Anda di halaman 1dari 35

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KOLESTROL

DI SUSUN OLEH :

DIAN NOVITA SARI DA117011


DIAN RAHMA WULAN DA117012
DINA FITRI ASTUTI DA117013

PRODI D III SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN KOLESTROL DI UPTD


PUSKESMAS NUSUKAN SURAKARTA

Laporan praktik promosi kesehatan ini telah dikoreksi dan disetujui oleh pembimbing praktik

Pada tanggal : 19 Oktober 2019

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rejo S.ST Dwi Purwani AMK


KATAPENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Promosi Kesehatan tentang Kolesterol. Laporan ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas, Program Studi DIII Keperawatan.
Dalam menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
sumber. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun untuk semuanya.

Surakarta, 18 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,
pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi
tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan
seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup
sehat dan pelaksanaannya bagaimana cara ahidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga biasa
dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi
kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan. Mengingat tugas kita sebgaai tim medis
adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat
maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan promosi kesehatan, masyarakat mengerti tentang
pentingnya dilakukan promosi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengatahui apa definisi dari promosi kesehatan
b) Untuk mengatahui bagaimana tujuan dan strategi dari promosi kesehatan
c) Untuk mengatahui siapa saja sasaran dari promosi kesehatan
d) Untuk mengatahui bagaiman metode dan media promosi kesehatan
e) Untuk mengatahui kegiatan promosi kesehatan didalam gedung
f) Untuk mengetahui kegiatan promosi kesehatan di luar gedung
C. Tugas Pokok Puskesmas
1. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan
serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan masyarakat
2. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan
kegiatan puskesmas
3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis
sesuai bidang tugasnya
4. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat
5. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan
6. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/ kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olah raga, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium
sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa,
kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya serta pembinaan pengobatan
tradisional
7. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi
semua upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik,
pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu, unit
pelayanan kesehatan swasta serta kader pembangunan kesehatan
8. Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader
pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya
masyarakat di wilayah kerjanya
9. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan;
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga upt
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja uptd
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Promosi Kesehatan


WHO mengartikan promosi kesehatan sebagai proses yang memungkinkan
orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan
demikian meningkatkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti membangun
kebijakan publik yang sehat menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat
aksi komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan
kesehatan. Sedangkan Maulana (2009) hal. 19, mendefinisikan promosi kesehatan
adalah suatu proses yang memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap
kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan
seseorang untuk meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya
B. Tujuan dan Strategi promosi kesehatan
1. Tujuan promosi kesehatan
Maulana (2009) menyebutkan tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan
yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang
akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas
akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan
berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan
ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan
ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga
tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap,
tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat
kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
2. Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah sebagai
berikut :
a. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu kebijakan
agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan bahkan dapat
merugikan kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan diperhatikan
dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
b. Lingkungan yang mendukung
Strategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah
kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat
dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta lingkungan
yang sehat untuk mendukung prilaku sehat masyarakat
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para penyelenggara
kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam
memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan hanya sebagai penerima
pelayan kesehatan namun dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan
kesehatan.
d. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini
adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk metode atau
teknik kepada individual bukan dalam bentuk massa.
e. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan
memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun
akan tampak dari prilaku menuju sehat.
3. Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan
secara global
C. Pendukung dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan
1. Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka
sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan
sasaran promosi kesehatan, meliputi:
a. Sasaran primer, yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima perilaku baru.
b. Sasaran sekunder, yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran primer.
c. Sasaran tersier, yaitu mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan
seperti para pengambil keputusan atau penyandang dana.
2. Metode Promosi kesehatan
a. Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Secara garis besar,
metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik :
1) Metode Didaktif
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah. Tingkat keberhasilan
metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan
hanya pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster
dan siaran radio.
2) Metode Sokratif
Metode ini dilakukan secara dua arah. Dengan metode ini, kemungkinan
antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya:
diskusi kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah
pendapat, demonstrasi, studi kasus, lokakarya dan penugasan perorangan.
b. Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik
Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
Metode berdasarkan tekhnik komunikasi:
1) Metode Penyuluhan Langsung
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka
dengan sasaran. Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan
diskusi, pertemuan di balai desa pertemuan di posyandu, dll.
2) Metode Penyuluhan Tidak Langsung
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara media.
Contohnya, publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukkan film
dan sebagainya berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai.
3. Media Promosi kesehatan
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan atau pengajaran ( Herry D.J. Maulana).
Media promosi kesehatan adalah alat yang dipakai untuk mengirimkan pesan
kesehatan (Ferry Efendy & Makhfudli).
Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi
membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau
pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui
pancaindra.
Semakin banyak pancaindra yang digunakan maka semakin jelas juga
pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan alat peraga
dapat melibatkan indra sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat
memudahkan pemahaman bagi peserta didik.

D. Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung


Promosi kesehatan didalam gedung puskesmas
adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung
puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan,
laboratorium, kamar obat, dan halaman puskesmas. Kegiatan promosi kesehatan
didalam gedung puskesmas dilaksanakan sejalan dengan pelayanan yang di
selenggarakan puskesmas. Berikut ini rincian keterangan bentuk kegiatan promosi
kesehatan yang dapat dilakukan di dalam gedung puskesmas.
Kegiatan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas
1. Di Tempat Pendaftaran
Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas termasuk dari kegiatan promosi
karena telah terjadi komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang
baik dan menyejukkan bagi pasien/pengunjung puskesmas sehingga
mengurangi beban yang diderita. Kegiatan promosi kesehatan di tempat
pendaftaran dapat dilakukan dengan penyebaran informasi melalui media seperti
poster, leaflet, selebaran yang dapat dipasang/diletakkkan di depan loket
pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan, yaitu :
a. Alur pelayanan puskesmas
b. Jenis pelayanan puskesmas
c. Denah poliklinik
d. Informasi masalah kesehatan yang menjadi masalah pada saat itu
Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang meludah
sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain.
2. Di Poliklinik
Petugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat
yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan, maka dapat
dibuka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau
konseling. Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan medis, harus
disediakan berbagai media (alat peraga) seprti misalnya lembar balik (flashcards),
poster, gambar-gambar atau model anatomi, dan brosur (leaflet) yang bisa dibawa
oleh pasien. Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah
orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit,
sehingga untuk memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media
komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu dipoliklinik, khususnya di
Ruang Tunggu, perlu dipasang media seperti poster, selebaran (leaflets) yang berisi
informasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya.Dengan mendapat
informasi yang benar mengenai penyakit yang
diderita pasien, diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi
kepada pasien. Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya, mendorong
pasien untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah
kesehatan yang dideritanya segera diatasi.
3. Di ruang pelayanan KIA dan KB
Di pelayanan KIA dan KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita),
sebagian besar pengunjung adalah Ibu-ibu yang memeriksakan
kehamilannya atau hendak bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan
kontrasepsi. Petugas kesehatan di pelayanan KIA & KB tersebut perlu meluangkan
waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien/ individu berkenaan
dengan pelayanan yang didapatnya. Jika belum mampu, dapat dilimpahkan ke
klinik khusus.Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/individu yang
mendapat pelayanan KIA & KB, juga orang yang mengantarkannya ke
puskesmas. Oleh perlu dipasang poster-poster atau disediakan selebaran-selebaran
(leaflets) tentang berbagai penyakit, khususnya yang menyerang bayi dan balita.
Disamping itu, tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara teratur,
pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya imunisasi
lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, pentingnya memantau
tumbuh kembang balita, dan lain-lain. Dengan mendapatkan informasi yang benar
tentang berbagai hal tersebut, pengantar diharapkan dapat membantu puskesmas
memberikan informasi kepada pasien/ individu
tersebut. Pasien/individupun merasa dalam suatu lingkungan yang
mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki untuk kesehatannya.
4. Di Laboratorium
Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri masyarakat (pasien/orang sakit,
individu/pengunjung/orang sehat, dan para pengantarnya) adalah pentingnya
melakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu :
a. Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter
b. Bagi pengunjung yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi
kesehatan , agar dapat diupayakan untuk tetap sehat Dikawasan
laboratorium sebaiknya dilakukan promosi kesehatan dengan media yang
bersifat self service seperti poster yang dapat dibaca atau leaflets yang dapat
diambil gratis.
5. Di Kamar Obat
Dikamar obat juga dijumpai pasien/individu, keluarga atau pengantarnya.
Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang :
a. Manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat generik.
b. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan
petunjuk dokter.
Pentingnya memelihara taman obat keuarga (TOGA) dalam rangka
memenuhi kebutuhan akan obat-obat sederhana.
Disamping dipasang poster dan disediakan leaflet tentang informasi
kesehatan , di ruang iini dapat dioperasikan tape recorder atau player yang
menyampaikan pesan-pesan tersebut.
6. Di Klinik Khusus
Klinik khusus diselenggarakan dalam rangka meningkatkan upaya promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas. khususnya untuk pelayanan-pelayanan yang
