Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyusun Pedoman Internal Promosi Kesehatan ini dengan
baik tanpa kendala yang berarti.
Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan di
Puskesmas Purwaharja 2.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007).
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dengan
demikian, upaya promosi kesehatan pada prinsipnya terarah pada
proses perubahan perilaku individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat umum, agar mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib
puskesmas yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas. Agar tujuan upaya promosi kesehatan
dapat tercapai, maka langkah awal yang penting harus dilakukan adalah
menyusun perencanaan promosi kesehatan dengan benar dan tepat.
B. Tujuan
1. Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan
upaya promosi kesehatan di Puskesmas
2. Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan
strategi promosi kesehatan di Puskesmas
C. Sasaran
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Purwaharja 2 yang
terdiri dari Individu, keluarga, kelompok atau golongan, serta masyarakat
umum lainnya
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Ruang lingkup promosi kesehatan
meliputi :
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif
adalah padakelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka
mampu meningkatkankesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang
yang sehat juga bagi kelompok yang beresiko. Misalnya ibu hamil,
perokok, para pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya.
Tujuan utama dari promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk
mencegah kelompok-kelompoktersebut agar tidak jatuh sakit
(primary prevention).
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit,terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma,
diabetes mellitus,tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan
dari promosi kesehatan padatingkat ini agar kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak menjadilebih parah (secondary
prevention).
4. Promosi Kesehatan pada tingkat Rehabilitatif
Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada
kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu
penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah
mengurangi kecacatan seminimal mungkin dengan kata lain,
promosi kesehatan pada tahap ini adalah pemulihan dan mencegah
kecacatan akibat dari suatu penyakit (Tertiary Prevention)
E. Batasan Operasional
Batasan operasional Upaya promosi kesehatan di puskesmas adalah :
1. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang
sering disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
Penyuluhan kesehatan dapat dilaksanakan secara individu,
kelompok dan massal.
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam
upaya promosi kesehatan dan menjadi tulang punggung
upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan
perorangan, kelompok maupun masyarakat yang
dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan promosi
kesehatan yang dipaparkan kepadanya, kemudian
diharapkan dapat memahami isi pesan yang disampaikan
dan mengambil sikap yang positif serta mengubah perilaku
dirinya dengan mengadopsi dan mempratekkan pesan
kesehatan tersebut.
c. Media KIE Promkes : adalah media pembelajaran dalam
upaya promosi kesehatan yang dapat berfungsi sebagai
media komunikasi, informasi, edukasi dapat berupa media
cetak, media elektronik (audio, audiovisual), media
tradisional, media telepon dan media internet.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah
pencapaian desa siaga aktif.
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya
sendiri. Khusunya dalam upaya pencegahan penyakit,
meningkatkan kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat
serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan
masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
perilaku hidup bersih dan sehat, dalam memelihara,
mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri
serta berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat)
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu
menumbuhkembangkan kemampuan dan peran serta
masyarakat, melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat sebagai
subyek), menggalang kemitraan, petugas sebagai
katalisator, serta mengakomodir kearifan lokal sesuai sosial
budaya setempat.
3. Pelatihan Kader Kesehatan
a. Konsep dasar : pelatihan bagi kader kesehatan merupakan
sarana kegiatan belajar atau upaya membangun
pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat ilmu baru
mapun mengulang (re-meinding) bagi kader kesehatan.
b. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader
kesehatan.
c. Pelatihan kader kesehatan berdasarkan pembelajaran orang
dewasa (adult learning) yaitu diselenggarakan dengan
memperhatikan hak peserta antara lain : dihargai,
didengarkan, dipertimbangkan, dilakukan refleksi dan umpan
balik, dilakukan evaluasi baik terhadap penyelenggaran dan
tingkat pemahaman terkait materi pelatihan.
4. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU,1999).
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara :
membujuk, meyakinkan, menjual ide agar memberikan
dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan
publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan
menguntungkan kesehatan.
Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur–unsur advokasi
yaitu tujuan, pemanfaatan data dan riset, identifikasi
sasaran, pengembangan pesan, membangun koalisi,
penyajian/presentasi, penggalangan dana, serta
pemantauan-penilaian upaya advokasi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
Kegiatan Realisasi
SDM
PROMOSI D-III Diampu oleh S-1
KESEHATAN Kesehatan Kesehatan
Masyarakat
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan.
A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan upaya Promosi Kesehatan di
ruang pertemuan Puskesmas Purwaharja 2 Banjar
B. Standar Fasilitas
Set Promosi Kesehatan yang terdiri dari :
a. Alat permainan Edukatif (APE) : 1 paket
b. Papan informasi : 3 buah
c. Leaflet : sesuai kebutuhan
d. Proyektor/LCD : 1 unit
e. Televisi dan antena : 1 unit
f. Wireless system / microphone : 1 unit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Upaya
No. Promosi Kegiatan
Kesehatan
a. Promosi Kesehatan di sekolah pendidikan
1. Penyuluhan
dasar
b. Promosi pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
c. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat &
napza
d. Penyuluhan pada kelompok / masyarakat
tentang perilaku menjaga kebersihan diri
e. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia
(pendekatan siklus kehidupan)
f. Penyuluhan peningkatan kesadaran
masyarakat tentang imunisasi
g. Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok
anak remaja
h. Peningkatan pengetahuan komprehensif
masyarakat tentang pencegahan penularan
HIV-AIDS dan IMS
i. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan
hepatitis
j. Edukasi dan konseling Pemberian Makanan
Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-
ASI untuk balita sehat, balita kurang gizi, dan
balita gizi buruk rawat jalan
k. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia
sekolah
l. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil KEK / Kurus
m. Kegiatan edukasi GERMAS
a. Memotivasi tokoh masyarakat dalam
Pemberday
pembentukan kader kesehatan atau
2. aan
pembetukan kelompok yang peduli terhadap
Masyarakat
kesehatan
b. Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS
di masyarakat
c. Pengerakan kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu
d. Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
peningkatan penggunaan obat rasional
a. Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri
3. Pelatihan
dan mempraktekkan PHBS
b. Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan
informasi pada kelompok / masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktekan PHBS di
daerah binaan
c. Melatih Kader tentang swamedikasi dan
penggunaan obat melalui Metode Cara Belajar
Insan Aktif (CBIA)
a. Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait
4. Advokasi dalam praktek PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu
b. Mengadvokasi tokoh masyarakat dalam
membentuk kelompok swabantu terkait
perawatan masalah gizi
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Buku Lembar balik
- Leaflet
- Buku panduan
- Computer
- LCD
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Buku Lembar balik
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Promkes
dengan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh Koordinator UKM Esensial dan Perkesmas
berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan
mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
(POA/Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu
sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
PENUTUP