Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SYSTEM ENDOKRIN : DIABETUSMILITUS

Di susun oleh :
Arifah nur pratiwi
DA117006

PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKES MMBA’UL ULUM SURAKARTA
2020
A. Pengertian
Diabitus militus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,lemak dan
protein yang di sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensivitas insulin
atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler ,makrovaskuler dan
neuropati (Nurarif & Kusuma ,2015:188).
Diabetes militus merupakan sekumpulan gangguan metabolic yang di tandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) akibat kerusakan pada sekresi
insulin kerja insulin ,atau keduanya (Smeltzer,2017:211).
Diabitus militus merupakan suatu kelmpk penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin ,kerja insulin atau keduanya
(Tanto chris,dkk,2014:777).
B. Etiologi
Etiologi dan klasifikasi DM menurut American Diabetes Association di kutip dari
(bahagia,dkk,2018)
1. Diabetes militus tipe I(tergantung insulin )
DM tipe I terjadi di sebabkan oleh dikstrusi sel beta pancreas karena sebab autoimun.
DM tipe ini terdapat redikit atau tidak sama sekali sekresi insulin .
2. Diabetes Militus tipe II (tidak tergantung insulin )
DM tipe II terjadi hiper insulinea tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk
ke dalam jaringan atau sel karena turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan menghambat produksi glukosa oleh
hati . dengan faktor resiko usia obesitas ,riwayat keluaga .
3. Diabetes militus tipe lain
Terjadi karena efek genetik sel beta efek genetic kersa insulin penyakit metabolit
endokrin lain infeksi virus ,penyakit autoimun .
4. Diabetes militus gastasional
DM gastasional terjadi selama masa kehamilan penderita DM gastesional memiliki
resiko resiko lebih besar untuk menderita DM menetap dalam 5-10 tahun setelah
melahirkan .
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis menurut Nurarif dan Kusuma ,2015:189
1. Kadar glukosa puasa tidak normal >126
2. Hiperglikemia berat berat berakibat glukosuria yang akan menjadi diurensosmotik
yang meningkatkan pengeluaran urin dan timbul rasa haus (polidepsia )
3. Rasa lapar karena metabolisme karbohidrat tolat menolak di sel. Bb kurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gajala lain yaitu kesemutan ,gatal mata kabur impotensi peruitas
D. Anatomi dan fisiologi
Pankreas terletak di bangian atas abdomen di belakang gaster di retro perinial
bagian atas kiri kaput di hubungkan dengan korpus pancreas yang lebar tidak lebih dari 4
cm .pankreas adalah organ pipi di dalam nya kumpulan sel beta yang mengeluarkan
hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatus kadar glukosa darah. Sel beta
mengeluarkan somatostatin .

(wijaya &putri,2013)

E. Patofisiologi
Pada keadaan normal <50%glukosa yang di makan mengalami metabolism
sempurna .pada diabetes miletus proses tersebut tergantung laren difisiensi insulin
.penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolism tergangggu . keadaan ini
menyebabkan sebagaian berat glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga
terjadi hiperglikemia .
Penyakit diabetes mulitus di sebabkan oleh insulin akibat kekurangan insulin
maka glukosa tidak dapat di ubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah
meningkat dan terjadi hiperglikemia . ginjal tidak dapat menyaring dan mengarbsorbsi
sejumlah glukosa di darah karena melebihi ambang ambang ginjal normal (160-180 )
akan timbul glikosuria (gula di keluarkan bersama urin ) keadaan ini mengakibatkan
dieresis osmotic di sebut poli uria menyebabkan dehidrasi seluler hal ini merangsang
haus sehingga terjadi polidipsi .
Reproduksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel sehingga sel kekurangan nutrisi dan simpanan karbohidrat lemak dan
protein menjadi menipis karena di gunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh
dan terjadi kelaparan sel menyebabkan polipagia terlalu banyak lemak yang akan terjadi
penumpukan aretet dalam darah menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis
zat ini Kn meracuni tubuh bila terlalu banyak sehingga tubuih berusaha mengeluarkan
melalui urin dan pernafasan .akibatnya bau urin dan nafas berbau keton atau bau buah
buahan keadaan asidosis ini bila berbau keton atau berbau buah buahan keadaan asidosis
ini bila tidak segera di tangani akan menjadi koma bahkan kematian
( Nurarif dan Kusuma ,2015 :193
F. PHATWAY
Pengrusakan imunologi kerusakan sel sel ketidakseimbanga gula dalam anabolisme kerusakan pada
Faktor genetic beta pancreas produksi insulin darah tidak protein antibody
Infeksi virus dapat di bawa menurun
masuk ke dalam Resiko kekebalan tubuh menurun
Dieresis osmotic sel infeksi
Gkukosaria Batas melebihi Hiperglikemia Neuropati sensoro
Poli uria ambang ginjal perifer
kehilangan kalori
Kehilangan elektrolit ketidakstabilan klien merasa sakit
di dalam sel sel kekuranagn bahan kadar gula darah
untuk metabolisme ketabolisme protein dan nekrosis luka
dehidrasi lemak lemak di bakar
gangrene
pusat lapar haus merangsang
hipotalamus asam lemak pemecah protein Gangguan integritas
kullit
polidipsi dan
polipagia ketoasidosis keton ureum

Ketidak seimbangan
( Nurarif dan Kusuma ,2015: 193 )
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. Pemeriksaan penunjangn
Pemeriksaan penunjang menurut Nurarif dan Kusuma , 2015)
1. Kadar glukosa darah
2. Kriteria diagnostik who untuk diabetes militus
a. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg
b. Glukosa plasma puasa >140 mg
c. Glukosa plasma dari sampel yang di ambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat .
3. Tes laboratoeium dm
4. Tes saring
Tes saring pada dm adalah GDP –GDS
5. Tes diagnostik
6. Tes monitor terapi
7. Tes untuk mendeteksi komplikasi
H. Penatalaksanaan
Penataklaksanaan menurut Nurarif dan Kusuma ,2015: 191
1. Pemberian terapi farmakologi
2. Edukasi
3. Aktivitas fisik
I. Komplikasi
Komplikasi menurut smeltzer , 2017
1. Hipoglikemia
2. Diabetic keto asidosis
3. Hiperosmolar
4. Penyakit makrovaskuler
5. Penyakit mikrovaskuler
6. Penyakit neuropatik : saraf sensorik
J. Fokus pengkajian
Fokus pengkajian menurut wijaya dan putrid ,2013 yaitu :
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. adanya gatal kulit dan luka tidak sembuh sembuh ,kesemuat
b. Bb turun
c. Sering haus dan kencing
d. Meningkat nya nafsu makan
e. Menurun nya ketajaman penglihatan
3. Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit pancreas ,hipertensi ,isk
4. Riwayat penyakit keluarga dengan DM
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang

K. Diagnose keperawatan
1. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mengarbsorbsi nutrient .
2. kerusakan intregritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
3. resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
L. Fokus intervenes
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengarbsorbsi nutrient
Tujuan :
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam di harapkan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Kriteria hasil :
1. Kebutuhan klien terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji ttv
2. Kaji status nutrisi klien
3. Anjurkan unuk makan makanan dari rs
4. Kolaborasi pemberian injeksi insulin
Rasional
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mengetahui status nutrisi klien
3. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
4. Untuk mempercepat proses penyembuhan
2. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam di harapkan gangguan integritas kulit
teatasi
Kriteria hasil :
1. Kondisi luka menunjukan adanya perbaikan jarinagn dan tidak terinfeksi
Intervensi
1. Kaji ttv klien
2. Lakukan perawatan luka
3. Kaji adanya nyeri
4. Kolaborasi pemberian insulin
Rasional :
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mencegah infeksi
3. Untuk mengetahui tingkat nyeri
4. Untuk mempercepat proses nyeri
3.resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam di harapkan resiko infeksi teratasi
Kriteria hasil :
1. Tidak terdapat tanda tanda infeksi
intervensi :
1. Kaji ttv pasien
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri
3. Edukasi keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri
4. Kolaborasi pemberian obat
Rasional:
1. Untuk mengetahui keadaan umun
2. Untuk mencegah infeksi
3. Untuk mencegah infeksi
4. Untuk proses penyembuhan pasien
Daftar pustaka

Bahagia ,dkk , 2018 .potensi ekstrak buah pare (momorchilia charantia ) Sebagai
penurun kadar gula darah manfaat Di balik pare
.”majority”7(2): 177-181

Nurarif Huda Amin dan Kusuma Hardi ,2015 .Aplikasi Asuhan keperawatan
Berdasarkan Diagnose medis dan NANDA NIC-NOC
.Jogjakarta: Mediaction

Smeltzer C susan ,2017 .keperawatan medical bedah . Jakarta . EGC

Tanto chris,dkk,2014.kapita selekta kedokteran .jakarta pusat :media Aesculapius.

Wijaya .A.S dan Putri Y.M ,2013 Keperawatan medical bedah KMB 2 .yogyakarta:
Nuha Medika .

Anda mungkin juga menyukai