesesuaian Luas lantai dgn Jumlah Penghuni
7. Lantai Rumah bukan Tanah
8. Tidak Merokok di dalam Rumah
9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
10. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

Promkes Pada Tatanan Institusi pendidikan

Mengapa penting promkes pada tatanan pendidikan?

Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah strategis dan efektif


Usia sekolah sangat baik untuk memberikan edukasi dan pemahaman mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat

Tujuan

 penciptaan lingkungan sekolah yang bersih sehat dan nyaman


 Pemeliharaan dan pelayanan di sekolah baik
 Upaya pendidikan yang berkesinambungan
 Meningkatkan penerapan kebijakan sehat dan upaya di sekolah untuk
mempromosikan kesehatan

8 INDIKATOR :

1. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Menggunakan Sabun


2. Jajanan Sehat di Kantin Sekolah
3. Menggunakan Jamban Bersih & sehat
4. Olah Raga yang Teratur & Terukur
5. Memberantas Jentik nyamuk
6. Tidak Merokok
7. Menimbang Berat Badan & Mengukur Tinggi Badan Setiap 6 Bulan
8. Membuang Sampah pada Tempatnya

METODE DAN MEDIA PROMKES

Metode Merupakan cara teratur/sistematis yang digunakan untuk melaksanakan suatu


pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki.

1.Metode Individual

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut

Bentuk Pendekatan

Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Dengan cara ini kontak antara klien
dan petugas lebih intensif. Interview (wawancara)
untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang
informasi yang diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan).

2.metode kelompok

Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran

Kelompok besar:

1.ceramah

2.seminar

Kelompok kecil:

1.diskusi kelompok

2.curah pendapat

3.bola salju

4.kelompok-kelompok kecil

5.role play

6.permainan simulasi

3. Metode Massal
Bentuk Pendekatan

 ceramah umum
 pidato secara langsung maupun tidak langsung
 Simulasi
 Tulisan-tulisan di majalah/koran (artikel, konsultasi, tanya jawab)
 Bill Board

Media

Pengertian Media

Media atau alat peraga adalah alat bantu yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan
informasi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa untuk memperlancar
komunikasi dan penyebarluasan informasi melalui sebuah PESAN

Tingkat intensitas media di gambarkan dalam sebuah kerucut, artinya?

Dalam proses penerimaan pesan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi,
sedangkan media dengan kata-kata intensitasnya paling rendah sangat kurang efektif

Penggolongan media promkes

Berdasarkan bentuk umum penggunaan:

Bahan bacaan:

 Modul
 Buku rujukan
 Folder
 Leaflet
 Majalah
 Buletin,dsb

Bahan peragaan:

 Poster tunggal
 Poster seri
 Flipchart
 Transparan
 Slide
 Film,dsb

Berdasarkan cara produksi:

Media Cetak:

Brosur (Poster, booklet, folder)


Leaflet
Majalah
Surat kabar
Lembar balik
Stiker
Pamflet

Kelebihan :

 Tahan lama
 Mencakup banyak orang
 Biaya tidak tinggi
 Tidak perlu listrik
 Dapat dibawa kemana-mana
 Dapat mengungkit rasa keindahan,mudah faham
 Meningkatkan gairah belajar

Kekurangan:

 Tidak dapat menstimulir efek suara dan gerak


 Mudah terlipat

Media Elektronik:

Televisi
Radio
Film
Video film
Kaset
CD
VCD

Kelebihan:

 Dikenal masyarakat
 Mengikutsertakan semua panca indra
 Menarik suara gambar dan gerak
 Bertahap muka
 Penyajian dapat dikendalikan
 Jangkauan jauh lebih besar
 Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang

Kelemahan:

 Biaya lebih tinggi


 Sedikit rumit
 Memerlukan listrik
 Memerlukan alat canggih untuk produksi
 Peralatan selalu berubah dan berkembang
 Membutuhkan keterampilan dalam pengoperasian

Media Luar Ruang:

Papan reklame
Spanduk
Pameran
Banner
Tv Layar lebar

Kelebihan :

 Dikenal masyarakat
 Mengikutsertakan semua panca intra
 Menarik suara dan gambar gerak
 Bertatap muka
 Penyajian dapat dikendalikan
 Jangkauan relatif lebih besar
 Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang

Kekurangan:

 Biaya lebih tinggi


 Sedikit rumit
 Memerlukan alat canggih untuk produksi
 Peralatan selalu berubah dan berkembang
 Terampil dalam pengoperasian

Langkah pengembangan media promkes

 Menganalisis kebutuhan dan karakteristik audiens


 Merumuskan tujuan instruksional
 Merumuskan butir-butir materi secara detail
 Mengembangkan alat pengukur keberhasilan (Tes dan Non-Tes)
 Menulis naskah media
 Mengadakan tes dan revisi

PENGEMBANGAN PESAN =Untuk mendapatkan media promosi kesehatan yang baik

Pesan adalah ungkapan bahasa dari Komunikator ke komunikan untuk tujuan


komunikasi.Dalam mengembangkan suatu pesan diperlukan kemampuan antara ilmu dan
seni. Pesan tidak harus dikembangkan oleh para ahli yang mampu menganalisis dan
mendesain strategi pesan, tetapi yang penting dapat membangkitkan emosi.Pesan dalam
penyuluhan atau promosi kesehatan merupakan terjemahan dari tujuan komunikasi yang
diungkapkan secara kreatif dalam bentuk KATA-KATA atau KALIMAT, GAMBAR,
LAMBANG-LAMBANG, BUNYI, SUARA, LAGU dll. Kemudian disampaikan lewat
berbagai media kepada sasarannya.Pesan juga merupakan pernyataan singkat, padat dan
bersifat membujuk yang dikemas secara kreatif Pernyataan yang dibuat merupakan intisari
dari ide atau gagasan pesan, berhubungan dengan tujuan komunikasi, didukung bukti yang
akurat serta menggunakan bahasa sederhana sesuai karakteristik sasaran.

Kaidah menyusun pesan

 Pesan disusun sesuai dengan karakteristik sasarannya


 Bersifat mengajak,informatif,memperingatkan,membimbing dan memberi solusi
 Penyusunan meliputi tema/ide,isi pesan dan,visualisasi

Pembuatan Isi Pesan Meliputi :

1. Tema/ide

2.Isi Pesan

3. Visualisasi

Suatu pesan dapat dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi 7 kriteria:

1.Kembangkan satu ide/pesan pokok


Bila terlalu banyak ide, dapat membingungkan sasaran dan dapat lebih mudah bagi mereka
untuk melupakan pesan tersebut

2.Buatlah pesan yang mudah, sederhana dan jelas


Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru untuk sasaran. Sebab,
bila
diremehkan oleh sasaran secara otomatis pesan tersebut dapat dikatakan gagal.

3.Pesan harus dapat dipercaya


Tetapi hal tersebut tidak terlalu penting, yang terpenting adalah realitanya.

4.Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan


Sasaran termotivasi oleh bunyi pesan dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari pesan
tersebut

5.Pesan harus konsisten


Menyampaikan satu pesan utama di media apa saja secara berulang kali.

6.Pesan dapat menyentuh akal dan rasa


Tidak hanya memberikan alasan teknis dan dapat diterima oleh akal pikiran tetapi juga dapat
menyentuh nilai - nilai emosional, penyampaian pesan oleh tokoh terkenal atau public figure.

7.Mendorong untuk bertindak atau berbuat sesuatu


Pemakaian ungkapan atau kata - kata yang memotivasi ke arah tindakan contoh : Ayo, ke
Posyandu, Waspada!!, Lakukan 3M Plus

Anda mungkin juga menyukai