Dosen Pembimbing
2. ARIYANI WIDAYATI,S.SiT.,MPH
Oleh :
(P07125118015)
Yogyakarta
2019/2020
1. Laporan hasil tindakan perawatan fissure sealant gigi 1.7
Fissure sealant merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan untuk menutup pit dan
fissure yang dalam. Penutup fissure adalah bahan yang memang dirancang sebagai pencegah
karies di fissure dan pit, bahan ini terutama dipakai di daerah oklusal gigi untuk menambal fisure
oklusal sehingga daerah tersembunyi yang memungkinkan timbulnya karies dapat dihilangkan.
Tujuan dilakukannya fissure sealant adalah untuk menutup pit dan fissure yang dalam agar
terhindar dari karies.
b) Alat b) Bahan
-Sonde -Disclosing
-Handpiece -Pumish
-Nierbekken
-Dappen disk
2. Persiapan operator
-APD
3. Persiapan pasien
4. Pelaksanaan tindakan
- Olesi vaselin pada bibir pasien secara merata dengan menggunakan pinset yang telah
dijepitkan cotton pellet
- Kemudian gigi di brush hanya menggunakan pumish, tidak dicampur pasta sebab pasta
mengandung minyak yang menyebabkan tambalan pada permukaan gigi tidak menempel.
- Lalu kemudian sterikan fissure gigi yang akan dilakukan tindakan fissure sealant
- Olesi dentin conditioner pada fissure gigi dengan menggunakan cotton pellet yang dijepit pinset
- Kemudian aplikasikan pada gigi tersebut. (bahan fissure harus bisa mengalir mengisi celah
fissure)
- Lalu operator memberikan instruksi kepada pasien bahwa pasien dilarang mengunyah pada
daerah gigi yang baru saja difissure sealant selama 1 jam
D. Pengemasan
- Alat-alat yang telah digunakan dicuci bersih, disikat menggunakan sabun, kemudian bilas
sampai tidak ada sabun yang tersisa dan keringkan
- Lakukan sterilisasi pada alat yang telah dicuci dengan memberi label tanggal pada alat yang
disterilkan
- Desinfeksi permukaan kerja khususnya dental unit dan ruang lingkup kerja
E. Kesimpulan
Kinerja dokter gigi dapat terkait dengan gangguan muskuloskeletal apabila saat bekerja
dokter gigi sering melakukan pergerakan di luar zona netral mereka sehingga posisi tubuh tidak
seimbang. Pekerjaan dokter gigi yang menuntut ketelitian dan konsentrasi tinggi sering kali
membuat dokter gigi berlama-lama dalam suatu posisi. Ketika posisi kerja dan postur dari dokter
gigi tersebut tidak fleksibel atau tidak benar maka dapat meningkatkan resiko terjadinya
Musculoskeletal Disorders.
Resiko terjadinya musculoskeletal disorder dapat diminimalkan dengan memaksimalkan
efektivitas posisi operator, peralatan, pasien dan asistem. Konsep ergonomi diperkenalkan di
kedokteran gigi dalam rangka untuk memperbaiki kondisi kerja operator dan konsep kerja yang
meliputi Four Handed Dentistry dan posisi duduk dari operator, pasien, serta asisten.
Telah dikembangkan suatu konsep kerja tim yang merupakan teknologi baru yang
diintegrasikan dalam suatu praktik dokter gigi modern selama beberapa dekade terakhir. Konsep
ini dikenal sebagai four handed dentistry yang terdiri dari dokter gigi dan asisten. Four handed
dentistry merupakan perawatan gigi yang dilakukan dengan 4 tangan secara bersamaan, 2 tangan
operator dan 2 tangan asisten. Dalam konsep four handed dentistry dikenal konsep pembagian
zona kerja di sekitar dental unit yang disebut clock concept. Zona kerja diidentifikasi
menggunakan wajah pasien sebagai wajah/muka jam dengan kepala pasien dijadikan pusat dan
jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien. Zona kerja tersebut dibagi menjadi 4, yaitu
operator’s zone, assistant’s zone, transfer zone dan static zone.
Operator’s zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Assistant’s zone adalah zona
tempat pergerakan perawat gigi atau asisten. Transfer zone adalah daerah tempat transfer alat dan
bahan antara tangan dokter gigi dan tangan asisten. Instrumen diberikan dari asisten ke dokter
gigi lewat dada pasien. Jangan memberikan alat di atas mata pasien. Sedangkan static zone
adalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien,
zona ini untuk menempatkan meja instrumen bergerak yang berisi instrumen tangan serta
peralatan yang dapat membuat takut pasien.