Anda di halaman 1dari 15

KONSERVASI GIGI

Posisi pasien, operator, dan asisten dalam melakukan preparasi dan restorasi
ART/GI

DOSEN PENGAJAR: drg. Lucia yauri, M.Mkes

DI SUSUN

OLEH:

KELOMPOK 12

SARWINA

SHERLY

SITI ARIQA AZZAHRA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

D.III KESEHATAN GIGI TK 2A

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul
Posisi pasien,operator, dan asisten dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI.

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah konservasi gigi dalam penyusunan
makalah kami mendapatkan bantuan dan sumbangan saran dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajardrg. Lucia
yauri, M.Mkes, serta rekan-rakan semua yang sudah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini.

Dalam pembuatam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, sehingga
kami mengharapkan sumbang saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami dan seluruh teman-teman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar terutama
jurusan Keperawatan Gigi.

Makassar, 12 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….…...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………1

B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………2

C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………2

BAB II KERANGKA TEORI

A. POSISI OPERATOR………………………………………………………………………………………………3

B. POSISI PASIEN……………………………………………………………………………………………………4

C. POSISI ASISTEN………………………………………………………………………………………………….5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………6

B. SARAN…………………………………………………………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petugas kesehatan gigi, dimana di dalamnya terdiri dari dokter gigi, dental
Therafis / terapis gigi, dan termasuk Dental Asisten / asisten dokter gigi, masing-
masing mempunyai peran yang sangat penting dalam pengelolaan, pengoperasian
dan pemeliharaan alat utama praktek kedokteran gigi, hal ini sangat diperlukan
karena pada penerapan tugas dan tangung jawab diklinik gigi, telah terbagi sesuai
dengan beban kerjanya masing masing. Dental asisten sebagai bagian dari
pelaksanaan praktek dokter gigi dituntut dapat menguasai beberapa ketrampilan
yang berkaitan dengan tugasnya sehingga dapat mendukung kelancaran praktek
yang akan dijalankan oleh dokter gigi selaku mitra kerja dan sekaligus pemakai
tenaga dental asisten. (Waryono., SAP)
Tenaga kesehatan gigi berisiko tinggi terpapar oleh mikroorganisme patogen
di lingkungan kerja seperti bakteri, virus dan jamur selama perawatan gigi.
Mikroorganisme tersebut bisa terdapat dalam darah dan cairan tubuh lainnya yang
dapat menyebar ketenaga kesehatan gigi. Tenaga kesehatan gigi meliputi dokter gigi,
ahli kesehatan gigi, asisten gigi, teknisi laboratorium dental, mahasiswa dan peserta
pelatihan, tenaga kontrak, dan orang lain yang tidak terlibat langsung dalam
perawatan pasien tetapi berpotensi terkena agen infeksi (misalnya bagian
administrasi praktek dokter gigi atau cleanning service di praktek dokter gigi).
Penyebaran agen infeksi di praktek dokter gigi dapat melalui pasien ke tenaga
kesehatan gigi, tenaga kesehatan gigi ke pasien, pasien ke pasien.(Devi Susanto)
Bila berbicara mengenai gigi,tentu tidak terlepas dari membicarakan jaringan
penyangga gigi ( jaringan periodontal). Jaringan ini yang menjadi tempat
tertanamnya gigi. Jaringan periodontal terdiri dari gusi,sementum, dan jaringan
pengikat tulang penyangga gigi (alveolar). Jaringan inilah yang mengikat
gigi,pembuluh darah dan persarafan menjadi satu kesatuan. Bila karang gigi tidak
dibersihkan maka kuman – kuman yang menempel dapat memicu dan menyebabkan
terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi. Penderita biasanya mengeluh gusinya
terasa gatal,mulut berbau tak sedap, gosok gigi sering berdarah, bahkan adakalanya
gigi itu dapat lepas dengan sendirinya dari jaringan penyangga gigi. (Nurinda Sari)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mencari tahu posisi pasien dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI
2. Mencari tahu posisi operator dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI
3. Mencari tahu posisi asisten dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui posisi pasien dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI
2. Untuk mengetahui posisi operator dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI
3. Untuk mengetahui posisi asisten dalam melakukan preparasi dan restorasi ART/GI
BAB II

PEMBAHASAN

A.POSISI DAN ZONA KERJA OPERATOR, PASIEN, DAN ASISTEN


Kinerja dokter gigi dapat terkait dengan gangguan muskuloskeletal apabila
saat bekerja dokter gigi sering melakukan pergerakan di luar zona netral mereka
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Pekerjaan dokter gigi yang menuntut
ketelitian dan konsentrasi tinggi sering kali membuat dokter gigi berlama-lama
dalam suatu posisi. Ketika posisi kerja dan postur dari dokter gigi tersebut tidak
fleksibel atau tidak benar maka dapat meningkatkan resiko terjadinya
Musculoskeletal Disorders. (Ceha Kartika)

Resiko terjadinya musculoskeletal disorder dapat diminimalkan dengan


memaksimalkan efektivitas posisi operator, peralatan, pasien dan asistem.
Konsep ergonomi diperkenalkan di kedokteran gigi dalam rangka untuk
memperbaiki kondisi kerja operator dan konsep kerja yang meliputi Four Handed
Dentistry dan posisi duduk dari operator, pasien, serta asisten. (Ceha Kartika)

1. Four Handed Dentistry

Telah dikembangkan suatu konsep kerja tim yang merupakan teknologi


baru yang diintegrasikan dalam suatu praktik dokter gigi modern selama
beberapa dekade terakhir. Konsep ini dikenal sebagai four handed dentistry
yang terdiri dari dokter gigi dan asisten. Four handed dentistry merupakan
perawatan gigi yang dilakukan dengan 4 tangan secara bersamaan, 2 tangan
operator dan 2 tangan asisten. Dalam konsep four handed dentistry dikenal
konsep pembagian zona kerja di sekitar dental unit yang disebut clock
concept. Zona kerja diidentifikasi menggunakan wajah pasien sebagai
wajah/muka jam dengan kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak
tepat di belakang kepala pasien. Zona kerja tersebut dibagi menjadi 4, yaitu
operator’s zone, assistant’s zone, transfer zonedan static zone. (Ceha
Kartika)

Operator’s zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Assistant’s


zone adalah zona tempat pergerakan perawat gigi atau asisten. Transfer
zone adalah daerah tempat transfer alat dan bahan antara tangan dokter gigi
dan tangan asisten. Instrumen diberikan dari asisten ke dokter gigi lewat dada
pasien. Jangan memberikan alat di atas mata pasien. Sedangkan static zone
adalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak
terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan meja instrumen bergerak
yang berisi instrumen tangan serta peralatan yang dapat membuat takut
pasien. (Ceha Kartika)
Keempat zona tersebut untuk right-handed operator adalah:

 Area operator (operator’s zone): jam 7-12 (aktivitas operator)


 Area asistan (assistant’s zone): jam 2-4 (aktivitas Asisten)
 Area transfer (transfer zone): jam 4-7 (instrumen diberikan)
 Area statis (static zone): jam 12-2

Keempat zona tersebut untukleft-handed operator adalah:

 Area operator (operator’s zone): jam 12-5 (aktivitas operator)


 Area asistan (assistant’s zone): jam 8-10 (aktivitas Asisten)
 Area transfer (transfer zone): jam 5-8 (instrumen diberikan)
 Area statis (static zone): jam 10-1. (Ceha Kartika)

 Posisi Operator, Pasien, dan Asisten


1. Posisi Operator Saat Berdiri
a. Berdiri tegak, kedua kaki bertumpu diatas lantai
b. Berat badan dibebankan pada kedua telapak kaki
c. Mulut pasien setinggi siku operator (mirna adelia frandalya)

2. Posisi Operator Saat Duduk


a. Duduk kedua kaki bertumpu diatas lantai, lengan kaki bagian bawah
membentuk sudut 90° dengan lengan kaki bagian atas/paha
b. Punggung lurus, bahu simetris sama tinggi
c. Jarak mata ke medan kerja ± 6 inci
d. Pandangan ke medan kerja tidak terhalang
e. Mulut pasien sama tinggi dengan siku operator.

1. Posisi Pasien Saat duduk

Untuk operator yang berdiri

a. Pasien duduk pada kursi gigi sedikit miring ke belakang (slight


backward tilt )
b. Berat badan pasien bertumpu pada sudut yang dibentuk oleh alas kursi
dan sandaran punggung
c. Posisi mulut pasien membuat sudut 30° dengan bidang horizontal
d. Mulut pasien setinggi siku operator

2. Posisi pasien saat berdiri

Untuk operator yang duduk


a. Pasien duduk di kursi gigi sedikit miring ke belakang
b. Posisi mulut pasien membuat sudut 45° dengan bidang horizontal
c. Mulut pasien setinggi siku operator.

Saat Terlentang (Supine Position)

a. Pasien tidur telentang pada kursi gigi


b. Semua tubuh tertopang pada kursi gigi
c. Kepala segaris dengan punggung
d. Otot leher dan kepala berada pada posisi normal/istirahat
e. Mulut pasien setinggi siku operator dan setinggi lutut asisten.

Posisi Asisten

a. Asisten duduk posisi lebih tinggi dari operator


b. Kedua kaki bertumpu pada kursi asisten
c. Lutut asisten setinggi mulut pasien
d. Punggung lurus
e. Pandangan asisten dan operator ke medan
f. Pandangan harus jelas tak terhalang

 Posisi Kerja Sesuai Arah Jarum Jam


Di bawah ini ada beberapa gambaran mengenai posisi kerja
berdasarkan arah jarum jam, walaupun sebenarnya posisi kerja bisa juga
berubah tergantung dari lingkungan klinik, perawatan yang dilakukan
(misal: pencabutan, penambalan, scalling dll) serta kenyamanan dari
masing-masing individu. (mirna adelia frandalya)

1) Posisi Kerja Pada Perawatan Rahang Atas Kanan

Posisi operator yang nyaman pada jam 10, asisten pada jam 3,
sedangkan meja instrument pada jam 2. Kepala pasien menoleh ke
kiri, jari telunjuk tangan kanan fixasi pada permukaan bukal Molar 1
Rahang Atas, kaca mulut posisi di dekat I1 atau I2 Rahang
Bawah. Bisa juga melakukan penambalan dengan posisi operator
di jam 11/12 dengan cara merangkul pasien/dibelakang pasien. Posisi
asisten dan meja instrumen menyesuaikan.

2) Posisi kerja pada perawatan Rahang Atas kiri

Operator pada posisi jam 9 atau 10. Kepala pasien menoleh ke


arah operator, kaca mulut agak jauh dari bagian oklusal gigi RA kiri,
dekat dengan bibir bawah. Daerah proksimal dan gingiva akan mudah
terlihat. Fiksasisi jari pada gigi Molar 1,juga berfungsi untuk membuka
mukosa pipi dan bibir.

3) Posisi kerja pada perawatan Rahang Bawah kiri


Posisi operator di jam 9, kepala pasien menghadap ke arah
operator. Kaca mulut dekat dengan molar RB. Tangan operator
menyilang, tangan kiri yang memegang kaca mulut terletak dibawah
tangan kanan yang memegang instrument lain. Asisten operator
berada di posisi jam 2. Sinar lampu direfleksikan lewat kaca mulut.

4) Posisi kerja pada perawatan Rahang Bawah kanan

Posisi operator yang nyaman adalah di jam 9. Sebaiknya posisi


pasien membentuk sudut 45°, kepala pasien menghadap kearah
operator, rahang pasien sejajar siku operator. Fiksasi dilakukan pada
permukaan bukal gigi molar dengan bantuan kaca mulut dan gigi lain
yang dekat dengan handpiece.

B. ART DAN RESTORASI GIC


ART (atraumatic restorative treatment)
Merupakan prosedur preventif dan restoratif untuk menghambat karies
gigi, dimana proses preparasi dan ekskavasi jaringan kariesnya hanya
dilakukan menggunakan instrumen genggam ditumpat dgn glassionomer
filling material.

1.Prinsip ART
Menghilangkan karies hanya menggunakan instrumen genggam
Merestorasi kavitas dengan material yang melekat pada gigi Hingga saat ini
Glass Ionomer masih menjadi pilihan utama.

2.Indikasi ART
Karies pit dan fisure yang kecil - sedang Daerah tanpa listrik dan alat
bantu kedokteran gigi yang memadai Anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu Perawatan di rumah  untuk pasien kelainan mental, cacat fisik dan
lansia Daerah yang dapat dijangkau instrumen genggam

3.Kontraindikasi ART
Terdapat abses atau keluarnya pus dari gigi yang berlubang Kavitas
dengan kedalaman hampir mencapai pulpa atau dengan pulpa yang telah
terbuka Gigi yang berlubang pernah terasa sakit, sehingga diperkirakan pulpa
nya telah mengalami infeksi Akses kedalam kavitas tidak dapat dilakukan
dengan instrumen genggam Open akses tidak dapat dilakukan langsung dari
mesial/distal maupun dari oklusal (mis: karies proksimal)

Keuntungan ART
Menggunakan peralatan sederhana Ketidaknyamanan untuk pasien
minimal Rasa sakit sedikit Tidak memerlukan anastesi lokal Perawatan yang
mudah dan murah Prosedur minimal interfensi Mudah diperbaiki bila
diperlukan Keuntungan adhesi dari GIC Biokampatibilitas dan antikariogenik
Dapat digunakan pada operator yang kurang berpengalaman.

Kelemahan ART
Hanya bagus untuk restorasi one service
Kekuatan bahan GIC kurang
Pembuangan jaringan karies yang inadekua
Pencampuran GIC dengan tangan dapat merubah properties
Akses dan visibilitas yang buruk pada daerah posterior
Questionable infection control
Kelelahan tangan.
faktor utama yg mendukung keberhasilan ART
Preparasi Kavitas
1. Jaringan karies dibuang menggunakan ekscavator dengan gerakan seperti
menyendok
2. Apabila akses kedalam kavitas sempit, maka dapat dilebarkan dengan
menggunakan hatchet
3. Pengambilan jaringan karies hanya sampai dentin terinfeksi dan tidak
sensitive.
4. Apabila preparasi sudah selesai, kavitas dibersihkan dengan butiran kapas
basah.

indikator Kerusakan Restorasi 


1. Restorasi lepas seluruhnya
kontrol saliva kurang, konsistensi GIC tidak tepat, jar.karies tidak terambil
seluruhnya, masih ada email yg tdk didukung dentin
2. Sebagian besar restorasi lepas
traumatik oklusi dengan restorasi, ada gelembung udara yg terperangkap
didalam kavitas saat prosedur restorasi
3. Restorasi pecah  traumatik oklusi dengan restorasi
4. Karies muncul pada tepi restorasi atau pada bagian lain yang dekat
dengan daerah restorasi

C. RESTORASI GLASS IONOMER CEMENT (GIC)

Tiga Tahap Reaksi Setting GIC

1.Dissolusi (ion )
 segera setelah pencampuran
 Ion hidrogrn dari poliasam dan asam tartaric
 melepaskan kation metal seperti Ca2+ an Al3+ dari permukaan powder
glass

Prosedur aplikasi GIC


Isolasi
Preparasi gigi
Pencampuran GIC
Restorasi
Finishing dan polishing
Proteksi permukaan
preparasi mekanik

1..Preparasi kelas I
Indikasi :
Pit fisure yang dalam
Gigi dalam tahap erupsi

2.Preparasi Kelas II
Indikasi :
 Pada gigi yang yang ekspetasi penggunaannya tidak lebih dari 5 tahun,
seperti gigi susu pada anak atau gigi goyang pada lansia
 Karies insipien pada proksimal gigi posterior
 Pasien dengan resiko karies rendah
Kontraindikasi :
 Bila kavitas dibawah marginal ridge
 Tekanan besar pada daerah marginal ridge
 Akses yang susah.

3. Preparasi kelas III


Indikasi untuk GIC kelas III :
Pasien dengan resiko karies tinggi
Karies luas hingga permukaan akar
Pada daerah dengan tekanan oklusal rendah
Enamel pada bagian labial masih utuh

4. Preparasi kelas IV
Indikasi
Pasien resiko karies tinggi
Estetik tidak terlalu diperhatikan
Lesi pada permukaan akar.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dalam klinik kedokteran gigi ada dua macam posisi bekerja: standing
dentristy dan sit down dentristy, kemudian kinerja dokter gigi dapat terkait dengan
gangguan moskoluskeletal apabila saat bekerja dokter gigi sering melakukan
pergerakan diluar zona netral mereka sehingga posisi tubuh tidak seimbang.
Pekerjaan dokter gigi yang menuntut ketelitian dan konsentrasi tinggi seringkali
membuat dokter gigi berlama-lama dalam suatu posisi. Ketika posisi kerja dan postur
dari dokter gigi tersebut tidak fleksibel atau tidak benar maka dapat meningkatkan
resiko terjadinya moskoluskeletal disorders.
Resiko terjadinya moskoluskeletal disorders dapat diminimalkan dengan
memaksimalkan efektifitas posisi operator, peralatan, pasien, dan asisten. Konsep
ergnomi diperkenalkan di kedokteran gigi dalam rangka untuk memperbaiki kondisi
kerja operator dan konsep kerja yang meliputi for handed dentristy dan posisi duduk
dari operator, pasien, serta asisten.

B. SARAN
Sebaiknya sebelum melakukan preparasi dan restorasi ART/GI ada baiknya
memperhatikan posisi asisten, operator, dan pasien agar posisi tersebut baik dan
nyaman supaya tidak terjadi kesalahan yang tidak di inginkan.

C. DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.kemdikbud.go.id/13070/1/5.%20Modul%20Dental%20Asisten
%20E.pdf
Waryono.,SAP. 2016. Paket Keahlian Keperawatan Gigi. 23-09-2021.

https://docplayer.info/60499166-Bab-1-pendahuluan-1-1-latar-belakang.html?
_gl=1*1sev17s*_ga*eVk1Sm9KaEhKcWNES3R1NXVCRmJZMVpnWEVRekh5MF9Ka3
NBcFNLNm13YzBjNE9Pc21abDhCQ0hJcTY2MkJ3cA..
Devi Susanto. 2018.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.23-09-2021.

http://nurindahsariis.blogspot.com/2014/03/bahan-ajar-keperawatan-gigi-mengenai_11.html?
m=1
Nurinda Sari. 11-03-2014. Bahan Ajar Keperawatan Gigi Mengenai Karies Gigi dan Posisi
Pada Saat Melakukan Preparasi. 23-09-2021.

https://id.scribd.com/doc/216535892/Posisi-Dan-Zona-Kerja-Dokter-Gigi.

Ceha Kartika, Posisi Dan Zona Kerja Dokter Gigi.23-09-2021

https://id.scribd.com/doc/281212460/Kelompok-1-Dental-Asisten. Mirna Adelia


Frandalya, Posisi Operator, Pasien, dan Asisten Sep 15, 2015

https://pdfcoffee.com/kelompok-1-dental-asisten-3-pdf-free.html Mirna
Adelia Frandalya , Posisi Kerja Sesuai Arah Jarum Jam. sep 24, 2021

https://pdfcoffee.com/art-gic-rmgic-pdf-free.html Silviana Azhari, ART


DAN RESTORASI GIC,

Anda mungkin juga menyukai