Anda di halaman 1dari 53

KELOMPOK 1

komponen dan aktivasi alat


ortodonti lepasan

Instruktur
drg. Ledy Ana, M.Si.
KELOMPOK 1
NAMA :

• FRANSISCO XAVIER PUNEF


• GABRIEL DE ANUNCIAÇÃO
• GENETRIZ VALENTINA
• ISABEL AGUSTINHA
• JACOB DOS SANTOS
KOMPONEN DAN AKTIVASI ALAT ORTODONTI LEPAS
KOMONEN ALAT LEPASAN

1. Pelat dasar (Baseplate)


2. Komponen retentif
3. Komponen aktif
4. Komponen pasif
5. Komponen penjangkar

1. Definisi Pelat dasar (Baseplate):


Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya
berupa plat akrilik.

Fungsi Pelat dasar (Baseplate):


Mendudkung komponen – komponen yang lain
Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi
penjangkar
Mencegah pergeseran gigi – gigi yang tidak akan digerakan
Melidungi spring – spring didaerah palatal
Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan
Syarat pembuatan plat akrilik
Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menyita
rongga mulut sehingga bisa enak dipakai oleh pasien
(comfortable), tetapi cukup tebal agar tetap kuat jika
dipakai di dalam mulut. Umumnya ketebalan plat setebal 1
malam model (2mm).

Desain dan konstrusi plat sangat mempengaruhi efisiensi


alat serta kenyamanan pemakaian oleh pasien sehingga
pasien mau mengikuti instruksi-instruksi pemakaian
sampai perawatam selesai. Dengan demikian disamping
plat yang terlalu tebal dan lebar menutupi palatum,
pemasangan pir-pir yang terlalu banyak secara bersamaan
akan sangat mengganggu kenyamanan pasien.
2. Komponen Retentif (Klamer/Clasp dan Modifikasinya)

Definisi Klamer
adalah suatu bengkokan kawat merupakan bagian/komponen
retentif dari alat ortodontik lepasan . Bagian retensi dari Alat
Lepasan umumnya berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait /
hook.
Berfungsi untuk:
Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.
Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.
Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage,
menghasilkan kekuatan pertahanan yang berlawanan arah
dengan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif untuk
menggerakkan gigi.
Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat
cantolan elastik.
Klamer dipasang pada gigi dapat memberikan tahanan yang cukup
terhadap kekuatan yang dikenakan terhadap gigi yang digerakkan. Dapat
menahan gaya vertikal yang dapat mengangkat plat lepas dari rahang dan
menggangu stabilitas alat
Pemilihan jenis , jumlah dan letak penempatan klamer pada gigi
anchorage tergantung kepada: jumlah spring yang dipasang, letak spring,
serta bentuk dan jumlah gigi penjangkarnya.
Macam-macam klamer dan modifikasinya yang di pakai sebagai
komponen retentive pada alat ortodontik lepasan adalah :
1. Klamer C / Simple/Buccal Clasp.
2. Klamer Adams / Adams Clacp.
3. Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp

4. Bentuk modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea,


Pinball)
1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)

Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga pada
gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus, tidak
memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup, tetapi
tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi.

Ukuran diameter kawat yang dipakai :


untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior
0,7 mm.

Bagian-bagiannya terdiri dari:


• Lengan:
Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di
bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut),
satu milimeter di atas gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.
• Pundak:
Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke
lingual/palatinal
menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini hindari jangan sampai
tergigit.
• Basis:
Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.
2. Klamer Adams (Adams Clasp)
Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan .
Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau
gigi anterior. Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan
premolar serta 0,6 mm untuk gigi anterior.

Bagian-bagiannya terdiri dari :


• Cross bar :
Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage yang akan
dipasangi, posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm disebelah bukal
permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.
• U loop :
Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di
daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.
• Pundak:
Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental dibagian
oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi beroklusi.
• Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan
untuk retensi.

Gambar klamer adams clasp


Modifikasi Klamer Adams:
1. Klamer adams dengan arrowhead tunggal
Klamer jenis ini diindikasikan pada gigi yang mengalami erupsi sebagian pada
molar yang terakhir erupsi. Arrowhead klamer ini diletakkan pada undercut
mesial.
2. Klamer adams dengan arrowhead tambahan:
Ketika membutuhkan retensi tambahan, maka dibuat klamer arrowhead tambahan
pada gigi yang berdekatan. Penambahan ini dilakukan dengan cara klamer arrowhead
disolder pada cross bar klamer adams.

3. Klamer Adams dengan J hook


J hook merupakan komponen tambahan yang berfugsi untuk elastic. J hook ini
disolder pada cross bar klamer adams.
4. Klamer adams dengan Helix
Klamer ini juga memiliki komponen tambahan berupa helix untuk elastic.
5. Klamer Adams dengan Bukal tube
Bukal tube ini disolder untuk penggunaan alat tambahan ekstraoral.
6. Klamer Adams pada gigi Insisivus dan Premolar
3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)
Klamer ini mempunyai bagain yang berbentuk seperti ujung/kepala anak
panah, masuk daerah interdental membentuk sudut 90° terhadap posisi
lengannya.
Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah
bukalnya, lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic
supaya tidak melukai sulcus buccalis.
Klamer ini dapat dipakai untuk memegang lebih dari satu gigi, biasanya
dipakai sebagi bagian retentif plat ekspansi. Diameter kawat yang di pakai : 0,7
mm.
4. Klamer Modifikasi
Modifikasi klamer berupa tekukan kawat yang ujungnya men cengkram
permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Basis yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrik, ujungnya diberiri
tekukan agar tidak mudah lepas dari dasar
• Pundak bagian dari kawat yang melewati daeran interdental dipermukaan
oklusal dua gigi bersebelahan
• Ujung (End) bagian yang mencengkram daerah inter dental gigi menghasilkan
kemampuan retentif untuk alat lepasan
Modifikasi klamer jenis ini baisanya dipasang di daerah interdental pada gigi
posterior, pemasangannya bisa dikombinasikan dengan klamer C.
Dibuat dari kawat berdiameter 0,7 mm.
2. Southend Clasp
Klamer ini digunakan untuk retensi gigi anterior. Klamer ini dibuat sepanjang
margin gingiva pada kedua insisiv sentral rahang atas dan distalnya berakhir pada
daerah retentif di sisi palatal. Klamer ini diindikasikan untuk gigi insisiv atas yang
tidak proklinasi dengan undercut terbatas.

3. Triangular Clasp
Bentuk klamer triangular kecil yang berfungsi sebagai retensi tambahan karena jika
digunakan secara tunggal, mka tiak dapat member retensi yang adekuat. Klamer ini
menggunakan undercut proksimal antara dua gigi posterior.
4. Ball end Clasp
Memiliki bentuk bulat pada ujungnya dan dibuat dengan klamer dengan diameter
0,7 mm. Klamer ini menggunakan undercut pada mesial dan distal antara dua gigi
posterior yang berdekatan.

3. Komponen Aktif
Pir-Pir Pembantu/ Auxilliary Springs
Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang
digunakan untuk menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara
individual atau beberapa gigi secara bersama-sama.

Macam-macam spring :
1. Pir Jari / Finger spring
2. Pir Simpel / Simple spring
3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring
4. Pir Kontinyu / Continous spring
1. Pir Jari / Finger spring
Pir jari merupakan bagian retentif dari alat ortodontik lepasan yang menyerupai jari-
jari sebuah lingkaran memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran (lengkung
gigi).

 Untuk menggerakkan gigi ke arah mesio-distal dan menggerakkan gigi ke labial


atau searah dengan lengkung gigi
 Terbuat dari kawat baja nirkarat (hard stainless steel wire) dengan diameter
0,5mm.
 Terdapat sebuah koil dengan diameter kurang dari 3mm dibuat di dekat masuknya
pegas ke dalam lempeng akrilik untuk memperpanjang pegas sehingga akan lebih
lentur.
 Aktivasi dilakukan dengan menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau
memencet koil sehingga lengan pegas bergerak ke arah yang diinginkan. Pada
kunjungan pertama aktivasi ringan saja, yaitu defleksi antara 1-2mm. Pada
kunjungan berikutnya defleksi dapat sampai 3mm, tetapi beberapa operator lebih
menyukai defleksi 2mm untuk memberikan tekanan yang ringan.
Klamer ini terdiri dari bagian-bagian :
a. Lengan bagian yang memeluk mahkota gigi kemudian memanjang kearah pusat
lingkaran berfungsi untuk mendorong gigi ke arah mesial atau distal sepanjang
lengkung gigi.
b. Koil adalah lanjutan lengan yang membentuk lingkaran satu atau dua kali
putaran dengan diameter 2 mm, merupakan sumber kelentingan pir yang
menghasilkan kekuatan aktif untuk menggerakkan gigi.
c. Basis adalah bagian pir yang merupakan lanjutan dari koil yang dipatrikan pada
mainwire atau di tanam dalam plat akrilik.
2. Pir Simpel / Simple spring
Berfungsi untuk menggerakkan gigi individual ke arah labial atau bukal. Dibuat
dengan mematrikan kawat pada satu titik pada mainwire, membentuk sudut 45°
terhadap garis singgung lingkaran mainwire kemudian dibengkokkan sejajar mainwire
mendekati dan menempel pada gigi yang akan digerakkan dari arah palatinal/lingual.
Ukuran kawat yang biasa dipakai adalah 0.5 - 0,6 mm.
Pegas Kantilever Ganda (Pegas Z)
Pegas ini untuk menggerakkan gigi anterior ke labial.
Lengan pegas harus selebar mesiodistal insisivi yang digerakkan agar pegas tidak
kaku.
Pegas harus terletak pada permukaan palatal gigi yang didorong, jika tidak maka
pegas akan mudah tergelincir dan menyebabkan intrusi.
Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat koil yang jauh
dari gigi, kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.

3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring


Pir ini dipakai untuk meretraksi gigi kaninus atau premolar ke distal
Pemasangannya dapat dipatrikan pada busur labial atau ditanam dalam plat akrilik
Dibuat dari kawat berdiameter 0,6 – 0,7 mm.
Ada 3 jenis :
a. Pegas Bukal Tanpa Penyangga
 Berfungsi untuk menggerakkan kaninus yang terletak di bukal yang harus
digerakkan ke arah palatal dan distal
 Pegas bukal seringkali tidak disenangi karena tidak nyaman bagi pasien,
kadang-kadang sukar diaktivasi dan kurang stabil dalam jurusan vertikal
 Penempatan lengan-lengan harus benar pada tempatnya karena lengannya
panjang jadi mudah tergelincir. Terutama jika pegas jatuh pada bidang
miring, seringkali pegas tergelincir menyusuri bidang miring tersebut.
 Aktivasinya hanya sebesar 1 mm (krn pegas dibuat dari kawat 0,7
sehingga defleksi sedikit saja, kekuatan cukup besar)
 Desain dan pembuatan pegas bukal harus benar terutama pada saat
pembuatan cetakan, sulcus bukal dan batas mukosa harus jelas, sehingga
nantinya pegas tidak mengenai keduanya
 Bisa ditambah koil supaya lebih lentur
 Aktivasi distal : lengan depan ditarik ke distal, koil ditahan dengan tang
pembentuk lup
 Aktivasi palatal : lengan depan sesudah koil dibengkokkan ke arah palatal
b. Retraktor Bukal Berpenyangga
 Kawat yang digunakan 0,5 mm yang diberi penyangga tabung baja
nirkarat dengan diameter 0,5 mm
 Mempunyai kelenturan 2 kali lebih baik daripada pegas bukal tidak
berpenyangga sebab lengan pegas yang tidak bertabung dibuat dari
kawat yang kecil
 vertikal cukup bagus karena adanya tabung penyangga
 Aktivasi 2 mm dan jangan membengkokkan pegas ke bagian yang baru
muncul dari tabung penyangga karena akan mudah patah.
 Cara aktivasi sama seperti pegas bukal tanpa penyangga

c. Retraktor Bukal dengan Lup Terbalik


 Digunakan bila sulkus bukal rendah seperti di RB
 Kawat yang digunakan diameternya 0,7 mm
 Kelenturan pegas tergantung pada tinggi lup vertikal
 Pegas ini kaku dalam bidang horisontal sehingga tidak stabil arah vertikal
 Cara aktivasi adalah dengan membengkokkan ujung pegas kemudian
memotong ujung pegas sepanjang 1mm
4. Pir Kontinyu / Continous spring
Pir ini berfungsi untuk mendorong dua gigi atau lebih secara bersama-sama
kearah labial/bukal misalnya gigi-gigi insisivus, kaninius atau premolar.
Pemasangan bisa dengan dipatrikan pada mainwire atau basisnya di tanam dalam
plat akrilik. Basis yang dipatrikan pada mainwire membentuk sudut 45°
kemudian dibelokkan sejajar dengan main wire, pada satu sisi dari gigi-gigi yang
akan digerakkan membelok kemudian menempel pada permukaan
palatinal/lingual membentuk busur pendorong untuk kemudian membelok
kembali ke arah berlawanan membentuk basis dengan pematrian pada sisi
sebelahnya
 Apabila premolar (kadang kaninus) harus digerakkan ke bukal
dan penggunaan kantilever pada pasien sukar
 Pegas T digunakan untuk menggerakkan gigi premolar ke
bukal.
 Kawat 0,5 mm
 Prinsip mekaniknya sama dengan pegas kantilever tapi
kelenturannya berkurang karena tidak punya koil
 Aktivasi sedikit saja, jika terlalu banyak pasien akan sukar
memasang piranti
 Kekuatan yang diberikan oleh pegas mempunyai 2
komponen :
- Horisontal
-vertikal
 Aktivasi : dilakukan dengan cara menarik pegas menjauhi
lempeng akrilik
 Pegas ini kaku sehingga aktivasinya sedikit
 Apabila gigi sudah bergerak agak banyak padahal
belum ,mencapai letak yang diinginkan, pegas dapat
Pegas Coffin
 Pegas ini digunakan untuk mengekspansi lengkung gigi ke
arah transversal, misalnya pada kasus gigitan silang posterior
uilateral dengan displacement mandibula.
 Terbuat dari kawat berdiameter 1,25mm
 Sebelum pegas diaktivasi, lempeng akrilik perlu diberi tanda
dengan mengebor sedikit masing-masing satu titik di samping
belahan lempeng akrilik. selanjutnya dengan divider diukur
jarak dua titik tersebut. Untuk mengaktivasi jangan
menggunakan tang karena akan mudah distorsi. Sebaiknya
hanya enggunakan tangan untuk menarik kedua bagian akrilik
anterior ke lateral. Kemudian ukur jarak dua titik tersebut yang
harus lebih lebar daripada sebelum diaktivasi, sehingga
besarnya aktivasi dapat diketahui.
 Harus diperhatikan ketika menarik, arah kedua lempeng
akrilik harus benar-benar dalam satu bidang horizontal. Jika
sampai tertarik ke arah vertikal, peranti menjadi tidak sesuai
lagi dengan keadaan rongga mulut sehingga peranti tidak
 Digunakan untuk menarik geligi anterior ke arah palatal/lingual, sehingga
inklinasi gigi ke arah labial bisa terkoreksi, dan juga untuk mengurangi
jarak gigit
 Pemilihan penggunaan busur tergantung pada operatornya dan tergantung
pada banyaknya retraksi yang dikehendaki
 Biasanya diameter kawat yang digunakan 0,7 mm
 Untuk menggerakkan gigi anterior ke palatal untuk protrusi yang ekstrem
menggunakan busur yang lentur seperti retraktor Roberts dibuat dari kawat
0,5 mm
 Untuk menarik gigi anterior sedikit digunakan busur yang kurang lentur

• Bagian-bagiannya :
a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di
ujung Verkeilung melewati daerah interdental gigi.
c. Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop
Macam-macam U loop :
1. Lup vertikal : yaitu lup U dalam arah vertikal, berguna untuk
mengaktifkan busur labial dengan menyempitkan kaki lup ketika meretraksi
gigi-gigi ke palatinal/lingual.
2. Lup Horisontal : untuk menjaga ke dudukan busur labial dalam arah
vertikal dan dapat dipakai untuk mengintrusikan dan mengekstrusikan gigi-
gigi anterior.
3. Lup kombinasi vertikal dan horisontal: Lup kombinasi ini dimaksudkan
agar dapat digunakan untuk meretraksi dan mengintrusi atau mengekstrusi
gigi-gigi anterior. Posisi lup ini tergantung kepada macam busur labial yang
digunakan umumnya 1mm diatas permukaan mukosa gingiva, bebas dari
vornic yaitu kira-kira setinggi pertengahan jarak cervico-vornic.
4. Lup ganda (double Uloop) : Yaitu lup vertikal dengan dua belokan
berbentuk huruf U dimaksudkan untuk mem perbanyak tempat pengaktipan
sehungga retrusi gigi anterior dapat dilakukan lebih besar lagi dari pada lup
tunggal
a. Busur Labial dengan Lup ‘U’

Dibuat dari kawat dg diameter 0,7 mm


Kelenturan terutama tergantung pada tinggi vertikal Lup u
Paling sering digunakan karena desainnya sederhana dan
mudah dibuat
Karena kedalaman sulkus terbatas, menyebabkan busur ini
kaku dlm jurusan horizontal tetapi lentur dalam jurusan
vertikal sehingga stabilitas tidak baik
Keuntungan busur ini untuk mengurangi jarak gigit yang
sedikit dan atau bila diperlukan untuk meratakan insisif, dapat
digunakan bersama pegas palatal untuk
retraksi kaninus, setelah kaninus teretraksi, busur labial ini
diaktifkan untuk retraksi insisif
Hanya diperlukan aktivasi sedikit saja , jangan lebih dari 1
mm
Cara aktivasi Busur :
digunakan tang pembentuk lup untuk mengaktifkan busur labial
a. Lup dipegang dengan tang
b. Tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup dengan tang
c. Dengan melakukan B, kaka horizontal busur akan bergerak ke
arah insisal
d. kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan kaki horizontal busur di tengah gigi
b. Busur Labial dengan Self – Straigtening Wires
Modifikasi busur labial yang lentur dengan penambahan self straightening
wires pada busur labial dengan lup U
Pegas ini cenderung menyebabkan lengkung gigi anterior menjadi datar
Aktivasi : dilakukan dengan cara menutup lup U dari busur, jika perlu
diatur tinggi busur labial
Self straightening wires digulung kendor pada busur agar dapat bergerak
bebas pada busur penyangganya
c. Busur Labial dengan Lup ‘U’ Terbalik
Sama dengan busur labial , tapi lupnya terbalik
Lup harus tidak berkontak dengan cangkolan pada Molar pertama, agar
tidak mengganggu aktivasi
Busur ini dapat menghalangi kaninus bergerak ke arah bukal pada waktu
diretraksi
Busur ini agak kaku, sehingga aktivasi tidak boleh lebih dari 1 mm

Aktivasi dilakukan dengan 2 tahap :


- Membuka lup vertikal dengan cara menekan ujung lup dengan tang
- Busur dibengkokkan pada dasar lup agar tinggi busur kembali seperti semula.
Kelenturannya bisa juga ditambah dengan menambah self straightening wire
d. Busur Mills ( Mill’s Bow)
 Busur ini dibuat dari kawat 0,7 dengan kelenturannya
bertambah oleh karena kedua lupnya diperlebar
 Karena lup yang lebar, pasien merasa kurang nyaman
 Aktivasi harus hati-hati untuk menghindari trauma pada
mukosa bukal

Cara memeriksa aktivasi


Prinsip pada aktivasi busur= pegas bukal
Ditentukan satu titik pd lempeng akrilik kemudian diukur
jarak dari busur ke titik tersebut sewaktu peranti masih di
dalam mulut.
Peranti dilepas dan diaktivasi, kemudian diukur jarak busur
ke titik yang dipakai untuk referensi
Jaraknya harus lebih pendek drpd sebelum diaktivasi
e. Retraktor Roberts
Diameter 0,5 mm, terdapat koil pada kedua ujungnya
Bagian kawat sesudah koil dimasukkan ke tabung baja
nirkarat untuk menyangga busur sehingga busur tidak
mudah distorsi
Bagian horizontal busur dibentuk sesuai dengan
lengkung insisif yang dikehendaki
Kelenturan pada lengan vertikal dengan koil berdiameter
3 mm
Dapat diaktivasi sampai 3 mm krn busur ini lentur
Tempat diaktivasi jangan pada kawat yg baru keluar dari
tabung karena mudah patah
Busur diaktivasi pada lengan pegas vertikal di bawah
koil
Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire)
Merupakan lengkung kawat dibagian palatinal / lingual gigi
anterior berfungsi untuk :
1. Mempertahankan lengkung gigi bagian palatinal / lingual.
2. Tempat pematrian auxilliary springs auxilliary
3. Untuk mempertahankan kedudukan auxilliary springs
4. Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut
Sekrup ekspansi
Sekrup ekspansi menurut jumlah pinnya ada dua macam, yaitu tunggal dan
ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, tetapi sekrup dengan pin
tunggal lebih berguna pada tempat sempit, misalnya pada rahang bawah.
Salah satu keuntungan sekrup ekspansi adalah dapat digunakan untuk
menggerakkan gigi tetapi gigi tersebut juga digunakan sebagai piranti
retensi. Sekrup ekspansi menurut arah ekspansinya dibagi menjadi :
- Skrup ekspansi transversal diindikasikan pada berdesakan dengan
diskrepansi < 4 dan gigitan silang posterior. Ekspansi tidak boleh melebihi
basis apikal.
- Skrup ekspansi sagital diindikasikan untuk gigitan silang
anterior.
- Kombinasi ekspansi sagital dan transveral yaitu alat yang
berbentuk Y plate yang memakai 2 skrup yang ditempatkan
didepan caninus dan sejajar geligi samping.
Untuk mengaktifkan sekrup ekspansi dilakukan
pemutaran kundi yang tersedia sesuai dengan arah
perputaran yang biasanya berupa tanda panah. Sekrup
diputar seperempat putaran seminggu sekali. Operator
perlu mengajari pasien atau orang tuanya cara
memutar sekrup dengan benar. Biasanya aktivasi
dilakukan seminggu sekali oleh pasien sendiri. Untuk
mengontrol pasien memutar sekrup dengan benar,
operator dapat memutar sekrup ke arah berlawanan
dan menghitung apakah pemutaran sesuai dengan
yang seharusnya. Bila sekrup diputar setiap minggu
tapi pasien tidak mau memakai alat biasanya alat tidak
dapat dipakai karena alat lebih lebar atau melebihi
panjang daripada lengkung gigi
Komponen Pasif
Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan berguna untuk
mempertahankan bentuk atau pergerakan gigi yang telah dilakukan oleh
alat aktif, agar tidah berubah atau relaps.

Komponen pasif pada alat ortodonti lepasan meliputi :


1. Cangkolan Adam’s
2. Busur labial pendek

3. Bite Plane pada lempeng akrilik

Anterior Bite Plane


Posterior Bite Plane
4. Cangkolan southend
Meskipun memiliki fungsi yang sama, yaitu
sebagai komponen aktif, namun alat-alat ini memiliki
fungsi tersendiri. Cangkolan Adam’s juga berfungsi
sebagai komponen retentif yang banyak digunakan
pada daerah posterior. Busur labial pendek berfungsi
sebagai penambah retensi pada regio anterior dan
sebagai komponen pasif ia akan menghalangi
pergerakan gigi-gigi anterior. Bite plane pada sisi
anterior amupun posterior disamping digunakan
sebagai komponen pasif, juga berfungsi sebagai
pengkoreksi cross bite baik anterior (bite plane
posterior) maupun posterior (bite plane anterior).
Cangkolan southend juga berfungsi sebagai komponen
retensi di daerh anterior selain sebagai komponen
pasif.
Komponen Penjangkaran
Pejangkaran merupakan suatu unit yang menahan reaksi
kekuatan yang dihasilkan oleh komponen aktif piranti lepasan .
Komponen aktif berfungsi menggerakkan gigi sedangkan
komponen penjangkar berfungsi sebagai penahan dari gigi yang
tidak di gerakkan. Penjangkaran harus memiliki kekuatan yang
paling tidak besarnya sama dengan atau lebih besar dari pada
kekuatan yang di berikan oleh komponen komponen aktif
dengan arah berlawanan.
Penjangkaran Intra Oral
Penjangkaran yang berada dalam rongga mulut. Sumber utama
penjangkaran adalah gigi gigi yang tidak di gerakkan dengan
piranti, melalui cangkolan dan kontak gigi dengan lempeng
akrilik. Penjangkaran intra oral yang sering di pakai adalah
penjangkaran sederhana (simple)

a. Penjangkaran intermaksiler
Penjangkar yang terletak pada rahang yang berbeda dengan
gigi yang digerakkan. Semisal gigi yang digerakkan berada
pada rahang atas sedangkan penjangkar terletak pada rahang
bawah. Berikut adalah contoh gambarnya.
Penjangkaran intermaksiler ini dapat dikatakan tidak pernah digunakan
pada piranti lepasan karena piranti lepasan yang menjadi penjangkar akan
mudah terlepas karena daya tarik elastic yang dipasang antara 2 piranti
tersebut.
b. Penjangkar intramaksiler
Penjangkar yang terletak pada rahang yang sama dengan gigi yang di
gerakkan. Contoh kasusnya adalah gigi insisif rahang atas akan di gerakkan
kea rah palatal maka gigi molar pertama permanen rahang atas, premolar
kedua rahang atas dan caninus rahang atas merupakan penjangkarnya. Berikut
adalah contoh gambarnya.
b.1 penjangkar sederhana (simple encourage)
Suatu penjangkaran yang menggunakan gigi yang mempunyai tahanan lebih
besar sebagai penjangkar untuk menggerakkan gigi yang mempunyai
tahanan lebih kecil semisal gigi yang di gerakkan adalah gigi insisif, molar
pertama permanen sebagai penjangkarnya, molar pertama di pilih karena
memiliki tahanan dan luas permukaan akar yang jauh lebih besar di
bandingkan dengan insisif.
b.2 penjangkaran stasioner
merupakan penjangkaran dimana gigi penjangkarnya tidak bergerak sama
sekali. Sudah jarang dan tidak pernah di gunakan dalam piranti lepasan.
b.3 penjangkaran resiprokal
merupakan penjangkaran dengan pergerakan minimal dimana apabila 2 gigi
atau kelompok gigi yang mempunyai tahanan yang seimbang atau sama
bergerak pada arah yang berlawanan. Berikut adalah contoh gambarnya
Penjangkaran Ekstra Oral
Penjangkaran ekstraoral digunakan jika alat lepasan membutuhkan
tambahan penjangkaran. Penjangkaran ekstraoral terdiri dari headgear dan
facebow atau j hook yang meneruskan kekuatan dari headgear ke peranti
lepasan di dalam mulut. Komponen aktif yang terdapat pada headgear
adalah elastic yang menghubungkan headgear dan facebow.
Headgear

Headgear dibagi menjadi dua yaitu headcap dan neck strap. Neck strap
ini tidak begitu menyolok dibandingkan dengan headcap, tetapi arah
tarikanya kebelakang dan agak kebawah sehingga menyebabkan peranti
lepasan rahang atas cenderung terlepas.

Facebow
Facebow terdiri atas busur dalam (inner bow) dan busur luar
( outerbow). Untuk penambahan penjangkaran, facebow harus terpisah
tetapi sewaktu-waktu dapat dihubungkan dengan peranti dengan cara
memasukkan ujung busur dalam ke tabung metal yang disolder pada
jembatan cangkolan Adams pada molar pertama permanen.
Kait J (J hook)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai