Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi-Definisi

2.1.1 Definisi Sehat


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi sehat
adalah keadaan seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sejalan dengan definisi
sehat menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992, menurut Badan
Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO), sehat adalah
keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar
tidak adanya penyakit maupun cacat. Berdasarkan definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial yang terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang
dapat melakukan aktivitas secara optimal.

2.1.1.1. Konsep H.L. Blum


H.L Blum menjelaskan untuk menciptakan kondisi sehat diperlukan
suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. Untuk mencapai
kondisi sehat yang holistik tidak hanya kondisi sehat secara fisik yang
patut diperhatikan melainkan juga spiritual dan sosial dalam
bermasyarakat. Menurut Blum ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sebagai faktor determinan
timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari:
1. faktor gaya hidup (lifestyle)
2. faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya)
3. faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya)
4. faktor genetik (keturunan)
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi baik
kesehatan perorangan maupun derajat kesehatan masyarakat. Di antara
faktor tersebut faktor gaya hidup manusia merupakan faktor determinan
yang paling besar sekaligus paling sukar ditanggulangi disusul dengan
faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor gaya hidup yang
lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan serta
lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup
masyarakat.

Skema konsep Blum

2.1.1.2. Konsep E.M. Rogers (Innovations Diffusion Theory/Teori


Difusi Inovasi)
Menurut E.M. Rogers, dalam mengadopsi suatu inovasi –termasuk di
antaranya perubahan perilaku kesehatan–, ada beberapa kategori
adopter terhadap inovasi teknologi baru. Kategori tersebut adalah
1. Innovators
Innovators adalah kelompok orang-orang yang pertamakali mau
mengadopsi suatu inovasi. Ciri khas Innovators adalah mereka yang
mau menempuh risiko, berusia muda, memiliki kelas sosial tinggi,
nnomemiliki kemampuan finansial yang cukup pasti, berjiwa sosial,
memiliki akses ke sumber-sumber pengetahuan dan berinteraksi
dengan kelompok innovators lainnya.
2. Early adopters
Early adopters adalah kelompok kedua yang paling cepat
mengadopsi adanya inovasi teknologi baru dan memiliki ciri yang
hamper sama dengan Innovators. Mereka yang dalam kategori ini
biasanya memiliki kemampuan memimpin/menggiring yang tinggi.
3. Early majority
Early majority adalah kelompok orang yang membutuhkan waktu
yang lebih lama dibanding dua kelompok sebelumnya untuk
mengadopsi inovasi teknologi baru. Biasanya mereka berasal dari
kelompok yang memiliki kelas sosial di atas rata-rata, berhubungan
dengan kelompok Early adopters dan jarang memiliki kepimpinan
dalam membentuk suatu opini dalam suatu sistem.
4. Late majority
Late majority adalah kelompok yang mengadopsi inovasi setelah
rata-rata anggota masyarakat mau mengadopsi teknologi baru.
Kelompok ini memiliki skeptisme atau sikap keragu-raguan
terhadap teknologi baru sampai rata-rata masyarakat mau
menerimanya.
5. Laggards
Laggards adalah kelompok yang terakhir mau mengadopsi inovasi
baru. Ciri-cirinya adalah memiliki golongan sosial yang rendah,
kemampuan finansial rendah, hampir tidak memiliki
kepemimpinan dalam membentuk suatu opini, berusia relatif lebih
tua dan memiliki pola berpikir yang konservatif.

2.12. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, PHBS adalah
semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluargadapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan danberperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatandi masyarakat.

2.13. Definisi Gaya Hidup Sehat


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), gaya
hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik
dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan.
Menurut Health Promotion Glossary (WHO 1998) gaya hidup
adalah cara hidup berdasarkan pola perilaku teridentifikasi yang saling
dipengaruhi oleh karakteristik personal individu dan lingkungannya.
Sedangkan menurut Waluko (2004) yang dikutip oleh Isnoviyar (2005)
mengatakan bahwa gaya hidup adalah resultan dari AIO yang
mencakup apa yang menjadi aktivitas seseorang (A), apa yang menjadi
interest/minatnya (I), dan apa yang menjadi opininya (O). Gaya hidup
sehat mengarahkan agar AIO seseorang sesuai dengan standar-standar
kesehatan.

2.2 Indikator Gaya Hidup Sehat


Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007), yang termasuk
dalam indikator gaya hidup sehat antara lain:
1. Makan dengan Menu Seimbang (appropriate diet)
Menu seimbang yang dimaksud artinya kualitas/kandungan gizinya dan
kuantitas/jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak
kurang, tetapi juga tidak lebih)
2. Olahraga Teratur
Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk berolahraga. Dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung pada usia, dan status
kesehatan yang dimiliki.
3. Tidak Merokok
Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam
penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia,
seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia
dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja
kita telah merokok.
4. Tidak Minum-Minuman Keras dan Narkoba
Kebiasaan minum minuman keras dan mengonsumsi narkoba (narkotika
dan bahan-bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar
1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai
kebiasaan minum minuman keras.
5. Istirahat yang Cukup
Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk
penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan seseorang
untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat menjadi
berkurang. Hal ini dapat membahayakan kesehatan seseorang.
6. Mengendalikan Stres
Stres akan terjadi pada saja, dan akibatnya dapat bermacam-macam bagi
kesehatan. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang,
apabila kita tidak bisa kendalikan stres tersebut. Stres tidak dapat kita
hindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan gangguan
kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan
kegiatan-kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau Gaya Hidup Sehat Lainnya yang Positif Bagi
Kesehatan
Poin ini mencakup perilaku-perilaku lain yang belum disebutkan semisal
tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri
dengan lingkungan, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai