PROPOSAL
Oleh
Francisco Xavier Punef
Nim. 40621074
KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan UKM PKL III dengan judul “UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP MELALUI PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU LANSIA
DESA PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan III tahap
Profesi Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat.
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Afrida Nurmalasi, drg, MdSc., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
2. drg. Yosua Nugroho, selaku Kepala Puskesmas panggungrejo, Kabupaten Blitar sekaligu
sebagai pembimbing lapangan yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu proses
pelaksanaan PKL III ini.
3.drg., Multia Ranum Sari, M.Med.Ed selaku pembimbing Akademik yang banyak memberikan
bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.ini.
4. Segenap staf dan karyawan Puskesmas Panggungrejo, yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan program ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL III.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan karena
manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap laporan ini dapat memberikan sumbangan
pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi
masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ................................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
2.2. Tujuan .......................................................................................................... 4
1.2.1.Tujuan Umum ........................................................................................ 4
1.2.2.Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.3. Sasaran......................................................................................................... 4
1. 4. Manfaat ....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
2.1 Definisi Kualitas Hidup ........................................................... 5
2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Lansia.................. 5
2.2 Definisi Lanjut Usia (Lansia)............................................................ 6
2.4 Pengertian Pelayanan Kesehatan ...................................................... 7
2.4.1 Tujuan Pelayanan Kesehatan ............................................................ 7
2.4.2 Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya
................................................................................................... 8
2.4.3 Pengaturan Sistem Usaha Pelayanan Kesehatan .................... 8
2.4.4 Jenis-Jenis Organisasi Pelayanan Kesehatan ......................... 9
2.4.5 Pengertian Posyandu ............................................................ 10
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ...................................................... 11
3.1 Visi , Misi, dan Tata nilai......................................................................... 11
3.1.1Visi Puskesmas Panggungrejo ........................................................ 11
3.1.2 Misi Puskesmas Panggungrejo ...................................................... 11
3.1.3 Tata Nilai ....................................................................................... 11
3.2 Motto Puskesmas ............................................................................11
3.3 Identitas Puskesmas ........................................................................11
3.4 keadaan geografis............................................................................12
3.4.1 Wilayah Kerja Puskesmas ....................................................12
3.5 Kependudukan, Fasilitas Umum .....................................................14
3.5.1 Data kependudukan ..............................................................14
3.6 Struktur Organisasi ................................................................................... 15
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
........................................................................................................................ 16
4.1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 17
4.2 Pemilihan Prioritas Masalah ..................................................................... 18
4.3 Penentuan Penyebab Masalah ................................................................... 21
3.4 Prioritas Penyebab Masalah ...................................................................... 22
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................. 23
4.5 Pemecahan Masalah Terpilih Menggunakan CARL Score ...................... 24
iii
iiii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL), kualitas hidup adalah
kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari – hari, ketergantungan
pada bantuan medis, kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan kelelahan,
mobilitas, aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu perasaan positif,
penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir, belajar, konsentrasi, mengingat,
selfesteem dan kepercayaan individu, hubungan sosial lansia yaitu dukungan sosial, hubungan
pribadi, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan yaitu lingkungan rumah, kebebasan,
keselamatan fisik, aktivitas di lingkungan, kendaraan, keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan
kepedulian sosial. Kualitas hidup dipengaruhi oleh tingkat kemandirian, kondisi fisik dan
psikologis, aktifitas sosial, interaksi sosial dan fungsi keluarga. Pada umumnya lanjut usia
mengalami keterbatasan, sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi mengalami penurunan.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sehingga memiliki peran yang sangat penting
dalam perawatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (Yuliati dkk, 2014).
Agar kualitas hidup lansia meningkat, maka dalam penyesuaian diri dan penerimaan segala
perubahan yang dialami, lansia harus mampu melakukan hal tersebut. Selain itu, lingkungan yang
memahami kebutuhan dan kondisi psikologis lansia membuat lansia merasa dihargai. Tersedianya
1
media atau sarana bagi lansia membuat lansia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
(Sutikno, 2007). Berdasarkan penelitian tentang kualitas hidup, kualitas hidup penduduk Indonesia
dengan kriteria kurang, lebih banyak dijumpai pada golongan umur lanjut, perempuan, tingkat
pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal di daerah pedesaan, serta sosial ekonomi tergolong
miskin. Penduduk yang menderita penyakit tidak menular, cedera, menderita gangguan mental
emosional, menyandang faktor risiko antara, dan tinggal di rumah dengan lingkungan terpapar
memiliki kualitas hidup kurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penduduk
adalah golongan umur, kemudian adanya gangguan mental emosional, tinggal di rumah dengan
lingkungan terpapar dan jenis kelamin (Pradono dkk, 2007).
2
Secara administratif, Desa Panggungrejo terletak di wilayah Kecamatan Gondanglegi
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Ganjaran. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gondanglegi Kulon.
Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukosari, sedangkan di sebelah barat berbatasan
dengan Desa Bulupitu. Jarak tempuh Desa Panggungrejo ke ibu kota kecamatan adalah 6 km, yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 Menit. Luas Wilayah Desa
Panggungrejo adalah 203,8 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang
dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan
ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 60 Ha. Luas lahan
yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 22,50 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan
perkebunan adalah 118 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut:
untuk perkantoran 0,50 Ha, sekolah 1,8 Ha, dan tempat pemakaman umum 1 Ha. Secara
keseluruhan tanah Desa Panggungrejo subur, terutama untuk tanaman perkebunan seperti, jenis
tanaman tebu yang merupakan tanaman handalan. Sedangkan keberadaan testur tanah yang
lembek dan tidak berfungsinya drainase di kanan-kiri jalan serta seringnya jalan di lewati truk
pengangkut tebu mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenanya, pilihan teknologi untuk
membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan utama. Sejarah
Desa Panggungrejo sendiri salah satunya tidak terlepas dari masalah pemilihan Kepala Desa,
Karena sejak pertama kali pemilihan kepala desa dipilih secara langsung oleh masyarakat dan
calonnya biasanya lebih dari satu orang. Dimana setiap kali ada pemilihan kepala desa masyarakat
sangat antusias sekali mengikuti pemilihan tersebut, sehingga suasana pemilhan kepala desa
tersebut sangat ramai. (https://id.wikipedia.org/wiki/Panggungrejo: 17 Januari 2023).
3
1.2 Tujuan
Sasaran kegiatan adalah kualitas hidup lansia melalui pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia
Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
1.4 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kualitas Hidup
Kualitas hidup adalah persepsi seseorang/individu terhadap kehidupannya dimasyarakat dalam
konteks budaya dan sistem nilai yang ada terkait dengan tujuan, standar, dan perhatian. Kualitas
hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik, psikologis, tingkat
kemandirian atau sosial dan hubungan individu dengan lingkungan (Puspadewi, 2017). Sehingga
dimensi dalam kualitas hidup meliputi : dimensi kesehatan fisik, psikologis, social dan lingkungan.
(Ekawati dkk, 2020).
Dalam literatur yang dibaca, untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas lansia dan harus ditingkatkan upayanya :
a. Dukungan Keluarga
Salah satu faktor pendukung peningkatan kualitas hidup seorang lansia adalah
dukungan yang baik dari keluarga. Secara signifikan fungsional seorang keluarga
membantu menciptakan sumber daya psikologis yang seimbang dan konklusif,
memotivasi dan menggerakkan pertumbuhan pribadi yang menyenangkan. Dalam faktor
ini upaya yang harus dilakukan adalah memberi edukasi kepada keluarga agar lebih
meningkatkan kesadaran diri untuk menjaga, memberi perhatian yang cukup kepada
lansia. Pada fase lansia ini pastinya akan merasakan kesepian karena para anak cucunya
sudah mempunyai kesibukan tersendiri, sehingga terkadang lupa jika masih mempunyai
orang tua yang sudah berumur.
Dengan adanya dukungan sosial dari beberapa pihak menjadi pengaruh besar terhadap
kondisi setiap individu. Adanya seseorang pendukung yang dapat dipercaya untuk
memberi perhatian, semangat, motivasi, solusi, atau bantuan lainnya. Hal tersebut
memberi dampak yang positif untuk meningkatknya kualitas hidup atau kesejahteraan
hidup bagi individu yang berkaitan.
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai sector
kehidupan. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan lansia dan
angka kesakitan lansia juga meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan morbiditas bagi para lanjut
usia jika tidak tertangani dengan baik, dapat menyebabkan dampak buruk bagi kualitas hidup
lanjut usia yang berujung pada meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Adaptasi terhadap
proses penuaan sangatlah diperlukan sehingga lansia tetap dapat mempertahankan kualitas hidup,
banyak faktor yang harus dijadikan fokus perhatian karena dalam menentukan kualiatas hidup
lansia tidaklah dapat berdiri sendiri (Wikananda, 2017).
Upaya yang dapat dilakukan terhadap quality of life pada lansia dengan memberikan perhatian
dan perawatan yang baik sehingga lansia hidup dalam keadaan tetap sehat, aktif serta menikmati
masa tua dengan bahagia, dan meningkatkan kualitas hidup lansia (Azwan, 2015).
Lanjut usia adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tahap-tahap kehidupannya yaitu neonatus, balita, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa,
dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).
Lansia adalah satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan
perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya, dimana individu menjadi tua dan seluruh organ
6
tubuh mulai tidak berfungsi dengan baik (Hadi, 2014). Seseorang disebut lansia jika telah berusia
60 tahun keatas dengan batasan yaitu lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
antara 75-90 tahun dan sangat tua (very old) diatas 90 tahun (WHO, 2016).
Menurut Prof. Dr. Soekidjo NotoatmojoPelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(
peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba 1973, Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalamsuatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan mencembuhkanpenyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanyaadalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok ataumasyarakat, lingkungan.
Pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang
pelayanan geriatrik/gerontologik. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan
perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus. Kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup),
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya
untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi,
penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus,
mendahulukan para lanjut usia.
Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit) Terdiri dari :
Preventif primer
7
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik
Preventive sekunder
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
caramengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
Preventif tersier
Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah
mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.
Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkankesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya :
Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik.
Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah
tidak dapatditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Contoh : Rumah Sakit tipe C dan
Rumah Sakit tipe D.
Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani
olehpelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit
tipe B.
Pelayanan kesehatan yang terkelola sebagai suatu cara untuk mengendalikan biaya
pelayanan kesehatan. Namun, perundang-undangan yang masih berlaku telah menunjukan
8
bahwa pemerintah federal dan negera bagian sedang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Pelayanankesehatan berlanjut disepanjang tahun 1990-an, sistem usaha pelayanan kesehatan
yang terkelolaakan menjadi komponen sentral. Sistem pelyanan yang terpadu memiliki manfaat
yang lebih besardaripada system tungggal yang mengandalkan seorang dokter dan pembayaran
jasa secaralangsung. Pemerintah menyelenggarakan program kesehatan yang digerakkan oleh
imbalan jasasampai kestandarisasi pasar usaha kesehatan swasta yang bias diandalkan dalam hal
menekanbiaya dan menjaga kualitas layanan. Sementara itu, pelayanan kesehatan kemungkinan
besar akanterus mengalami perubahan bertahap yang mendukung perkembangan lebih lanjut dari
system usaha pelayanan kesehatan yang terkelola disetiap pangsa pasar (Kongstevedt, 1987).
HMO adlah pelayanan kesehatan yang terorganisir yang bertanggung jawab untuk
pembiayaanmaupun pemberian sejumlah besar layanan kesehatan kepada sejumlah
penduduk yang telahmendaftarkan diri menjadi pesertanya. Dari banyak sudut, HMO dapat
dilihat sebagai sebuahpemberian layanan kesehatan. Sebagai akibat dari tanggung jawab
mereka untuk menyediakanlayanan kesehatan kepada anggotanya. Lima model HMO yang
umum adalah model staf, praktikkelompok, jaringan kerja, asosiasi praktek perorangan,
dan kontrak langsung. Perbedaan utama dariHMO adalah bagaimana HMO berelasi
dengan dokter-dokter yang berpartisipasi.
PPO adalah badan usaha yang mengadakan kontrak dengan pemilik usaha tunjangan
kesehatan dan asuransi kesehatan untuk membeli asuransi kesehatan untuk
membelilayanan kesehatan bagi anggota-anggota yang ditunjangnya. Dari sekelompok
terpilih dan parapenyedia yang berpartisipasi.
Kebanyakan PPO mengadakan kontak langsung dengan rumah sakit-rumah sakit, para
dokter, danfasilitas diagnosis lainnya.
9
2. Harga pelayanan yang telah dirundingkan
4. Manajemen Penggunaan
10
yang berhadapan langsung dengan masyarakat agar dapat memfasilitasi serta mendukung semua
kegiatan yang diadakan posyandu sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
(Zainuddin, 2016)
11
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Nomor : Pt3505030201
11
No. Telepon : 08113653535
Email : pkm.panggungrejo@gmail.com
Berikut ini adalah data wilayah kerja, sarana Prasarana, karateristik wilayah, dan data kependudukan
dari puskesmas panggungrejo:
Luas wilayah kerja puskesmas panggungrejo kurang lebih 119,04 km2, keadaan medan puskesmas
terdiri dari dataran rendah ± 20% dan dataran tinggi ± 80%.
- Desa Margomulyo
- Desa Bumiayu
12
- Desa panggungsari
- Desa Sumberagung
- Desa Balerejo
- Desa Panggungrejo
- Desa Kalitengah
- Desa Serang
- Desa Kaligambir
- Desa Sumbersih
13
Sumberagung , Desa Balerejo , Desa Panggungasri , Desa Serang, Desa Sumbersih, Desa
Kaligambir, dan Desa Kalitengah.
c. Kondisi Wilayah Kerja
Secara umum kondisi wilayah kerja Puskesmas Panggungrejo ada dua dataran yaitu
dataran tinggi ± 80 % dan dataran rendah ± 20 %.
3.5 Kependudukan, Fasilitas Umum
3.5.1 Data kependudukan
No. Nama Desa Jumlah jiwa Jumlah JML JML JML
KK DSN. RW RT
L P
1 Desa Balerejo 1.923 1.893 1371 2 7 24
2 Desa Bumiayu 1.580 1.569 1172 3 6 21
3 Desa Kaligambir 3.464 3.277 2464 5 7 27
4 Desa kalitengah 3.928 3.781 2768 6 12 39
5 Desa Margomulyo 3.199 3.116 2350 2 5 21
6 Desa Panggungasri 1.872 1.821 1329 2 4 16
7 Desa panggungrejo 4.960 4.704 3580 3 14 56
8 Desa Serang 2.582 2.438 5020 3 7 27
9 Desa sumberagung 1.553 1.351 3065 2 6 22
10 Desa sumbersih 1.424 1.351 2775 4 4 18
Jumlah 26.485 25.461 51946 32 74 271
14
3.6 Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
drg. YOSUA NUGROHO
PJ MUTU
dr. YENI ARDIANTI
TIM KESELAMATAN TIM PPI PJ ADMEN PJ UKM PJ UKP ( dr. PJ K3 (Magdalena PJ AI (Edy PJ MENRIS (Lilik SURVEI SURVEI SMD
PASIEN (Shanty (Iswahyuni, (Nyono, S.Kep. (Mariyam, Imtina Ahda) Tri Lipatini, Susanto, Anisah, PUSKESMAS (Luhur Budiati,
Trimukti Sayekti, S.ST.Keb) Ners) S.ST.Keb) A.Md.Kep) A.Md.Kes.Gi) S.ST.Keb) S.S.T. Keb)
A.Md.Keb)
15
PJ UKM ESSENSIAL DAN
KEPERAWATAN KESMAS (MARIYAM)
P2 DBD , MALARIA
KESPRO (Shanty POSKESTREN
(SUHARI)
(Trijata Ajeng
Trimukti Sayekti,
Rahmajayati
A.Md.Keb)
P2 KUSTA (Ratna Amd.Keb)
Wijayanti, A.Md.Kep)
MTBS (Lilik Anisah,
S.ST.Keb)
P2 TB (Magdalena Tri
Lipatini, A.Md.Kep)
HIV/AIDS (Novita
Kurniasari, A.Md.Kep)
PTM (Lusiana,
S.ST.Keb)
16
17
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan laporan data PKP 2021 Puskesmas panggungrejo tahun 2021, ditemukan beberapa masalah yang masih dihadapi oleh Puskesmas panggungrejo Blitar.
17
4.2 Pemilihan Prioritas Masalah
Dalam penelitian ini untuk memilih prioritas masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan cara untuk menetap
menentukan prioritas dengan memperhatikan : - Urgensi, waktu untuk menyelesaika nmasalah tersebut (mendesak/ tidak) - Keseriusan, masalah ini akan berdampak
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak. - Berkembangnya masalah sehingga sulit dicegah. Adapun langkah-langkah sebagai
berikut : - Penyusunan dafta rmasalah - Mengklarifikasi masalah dan menjelaskan masalah yang ditemukakan. - Memban dingkan frekuensi kemunculan masalah setelah
dibandingkan. Ada pun hasil perbandingan masalah berdasarkan Urgency, Seriousness, dan Growth dan perhitungan frekuensike munculan masalah setelah dibandingkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
18
19
Keterangan :
USG dilakukan oleh : P1 : ………Selaku Pembimbing Lapangan Puskesmas panggungrejo P2 : Ibu
Endang, Selaku Pemegang Program posyandu lansia P3 : Drg. Yosua Nugroho Selaku Pembimbing
Operasional Puskesmas panggungrejo
5 = Sanggat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1= Sangat Kecil
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG diatas maka dapat disimpulkan bawah
prioritas masalah uapaya peningkatkan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelayanan Kesehatan Posyandu
Lansia
19
4.3 Penentuan Penyebab Masalah
Penyebab Masalah Dari prioritas masalah tersebut, maka dilakukan brainstorming oleh pengelola program Puskesmas untuk mencari penyebab masalah. Selanjutnya dipetakan
dengan menggunakan diagram Fishbone diagram. Hasil pemetaan penyebab masalah dengan menggunakan diagram Fishbone seperti gambar dibawah ini:
Dari akar penyebab masalah pada diagram fishbone, maka selanjutnya dicari penyebab yang paling mungkin dengan menggunakan metode CARL, CARL ini dilakukan
Bersama dengan kesepakatan pegawai Puskesmas Panggungrejo. Hasil CARL sebagaimana table berikut :
Dari berbagai penyebab masalah tersebut, ditentukan prioritas penyebab masalah dengan metode CARL
N Alternatif pemecahan masalah Capability Accessibility Readines Leverag Skor Total CARL Ranking
O s e
Penyuluhan dengan media ceramah di posyandu lansia 4 4 4 4x4x4 64 1
Membuat poster pengaruh kualitas hidup terhadap
kesehatan lansia 3 3 4 3x3x4 36 2
Mengadakan penyuluhan dengan menggunakan media
promosi berupa brosure dan video animasi 3 2 4 3x2x4 24 3
23
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari prioritas penyebab masalah diatas, maka ditetapkan pemecahan masalah dengan melakukan
brainstorming oleh petugas Puskesmas. Hasil brainstorming diperoleh alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:
1. Melakukan penyuluhan pada lansia tentang kualitas hidup dengan menggunakan media berupa
leaflet daan video.
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang diajukan, dipilih salah satu sebagai pemecahan
masalah terpilih dengan menggunakan metode capability, accessibility, readiness, and leverage (CARL).
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
b. Accessibility, kemudahan masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan.
c. Readiness, kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.
d. Leverage, seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah
yang dibahas
22
KEBUTUHA
TARGET KEBUTUHA SUMBER
N PENANGGUNG MITRA N INDIKATOR
KEGIATAN TUJUAN SASARAN SASARA N SUMBER PELAKSANAA PEMBIAY
O JAWAB KERJA ANGGARA KINERJA
N DAYA N AAN
N
Meningkatnya
Warga Tenaga pengetahuan
Bidan
Meningkatkan yang sudah kesehatan keluarga serta
Warga Desa dan
Pelaksanaan pengetahuan tentang masuk Puskesmas bidan desa masyarakat
1. kecamatan Kader Januari 2023 _ _
penyuluhan kualitas kualitas hidup lansia kategori Panggungrejo dan Kader tentang kualitas
Panggungrejo posyandu
hidup lansia melalui melalui pelayanan lanjut usia posyandu hidup lansia
lansia
pelayanan kesehatan kesehatan posyandu (Lansia) lansia melalui posyandu
posyandu lansia lansia lansia
23