Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DAN TEORI PROMOSI KESEHATAN DALAM MENCEGAH DAN

MENINGKATKAN KESEHATAN KLIEN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu: Ns. Sang Ayu Adyani, M.Kep

Disusun oleh :
Aulia Afifah Humaira 1710711059
Yahya Syukria 1710711060
Kharisma Ekva Nanda 1710711061
Asa Alamanda 1710711062

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2018
KONSEP DAN TEORI PROMOSI KESEHATAN DALAM MENCEGAH DAN
MENINGKATKAN KESEHATAN KLIEN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Pengertian promosi kesehatan menurut WHO “the process of enabling people
to control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya).Sedangkan
Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pengertian
promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk meningkatkankemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.”. Pengertian promosi kesehatan secara umum ,“PROMOSI
KESEHATAN ADALAH KOMBINASI BERBAGAI DUKUNGAN MENYANGKUT
PENDIDIKAN, ORGANISASI , KEBIJAKAN DAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN UNTUK PERUBAHAN LINGKUNGAN “

B. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan


No 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan derajat kesehatan baik fisik,
mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun social dan juga
tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009, yakni
“Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi.

Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir, yaitu :
1. Advokat
Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pen\mbuat
keputusan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu didukung melalui kebijakan politik.
2. Menjembatani
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sector
yang terkait dengan kesehatan.Dalam melaksanakan programprogram kesehatan
perlu kerja sama dengan program lain di lingkungan kesehatan maupun sector lain
yang terkait.

3. Memampukan
Memberikan kemampuan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.Hal ini berarti masyarakat
diberikan keterampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

C. Strategi Promosi Kesehatan


1. Berdasarkan WHO

Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara


global ini terdiri dari 3 hal, yaitu:
a. Advokasi (Advocay)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada
para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di
berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusantersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk,baik secara formal maupuninformal. Secara
formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminartentangissu atau
usulan program yangingin dimintakan dukungan dari para pejabat
yangterkait. Kegiatan advokasi secarainformal misalnya sowan kepada
para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara
informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin
dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian dapat disimpulkan
bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun
legislative di berbagai tingkat dan sektor, yangterkait dengan masalah
kesehatan (sasaran tertier).

b. Dukungan Sosial (Social Support)


Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah
agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui
toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan,
agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap
program-programtersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan
sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif
terhadap kesehatan.Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
pelatihan pelatihan paratoma, seminar,lokakarya, bimbingan kepadatoma,
dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial
atau bina suasana adalah paratokoh masyarakat di berbagai tingkat.
(sasaran sekunder)
c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
pada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).Bentuk
kegiatan pemberdayaanini dapat diwujudkan denagn berbagai kegiatan,
antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk
kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak
terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya:
terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya
polindes,dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan semacam ini di masyrakat
sering disebut ‘gerakan masyarakat’ untuk kesehatan. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat.

2. Berdasarkan Piagam Ottawa

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun


1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya
rumusan strategi promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 (lima)
butir.
a. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Kegiatan ini ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan, sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya
kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini
berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus
mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarajajt. Misalnya
apabila orang akan mendirikan pabrik atau industri, maka sebelumnya
harus dilakukan analisis dampak lingkungan, sejauh mana lingkungan
akan tercemar oleh limbah pabrik tersebut, yang akhirnya berdampak
terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Kegiatan itu ditunjukkan kepada para pemimpin organisasi
masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places).
Kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan baik lingkungan fisik maupun nonfisik yang mendukung
atau kondusif bagi kesehatan masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan
(provider) baik pemerintah maupun swasta saja,melainkan juga masalah
masyarakat sendiri (konsumen). Oleh karena itu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antar
pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan
(konsumen). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada
pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ini bervariasi mulai dari terbentuknya lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan , baik dalam bentuk
pelayanan maupunbantuan-bantuan teknis (pelatihan(, sampai dengan
upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
d. Keterampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat,yang tetrdiri dari
kelompok,keluarga, dan individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat
terwujud apabila kesehatan kelompok,kesehatan masing-masing
keluarga, dan kesehatan individiu terwujud. Oleh sebab itiu
meningkatkan keterampilaln setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (personal skill)
adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-masing idnividu di
dalam masyarakat seyogianya mempunyai pengetahuan dan kemampuan
yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,memngenal
pentakit,mampu meningkatkan kesehatannya dan mampu mencari
pengobaan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e. Gerakan masyarakat (Community action)
telah disebutkan di atas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan
kesehatan kelompok,keluarga.dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat akan efektif bila unsur-unsur yang ada di
masyarakat tersebut bergerak sama-sama. Dengan perkataan lain
meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan
peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan
masyyrakat (community action).

D. Sasaran Promosi Kesehatan

Telah disebutkan di atas bahwa tujuan akhir atau visi promosi kesehatan
adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri. Dari visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utam promosi
kesehatan adalah masyrakat,khususnya lagi perilaku masyarakat. Namun
demikian, karena terbatasnya sumber daya,akan tidak efektif apabila upaya dan
kegitan promomsi kesehatan , baik yang diselenggarakan oleh emerintah maupun
swasta itu langsung dialatmakan kepada masyarakat. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan . berdasarkan pemtahapam
upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi menjadi tiga kelompok
sasaran.
1. Sasaran primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi : kepala
keluarga untuk masalah umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalalh
kesehatan KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja da sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan ,asyarakat
(empowerment).
2. Sasaran sekunder (secondary Terget)
Para tokoh masyarakat,tokoh agama,tokoh adat dan sebagainya disebut
dengan sasasran sekunder karena dengan memberikan pendidikakn
kesehatan kepada kelompok ini diharpkan untuk selanjutnya kelompok ini
akan memberikan pendiidkan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.
Di samping itu dengan perilaku sehat para tokohakan memebrikan
contoh atau acuan bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi
keesehatan yang ditunjukkan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan
dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran Tersier (Tertiary Terget)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat
maupun daerajh adalah sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini
akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
(sasaran sekunder) dan juga masyarakat umum (ssaaran primer). Upaya
promosi kesehatan yang ditunjukkan kepada sasaran tertier ini sejalan
dengan strategi advokasi (advocacy).

E. Ruang Lingkup Promo Kesehatan


1. Ruang Lingkup berdasarkan Aspek Kesehatan
a) Promosi Kesehatan pada Aspek Promotif
Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang
sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian
dalam upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat di
sutau komunitas sekitar 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak
dibina kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina
agar tetap sehat, atau lebih sehat lagi. Derajat kesehatan adalah dinamis,
oleh sebab itu meskipun seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap
perlu ditingkatkan dan dibina kesehatannya.
b) Promosi Kesehatan pada Aspek Pencegahan dan Penyembuhan
Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 (tiga) upaya atau
kegiatan, yakni:
1) Pencegahan tingkat pertama
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi seperti ibu hamil, perokok, obesitas.
Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah mereka
tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
2) Pencegahan tingkat kedua
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita
penyakit kronis seperti asma, diabetes melitus, tuberkulosis, dan
sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini
adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya agar tidak
menjadi lebih parah.
3) Pencegahan tingkat tiga
Sasaran promosi kesehatan pada spek ini adalah kelompok pasien
yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah
agar mereka segera pulih kembali kesehatannya. Dengan kata lain
menolong para penderita yang baru sembuh dari penyakitnya ini
agar tidak menjadi cacat atau mengurangi kecaatan seminimal
mungkin (rehabilitasi).

2. Ruang Lingkup berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


Berdasarkan tatanan atau tempat pelaksanaan promosi atau pendidika
kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi:
a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga
Orang tua merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada
tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu, merupakan peletak dasar
perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka.
b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Lingkungan sekolah, baik fisik maupun sosial yang sehat, akan sangat
berpengaruh terhadap perilaku sehat muridnya. Kunci pendidikan
kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus
dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya,
dan sebagainya.
c) Promosi kesehatan di tempat kerja
Lingkugan kerja yang sehat akan mendukung kesehatan pekerja atau
karyawannya da akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang
optimal. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak sehat serta rawan
kecelakaan kerja akan menurunkan derajat kesehatan pekerjanya, dan
akhirnya kurang produktif. Oleh sebab itu pemilik, pemimpin, atau
manajer dari institusi tempat kerja merupakan sasaran promosi
kesehatan sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para peerjanya
dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d) Promosi di tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum di sini mencakup pasar, terminal bus, bandar
udara, tempat perbalanjaan, tempat olahraga, taman kota, dan
sebagainya. Tempat umum yang sehat bukan hanya terjaga
kebersihannya tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan
sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah.
Para pengelola tempat umum merupakan sarana promosi kesehatan agar
mereka melengkapi tempat umum dengan fasilitas yang dimaksud.
e) Fasilitas pelayanan kesehatan
Mencakup rumah sakit, puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, dan
sebagainya. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran
utama promosi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. Mereka
inilah yang bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan atau
promosi kesehatan di institusinya. Kepada para pemimpin atau manajer
institusi pelayanan kesehatan ini diperlukan kegiatan advokasi.
Sedangkan bagi para karyawannya diperlukan pelatihan tentang
promosi kesehatan.

3. Ruang Lingkup berdasarkan Tingkat Pelayanan


Lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark.
a. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini promosi kesehatan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,
kesehatan perorangan, dan sebagainya.
b. Perlindungan khusus (Specific Protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus ini, promosi kesehatan sangat diperlukan terutama di
negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat
tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap
penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya, masih
rendah.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prompt
treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarajat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang
terjadi di dalam masyarakat sering sulit terdeteksi. Bahkan kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.
Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan
kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, promosi kesehatan sangat
diperlukan pada tahap ini.
d. Pembatasan cacat (Disability limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dan penyakit, sering mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan
dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang
tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan yang bersangkutan
menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan. Oleh
karena itu promosi kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertantu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan
latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan
kesadaran orang tersebut, maka ia tidak atau segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Di samping itu orang yang cacat
setelah sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
promosi kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat
tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai