Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM GERMAS

DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR


TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN INTERNAL GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT


(GERMAS)
PUSKESMAS PURWAHARJA 2

Mengetahui
Ketua Tim Manajemen Mutu Penanggung Jawab

dr. TISA SUSANTI SILVIA AKBARINY, SKM


NIP. 19950412 202203 2 014 NIP. 19881020 201903 2 007

Banjar Januari 2023


Mengesahkan
Kepala Puskesmas Purwaharja 2

H. ENJANG SURYANA, ST
NIP. 19690815 199002 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyusun Pedoman Internal GERMAS ini dengan baik tanpa kendala
yang berarti.

Pedoman ini kami susun sebagai salah satu Program untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Kegiatan GERMAS di Puskesmas
Purwaharja 2 Kota Banjar

Dalam peningkatan mutu pelayanan, mempersyaratkan adanya pembuktian


pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran
Pedoman ini diharapkan dapat juga membantu dalam pemenuhan dokumen yang
dipersyaratkan.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses hingga tersusunnya
pedoman ini.

Banjar, Januari 2023


Kepala
BLUD UPTD Puskesmas Purwaharja 2

H. ENJANG SURYANA, ST
NIP. 19690815 199002 1 001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Germas (Gerakan Masyarakat) Hidup Sehat merupakan garda
depan di era pemerintahan saat ini untuk membangun sumber daya
manusia Indonesia yang unggul. Maka untuk tujuan tersebut tidak mungkin
apabila gerakan ini hanya dibebankan pada bidang kesehatan.
Sebagaimana diteguhkan dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017
tentang Germas, sejak awal program ini dirancang sebagai program lintas
program dan lintas sektoral. Dengan demikian, gerakan ini bisa menjadi
andalan untuk menjaga kesehatan secara holistik yang bertumpu pada
kemandirian masyarakat.
Bahwa untuk mencapai masyarakat yang sehat diperlukan
pendekatan yang menyeluruh, yang sesungguhnya telah disadari baik oleh
pemerintah maupun para penggiat kesehatan. Salah satu pemikiran untuk
memajukan Program promotif dan preventif secara strategis adalah
dikembangkannya konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
mulai dilaksanakan pada tahun 1969. Puskesmas menjadi ujung tombak
pelayanan kesehatan yang tugasnya mencakup seluruh masyarakat dalam
wilayah kerjanya, tidak hanya mengobati tetapi lebih utamanya menjaga
masyarakat agar tetap sehat, dengan berbagai Program promotif dan
preventif.
Pada era saat ini, gerakan hidup sehat di masyarakat diangkat ke
level komitmen politik yang lebih luas dan mengikat. Program dengan
slogan Germas merumuskan kembali pemusatan perhatian pada
kesehatan promotif dan preventif, dengan strategi yang disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan tuntutan yang kian cepat.

B. Tujuan

Germas merupakan Program untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Untuk menurunkan faktor resiko utama penyakit menular,
penyakit tidak menular, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan
stunting, baik faktor biologis, perilaku, maupun lingkungan, maka perlu
dilakukan gerakan masyarakat hidup sehat.
Tujuan Germas adalah untuk :
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik
kematian maupun kecacatan;
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena
meningkatnya penyakit;
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktifitas penduduk; dan
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk
pengeluaran kesehatan.

C. Sasaran
Masyarakat di Wilayah Kerja BLUD UPTD Puskemas Purwaharja 2 yang
terdiri dari Individu, keluarga, kelompok atau golongan, serta masyarakat
umum lainnya

D. Ruang lingkup
Ruang Lingkup GERMAS meliputi :
1. GERMAS pada tingkat promotif.
Sasaran GERMAS pada tingkat pelayanan promotif adalah pada
kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu
meningkatkankesehatannya.
2. GERMAS pada tingkat preventif.
Sasaran GERMAS pada tingkat ini selain pada orang yang sehat
juga bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, para 11 perok, 
para pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan utama d
ari promosikesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah
kelompok-kelompoktersebut agar tidak jatuh sakit (primary prevention).
3. GERMAS pada tingkat kuratif.
Sasaran GERMAS pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit,terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma,
diabetes mellitus,tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari
GERMAS padatingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit
tersebut tidak menjadilebih parah (secondary prevention).
4. GERMAS pada tingkat Rehabilitatif
Sasaran pokok pada GERMAS tingkat ini adalah pada kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan
utama GERMAS pada tingkat ini adalah mengurangi kecacatan
seminimal mungkin dengan kata lain, GERMAS pada tahap ini adalah
pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari suatu penyakit
(Tertiary Prevention)

E. Batasan Operasional
Batasan operasional Program GERMAS di puskesmas adalah :
1. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang sering
disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Penyuluhan
kesehatan dapat dilaksanakan secara individu, kelompok dan massal.
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam
Program GERMAS dan menjadi tulang punggung Program
promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan perorangan,
kelompok maupun masyarakat yang dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan GERMAS
yang dipaparkan kepadanya, kemudian diharapkan dapat
memahami isi pesan yang disampaikan dan mengambil sikap
yang positif serta mengubah perilaku dirinya dengan mengadopsi
dan mempratekkan pesan kesehatan tersebut.
c. Media KIE Promkes : adalah media pembelajaran dalam Program
GERMAS yang dapat berfungsi sebagai media komunikasi,
informasi, edukasi dapat berupa media cetak, media elektronik
(audio, audiovisual), media tradisional, media telepon dan media
internet.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah
pencapaian desa siaga aktif.
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatannya dengan
menggunakan sumber daya sendiri. Khusunya dalam Program
pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan diri, menciptakan
lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap Program kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan masyarakat
agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat, dalam memelihara, mengatasi serta meningkatkan
kesehatannya secara mandiri serta berperan aktif dalam Program
kesehatan bersumberdaya masyarakat (dari, oleh dan untuk
masyarakat)
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu menumbuhkembangkan
kemampuan dan peran serta masyarakat, melibatkan partisipasi
masyarakat baik dalam perencanaan dan pelaksanaan
(masyarakat sebagai subyek), menggalang kemitraan, petugas
sebagai katalisator, serta mengakomodir kearifan lokal sesuai
sosial budaya setempat.
3. Pelatihan Kader Kesehatan
a. Konsep dasar : pelatihan bagi kader kesehatan merupakan sarana
kegiatan belajar atau Program membangun pengetahuan dan
ketrampilan baik yang bersifat ilmu baru mapun mengulang (re-
meinding) bagi kader kesehatan.
b. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader
kesehatan.
c. Pelatihan kader kesehatan berdasarkan pembelajaran orang
dewasa (adult learning) yaitu diselenggarakan dengan
memperhatikan hak peserta antara lain : dihargai, didengarkan,
dipertimbangkan, dilakukan refleksi dan umpan balik, dilakukan
evaluasi baik terhadap penyelenggaran dan tingkat pemahaman
terkait materi pelatihan.
4. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (JHU,1999).
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi
untuk mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara : membujuk,
meyakinkan, menjual ide agar memberikan dukungan terhadap
Program pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik
oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan
menguntungkan kesehatan.
Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur–unsur advokasi yaitu
tujuan, pemanfaatan data dan riset, identifikasi sasaran,
pengembangan pesan, membangun koalisi, penyajian/presentasi,
penggalangan dana, serta pemantauan-penilaian Program
advokasi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KualifikasiSumber Daya Manusia


1. Ketua : H. Enjang Suryana, ST (Kepala Puskesmas)
2. Koordinator : Silvia Akbariny, SKM (Petugas GERMAS)
3. Sekretaris : Ika Dewi P, SKM (Petugas Promkes)
4. Anggota : Nisa Nurazizah, S.KM (P2P)
Panny Perwirawati, Amd. KL (KesLing)
Ani Anisah, AMG (Gizi)
dr. Fany Terstanita Bahtiar (PJ UKP)
Semua bidan desa (pelaksana UKM dan UKP)

B. Jadwal Kegiatan.
1. Pengaturan kegiatan Program GERMAS dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan / lintas sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan Program GERMAS dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Program
GERMAS di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Pabelan.
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Program GERMAS di ruang pertemuan
Puskesmas Purwaharja 2

Koordinasi pelaksanaan kegiatan GERMAS dilakukan oleh Penanggung


jawab UKM dan Koordinator GERMAS yang menempati ruang yang
berada dalam gedung lantai 2 puskesmas Adapun pelaksanaan rapat
koordinasi program GERMAS dilakukan di aula Puskesmas Purwaharja 2
ataupun di ruang yang ditentukan.Sedang kegiatan luar gedung petugas
dapat mengunjungi sasaran dengan ikut kegiatan ke desa terutama di
posyandu, ke sekolah dan kegiatan lain yang bersifat dan berhubungan
dengan GERMAS.

B. Standar Fasilitas
Set GERMAS yang terdiri dari :

a. Alat permainan Edukatif (APE) : 1 paket


b. Papan informasi : 3 buah
c. Kamera foto / handy camp : 1 unit
d. Leaflet : sesuai kebutuhan
e. Laptop : 1 unit
f. Proyektor/LCD : 1 unit
g. Televisi dan antena : 1 unit
h. Wireless system / microphone : 1 unit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan GERMAS


Dalam pengorganisasian Germas, kegiatan pokok Germas dirumuskan
dalam enam klaster, Yaitu :
1. Peningkatan aktifitas fisik
a. Internal :
- Senam pagi karyawan setiap jumat
- Senam peregangan karyawan di kantor setiap jam 10.00
- Tes kebugaran karyawan minimal setahun sekali
- Penyediaan layanan kesehatan kerja dan olah raga
b. Eksternal :
- Senam ibu hamil
- Senam lansia
- Senam prolanis
- Tes kebugaran calon jemaah haji
2. Peningkatan perilaku hidup sehat
a. Internal :
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Penerapan 5R
- Penyediaan makanan dan minuman sehat
- Menerapkan Kawasan Tanpa Rokok
- Pemeriksaan kesehatan karyawan rutin minimal 6 bulan sekali
- Pemeliharaan kebersihan lingkungan Puskesmas
- Penyediaan layanan berhenti merokok
- Penyediaan layanan konseling perorangan untuk penyakit
berbasis lingkungan
b. Eksternal :
- Persalinan ditolong oleh Nakes terlatih
- Pemberian ASI eksklusif
- Penimbangan balita sebulan sekali di Posyandu
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Menggunakan jamban sehat
- Memberantas sarang nyamuk
- Tidak merokok di dalam rumah
- Mengelola sampah rumah tangga
- Mengolah dan menyimpan makanan dan minuman secara sehat
- Menu makan makanan dengan gizi seimbang
- Melakukan cek kesehatan berkala
- Promotif preventif kepada kelompok-kelompok masyarakat
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
a. Internal :
- Penyediaan makanan dan minuman sehat
- Pemberian asupan suplemen vitamin untuk karyawan
- Penyediaan sarana konseling gizi perorangan
b. Eksternal :
- Kegiatan pemberian kapsul Vit A
- Kegiatan pemberian tablet tambah darah
- Pemeriksaan garam beryodium
- Pemberian makanan tambahan
- Edukasi gizi seimbang dan isi piringku
- Edukasi tanaman keluarga
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
a. Internal :
- Pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan
- Penyediaan layanan IVA untuk deteksi dini kanker mulut rahim
- Penyediaan layanan skrining kesehatan bagi calon pengantin
- Penyediaan layanan skrining triple eliminasi bagi ibu hamil
b. Eksternal :
- Kegiatan skrining kesehatan di Posyandu lansia dan Posbindu
- Kegiatan penjaringan anak sekolah
- Kegiatan pemeriksaan berkala anak sekolah
- Kegiatan Poskestren
- Kegiatan UKGMD
- Kunjungan ibu hamil, bayi dan balita resiko tinggi
- Perkesmas
- Puskesmas keliling
- Penyelenggaraan POPM Filariasis
5. Peningkatan kualitas lingkungan
a. Internal :
- Pengelolaan sampah Puskesms dan jaringannya
- Pengelolaan limbah Puskesmas dan jaringannya
b. Eksternal :
- Pemicuan STBM lima pilar
- Penggerakan penggalangan komitmen desa atau kecamatan
STBM
- Penggerakan masyarakat dan edukasi pemberantasan sarang
nyamuk
- Penggerakan masyarakat untuk pelaksanaan pengelolaan
sampah dan limbah rumah tangga
- Penggerakan masyarakat untuk pelaksanaan KTR
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
a. Internal :
- Pemasangan stiker perilaku atau budaya sehat bagi karyawan di
tangga Puskesmas
- Penyampaian pesan sehat melalui media komunikasi Puskesmas
- Penyampaian pesan kesehatan melali pertemuan-pertemuan
tingkat Puskesmas.
b. Eksternal :
- Pemasangan poster atau leaflet tentang informasi-informasi
kesehatan dan tata cara hidup sehat
- Menyediakan layanan konsultasi kesehatan di Posyandu balita,
lansia dan Posbindu
- Penyampaian edukasi kesehatan melalui kelompok-kelompok
masyarakat
- Koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor di tingkat
Kecamatan terkait pelaksanaan kesehatan dan edukasi hidup
sehat.
- Penyampaian pesan kesehatan melalui siaran pagi Puskesmas
B. Langkah Kegiatan GERMAS

