Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004).
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, upaya
promosi kesehatan pada prinsipnya terarah pada proses perubahan perilaku
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat umum, agar mau dan mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas
yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian
target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja
puskesmas. Agar tujuan upaya promosi kesehatan dapat tercapai, maka
langkah awal yang penting harus dilakukan adalah menyusun perencanaan
promosi kesehatan dengan benar dan tepat.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum : Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi
petugas Puskesmas untuk menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng.

2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan
upaya promosi kesehatan di Puskesmas.
b. Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan
strategi promosi kesehatan di Puskesmas.
c. Sebagai pedoman dalam melaksanakan upaya mendorong kemandirian
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
d. Sebagai pedoman terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat
untuk menuju terwujudnya kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan
MDGs.

1
C. Sasaran Pedoman
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran
dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan
menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak
sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat
tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan
diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat
untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy
maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran
primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)

D. Ruang Lingkup Pelayanan Promosi Kesehatan


Pelayanan Promosi Kesehatan meliputi :
1. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam gedung Puskesmas
Adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan
gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang
perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman
puskesmas.
2. Kegiatan Promosi Kesehatan di luar gedung Puskesmas
Adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas untuk
masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas.

E. Batasan Operasional
Batasan operasional upaya promosi kesehatan dipuskesmas adalah :

2
1. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang sering
disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Penyuluhan kesehatan
dapat dilaksanakan secara individu, kelompok dan massal
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam upaya
promosi kesehatan dan menjadi tulang punggung upaya promotif dan
preventif dalam pelayanan kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat yang dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan promosi kesehatan
yang dipaparkan kepadanya, kemudian diharapkan dapat memahami isi
pesan yang disampaikan dan mengambil sikap yang positif serta
mengubah perilaku dirinya dengan mengadopsi dan mempratekkan
pesan kesehatan tersebut.
c. Media KIE promkes : adalah media pembelajaran dalam upaya promosi
kesehatan yang dapat berfungsi sebagai media komunikasi, informasi,
edukasi dapat berupa media cetak, media elektronik (audio,audiovisual),
media tradisional, media telepon dan media internet.

2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah
pencapaian desa siaga aktif.
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatannya dengan
menggunakan sumber daya sendiri. Khusunya dalam upaya pencegahan
penyakit, meningkatkan kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat
serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan masyarakat agar
tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat,
dalam memelihara, mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara
mandiri serta berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat).
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu menumbuhkembangkan
kemampuan dan peran serta masyarakat, melibatkan partisipasi
masyarakat baik dalam perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat
sebagai subyek), menggalang kemitraan, petugas sebagai katalisator,
serta mengakomodir kearifan lokal sesuai sosial budaya setempat.

3
3. Pelatihan Kader Kesehatan
a. Konsep dasar : pelatihan bagi kader kesehatan merupakan sarana
kegiatan belajar atau upaya membangun pengetahuan dan ketrampilan
baik yang bersifat ilmu baru mapun mengulang (re-meinding) bagi kader
kesehatan.
b. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan.
c. Pelatihan kader kesehatan berdasarkan pembelajaran orang dewasa
(adult learning) yaitu diselenggarakan dengan memperhatikan hak
peserta antara lain : dihargai, didengarkan, dipertimbangkan, dilakukan
refleksi dan umpan balik, dilakukan evaluasi baik terhadap
penyelenggaran dan tingkat pemahaman terkait materi pelatihan.

4. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-
macam bentuk komunikasi persuasif (JHU,1999).
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk
mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara : membujuk, meyakinkan,
menjual ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik oleh
pejabat publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan
kesehatan.

c. Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur –unsur advokasi yaitu tujuan,


pemanfaatan data dan riset, identifikasi sasaran, pengembangan pesan,
membangun koalisi, penyajian/presentasi, penggalangan dana, serta
pemantauan-penilaian upaya advokasi.

F. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Seorang tenaga promosi kesehatan yang profesional memiliki ciri :
1. Fisik, mental, dan spiritual optimal;
2. Hikmat;
3. Berpengetahuan luas;
4. Mendengarkan dengan nalar dan hati;
5. Memelihara dan menjaga reputasi profesi;
6. Memberikan pelayanan yang terbaik;
7. Mengembangkan nilai kehidupan.

Kompetensi seorang tenaga promosi kesehatan di Puskesmas yaitu


memiliki kemampuan dalam :
1. Perencanaan upaya promosi kesehatan;
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar pribadi, kelompok, publik via
media massa termasuk publikasi poster, brosur, profil puskesmas dan
program puskesmas, mengisi acara kesehatan di radio dan televisi lokal
3. Perluasan jejaring kemitraan dan jejaring koalisi;
4. Advokasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
6. Pemasaran sosial tentang produk yang bermanfaat untuk kesehatan;
7. Pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan;
8. Sebagai humas dan sekaligus menjadi pusat informasi kesehatan
puskesmas;
9. Mediasi.

Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya promosi


kesehatan yang ada di Puskesmas Kedungbanteng :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi


Upaya Promosi Pendidikan minimal Diampu oleh 1 orang dengan
Kesehatan D III Kesehatan latar belakang pendidikan
S I Kesehatan Masyarakat

B. Distribusi Ketenagaan

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan

promosi kesehatan mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP,

5
penanggung jawab UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam
penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas adalah petugas
promkes.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya promosi
kesehatan dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan.
1. Jadwal pelaksanaan kegiatan program promosi kesehatan sesuai
anggaran BOK disepakati dan disusun bersama.
2. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan kepala puskesmas.
3. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
4. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Kedungbanteng.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dilakukan oleh
Penanggung jawab UKM Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di dalam
gedung maupun di luar gedung pada wilayah kerja Puskesmas
Kedungbanteng.

B. Standar Fasilitas Ruang Promosi Kesehatan


Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya promosi
kesehatan Puskesmas Kedungbanteng memiliki fasilitas penunjang sebagai
berikut :
1. Set Promosi Kesehatan
a. Alat peraga cara menyusui : 1 unit
b. Alat permainan Edukatif (APE) : 1 paket
c. Papan informasi : 1 buah
d. Kamera foto / handy camp : 1 unit
e. Leaflet : sesuai kebutuhan
f. Laptop : 1 unit
g. Proyektor/LCD : 1 unit
h. Radio kaset / tape recorder : 1 unit
i. Televisi dan antena : 1 unit
j. VCD / DVD Player : 1 unit
k. Wireless system / microphone : 1 unit
l. Megaphone / public addres system : 1 bu

7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan


Puskesmas Kedungbanteng berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014
tentang Puskesmas, termasuk Puskesmas Kawasan Perkotaan sehingga
kegiatan dalam Upaya Promosi Kesehatan yang dilaksanakan meliputi :

No. Upaya Promosi Kegiatan


Kesehatan

1. Penyuluhan a. Promosi Kesehatan di sekolah pendidikan dasar


b. Promosi pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan

c. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat & napza


d. Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan
menyusui

e. Penyuluhan pada kelompok / masyarakat tentang


perilaku menjaga kebersihan diri

f. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil,


anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia
(pendekatan siklus kehidupan)

g. Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat


tentang imunisasi

h. Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak


remaja

i. Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat


tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS

j. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian


masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan hepatitis

k. Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan


Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI untuk balita
sehat, balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat
jalan

l. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,


perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia
sekolah

m. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,


perilaku makan bagi bumil KEK / Kurus

n. Konseling Dietetik
8
o. Kegiatan edukasi dan konseling swamedikasi dan
penggunaan obat

2. Pemberdayaan a. Memotivasi tokoh masyarakat dalam pembentukan


Masyarakat kader kesehatan atau pembetukan kelompok yang
peduli terhadap kesehatan

b. Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di


masyarakat

c. Pengerakan kelompok masyarakat dalam


pemanfaatan Posyandu

d. Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk


peningkatan penggunaan obat rasional melalu Metode
Cara Belajar Insan Aktif

3. Pelatihan a. Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan


mempraktekan PHBS

b. Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan


informasi pada kelompok / masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktekan PHBS di dae rah
binaan

c. Melatih Kader tentang swamedikasi dan penggunaan


obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)

4. Advokasi a. Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam


praktek PHBS dan penanggulangan masalah
kesehatan tertentu

b. Mengadvokasi tokoh masyarakat dalam membentuk


kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi

B. Strategi Promosi Kesehatan


Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan upaya promosi
kesehatan di puskesmas. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi
2. Strategi kemitraan
3. Strategi pemberdayaan masyarakat

C. Langkah Kegiatan Promosi Kesehatan


1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi
kesehatan yaitu :
a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas
program di puskesmas.

9
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada
maupun yang perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerja puskesmas.
c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya promosi
kesehatan yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas
sektor.
d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat,
melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas
dalam upaya meningkatka pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan
status kesehatannya.
e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik
berwawaskan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan
termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan mengoptimalkan
potensi dan peran jejaring kemitraan.
f. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakatdalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan
kualitas desa siaga aktif, peningkatan pencapaian PHBS di rumah
tangga, PHBS di institusi pendidikan, serta PHBS di tempat-tempat
umum yang ada di wilayah kerja puskesmas.
g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat.

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan


(RUK) Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada
periode sebulumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.
Contoh matrik :
Program Jenis Pelayanan Target Pencapaian Masalah

10
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan berdasarkan RUK.
Contoh matrik :
Jenis Tujuan Sasaran Penanggung Petugas Sumber Waktu Ket
kegiatan jawab yang dana pelaksanaan
terlibat

4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatansesuai dengan jadwal yang
telah disusun bersama. Melakukan pencatatan dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.

5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan suatu upaya promosi kesehatan dengan tujuan memberikan
umpan balik pada pengelolaan upaya promosi kesehatan untuk perbaikan
dan optimalisasi pelaksanaan upaya promosi kesehatan. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi.
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi.
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi.

6. Penilaian dan Evaluasi


Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman
pembelajaran upaya promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan
kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan upaya
promosi kesehatan yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan promosi kesehatan.
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan promosi kesehatan yang sedang
berlangsung.
c. Evaluasi hasil kegiatan upaya promosi kesehatan yang telah dilakukan.

11
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Upaya Promosi
Kesehatan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator promosi kesehatan berkoordinasi dengan bendahara
puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya
dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action).

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan
saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan –
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.

13
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan program upaya promosi kesehatan (Promkes) dimonitor
dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1 Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

16
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan promosi kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya promosi kesehatan tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan program upaya promosi kesehatan di Puskesmas
Kedungbanteng. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang
optimal.
Pedoman ini harus tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat. Agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang
telah ditentukan. Keberhasilan kegiatan program upaya promosi kesehatan
tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.

Kedungbanteng, 04 April 2016


KEPALA PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

WITONO NURWIBOWO
NIP. 19620209 198711 1 002

17

Anda mungkin juga menyukai