Anda di halaman 1dari 9

SOSIOLOGI KESEHATAN

OLEH:
NI WAYAN YULIASIH
P07125017089

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
2017
SOSIOLOGI KESEHATAN

A. PENGERTIAN SEHAT
SEHAT adalah keadaan seluruh badan serta bagian – bagianya bebas dari
sakit,menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992,sehat adalah keadaan sejahtera
dari,badan,Jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang produktif secara
social dan ekonomis. Menurut Badan Kesehatan Sedunia sehat adalah keadaan
sejahtera secara pisik,mental dan social.

B. KONSEP H.L.Blum
Untuk menciptakan kondisi sehat di perlukan suatu keseimbangan dalam
menjaga kesehatan tubuh,HL Blum menjelaskan ada 4 faktor utama yang
memepengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat factor tersebut terdiri dari
1.Faktor gaya hidup ( Life stile)
2.Faktor Lingkungan (social,ekonomi,politik,budaya)
3.Faktor Pelayanan kesehatan ( Jenis cakupan dan kualitasnya)
4.Faktor Genetik ( keturunan)
Keempat factor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat,diantara factor tersebut Faktor gaya
hidup manusia merupkan factor determinan yang paling besar dan paling sukar di
tangulangi,disusul dengan factor lingkungan.

1.1. Definisi Gaya Hidup Sehat


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) gaya hidup
sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghinadari kebiasaan buruk yang dapat
menganggu Kesehatan.
Menurut Waloko (2004) yang di kutip oleh Isnoviyar (2005) mengatakan
bahwa gaya hidup adalah resultan dari apa yang menjadi aktifitas seseorang
A.Aktifitas seseorang
I. Apa yang menjadi Interesnya
O.Apa yang menjadi opininya

                                    
D. INDIKATOR GAYA HIDUP SEHAT
1.Menurut becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007)
1.Makan dengan menu seimbang
2.Olah raga teratur
3.Tidak merokok
4.Tidak minum – minuman keras dan narkoba
5.Istirahat yang cukup
6.Mengendalikan stress
7.Tidak berganti ganti pasangan dalam hubungan seks.
2.Skala Nasional
1.Tidak merokok
2.Pola Makan seimbang
3.Aktifitas Fisik yang teratur.

1.1. Menurut Becker (1979) dalam Notoarmojo (2007)

1.1.1. Makan dengan Menu seimbang


Menu seimbang disini artinya kualitas ( mengandun zat-zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh) dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh ( tidak kurang,tetapi juga tidak lebih) secara
kualitas mungkin di Indonesia di kenal dengan ungkapan empat sehat lima
sempurna.
1.1.2. Olah raga teratur
Olahraga teratur juga mencakupi kualitas ( gerakan) dan Kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang di gunakan untuk berolahraga.dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung pada usia dan setatus
kesehatan yang dimiliki. medis,yang merupakan pendahulu sosiologi
kesehatan dan terkait erat dengannya.

1.1.3. Tidak Merokok


Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam
penyakit.ironisnya kebiasaan merokok ini,khususnya di Indonesia ,seolah
olah sudah membudaya .hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa
merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian sekitar 15% remaja kita telah
merokok.
1.1.4. Tidak minum minuman keras dan narkoba.
Kebiasaan minum minuman keras dan mengkomsumsi Narkoba
( narkotika dan bahan-bahan berbahaya lainya) juga cenderung
meningkat.sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah
mempunyai kebiasaan minum minuman keras.
1.1.5. Istirahat yang Cukup
Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan modern ,mengharuskan seseorang
untuk bekerja keras dan berlebihan ,sehingga waktu istirahat menjadi
berkurang.hal ini membahayakan kesehatan seseorang.
1.1.6. Mengendalikan stress
Stress akan terjadi pada siapa saja,dan akibatnya dapat bermacam –
macam bagi kesehatan.kecendrungan stress akan meningkat pada setiap
orang ,apabila kita hindari,yang penting dijaga agar stress tidak
menyebabkan gangguan kesehatan ,kita harus dapat mengendalikan atau
mengelola stress dengan kegiatan – kegiatan yang positif.
1.1.7. Perilaku atau Gaya Hidup Sehat
Perilaku dan gaya hidup sehat lainya yang positif bagi kesehatan misalnya
tidak berganti ganti pasangan dalam hubungan seks penyesuaian diri
dengan lingkungan.
1.2.Indikator Gaya Hidup Sehat Skala Nasional (Depkes)

1.2.1. Perilaku Tidak Merokok


Perilaku merokok merupakan factor resiko hamper seluruh penyakit tidak
menular .kandungan racun dalam rokok membahayakan kesehatan seseorang.baik
asap yang di hisap langsung saat merokok maupun yang keluar dari ujung
rokok,sama sama mengandung bahan kimia beracun.bahan kimia tersebut apabila
berinteraksi dan berakumulasi secara kronis dapat menimbulkan penyakit kanker (
paru,bibir,mulut,kerongkongan,dan usus) penyakit jantung dan penyakit paru
kronis.

Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis


terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang
menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan
sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi.
Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas
masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi.
Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan
pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan
personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai
pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi
medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan
demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.
Perkembangan  ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar
bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi
sosial seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukkan
sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu:
1. Sociology in Medicine
Sociology in Medicine adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung
dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang
relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha
berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem
kesehatan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu
atau mempengaruhi orang-orang untuk menanganipenyakit atau mempengaruhi
kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit dan penyakit terjadi.

2. Sociology of Medicine
Sociology of Medicine berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan
terhadap praktek kedokteran  sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada
dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan,
sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan, pelatihan petugas kesehatan.
Sociology for medicine berhubungan dengan strategi metodologi yang
dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.
Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu
mengenali atau mengukur skla sikap. Peran ini juga meliputi prosedur matematis
multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para
sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian.
3. Sociology from medicine
Sociology from medicine  menganalisa lingkungan kedokteran dari
perspektif sosial. Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup para
dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan
kedokteran.
Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi
politik  dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya, bagaimana
suatu struktur pengobatan Western akan mempengaruhi perubahan pola
pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.
4. Sociology around medicine 
Sociology around medicine  menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi
bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi,
etik, filosofi, hukum mapun bahasa.

F. MANFAAT SOSIOLOGI KESEHATAN


Diantara bidang permasalahan kesehtan,sosiologi dapat pula
menunjukkkan kegunaannya yaitu dalam mempelajari cara orang meminta
pertolongan medis atau dokter atau (help-seeking).banyak penelitian yang
dilakukan dokter menunjukkan bahwa sejumlah besar penyakit yang di derita
penduduk tidak terobati.beberapa di antaranya merupakan penyaki8t ringan
,tidak ,membahayakan jiwa,misalnmya gejala penyakit seperti haemotopsis yang
di anggap dokter sebagai sesuai penyakit yang wajar saja,juga tidak
terobati(butter-field,1968)
Perhatian sosiologi terhadap masalah ini belum lama di terapkan terhadap
help-seeking.sedangkan di tinjau terhadap bukti-bukti yang ada menunjukkan
bahwa hingga sekarang baru sedikit kemajuan yang diperoleh.para peneliti
biasanya mencoba nmempelajari penyebab orang tidak segera mengunjungi
dokter bila sakit,atou tidak pergi sama sekali menurut variable-variabel tertentu
seperti kelas social,pendidikan,umur,suku bangsa,agama.penelitian-penelitian
seperti itu memang telah menghasilkan banyak hal yang menarik ,misalnya,orang
yang tidak berpendidikan atau golongan remndah kurang memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang tersedia .namun tidak satu pun diantara factor-faktor tersebut yang
dapaty menerangkan perbedaan mengenai siapa yamng pergi dan siapa yang
tidak.menurut ringkasan dari berbagai tiori perilaku klesehatan dan diakhiri
dengan pembahasan suatu kerangka yang di anggap dapat memperluas pandangan
mengenai permasalahan ini.

G. KONFLIK DALAM SOSIOLOGI KESEHATAN


Manfaat sosiologi berikutnya adalah dalam memberikan analisis tentang
hubungan dokter-pasien dikemukakan hubungan tersebut meliputi berbagai
konflik yang potensial,seperti konflik antara kepentingan pasien dengan
kepentingan keluarga dokter.
Sikap yang kebanyakan ditunjukkan dokter memperlihatkan  bahwa
mereka tidak memahami konflik tersebut.mereka hanya berpegang pada motto
tertentu yang di tanamkan pada diri guna menghadapi konflik tersebut.seperti
menonjolkan kebebasan klinis dan otonopmi dokter.dengan sikap iti dokter dapat
melindungi bdiri dari penilaian yang kurang wajar dari orang awam dan dari
orang-orang yang mencoba mewarisi konflik tersebut.disini juga membahas
menghenai permasalahan tertentu dalam proses pengobatan,seperti ketidak pekaan
dokter terhadap kebutuhan social dan emosional pasien atou menganmggap bahwa
hal itu tidak penting,sebagai alas an untuk menutupi ketidak mampuannya untuk
mengatasi persoalan pasien.sikap seperti itu dapat menghambat dokter atou
oranglain dalam memahami situasi yang sesungguhnya sedang terjadi.akibatnya
bukan saja merugikan bagi upaya pelayanan medis,akan tetapi juga bisa
mengakibatkan kekecewaan bagi dokter itu sendiri.dengan memahami peranan
social dokter maka permasalahan yang di hadapi akan lebih ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Mnfaat Sosiologi Kesehatan.


https://edudetik.blogspot.co.id/2013/11/manfaat-sosiologi-kesehatan.html
Diakses pada tanggal 13 September 2017

Khumairah,Ria. 2014. Sosiologi Kesehatan. http://riakhumairah.blogspot. co.id/


2014/03/ sosiologi -kesehatan.html
Diakses pada tanggal 13 September 2017
Utama, Candra. 2012.
https://childroaddotnet.wordpress.com/2012/02/06/sosiologi-kesehatan/
Diakses pada tanggal 13 September 2017

Anda mungkin juga menyukai