Pendahuluan
1
1.4.2 Mengetahui tentang strategi yang digunakan promosi kesehatan
1.4.3 Mengetahui tentang tatanan pelaksaan promosi kesehatan
Bab II
Pembahasan
2
Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Berperan serta dalam kegiatan sosial, khususnya yang berkaitan
dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) kesehatan
b. Masyarakat
Masyarakat diharapkan
Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan atau upaya
kesehatan
Bergotong royong mewujudkan lingkungan sehat
c. Kelompok
Kelompok Pemerintah/ Lintas-Sektor/ Politisi/ Swasta diharapkan
Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat
Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang
kesehatan
3
keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam
bentuk peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik. Bentuk kegiatan advokasi ini
antara lain lobying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan
formal atau informal terhadap para pembuat keputusan, penyajian
isu-isu atau masalah-masalah kesehatan atau yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat setempat, seminar-seminar masalah kesehatan
dan sebagainya.
Output kegiatan advokassi adalah undang-undang, peraturan-
peraturan daerah, instruksi-instruksi yang mengikat masyarakat dan
instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan. Oleh sebab
itu sasaran advokasi adalah para pejabat eksekutif dan legislatif, para
pemimpin dan pengusaha, serta organisasi politik dan organisasi
masyarakat, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan,
maupun desa atau kelurahan.
4
c. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai
sasaran primer atau utana promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat
ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan
masyarakat dalam bentuk, misalnya, koperasi dan pelatihan
keterampilan dalam rangka peningkatan pendapat keluarga (latihan
menjahit, pertukangan, peternakan dan sebagainya). Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (self relince in health). Oleh karena bentuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini lebih pada kegiatan penggerakan
masyarakat untuk kesehatan, misalnya adanya dana sehat, adanya
pos obat desa, adanya gotong royong kesehatan dan sebagainya,
maka kegiatan ini sering disbut gerakan masyarakat untuk
kesehatan. Mesekipun demikian. Tidak semua pemberdayaan
masyarakat itu berupa kegiatan gerakan masyarakat.
2) Piagam Ottawa
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada pada
tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam
piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi
kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
Kegiatan ditujukan pada para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan. Hal ini berarti setiap kebijakan pembangunan
dalam bidang apapun harus mempertimbangkan dampak kesehatan
bagi masyarakat.
5
ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat setra
pengelola tempat-tempat umum dan diharapkan memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan non-fisik yang mendukung atau kondufsis terhadap
kesehatan masyarakat
6
sehinggan lebih dapat berkembang. Di samping itu, tindakan ini
memberi kesempatan masyarakat untuk berimprovisasi, yaitu
melalukan kegiatan dan berperan serta aktif dalam pembangunan
kesehatan
1. Tatanan keluarga
2. Tatanan sekolah
3. Tempat kerja
7
Tatanan Sasaran Sasaran Sasaran Tersier Program
siswa/
mahasiswa
Tempat Kerja Karyawan, Karyawan Direktur Kesling
Manager Pemilik Gaya Hidup
manager,
perusahaan
serikat kerja
Tempat- Pengunjung, Petugas Kepala Keslin
Gaya Hidup
tempat pengguna Kesehatan daerah
Direksi
umum jasa,
masyarakat
Sarana/ Pasien, Pimpinan Kesling
Ka. Daerah Gaya Hidup
Institusi pengantar, Bappeda
DPRD
kesehatan keluarga si
pasien
8
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
9
Advokasi,Dukungan social, dan Pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Sehingga secara lebih luas terbentuk tatanan promosi
kesehatan berupa Tatanan keluarga , Tatanan sekolah ,Tempat kerja
,Tempat- tempat umum , Pada institusi pelayanan kesehatan
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat
kekurangan pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca. Semoga bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa
sehingga dapat menambah pengetahuan seputar promosi kesehatan
Daftar Pustaka
Maulana, Heri D.J, 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
10