Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

BLUD UPTD PUSKESMAS PURWAHARJA 2


DINAS KESEHATAN BANJAR
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
PEDOMAN INTERNAL PROMOSI KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS PURWAHARJA 2

Mengetahui Penanggung jawab


Ketua Tim Manajemen Mutu Kegiatan Promosi Kesehatan

dr. TISA SUSANTI SILVIA AKBARINY, SKM


NIP. 19950412 202203 2 014 NIP. 19881020 201903 2 007

Banjar, Januari 2023


Mengesahkan
Kepala Puskesmas Purwaharja 2

H. ENJANG SURYANA, A.MKg, S.T


NIP. 19690815 199002 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyusun Pedoman Internal Promosi Kesehatan ini dengan
baik tanpa kendala yang berarti.

Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan di
Puskesmas Purwaharja 2.

Dalam peningkatan mutu pelayanan, mempersyaratkan adanya


pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi
dan penelusuran Pedoman ini diharapkan dapat juga membantu dalam
pemenuhan dokumen yang dipersyaratkan.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses hingga
tersusunnya pedoman ini.

Banjar, Januari 2023


Kepala
PUSKESMAS PURWAHARJA 2

H. ENJANG SURYANA, A.MKg, S.T


NIP. 19690815 199002 1 001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007).
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dengan
demikian, upaya promosi kesehatan pada prinsipnya terarah pada
proses perubahan perilaku individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat umum, agar mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib
puskesmas yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas. Agar tujuan upaya promosi kesehatan
dapat tercapai, maka langkah awal yang penting harus dilakukan adalah
menyusun perencanaan promosi kesehatan dengan benar dan tepat.

B. Tujuan
1. Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan
upaya promosi kesehatan di Puskesmas
2. Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan
strategi promosi kesehatan di Puskesmas
C. Sasaran
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Purwaharja 2 yang
terdiri dari Individu, keluarga, kelompok atau golongan, serta masyarakat
umum lainnya

D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Ruang lingkup promosi kesehatan
meliputi :
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif
adalah padakelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka
mampu meningkatkankesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang
yang sehat juga bagi kelompok yang beresiko. Misalnya ibu hamil,
perokok, para pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya.
Tujuan utama dari promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk
mencegah kelompok-kelompoktersebut agar tidak jatuh sakit
(primary prevention).
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit,terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma,
diabetes mellitus,tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan
dari promosi kesehatan padatingkat ini agar kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak menjadilebih parah (secondary
prevention).
4. Promosi Kesehatan pada tingkat Rehabilitatif
Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada
kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu
penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah
mengurangi kecacatan seminimal mungkin dengan kata lain,
promosi kesehatan pada tahap ini adalah pemulihan dan mencegah
kecacatan akibat dari suatu penyakit (Tertiary Prevention)
E. Batasan Operasional
Batasan operasional Upaya promosi kesehatan di puskesmas adalah :
1. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang
sering disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
Penyuluhan kesehatan dapat dilaksanakan secara individu,
kelompok dan massal.
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam
upaya promosi kesehatan dan menjadi tulang punggung
upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan
perorangan, kelompok maupun masyarakat yang
dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan promosi
kesehatan yang dipaparkan kepadanya, kemudian
diharapkan dapat memahami isi pesan yang disampaikan
dan mengambil sikap yang positif serta mengubah perilaku
dirinya dengan mengadopsi dan mempratekkan pesan
kesehatan tersebut.
c. Media KIE Promkes : adalah media pembelajaran dalam
upaya promosi kesehatan yang dapat berfungsi sebagai
media komunikasi, informasi, edukasi dapat berupa media
cetak, media elektronik (audio, audiovisual), media
tradisional, media telepon dan media internet.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah
pencapaian desa siaga aktif.
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya
sendiri. Khusunya dalam upaya pencegahan penyakit,
meningkatkan kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat
serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan
masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
perilaku hidup bersih dan sehat, dalam memelihara,
mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri
serta berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat)
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu
menumbuhkembangkan kemampuan dan peran serta
masyarakat, melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat sebagai
subyek), menggalang kemitraan, petugas sebagai
katalisator, serta mengakomodir kearifan lokal sesuai sosial
budaya setempat.
3. Pelatihan Kader Kesehatan
a. Konsep dasar : pelatihan bagi kader kesehatan merupakan
sarana kegiatan belajar atau upaya membangun
pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat ilmu baru
mapun mengulang (re-meinding) bagi kader kesehatan.
b. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader
kesehatan.
c. Pelatihan kader kesehatan berdasarkan pembelajaran orang
dewasa (adult learning) yaitu diselenggarakan dengan
memperhatikan hak peserta antara lain : dihargai,
didengarkan, dipertimbangkan, dilakukan refleksi dan umpan
balik, dilakukan evaluasi baik terhadap penyelenggaran dan
tingkat pemahaman terkait materi pelatihan.
4. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU,1999).
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara :
membujuk, meyakinkan, menjual ide agar memberikan
dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan
publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan
menguntungkan kesehatan.
Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur–unsur advokasi
yaitu tujuan, pemanfaatan data dan riset, identifikasi
sasaran, pengembangan pesan, membangun koalisi,
penyajian/presentasi, penggalangan dana, serta
pemantauan-penilaian upaya advokasi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi tenaga Promosi Kesehatan adalah :

Kualifikasi
Kegiatan Realisasi
SDM
PROMOSI D-III Diampu oleh S-1
KESEHATAN Kesehatan Kesehatan
Masyarakat

Kompetensi seorang tenaga promosi kesehatan di Puskesmas yaitu


memiliki kemampuan dalam :
1. Perencanaan upaya promosi kesehatan
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar pribadi, kelompok,
publik via media massa termasuk publikasi poster, brosur, profil
puskesmas dan program puskesmas, mengisi acara kesehatan di
radio dan televisi local.
3. Perluasan jejaring kemitraan dan jejaring koalisi.
4. Advokasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
6. Pemasaran sosial tentang produk yang bermanfaat untuk
kesehatan.
7. Pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan.
8. Sebagai humas dan sekaligus menjadi pusat informasi kesehatan
puskesmas
9. Mediasi

B. Distribusi Ketenagaan

Kegiatan Pemegang Program Kualifiasi Unit Terkait


SDM
PROMOSI 1. Silvia Akbariny, SKM S-1 Kepala
KESEHATAN 2. Ikadewi Pramitha, Kesehatan Puskesmas,
SKM Mayarakat UKM, UKP

Seluruh komponen yang terdapat di puskesmas wajib


berpartisipasi dalam kegiatan promosi kesehatan mulai dari Kepala
Puskesmas, penanggung jawab UKP dan Kefarmasian, penanggung
jawab UKM dan Perkesmas, dan seluruh karyawan. Sebagai
koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas adalah petugas promkes. Pengaturan dan penjadwalan
tenaga puskesmas dalam upaya promosi kesehatan dikoordinir oleh
Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan.

1. Pengaturan kegiatan upaya promosi kesehatan dilakukan


bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya
mini bulanan maupun tri bulanan / lintas sektor, dengan
persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya promosi kesehatan dibuat untuk jangka
waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan
bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya
promosi kesehatan di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas
Purwaharja 2.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan upaya Promosi Kesehatan di
ruang pertemuan Puskesmas Purwaharja 2 Banjar

Koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dilakukan


oleh Penanggung jawab UKM dan Koordinator Promosi Kesehatan yang
menempati ruang yang berada dalam gedung lantai 2 puskesmas
Adapun pelaksanaan rapat koordinasi program promosi kesehatan
dilakukan di aula Puskesmas Purwaharja 2 ataupun di ruang yang
ditentukan.Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi
sasaran dengan ikut kegiatan ke desa terutama di posyandu, ke sekolah
dan kegiatan lain yang bersifat dan berhubungan dengan promosi
kesehatan.

B. Standar Fasilitas
Set Promosi Kesehatan yang terdiri dari :
a. Alat permainan Edukatif (APE) : 1 paket
b. Papan informasi : 3 buah
c. Leaflet : sesuai kebutuhan
d. Proyektor/LCD : 1 unit
e. Televisi dan antena : 1 unit
f. Wireless system / microphone : 1 unit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan


Puskesmas Purwaharja berdasarkan Permenkes Nomor 75
tahun 2014 tentang Puskesmas, kegiatan dalam Upaya Promosi
Kesehatan yang dilaksanakan meliputi :

Upaya
No. Promosi Kegiatan
Kesehatan
a. Promosi Kesehatan di sekolah pendidikan
1. Penyuluhan
dasar
b. Promosi pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
c. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat &
napza
d. Penyuluhan pada kelompok / masyarakat
tentang perilaku menjaga kebersihan diri
e. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia
(pendekatan siklus kehidupan)
f. Penyuluhan peningkatan kesadaran
masyarakat tentang imunisasi
g. Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok
anak remaja
h. Peningkatan pengetahuan komprehensif
masyarakat tentang pencegahan penularan
HIV-AIDS dan IMS
i. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan
hepatitis
j. Edukasi dan konseling Pemberian Makanan
Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-
ASI untuk balita sehat, balita kurang gizi, dan
balita gizi buruk rawat jalan
k. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia
sekolah
l. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil KEK / Kurus
m. Kegiatan edukasi GERMAS
a. Memotivasi tokoh masyarakat dalam
Pemberday
pembentukan kader kesehatan atau
2. aan
pembetukan kelompok yang peduli terhadap
Masyarakat
kesehatan
b. Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS
di masyarakat
c. Pengerakan kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu
d. Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
peningkatan penggunaan obat rasional
a. Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri
3. Pelatihan
dan mempraktekkan PHBS
b. Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan
informasi pada kelompok / masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktekan PHBS di
daerah binaan
c. Melatih Kader tentang swamedikasi dan
penggunaan obat melalui Metode Cara Belajar
Insan Aktif (CBIA)
a. Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait
4. Advokasi dalam praktek PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu
b. Mengadvokasi tokoh masyarakat dalam
membentuk kelompok swabantu terkait
perawatan masalah gizi

B. Strategi / Metode Promosi Kesehatan


Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan upaya promosi
kesehatan di puskesmas. Ada tiga strategi Promosi Kesehatan yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu
atau mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah
pendekatan kepada pengambil keputusan dari berbagai tingkat
dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai
apabila ada dukungan dari berbagai elemen yang ada di
masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur
informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai
pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program dengan masyarakat sebagai penerima
program kesehatan. Strategi ini dapat dikatanan sebagai upaya
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk
kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar,
lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan
keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan
kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat
desa, dan sebagainya.
C. Langkah Kegiatan Promosi Kesehatan
1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi
kesehatan yaitu:
a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh
lintas program di puskesmas
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada
maupun yang perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada di wilayah kerja puskesmas.
c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya promosi
kesehatan yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas
sektor.
d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di
masyarakat, melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar
gedung puskesmas dalam upaya meningkatka pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan serta meningkatkan status kesehatannya.
e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa
dan kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik
berwawaskan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan
termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan
mengoptimalkan potensi dan peran jejaring kemitraan.
f. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya
pemberdayaan masyarakatdalam pengembangan, pembinaan
dan peningkatan kualitas desa siaga aktif, peningkatan
pencapaian PHBS di rumah tangga, PHBS di institusi
pendidikan, serta PHBS di tempat-tempat umum yang ada di
wilayah kerja puskesmas.
g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada
pada periode sebulumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan
kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan
puskesmas
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan
promosi kesehatan berdasarkan RUK.
4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan
jadwal yang telah disusun bersama.
Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan.
5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus
terhadap pelaksanaan suatu upaya promosi kesehatan dengan tujuan
memberikan umpan balik pada pengelolaan upaya promosi kesehatan
untuk perbaikan dan optimalisasi pelaksanaan upaya promosi
kesehatan. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi
6. Penilaian dan Evaluasi
Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman
pembelajaran upaya promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan
kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan upaya
promosi kesehatan yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan promosi kesehatan
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan promosi kesehatan sedang
berlangsung
c. Evaluasi setelah selesainya upaya promosi kesehatan dilakukan
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Promosi
Kesehatan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program
dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :

- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Buku Lembar balik
- Leaflet
- Buku panduan
- Computer
- LCD
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Buku Lembar balik
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Promkes
dengan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh Koordinator UKM Esensial dan Perkesmas
berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan
mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
(POA/Plan Of Action ).
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko


atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran
kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat
tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola
keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.

Upaya Keselamatan Sasaran


Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling / Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


Penyuluhan seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket

Pemberdayaan Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket

Advokasi Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari
pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

Upaya Keselamatan Kerja


Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan
Resiko

Konseling / Penyuluhan Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

Pemberdayaan Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

Advokasi Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu
sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual


2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan.
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas


sektor terkait dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan promosi kesehatan ini tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
status kesehatan masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai