Anda di halaman 1dari 17

KONSERVASI GIGI

(DENTAL RESTORATIVE)

Dosen Pengajar:
drg. Lucia Yauri, M.Mkes
KELOMPOK 5
KASMAWATI HT
(PO713261191021)

MELYSA SLEBES MIFTAHUL HAERIAH.M


(PO713261191022) (PO713261191023)

MIRANDA AMIR MUH. YUSRIL AKIS


(PO713261191024) (PO713261191025)
A.Prinsip-Prinsip Preparasi Gigi

Menurut Rosenstiel (2002) untuk


mencapai hasil restorasi yang optimal
maka preparasi gigi harus memenuhi
kriteria berikut :
• Biologis, terkait kesehatan jaringan
penyangga.
• Mekanik, terkait integritas dan
durabilitas restorasi
• Estetik, terkait penampilan pasien
Prinsip umum preparasi gigi,
yaitu:

1. Membuat jalan masuk menuju karies (akses) sebaik mungkin.


2. Membuang seluruh lesi karies pertemuan amelo-dentin, tujuannya untuk
mencegah penyebaran karies ke arah lateral.
3. Membuang lapisan email yang tidak didukung oleh dentin, kecuali apabila
restorasi yang akan dilakukan menggunakan bahan resin komposit, boleh
membiarkan area email yang tidak didukung dentin, tapi luasnya tidak boleh
terlalu besar.
4. Tidak perlu memperluas kavitas sampai area self cleansing pada bagian
bukal dan lingual.
5. Membentuk preparasi sedemikian rupa sehingga jaringan gigi
yang tertinggal dan bahan restorasi mampu bertahan dari
tekanan fungsional, contohnya pada saat proses mengunyah
makanan.
6. Membentuk preparasi sesuai dengan bahan restorasi, misalnya
kita perlu membuat undercut untuk rencana perawatan
restorasi dengan bahan amalgam.
7. Lakukan pemeriksaan pada tepi preparasi, apakah sudah sesuai
untuk bahan restorasi.
8. Bersihkan sisa karies yang masih tersisa.
9. Cuci dan keringkan hasil preparasi (Ramdhani, 2019).
Prinsip desaign preparasi gigi
menurut G.V Black:

1. Extension for prevention yang berarti perluasan untuk


pencegahan, bahwa pit dan fissure yang perlu diikutsertakan
dalam preparasi untuk mencegah terjadinya karies sekunder.
2. Resistance form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan
dengan tidak terlalu banyak membuang jaringan gigi yang sehat
sehingga sisa jaringan gigi tersebut cukup kuat menahan beban
daya kunyah dan restorasi disanggah oleh jaringan dentin yang
sehat.
3. Retention form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan
dengan mengingat bahan restorasi tidak mudah lepas, jadi perlu
dilakukan pembuatan retensi, misalnya berupa undercut atau
pembuatan dinding aksial yang tegak atau konvergen kearah
oklusal/divergen kearah servikal.
4. Removal of caries yang berarti membuang seluruh jaringan
karies yang infeksius terutama jaringan dentin yang lunak.
5. Finish of the enamel wall yang berarti menghaluskan
seluruh bidang preparasi.
6. Convenience form yang berarti bahwa preparasi dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan operator dalam
menggunakan peralatan dan menempatkan bahan tumpatan
kedalam kavitas gigi.
7. Toilet of the cavity yang berarti melakukan pembersihan
sisa jaringan nekrotik dan bekas preparasi serta sterilisasi
kavitas dengan menggunakan bahan sterilisasi kavitas yang
ada (Kumala, dkk, 2017).
B.Posisi Operator

Posisi operator terhadap pasien berpanduan


pada “Clock Position” yaitu pengaturan posisi
sesuai arah jarum jam, yang memudahkan untuk
membedakan posisi pasien berdasarkan sisi
tangan yang dominan (“right-handed” atau “left-
handed” (kidal).
1.Posisi Operator Kepada Pasien

Posisi operator terhadap pasien berpanduan pada


“Clock Position” yaitu pengaturan posisi sesuai arah
jarum jam, yang memudahkan untuk membedakan
posisi pasien berdasarkan sisi tangan yang dominan
(“right-handed” atau “left-handed” (kidal).

2. Posisi Operator Bekerja Pada Phantom

Phantom merupakan replika atau tiruan dari


pekerjaan yang akan dilakukan pada penderita,
oleh karena itu dalam bekerja diusahakan agar
mahasiswa berupaya seperti menghadapi
penderita sesungguhnya.
Cara memegang instruments

1. Modified pen grasp


2. Inverted pen grasp
3. Palm and thumb grasp
4. Modified palm and thumb grasp
1.Saat melakukan preparasi pada gigi anterior

Posisi tangan kiri (non dominan) dan tangan kanan


(dominan) saling berhadapan di samping mulut
pasien. Operator duduk di posisi arah jam 8 atau 9
ketika melakukan preparasi gigi anterior sisi distal
(labial dan lingual/palatal) regio 1 dan 4 serta sisi
mesial (labial dan lingual/palatal) regio 2 dan 3.

2.Saat melakukan preparasi pada gigi posterior

Posisi tangan kiri (non dominan) dan tangan kanan


(dominan) saling berhadapan di samping mulut
pasien.Saat operator melakukan preparasi gigi
posterior pada bidang yang menghadap operator,
maka posisi duduk di arah jam 9.
C.POSISI ASSISTANT
Assistant’s Zone adalah zona tempat
pergerakan perawat gigi, pada dental unit di sisi
ini dilengkapi dengan semprotan air/angin dan
penghisap ludah,serta light cure unit pada dental
unit yang lengkap.
Prosedur preparasi kavita Asisten

1.Menyiapakan anasthesi lokal yang diperlukan.


2.Menyerahkan sonde dan kaca mulut kepada operator.
3.Menyiapkan contra angle handpiece yang sudah dipasang
mata bur sesuai urutan yang diperlukan.
4.Transfer alat; sonde diganti dengan contra angle.
5.Pergantian mata bur dilakukan dengan cepat dan teliti sesuai
dengan instruksi dari operator.
6.Selama prosedur prevarasi assistant mengontrol saliva
dengan saliva ejector/suction.
7.Menyerahkan three way syringe untuk membersihkan kavita
dari sisa pengeburan, sambil melakukan pengeringan rongga
mulut menggunakan saliva ejector setelah preparasi selesai.
8.Assistant menyerahkan caton pellet untuk mengeringkan
kavita.
D.POSISI PASIEN

Keterangan gambar: Posisi


SEMI SUPINE adalah ketika
pasien hampir pada posisi
berbaring, kepala-lutut-kaki
sejajar.

Keterangan gambar: Posisi


45º adalah ketika sandaran
kursi gigi dan permukaan
oklusal mandibula pasien
membentuk sudut 45º
terhadap lantai.
Keterangan gambar: Posisi SUPINE adalah
ketika pasienberbaring di posisi horisontal
dan kursi gigi sejajar dengan lantai. Posisi
lutut dan kaki pasien sedikit lebih tinggi
dari kepala.
E.Posisi Dental Unit Pada Saat
Melakukan Preparasi Gigi
1. Dental Operator Stool/Dentist Chair
2. Foot Switch Control
3. Assistant control (asisten control)
4.dental patient chair switch assembly
(kursi pasien)
5. Spittoon assembly (wadah kumur)
6. Bowl rinse (bowl bilas)
7. Cup fill (keran air)
8. Dental complex treatment unit (unit
pengolahan gigi yang komplex)
9. Instrument arm (instrument lengan)
10. Operating light (pencahayaan)
11. Tray assembly
12.Instrument tray assembly
(instrument nampan perakitan)

Anda mungkin juga menyukai