perlu mendapat tambahan dalam hal promosi kesehatannya. Biasanya karena pasien
terlalu banyak, sedangkan petugas kesehatan yang
melayani terbatas (misalnya di poliklinik), atau karena pasien dan
keluarganya memerlukan informasi/konsultasi khusus (misalnya tentang
sanitasi/ kesehatan lingkungan, gizi, KB, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan
lain-lain). Dalam hal ini beberapa puskesmas mengembangkan klinik-klinik khusus
sebagai upaya inovasi, seperti misalnya : Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik
Konsultasi Remaja, dan lain-lain.Kegiatan promosi kesehatan yang
diselenggarakan diklinik khusus umumnya adalah berupa layanan konseling.
Umumnya pelayanan disini berupa membantu upaya pemecahan masalah yang
dirujuk dari poliklinik atau pelayanan KIA & KB.
Beberapa prinsip pemberian informasi melalui konseling kepada
pasien/individu yang perlu diperhatikan adalah :
a. Memberikan suasana gembira dan semangat hidup Pada saat memulai
pemberian informasi, sebaiknya petugas tidak langsung
mengungkap masalah, kelemahan, atau kekeliruan pasien/individu.
Perbincangan harus diawali dengan situasi yang menggembirakan, karena
situasi yang demikian membuat pasien/masyarakat menjadi tertarik untuk
terlibat dalam perbincangan, selanjutnya pasien/individu diajak untuk
mengungkapkan sendiri masalah, kelemahan atau kekeliruannya.
b. Menghargai pasien/klien sepenuh hati
Menghargai pasien/individu adalah syarat utama untuk terjadinya hubungan
yang baik dan terbuka caranya dengan memberikan ucapan dan bahasa tubuh
yang menghargai.
c. Melihat pasien/individu sebagai subyek
Petugas kesehatan puskesmas harus mengendalikan kecenderungan
keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar pasien berbicara sebanyak-
banyaknya tentang dirinya. Sementara itu pembicaraan diarahkan kepada
pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan demikian “resep” pemecahan
masalah itu datang dari diri pasien/individu itu sendiri.
Hal ini akan menjadi komitmen dari pasien untuk melaksanakan
pemecahan masalah tersebut.
d. Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan.
Dalam hubungan yang baik, petugas kesehatan puskesmas selalu berusaha
untuk mengemukakan kata-kata yang menyentuh perasaan pasien/individu.
Banyak petugas kesehatan menggunakan pendekatan agama untuk membuat
pasien/individu tersentuh.
e. Memberikan keteladanan Keteladanan sikap dan perilaku petugas kesehatan
puskesmas dapat menyentuh perasaan pasien/individu. Keteladanan memang
merupakan sugesti yang cukup kuat untuk berubah kearah positif. Motivasi
untuk berubah itu disebabkan oleh kepribadian, wawasan, keterampilan dan
kebajikan tenaga kesehatan terhadap pasien/individu.
7. Di halaman
Dihalaman puskesmas yaitu ditempat parkir, taman, dinding, pagar,
kantin/kios, dan tempat ibadah dapat dilakukan promosi kesehatan.
Di Tempat Parkir Puskesmas
Tempat parkir Puskesmas sebaiknya dilakukan promosi kesehatan yang bersifat
umum. Misalnya tentang pentingnya melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), seruan Presiden tentang Kesehatan , Himbauan untuk menggunakan
obat generic berlogo, bahaya merokok, bahaya mengkonsumsi minuman keras,
bahaya menyalahgunakan napza, dll. Pesan tersebut ditampilkan dalam bentuk
baliho/billboard.
Di Taman Puskesmas
Taman puskesmas memang diperlukan guna memperindah pemandangan disekitar
puskesmas, namun demikian, taman ini sebenarnya digunakan sebagai sarana me
meperkenalkan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat. Jika demikian,
taman tersebut dapat dikatakan sebagai Taman Obat
Keluarga (TOGA). Ditaman puskesmas, sekaligus ditunjukkan jenis tanaman
dengan kandungan gizinya, bahkan dapat ditampilkan berbagai hewan sumber
protein hewani, kolam beserta ikan sungguhan juga dapat dibuat guna menambah
keindahan taman.
Di Dinding Puskesmas
Dinding puskesmas dapat ditampilkan pesan promosi kesehatan misalnya dalam
bentuk poster, agar penampilan pesan tidak merusak keindahan disarankan tidak
banyak memasang poster di dinding.
Di pagar Pembatas Kawasan Pusekesmas
Pembatas Kawasan Puskesmas Pesan yang ditampilkan di sarana ini disesuaikan
dengan fungsi sarana,Pada saat-saat tertentu, misalnya kampanye Hari Kesehatan
Nasional, kampanye Hari AIDS, dll, dapat dipasang spanduk, pemasangan spanduk
ini juga harus diperhatikan agar tidak merusak pemandangan.
Di Kantin
Di kantin, sebaiknya ditampilkan pesan yang berkaitan dengan
konsumsi gizi seimbang, di kios bacaan ditampilkan pesan tentang bagaimana
membaca secara sehat (agar tidak merusak mata), dan lain-lain. Bentuk media
komunikasi yang cocok seperti poster atau neon box, dan leaflet, brosur atau
selebaran yang dapat diambil secara gratis
Di Tempat Ibadah
Tempat ibadah di Puskesmas biasanya untuk kepentingan individu atau kelompok
kecil, seperti musholla. Pesan yang disampaikan sebaiknya berupa pesan-
pesan untuk kesehatan jiwa dan pentingnya menjaga kebersihan/ kesehatan
lingkungan.
E. Strategi dalam Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah sebagai berikut
1. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para penentu kebijakan
agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan bahkan dapat
merugikan kesehatan, sehingga dalam menentukan keputusan diperhatikan
dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung
Strategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota.
Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat dalam
meningkatkan kesehatnnya, sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat
untuk mendukung prilaku sehat masyarakat
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para penyelenggara
kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam memberdayakan
masyarakat agar dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayan kesehatan
namun dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.
4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini adalah
pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk metode atau teknik kepada
individual bukan dalam bentuk massa
5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan dan memelihara
kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun akan tampak dari
prilaku menuju sehat.
Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi kesehatan
secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :
a. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Pendekatan
advokasi ialah sasaran kepada para pembuat keputusan atau penentu keputusan
sesuai sektornya. Intinya adalah strategi advokasi kesehatan merupakan
pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau pejabat dengan tujuan
mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Kegiatan
advokasi ini ada dalam bentuk formal dan informal. Advokasi dalam
bentuk formal misalnya : penyajian presentasi, seminar, atau suatu usulan yang
dilakukan oleh para pejabat terkait. Advokasi informal misalnya : Suatu
kegiatan untuk meminta dana, atau dukungan dalam bentuk kebijakan kepada
para pejabat yang relevan dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang
dapat dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog,
negosiasi dan debat. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan
yang nyata, kepedulian, serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga
terjadi kelanjutan kegiatan.
b. Dukungan sosial ( Social Support )
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari dukungan
sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya dengan
menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau
pengembang kesehatan dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang
diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah : pelatihan bagi para tokoh
masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh masyarakat, sehingga hasil
yang diharapkan adalah adanya peningkatan jumlah para tokoh masyarakat
yang berperan aktif dalam pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga
dimana meningkat pengetahuannya tentang kesehatan, adanya pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu.
c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada
masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu
sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah
dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa : penyuluhan
kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil yang diharapkan
adalah sumber daya manusia yang berperan dalam peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
F. Metode Promosi kesehatan
Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Secara garis besar, metode
dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik.
 Metode DidaktiF
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah. Tingkat keberhasilan
metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya
pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster dan siaran
radio.
 Metode Sokratif
Metode ini dilakukan secara dua arah. Dengan metode ini, kemungkinan antara
pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi
kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus, lokakarya dan penugasan perorangan.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik
Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
Metode berdasarkan tekhnik komunikasi:
a. Metode Penyuluhan Langsung
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka
dengan sasaran. Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan
diskusi, pertemuan di balai desa pertemuan di posyandu, dll.
b. Metode Penyuluhan Tidak Langsung
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara media.
Contohnya, publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukkan film
dan sebagainya berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai.
G. Media Promosi kesehatan
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan atau pengajaran ( Herry D.J. Maulana).
Media promosi kesehatan adalah alat yang dipakai untuk mengirimkan pesan
kesehatan (Ferry Efendy & Makhfudli).
Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi
membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau
pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media mempunyai prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap orang diterima dan ditangkap melalui pancaindra.
Semakin banyak pancaindra yang digunakan maka semakin jelas juga
pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan alat peraga
dapat melibatkan indra sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga dapat
memudahkan pemahaman bagi peserta didik.
PROFIL
UPT PUSKESMAS NUSUKAN