1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan GERMAS
yaitu:
a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh
lintas program di puskesmas
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada
maupun yang perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada di wilayah kerja puskesmas.
c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas Program GERMAS
yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor.
d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di
masyarakat, melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung
puskesmas dalam Program meningkatka pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta
meningkatkan status kesehatannya.
e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik
berwawaskan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan
termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan mengoptimalkan
potensi dan peran jejaring kemitraan.
f. Penggerakan peran serta masyarakat melalui Program
pemberdayaan masyarakatdalam pengembangan, pembinaan dan
peningkatan kualitas desa siaga aktif, peningkatan pencapaian
PHBS di rumah tangga, PHBS di institusi pendidikan, serta PHBS di
tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja puskesmas.
g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis Program kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam
mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada
periode sebulumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan GERMAS
berdasarkan RUK.

4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan GERMAS sesuai dengan jadwal yang telah
disusun bersama.
Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan GERMAS.
5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan suatu Program GERMAS dengan tujuan memberikan
umpan balik pada pengelolaan Program GERMAS untuk perbaikan dan
optimalisasi pelaksanaan Program GERMAS. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi
c. Merumuskan dan merevisi Program solusi

6. Penilaian dan Evaluasi


Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman
pembelajaran Program GERMAS sebagai Program meningkatkan
kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Program
GERMAS yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan GERMAS
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan GERMAS sedang berlangsung
c. Evaluasi setelah selesainya Program GERMAS dilakukan
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan GERMAS
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang
akan dilaksanakan.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :

- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Buku Lembar balik
- Leaflet
- Buku panduan
- Computer
- LCD
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Buku Lembar balik
- Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Promkes
dengan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas
dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh Koordinator UKM Esensial dan
Perkesmas berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan (POA/Plan Of Action ).
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran
kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan
menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Program pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi.
4. Rencana Program Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.
Program Keselamatan Sasaran

Program Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling / Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


Penyuluhan seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket

Pemberdayaan Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket

Advokasi Tertular penyakit menulas Menggunakan APD


seperti influenza, COVID, Masker
dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju desa jaket
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-


hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan Program untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari
pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan Program kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
Program Keselamatan Kerja

Pencegahan
Program Identifikasi Resiko
Resiko

Konseling / Penyuluhan Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

Pemberdayaan Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

Advokasi Tertular penyakit Menggunakan APD


menulas seperti Masker
influenza, COVID, dll
Saat berkeliling desa
Terjadi Kecelakaan di menggunakan helm,
Jalan saat menuju jaket
desa

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian
mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan Program untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual


2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan.
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas


sektor terkait dalam pelaksanaan kegiatan GERMAS dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan GERMAS ini tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak terkait dalam Program meningkatkan status
kesehatan masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai