Di susun oleh :
Arifah nur pratiwi
DA117006
(wijaya &putri,2013)
E. Patofisiologi
Pada keadaan normal <50%glukosa yang di makan mengalami metabolism
sempurna .pada diabetes miletus proses tersebut tergantung laren difisiensi insulin
.penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolism tergangggu . keadaan ini
menyebabkan sebagaian berat glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga
terjadi hiperglikemia .
Penyakit diabetes mulitus di sebabkan oleh insulin akibat kekurangan insulin
maka glukosa tidak dapat di ubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah
meningkat dan terjadi hiperglikemia . ginjal tidak dapat menyaring dan mengarbsorbsi
sejumlah glukosa di darah karena melebihi ambang ambang ginjal normal (160-180 )
akan timbul glikosuria (gula di keluarkan bersama urin ) keadaan ini mengakibatkan
dieresis osmotic di sebut poli uria menyebabkan dehidrasi seluler hal ini merangsang
haus sehingga terjadi polidipsi .
Reproduksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel sehingga sel kekurangan nutrisi dan simpanan karbohidrat lemak dan
protein menjadi menipis karena di gunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh
dan terjadi kelaparan sel menyebabkan polipagia terlalu banyak lemak yang akan terjadi
penumpukan aretet dalam darah menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis
zat ini Kn meracuni tubuh bila terlalu banyak sehingga tubuih berusaha mengeluarkan
melalui urin dan pernafasan .akibatnya bau urin dan nafas berbau keton atau bau buah
buahan keadaan asidosis ini bila berbau keton atau berbau buah buahan keadaan asidosis
ini bila tidak segera di tangani akan menjadi koma bahkan kematian
( Nurarif dan Kusuma ,2015 :193
F. PHATWAY
Pengrusakan imunologi kerusakan sel sel ketidakseimbanga gula dalam anabolisme kerusakan pada
Faktor genetic beta pancreas produksi insulin darah tidak protein antibody
Infeksi virus dapat di bawa menurun
masuk ke dalam Resiko kekebalan tubuh menurun
Dieresis osmotic sel infeksi
Gkukosaria Batas melebihi Hiperglikemia Neuropati sensoro
Poli uria ambang ginjal perifer
kehilangan kalori
Kehilangan elektrolit ketidakstabilan klien merasa sakit
di dalam sel sel kekuranagn bahan kadar gula darah
untuk metabolisme ketabolisme protein dan nekrosis luka
dehidrasi lemak lemak di bakar
gangrene
pusat lapar haus merangsang
hipotalamus asam lemak pemecah protein Gangguan integritas
kullit
polidipsi dan
polipagia ketoasidosis keton ureum
Ketidak seimbangan
( Nurarif dan Kusuma ,2015: 193 )
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. Pemeriksaan penunjangn
Pemeriksaan penunjang menurut Nurarif dan Kusuma , 2015)
1. Kadar glukosa darah
2. Kriteria diagnostik who untuk diabetes militus
a. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg
b. Glukosa plasma puasa >140 mg
c. Glukosa plasma dari sampel yang di ambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat .
3. Tes laboratoeium dm
4. Tes saring
Tes saring pada dm adalah GDP –GDS
5. Tes diagnostik
6. Tes monitor terapi
7. Tes untuk mendeteksi komplikasi
H. Penatalaksanaan
Penataklaksanaan menurut Nurarif dan Kusuma ,2015: 191
1. Pemberian terapi farmakologi
2. Edukasi
3. Aktivitas fisik
I. Komplikasi
Komplikasi menurut smeltzer , 2017
1. Hipoglikemia
2. Diabetic keto asidosis
3. Hiperosmolar
4. Penyakit makrovaskuler
5. Penyakit mikrovaskuler
6. Penyakit neuropatik : saraf sensorik
J. Fokus pengkajian
Fokus pengkajian menurut wijaya dan putrid ,2013 yaitu :
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. adanya gatal kulit dan luka tidak sembuh sembuh ,kesemuat
b. Bb turun
c. Sering haus dan kencing
d. Meningkat nya nafsu makan
e. Menurun nya ketajaman penglihatan
3. Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit pancreas ,hipertensi ,isk
4. Riwayat penyakit keluarga dengan DM
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang
K. Diagnose keperawatan
1. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mengarbsorbsi nutrient .
2. kerusakan intregritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
3. resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
L. Fokus intervenes
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengarbsorbsi nutrient
Tujuan :
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam di harapkan ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Kriteria hasil :
1. Kebutuhan klien terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji ttv
2. Kaji status nutrisi klien
3. Anjurkan unuk makan makanan dari rs
4. Kolaborasi pemberian injeksi insulin
Rasional
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mengetahui status nutrisi klien
3. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
4. Untuk mempercepat proses penyembuhan
2. Gangguan intregritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam di harapkan gangguan integritas kulit
teatasi
Kriteria hasil :
1. Kondisi luka menunjukan adanya perbaikan jarinagn dan tidak terinfeksi
Intervensi
1. Kaji ttv klien
2. Lakukan perawatan luka
3. Kaji adanya nyeri
4. Kolaborasi pemberian insulin
Rasional :
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mencegah infeksi
3. Untuk mengetahui tingkat nyeri
4. Untuk mempercepat proses nyeri
3.resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam di harapkan resiko infeksi teratasi
Kriteria hasil :
1. Tidak terdapat tanda tanda infeksi
intervensi :
1. Kaji ttv pasien
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri
3. Edukasi keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri
4. Kolaborasi pemberian obat
Rasional:
1. Untuk mengetahui keadaan umun
2. Untuk mencegah infeksi
3. Untuk mencegah infeksi
4. Untuk proses penyembuhan pasien
Daftar pustaka
Bahagia ,dkk , 2018 .potensi ekstrak buah pare (momorchilia charantia ) Sebagai
penurun kadar gula darah manfaat Di balik pare
.”majority”7(2): 177-181
Nurarif Huda Amin dan Kusuma Hardi ,2015 .Aplikasi Asuhan keperawatan
Berdasarkan Diagnose medis dan NANDA NIC-NOC
.Jogjakarta: Mediaction
Wijaya .A.S dan Putri Y.M ,2013 Keperawatan medical bedah KMB 2 .yogyakarta:
Nuha Medika .