UPT PUSKESMAS NUSUKAN


DINAS KESEHATAN KOTA
SURAKARTA
TAHUN 2019
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN

A. Profil Puskesmas
1. DATA UMUM
a. Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Nusukan

Wilayah kerja UPT Puskesmas Nusukan terletak di Kelurahan Nusukan,


Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut:

UPT Puskesmas Nusukan berbatasan dengan :

a) Batas wilayah kerja/wilayah Kelurahan Nusukan


 Sebelah Utara : Kelurahan Kadipiro
 Sebelah Selatan : Kelurahan Gilingan
 Sebelah Timur : Kelurahan Mojosongo
b) Pembagian wilayah
 Jumlah RW : 24
 Jumlah RT : 143
c) Luas Wilayah Kelurahan Nusukan
 Luas Wilayah : 206,5 Ha
Visi dan Misi UPT Puskesmas Nusukan, sebagai berikut :

a) Visi
Menjadikan UPT Puskesmas Nusukan sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat yang Profesional, bermutu dan mandiri.

b) Misi
1) Menggerakkan pembangunan Kecamatan Banjarsari berwawasan
kesehatan.
2) Memelihara dan meningkatkan Pelayanan kesehatan yang bermutu merata
dan terjangkau.
3) Memelihara dan menigkatkan pelayanan kesehatan keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
4) Melaksanakan system informasi kesehatan yang cepat dan tepat.
5) Menanggulangi permasalahan kesehatan.
6) Menggerakkan / memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

Tabel 1. Data Wilayah dan Fasilitas Pelayanan di UPT Puskesmas Nusukan

No Kelurahan
Jumlah fasilitas peyanan
Desa Gondok Endemik

Wkt tempuh ke pusk

Jumlah RT/RW

Jumlah sekolah

TK
Desa Tertinggal

Luas Wilayah
Kelurahan

Jumlah KK

kesehatan
(terjauh)

SD/ SLB
TK
No

15 14 15
206, 206,5 143/ 8.2
1 1 - - meni 3/2 8.233 19 17 1 1 - - meni 19
5Ha Ha 24 33
t 4 t

2. Data Sumber Daya Puskesmas


a) Ketenagaan
Tabel 2. Daftar Ketenagaan di UPT Puskesmas Nusukan
No Jenis Ketenagaan Jumlah Status kepegawaian

1 Kepala Puskesmas 1 PNS

2 Ka Subbag TU 1 PNS

3 Dokter Umum 2 PNS

4 Dokter Gigi 1 PNS

5 Apoteker 1 PNS

6 Bidan 4 PNS

7 Perawat 5 PNS

8 Perawat Gigi 1 PNS

9 Asisten apoteker 3 PNS

10 Pelaksana Gizi 1 PNS

11 Analis Laboratorium 1 PNS

12 Penyuluh (SKM) 1 PNS

13 Staf 8 PNS

Tenaga kontrak dengan


14 8 Non PNS
perjanjian kerja
b) Sumber Pembiayaan
Tabel 3. Pembiayaan Kesehatan di UPT Puskesmas Nusukan

NO SUMBER DAYA JUMLAH

1 APBD KOTA SKA Rp. 582.749.000

2 BOK (Bantuan Operasional Puskesmas) Rp. 326.027.000

3 BLUD Rp. 1.744.748.000

Total Rp. 2.653.524.000

c) Sarana dan Prasarana


1) Gedung perkantoran
i. Puskesmas induk yang beralamat di Jl. Sriwijaya Utara III / 5, Nusukan
RT 03 RW II dengan luas tanah 381,5 m2
ii. Puskesmas pembantu Cengklik yang beralamat di Cengklik RT 03 RW
XX, Nusukan dengan luas bangunan 111 m2
iii. Puskesmas pembantu Minapadi yang beralamat di Minapadi RT 04 RW
IX, Nusukan dengan luas bangunan 104 m2
iv. Puskesmas Keliling berada di 2 lokasi, yaitu RW XXIII dan Pasar
Nusukan

2) Kendaraan / Transportasi :
i. Kendaraan roda 4 : 1 buah
ii. Kendaraan roda 2 : 5 buah
3) Peralatan Medis : cukup memenuhi standar pelayanan
4) Peralatan Non Medis : cukup memenuhi standar pelayanan
5) Obat-obatan : cukup memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan
indikasi dan pola penyakit yang ada

d) Data Peran Serta Masyarakat


Tabel 4. Peran Serta Masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Nusukan

No Peran Serta Masyarakat Jumlah

1 Jumlah kader posyandu Balita 370

2 Jumlah Kader Posyandu Lansia 208

3 Jumlah Kader Anti Asap Rokok 6

4 TOGA 189

5 POD 0

6 Jumlah Posyandu Balita 28


a. Strata Purnama 0
b. Strata Mandiri 28

7 Jumlah Posyandu Lansia 23

8 Desa/Kelurahan Siaga 1
9 Mitra Informasi 18

10 Gerakan Sayang Ibu 1

11 Kelompok Pendukung Ibu 8

UPT Puskesmas Nusukan Kota Surakarta yang mempunyai wilayah kerja di Kelurahan
Nusukan mempunyai Kader Kesehatan Posyandu Balita sejumlah 370 (tiga ratus tujuh
puluh) orang dan Kader Posyandu Lansia sejumlah 208 (dua ratus delapan) orang.

e) Data Penduduk dan Sasaran Program


Tabel 5. Penduduk dan Sasaran Program UPT Puskesmas Nusukan

NO SASARAN JUMLAH

1 Jumlah penduduk Kelurahan Nusukan (data BPS) 30522

2 Jumlah penduduk Kelurahan Nusukan (monografi) 30522

3 Jumlah KK 8233

4 Jumlah Bayi 543

5 Jumlah Balita 2172

6 Jumlah Ibu Hamil 598

7 Jumlah WUS 6684

8 Jumlah KK Maskin 19.999

9 Jumlah Posyandu Balita 28

10 Jumlah Posyandu Lansia 23

11 Jumlah Usia Remaja (10-19th) 5224

12 Jumlah Pralansia 5356

13 Jumlah Lansia 2745

f) Data Sekolah
Tabel 6. Data Sekolah di wilayah kerja UPT Puskesmas Nusukan

NO TINGKATAN SEKOLAH JUMLAH

1 Jumlah Sekolah Dasar 17

2 Jumlah Sekolah Menengah Pertama 1

3 Jumlah Sekolah Menengah Atas 4

g) Data Kesehatan Lingkungan


Tabel 7. Data Kesehatan Lingkungan di Wilayah kerja UPT Puskesmas Nusukan

NO SASARAN JUMLAH

1 Keluarga dengan kepemilikan jamban 6828

2 Keluarga dengan kepemilikan air bersih 7200

3 Keluarga dengan kepemilikan SPAL 7190

4 Keluarga dengan rumah sehat 5869

5 Industri Rumah tangga terdaftar 10

6 Jumlah TPM 74

7 Jumlah TTU 22

8 Jumlah TPS 1

9 Jumlah DAMIU 15

10 Jumlah SAB 3153


h) Data Hasil Penilaian Kerja
Tabel 8. Upaya Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas Nusukan

No INDKATOR TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL

SASARAN (%)

Proporsi TTU
1 97 22 22 100
memenuhi syarat
Proporsi TPM
2 94,5 74 74 100
memenuhi syarat
Desa/kalurahan
3 37 1 1 100,00
melakukan STBM
Pelayanan Hogiene
Sanitasi Pangan
4 Setiap Anak di 100 15 15 100
Satuan Pendidikan
Dasar
Persentase makanan
5 yang memenuhi 87,71 43 45 95
syarat

Tabel 9. Upaya Kesehatan KIA di UPT Puskesmas Nusukan

No INDKATOR SASARAN TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL


(%)

1 Angka kematian ibu 52,28 1 576 0

Persentase ibu hamil


2 mendapatkan pelayanan 100% 634 634 100%
antenatal sesuai standar
Cakupan komplikasi
3 99,2% 184 184 100%
kebidanan yang ditangani
Persentase ibu bersalin
4 mendapatkan pelayanan 100% 576 576 100%
persalinan sesuai standar
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
5 94% 576 576 100%
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
6 Cakupan pelayanan nifas 94% 576 576 100%

7 Angka kematian bayi 2,4 1 576 0,17

Persentase bayi baru lahir


8 mendapatkan pelayanan 100% 576 576 100%
kesehatan sesuai satndar
Persentase bayi baru lahir
9 mendapat Inisiasi Menyusu 47% 576 576 100%
Dini (IMD)
Cakupan neonatus dengan
10 87,5% 29 29 100%
komplikasi yang ditangani
11 Cakupan kunjungan bayi 97% 576 576 100%

12 Angka kematian balita 3,3 1 2.304 0,43

Cakupan pelayanan anak


13 78% 2304 2.304 100%
balita
persentase anak usia 0-59
bulan yang mendapatkan
14 100 2880 2.880 100%
pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
Tabel 10. Upaya Kesehatan Gizi di UPT Puskesmas Nusukan

No INDKATOR SASARAN TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL


(%)

Prevalensi anemia pada ibu


1 30 61 634 9,62%
hamil
2 Prevalensi Bumil KEK 2,66 40 634 6,31%

Bayi dengan Berat Badan


3 2,67 16 576 2,78
Lahir Rendah (BBLR)
Persentase bayi usia kurang
4 dari 6 bulan yang mendapat 74,5 202 255 31,37
ASI eksklusif
Pervalensi gizi buruk pada
5 0,01 0 2.304 0,00
balita
Prevalensi kekurangan gizi
6 (underweight) pada anak 1,88 28 2.304 2,60
balita

Tabel 11. Upaya Kesehatan Promkes di UPT Puskesmas Nusukan

No INDKATOR SASARAN TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL


(%)

Cakupan Skrining Kesehatan


1 Siswa Pendidikan Dasar kelas 1 100% 744 744 100%
dan klas 7
Persentase warga negara usia 15-
2 59 tahun mendaptkan skrining 100% 2164 20.748 10,43%
kesehatan sesuai satndar
Persentase warga negara usia 60
tahun keatas mendaptkan
3 100% 740 3.602 20,27%
skrining kesehatan sesuai
satndar
Table 12. Upaya Kesehatan P2M di UPT Puskesmas Nusukan

No INDKATOR SASARAN TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL


(%)

1 Angka kematian DBD ≤1 0 0 0,00

2 Angka kesakitan DBD 60 0 30.708 0%

Cakupan penemuan dan


3 penanganan penderita 100 0 0 0%
penyakit DBD
4 Angka kesakitan malaria 0 0 30.708 0,00

5 Angka Kesakitan TB 123 12 30.708 39,08

Angka Penemuan pasien


6 291 8 30.708 13,03
CNR
Persentase orang dengan
TB mendapatkan
7 100 12 12 100,00%
pelayanan TB sesuai
standar
Proporsi kasus
Tuberkulosis yang berhasil
8 95,81 5 12 41,67%
diobati dalam program
DOTS (success rate)
Persentase orang beresiko
terinfeksi HIV
9 100 171 171 100 %
mendapatkan pemeriksaan
sesuai standar
Angka penemuan kasus
10 <5 1 30.708 3,26%
baru kusta
Angka penemuan kasus
11 39,5 163 415 239,30%
diare balita
Table 13. Pelayanan Puskesmas di UPT Puskesmas Nusukan

No. INDKATOR SASARAN TARGET PEMBILANG PENYEBUT HASIL


(%)

Proporsi Puskesmas 1
1. 100 1 100
terakreditasi

Persentase kunjungan baru


2. 37 38345 30522 27,6
rawat jalan di Puskesmas

Jumlah kunjungan Puskesmas


3. 133 46761 310 151
orang perhari

Persentase ketersediaan obat 101


4. 80 98 97
dan vaksin di Puskesmas

Persentase kecukupan sarana


1
5. untuk administrasi 100 1 100
perkantoran

Persentase kecukupan sarana


6. 100 1 1 100
aparatur

Proporsi Puskesmas yang


1
7. menerapkan pola tata kelola 100 1 100
BLUD

i) Data Derajat Kesehatan


Tabel 14. Kematian Ibu, Bayi dan Balita

NO JENIS KEMATIAN JUMLAH PENYEBAB

1 Kematian maternal 1 Penyakit jantung

2 Kematian Bayi 2 -Penyakit jantung bawaan

-BBLR
3 Kematian Balita 0

Tabel 15. Kesakitan Penyakit Menular

NO PENYAKIT JUMLAH PENYEBAB

1 DBD 47 Kurangnya kesadaran melakukan PSN

Pengetahuan dan perilaku preventif terhadap


2 Kusta 0
penyakit kusta meningkat

Pengetahuan dan perilaku preventif terhadap


3 AFP 0
penyakit meningkat

Tidak semua masyarakat memiliki kesadaran


4 Diare 984
melakukan preentif terhadap penyakit diare

Pengetahuan masyarakat tentang TBC masih

5 TBC 8 kurang .
Banyak suspek tidak kembali ke puskesmas

Flu burung
6 0 Tidak ada kasus
Flu babi

7 Campak 0 Tidak ada kasus

ISPA
8 0 Tidak ada kasus
pneumonia

Tabel 16. Status Gizi

NO STATUS GIZI JUMLAH PENYEBAB

1 Balita Gizi kurang 70 Pola makan anak masih kurang


maximal, karena faktor genetik dan
orang tua

2 Ibu hamil KEK 35 - Faktor Genetik


- Pola makan yang kurang seimbang
serta faktor ibu pekerja
- Pada kehamilan muda nafsu makan
yang kurang karena pengaruh
Hormonal
3 Ibu Hamil Anemi 32 - Konsumsi Fe & Sayur + Buah ibu
yang kurang
- Konsumsi makanan Instan yg sering
di sukai Bumil tanpa tahu kandungan
Gizinya.

20 DIAGNOSA PENYAKIT TERBANYAK PUSKESMAS NUSUKAN


TAHUN 2018

NO KODE DIAGNOSA JUMLAH


KASUS

1. J00 Acute nasopharyngitis [common cold] 3.702

2. J06.9 Acute upper respiratory infection, unspecified 3.012

3. I10 Essential (primary) hypertension 2.581

4. M79.1 Myalgia 2.415

5. R05 Cough 1.605

6. R51 Headache 1.549

7. K29.7 Gastritis, unspecified 1.453

8. Z00.8 Other general examinations 1.425

9. K30 Dyspepsia 1.283

10. J02.9 Acute pharyngitis, unspecified 1.116

Need for immunization against diphtheria-tetanus-


11. Z27.3 907
pertussis with poliomyelitis [DTP + polio]

12. L02.9 Cutaneous abscess, furuncle and carbuncle, unspecified 895


NO KODE DIAGNOSA JUMLAH
KASUS

13. Z34.9 Supervision of normal pregnancy, unspecified 815

14. H52.7 Disorder of refraction, unspecified 695

15. Z30.4 Surveillance of contraceptive drugs 671

16. B35.9 Dermatophytosis, unspecified 661

Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious


17. A09 661
origin

18. J11.8 Influenza with other manifestations, virus not identified 652

19. K04.5 Chronic apical periodontitis 639

20. Z34.8 Supervision of other normal pregnancy 601


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan
bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Maulana (2009) tujuan promosi kesehatan terdiri
dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
b. Tujuan Pendidikan
c. Tujuan Perilaku
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat
sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui
pengelompokkan sasaran promosi kesehatan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi
keperawatan dalam melaksanakan promosi kesehatan, dan kami berharap
laporan ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku FKM UI.

Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta; Salemba Medika

Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great
Britain; Learning Matters Ltd.

http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadididownload
pada tanggal 03 November 2012

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai