Anda di halaman 1dari 36

PRAKTEK KERJA LAPANGAN III

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA MELALUI


PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU LANSIA
UPTD PUSKESMAS PANGGUNGREJO
KABUPATEN BLITAR

PROPOSAL

Oleh
Francisco Xavier Punef
Nim. 40621074

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademik.

Drg. Multia Ranum Sari, M.Med.Ed


Drg.Yosua Nugroho

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUTILMUKESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan UKM PKL III dengan judul “UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP MELALUI PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU LANSIA
DESA PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan III tahap
Profesi Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat.
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Afrida Nurmalasi, drg, MdSc., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
2. drg. Yosua Nugroho, selaku Kepala Puskesmas panggungrejo, Kabupaten Blitar sekaligu
sebagai pembimbing lapangan yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu proses
pelaksanaan PKL III ini.
3.drg., Multia Ranum Sari, M.Med.Ed selaku pembimbing Akademik yang banyak memberikan
bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.ini.
4. Segenap staf dan karyawan Puskesmas Panggungrejo, yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan program ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL III.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan karena
manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap laporan ini dapat memberikan sumbangan
pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi
masyarakat.

Blitar , November 2022


Francisco Xavier Punef

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Cover ................................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
2.2. Tujuan .......................................................................................................... 4
1.2.1.Tujuan Umum ........................................................................................ 4
1.2.2.Tujuan Khusus ....................................................................................... 4
1.3. Sasaran......................................................................................................... 4
1. 4. Manfaat ....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
2.1 Definisi Kualitas Hidup ........................................................... 5
2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Lansia.................. 5
2.2 Definisi Lanjut Usia (Lansia)............................................................ 6
2.4 Pengertian Pelayanan Kesehatan ...................................................... 7
2.4.1 Tujuan Pelayanan Kesehatan ............................................................ 7
2.4.2 Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya
................................................................................................... 8
2.4.3 Pengaturan Sistem Usaha Pelayanan Kesehatan .................... 8
2.4.4 Jenis-Jenis Organisasi Pelayanan Kesehatan ......................... 9
2.4.5 Pengertian Posyandu ............................................................ 10
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ...................................................... 11
3.1 Visi , Misi, dan Tata nilai......................................................................... 11
3.1.1Visi Puskesmas Panggungrejo ........................................................ 11
3.1.2 Misi Puskesmas Panggungrejo ...................................................... 11
3.1.3 Tata Nilai ....................................................................................... 11
3.2 Motto Puskesmas ............................................................................11
3.3 Identitas Puskesmas ........................................................................11
3.4 keadaan geografis............................................................................12
3.4.1 Wilayah Kerja Puskesmas ....................................................12
3.5 Kependudukan, Fasilitas Umum .....................................................14
3.5.1 Data kependudukan ..............................................................14
3.6 Struktur Organisasi ................................................................................... 15
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
........................................................................................................................ 16
4.1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 17
4.2 Pemilihan Prioritas Masalah ..................................................................... 18
4.3 Penentuan Penyebab Masalah ................................................................... 21
3.4 Prioritas Penyebab Masalah ...................................................................... 22
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................. 23
4.5 Pemecahan Masalah Terpilih Menggunakan CARL Score ...................... 24

iii
iiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakandalam memberikan layanan


Kesehatan kepada masyarakat. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yangtujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(
peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba
(1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatuorganisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yangdiselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat.

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL), kualitas hidup adalah
kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari – hari, ketergantungan
pada bantuan medis, kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan kelelahan,
mobilitas, aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu perasaan positif,
penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir, belajar, konsentrasi, mengingat,
selfesteem dan kepercayaan individu, hubungan sosial lansia yaitu dukungan sosial, hubungan
pribadi, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan yaitu lingkungan rumah, kebebasan,
keselamatan fisik, aktivitas di lingkungan, kendaraan, keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan
kepedulian sosial. Kualitas hidup dipengaruhi oleh tingkat kemandirian, kondisi fisik dan
psikologis, aktifitas sosial, interaksi sosial dan fungsi keluarga. Pada umumnya lanjut usia
mengalami keterbatasan, sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi mengalami penurunan.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sehingga memiliki peran yang sangat penting
dalam perawatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (Yuliati dkk, 2014).

Agar kualitas hidup lansia meningkat, maka dalam penyesuaian diri dan penerimaan segala
perubahan yang dialami, lansia harus mampu melakukan hal tersebut. Selain itu, lingkungan yang
memahami kebutuhan dan kondisi psikologis lansia membuat lansia merasa dihargai. Tersedianya

1
media atau sarana bagi lansia membuat lansia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
(Sutikno, 2007). Berdasarkan penelitian tentang kualitas hidup, kualitas hidup penduduk Indonesia
dengan kriteria kurang, lebih banyak dijumpai pada golongan umur lanjut, perempuan, tingkat
pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal di daerah pedesaan, serta sosial ekonomi tergolong
miskin. Penduduk yang menderita penyakit tidak menular, cedera, menderita gangguan mental
emosional, menyandang faktor risiko antara, dan tinggal di rumah dengan lingkungan terpapar
memiliki kualitas hidup kurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penduduk
adalah golongan umur, kemudian adanya gangguan mental emosional, tinggal di rumah dengan
lingkungan terpapar dan jenis kelamin (Pradono dkk, 2007).

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri


kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi
dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social
dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu
lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang
sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayaan
kesehatan.

Keberadaan puskesmas tersebar di berbagai sudut di Indonesia. Sesuai dengan namanya,


puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat melayani berbagai kebutuhan masyarakat utamanya
di bidang kesehatan. Melalui puskesmas, masyarakat diberikan fasilitas pengobatan seperti
pemeriksaan dengan dokter, imunisasi dan vaksin, cek laboratorium, dan masih banyak lagi
fasilitas yang di dapatkan melalui pelayanan puskesmas. Tanggung jawab dan tugas puskesmas
mengarah pada pembangunan berwawasan kesehatan dengan menganut konsep wilayah tertentu.
Itulah mengapa pembagian wilayah puskesmas ada di setiap kelurahan atau kecamatan di suatu
daerah. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
Kesehatan masyarakat dan perseorangan tingkat pertama. Puskesmas juga hadir dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif agar mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas tidak hanya melayani masyarakat secara
langsung, melainkan berkoordinasi dengan beberapa lintas sektor guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

2
Secara administratif, Desa Panggungrejo terletak di wilayah Kecamatan Gondanglegi
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Ganjaran. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gondanglegi Kulon.
Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukosari, sedangkan di sebelah barat berbatasan
dengan Desa Bulupitu. Jarak tempuh Desa Panggungrejo ke ibu kota kecamatan adalah 6 km, yang
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 Menit. Luas Wilayah Desa
Panggungrejo adalah 203,8 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang
dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan
ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 60 Ha. Luas lahan
yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 22,50 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan
perkebunan adalah 118 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut:
untuk perkantoran 0,50 Ha, sekolah 1,8 Ha, dan tempat pemakaman umum 1 Ha. Secara
keseluruhan tanah Desa Panggungrejo subur, terutama untuk tanaman perkebunan seperti, jenis
tanaman tebu yang merupakan tanaman handalan. Sedangkan keberadaan testur tanah yang
lembek dan tidak berfungsinya drainase di kanan-kiri jalan serta seringnya jalan di lewati truk
pengangkut tebu mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Karenanya, pilihan teknologi untuk
membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan utama. Sejarah
Desa Panggungrejo sendiri salah satunya tidak terlepas dari masalah pemilihan Kepala Desa,
Karena sejak pertama kali pemilihan kepala desa dipilih secara langsung oleh masyarakat dan
calonnya biasanya lebih dari satu orang. Dimana setiap kali ada pemilihan kepala desa masyarakat
sangat antusias sekali mengikuti pemilihan tersebut, sehingga suasana pemilhan kepala desa
tersebut sangat ramai. (https://id.wikipedia.org/wiki/Panggungrejo: 17 Januari 2023).

3
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelayanan Kesehatan Posyandu


Lansia di UPTD Puskesmas Panggungrejo Kabupaten Blitar

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia


b. Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Khusus bagi Lansia
c. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan keluarga tentang pentinya kualitas
hidup lansia memlalui pelayanan Kesehatan posyandu lansia
1.3 sasaran

Sasaran kegiatan adalah kualitas hidup lansia melalui pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia
Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas

a. Membantu dan mempermudahkan program promosi kesehatan di UPT Puskesmas


panggungrejo melalui pembuatan media penyuluhan dalam mensosialisasikan
pentingnya kualitas hidup lansia melalui pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia
b. Membantu mendorong, memotivasi, dan mengubah sikap perilaku pada lansia di
Posyandu Lansia desa panggungrejo Kecamatan panggungrejo Kabupaten Blitar

1.4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas masalah,


melalui analisa data-data primer dan sekunder.
b. Mahasiswa mampu mencari akar penyebab masalah dan menentukan prioritas
penyebab masalah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kualitas Hidup
Kualitas hidup adalah persepsi seseorang/individu terhadap kehidupannya dimasyarakat dalam
konteks budaya dan sistem nilai yang ada terkait dengan tujuan, standar, dan perhatian. Kualitas
hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik, psikologis, tingkat
kemandirian atau sosial dan hubungan individu dengan lingkungan (Puspadewi, 2017). Sehingga
dimensi dalam kualitas hidup meliputi : dimensi kesehatan fisik, psikologis, social dan lingkungan.
(Ekawati dkk, 2020).

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Lansia

Dalam literatur yang dibaca, untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas lansia dan harus ditingkatkan upayanya :

a. Dukungan Keluarga

Salah satu faktor pendukung peningkatan kualitas hidup seorang lansia adalah
dukungan yang baik dari keluarga. Secara signifikan fungsional seorang keluarga
membantu menciptakan sumber daya psikologis yang seimbang dan konklusif,
memotivasi dan menggerakkan pertumbuhan pribadi yang menyenangkan. Dalam faktor
ini upaya yang harus dilakukan adalah memberi edukasi kepada keluarga agar lebih
meningkatkan kesadaran diri untuk menjaga, memberi perhatian yang cukup kepada
lansia. Pada fase lansia ini pastinya akan merasakan kesepian karena para anak cucunya
sudah mempunyai kesibukan tersendiri, sehingga terkadang lupa jika masih mempunyai
orang tua yang sudah berumur.

b. Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal menjadi pengaruh tentang kondisi kesehatan lansia.


Penelitian dari Salari medicine (2017), menunjukkan adanya hubungan langsung antara
nilai kualitas hidup lansia dengan semua dimensi hubungan sosial, yang menunjukkan
bahwa hubungan sosial mempunyai peran penting dalam menciptakan hubungan yang
efisien. Seperti contoh lansia di lingkup lingkungan pedesaan yang mempunyai pengarauh
baik dengan kondisi sekitar yang masih asri dengan banyaknya pepohonan, minimnya
5
polusi udara, minimnya keberadaan sampah yang menumpuk, pencemaran air yang
mungkin bisa mengakibatkan bencana-bencana alam yang mempengaruhi kesehatan.
Seperti yang terjadi diperkotaan. Namun minusnya di lingkup pedesaan kurangnya
fasilitas yang memadai.

c. Dukungan Teman Sebaya

Dengan adanya dukungan sosial dari beberapa pihak menjadi pengaruh besar terhadap
kondisi setiap individu. Adanya seseorang pendukung yang dapat dipercaya untuk
memberi perhatian, semangat, motivasi, solusi, atau bantuan lainnya. Hal tersebut
memberi dampak yang positif untuk meningkatknya kualitas hidup atau kesejahteraan
hidup bagi individu yang berkaitan.

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai sector
kehidupan. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan lansia dan
angka kesakitan lansia juga meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan morbiditas bagi para lanjut
usia jika tidak tertangani dengan baik, dapat menyebabkan dampak buruk bagi kualitas hidup
lanjut usia yang berujung pada meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Adaptasi terhadap
proses penuaan sangatlah diperlukan sehingga lansia tetap dapat mempertahankan kualitas hidup,
banyak faktor yang harus dijadikan fokus perhatian karena dalam menentukan kualiatas hidup
lansia tidaklah dapat berdiri sendiri (Wikananda, 2017).

Upaya yang dapat dilakukan terhadap quality of life pada lansia dengan memberikan perhatian
dan perawatan yang baik sehingga lansia hidup dalam keadaan tetap sehat, aktif serta menikmati
masa tua dengan bahagia, dan meningkatkan kualitas hidup lansia (Azwan, 2015).

2.2 Definisi Lanjut Usia (Lansia)

Lanjut usia adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tahap-tahap kehidupannya yaitu neonatus, balita, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa,
dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).
Lansia adalah satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan Lansia sangat memerlukan
perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya, dimana individu menjadi tua dan seluruh organ

6
tubuh mulai tidak berfungsi dengan baik (Hadi, 2014). Seseorang disebut lansia jika telah berusia
60 tahun keatas dengan batasan yaitu lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
antara 75-90 tahun dan sangat tua (very old) diatas 90 tahun (WHO, 2016).

2.3 Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Prof. Dr. Soekidjo NotoatmojoPelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(
peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Menurut Levey dan Loomba 1973, Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalamsuatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan mencembuhkanpenyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanyaadalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok ataumasyarakat, lingkungan.

Pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang
pelayanan geriatrik/gerontologik. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan
perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus. Kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, seperti pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup),
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya
untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi,
penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus,
mendahulukan para lanjut usia.

2.3.1Tujuan Pelayanan Kesehatan

Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)

Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.

Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit) Terdiri dari :

Preventif primer

7
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik

Preventive sekunder

Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
caramengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.

Preventif tersier

Pembuatan diagnose dDitunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan


diagnosedan pengobatan Kuratif (penyembuhan penyakit), Rehabilitasi (pemulihan)

Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah
mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.

2.3.2 Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya


a. Pelayanan kesehatan tiongkat pertama (primer)

Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkankesehatan mereka atau promosi kesehatan. Contohnya :
Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik.

b.Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( sekunder)

Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah
tidak dapatditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Contoh : Rumah Sakit tipe C dan
Rumah Sakit tipe D.

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tersier)

Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani
olehpelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit
tipe B.

2.3.3 Pengaturan Sistem Usaha Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang terkelola sebagai suatu cara untuk mengendalikan biaya
pelayanan kesehatan. Namun, perundang-undangan yang masih berlaku telah menunjukan

8
bahwa pemerintah federal dan negera bagian sedang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Pelayanankesehatan berlanjut disepanjang tahun 1990-an, sistem usaha pelayanan kesehatan
yang terkelolaakan menjadi komponen sentral. Sistem pelyanan yang terpadu memiliki manfaat
yang lebih besardaripada system tungggal yang mengandalkan seorang dokter dan pembayaran
jasa secaralangsung. Pemerintah menyelenggarakan program kesehatan yang digerakkan oleh
imbalan jasasampai kestandarisasi pasar usaha kesehatan swasta yang bias diandalkan dalam hal
menekanbiaya dan menjaga kualitas layanan. Sementara itu, pelayanan kesehatan kemungkinan
besar akanterus mengalami perubahan bertahap yang mendukung perkembangan lebih lanjut dari
system usaha pelayanan kesehatan yang terkelola disetiap pangsa pasar (Kongstevedt, 1987).

2.3.4 Jenis-Jenis Organisasi Pelayanan Kesehatan


a. Organisasi Pemeliharaan Kesehatan (HMO)

HMO adlah pelayanan kesehatan yang terorganisir yang bertanggung jawab untuk
pembiayaanmaupun pemberian sejumlah besar layanan kesehatan kepada sejumlah
penduduk yang telahmendaftarkan diri menjadi pesertanya. Dari banyak sudut, HMO dapat
dilihat sebagai sebuahpemberian layanan kesehatan. Sebagai akibat dari tanggung jawab
mereka untuk menyediakanlayanan kesehatan kepada anggotanya. Lima model HMO yang
umum adalah model staf, praktikkelompok, jaringan kerja, asosiasi praktek perorangan,
dan kontrak langsung. Perbedaan utama dariHMO adalah bagaimana HMO berelasi
dengan dokter-dokter yang berpartisipasi.

b. Organisasi Penyedia Yang Terpilih (PPO)

PPO adalah badan usaha yang mengadakan kontrak dengan pemilik usaha tunjangan
kesehatan dan asuransi kesehatan untuk membeli asuransi kesehatan untuk
membelilayanan kesehatan bagi anggota-anggota yang ditunjangnya. Dari sekelompok
terpilih dan parapenyedia yang berpartisipasi.

Karateristik utama dari PPO pada umumnya adalah:

1. Panel Pemilihan Penyedia Layanan

Kebanyakan PPO mengadakan kontak langsung dengan rumah sakit-rumah sakit, para
dokter, danfasilitas diagnosis lainnya.

9
2. Harga pelayanan yang telah dirundingkan

Kebanyakan perjanjian dengan partisipasi PPO mengharuskan penyedia yang


berpartisipasi untukmenerima pembayaran PPO sebagai pembayara penuh untuk layanan
yang diliput.

3. Jangka waktu pembayaran yang segera

Beberapa PPO bersedia memasukkan pembayaran yang segera didalam kontrak


mereka denganpara penyedia dengan imbalan harga pembayaran yang menyenangkan.
Misal sebuah PPO bersediamembayar semua klaim dalam waktu 15 hari setelah pengajuan
untuk imbalan diskon yang lebihbesar dari biaya layanan.

4. Manajemen Penggunaan

Banyak PPO menggunakan program manajemen penggunaan untuk mengandalikan


penggunaandan biaya layanan kesehatan yang diberikan kepada anggotanya yang
ditunjangnya.

2.4 Pengertian posyandu lansia

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan


pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam
bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam
penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu lansia
adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayaan
kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatdikemukakan kesimpulan
bahwa lansia jarang ke posyandu untuk memeriksakan kesehatannya. Masalah yang selama ini
terjadi adalah masyarakat belum mengerti sepenuhnya tentang manfaat Posyandu, biasanya
mereka malas mendatangi Posyandu yang diadakan setiap bulan. Dilihat dari hasil penelitian,
diketahui bahwa tingkat pemanfaatan posyandu masih kurang dan diperlukan adanya upaya-upaya
agar sasaran bisa mengerti tentang pentingnya posyandu. Disarankan agar melakukan kegiatan
posyandu agar bisa mendeteksi adanya penyakit yang diderita oleh lansia dan meningkatkan
pengetahuan tentang pentingnya posyandu. Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan dasar

10
yang berhadapan langsung dengan masyarakat agar dapat memfasilitasi serta mendukung semua
kegiatan yang diadakan posyandu sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
(Zainuddin, 2016)

11
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Visi , Misi, dan Tata nilai


3.1.1 Visi Puskesmas Panggungrejo
Visi UPT Puskesmas Panggungrejo sesuai visi Bupati dan Wakil Bupati Blitar :
“Terwujudnya Kecamatan Panggungrejo Yang Mandiri dan SejahteraBerdasarkan
Akhlak Mulia, Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur”
3.1.2 Misi Puskesmas Panggungrejo
a. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
b.Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan.
c. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes.
d.Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan manajerial.
3.1.3 Tata Nilai
I : Integritas artinya konsisten dalam melaksanakan tugas.
K : Kerjasama artinya saling membantu dalam menjalankan tugas.
H : Harmonis artinya menciptakan dan menjaga keharmonisan hubungan
antar sesama staf dan pelanggan.
L : Loyal dalam menjalankan tugas.
A : Adil dalam memberikan pelayanan / tidak membedakan status sosial.
S : Semangat dalam bekerja.
3.2 Motto Puskesmas
“ Layananku Ibadahku “
3.3 Identitas Puskesmas
Nomor kode puskesmas : 1032497

Nama Organisasi : UPT Puskesmas Panggungrejo

Kategori puskesmas : Puskesmas Kawasan Pedesaan

Jenis puskesmas : Puskesmas Rawat Inap

Nomor : Pt3505030201

Alamat : Jalan Protokol Panggungrejo, RT.1 RW 1 Dsn Kaligambang Ds.


Panggungrejo, Kec. Panggungrejo, Kb. Blitar telepon

11
No. Telepon : 08113653535

Email : pkm.panggungrejo@gmail.com

3.4 keadaan geografis


Puskesmas Panggungrejo terletak di Jalan Protokol Desa Panggungrejo, kecamatan Panggungrejo,
kabupaten Blitar, kode pos 66174. Letak Puskesmas Panggungrejo jika dibandingkan dengan beberapa
tempat yang memiliki fasilitas Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Desa terjauh adalah desa sumbersih panggungasri kurang lebih 10 km


b. Ibu kota kabupaten blitar (Puspen Kanigoro) 22 km
c. Ibu kota propinsi (Surabaya) 165 km
d. RSUD Ngudi Waluyo kabupaten blitar Winggi 30 km
e. RSUD mardi Waluyo Blitar 25 km
f. Puskesmas sutojayan 17 km
g. Puskesmas binangun 8 km
h. Puskesmas wonotirto 8 km
i. Klinik mardis medika 3 km
j. Klinik nimala 2 km

Berikut ini adalah data wilayah kerja, sarana Prasarana, karateristik wilayah, dan data kependudukan
dari puskesmas panggungrejo:

3.4.1 Wilayah Kerja Puskesmas

Luas wilayah kerja puskesmas panggungrejo kurang lebih 119,04 km2, keadaan medan puskesmas
terdiri dari dataran rendah ± 20% dan dataran tinggi ± 80%.

a. Perbatasan, wilayah kerja puskesmas panggungrejo berbatasan dengan:

- Sebelah timur : kecamatan binagun

- Sebelah utara : sutojayan

- Sebelah selatan : Samudra hindia

- Sbelah barat : kecamatan wonotirto

b. wilayah kerja wilayah kerja puskesmas panggungrejo mencakup desa:

- Desa Margomulyo
- Desa Bumiayu

12
- Desa panggungsari
- Desa Sumberagung
- Desa Balerejo
- Desa Panggungrejo
- Desa Kalitengah
- Desa Serang
- Desa Kaligambir
- Desa Sumbersih

a. Posisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Panggungrejo


Lokasi Puskesmas Panggungrejo tepatnya berada pada wilayah Kabupaten Blitar bagian
Selatan.
b. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Panggungrejo
Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Panggungrejo adalah ± 119,4 km2 yang terbagi
atas 10 wilayah Desa yaitu Desa Panggungrejo, Desa Margomulyo, Desa Bumiayu , Desa

13
Sumberagung , Desa Balerejo , Desa Panggungasri , Desa Serang, Desa Sumbersih, Desa
Kaligambir, dan Desa Kalitengah.
c. Kondisi Wilayah Kerja
Secara umum kondisi wilayah kerja Puskesmas Panggungrejo ada dua dataran yaitu
dataran tinggi ± 80 % dan dataran rendah ± 20 %.
3.5 Kependudukan, Fasilitas Umum
3.5.1 Data kependudukan
No. Nama Desa Jumlah jiwa Jumlah JML JML JML
KK DSN. RW RT
L P
1 Desa Balerejo 1.923 1.893 1371 2 7 24
2 Desa Bumiayu 1.580 1.569 1172 3 6 21
3 Desa Kaligambir 3.464 3.277 2464 5 7 27
4 Desa kalitengah 3.928 3.781 2768 6 12 39
5 Desa Margomulyo 3.199 3.116 2350 2 5 21
6 Desa Panggungasri 1.872 1.821 1329 2 4 16
7 Desa panggungrejo 4.960 4.704 3580 3 14 56
8 Desa Serang 2.582 2.438 5020 3 7 27
9 Desa sumberagung 1.553 1.351 3065 2 6 22
10 Desa sumbersih 1.424 1.351 2775 4 4 18
Jumlah 26.485 25.461 51946 32 74 271

14
3.6 Struktur Organisasi

MUTU PUSKESMAS/SATUAN PENGAWAS INTERNAL

KEPALA PUSKESMAS
drg. YOSUA NUGROHO

PJ MUTU
dr. YENI ARDIANTI

TIM KESELAMATAN TIM PPI PJ ADMEN PJ UKM PJ UKP ( dr. PJ K3 (Magdalena PJ AI (Edy PJ MENRIS (Lilik SURVEI SURVEI SMD
PASIEN (Shanty (Iswahyuni, (Nyono, S.Kep. (Mariyam, Imtina Ahda) Tri Lipatini, Susanto, Anisah, PUSKESMAS (Luhur Budiati,
Trimukti Sayekti, S.ST.Keb) Ners) S.ST.Keb) A.Md.Kep) A.Md.Kes.Gi) S.ST.Keb) S.S.T. Keb)
A.Md.Keb)

1. Ana Mardiana, S.ST.Keb


1. Dedi Hadi 1. Suhari
1. Trijata Ajeng R. 1. Aprilia Suharlin 1. Ana Mardiana, S.ST.Keb 2. Mariyam, S.ST.Keb
Sancoko, 2. Rizka Ayu
Amd.Keb Ningsih 2. Destia Wardani, S.Farm. 3. Didik Winarno, S.Sos 1. Novita
A.Md.Kep Puspita Sari,
2. Harwanto, Amd.Keb Apt 4. Afit Nur H, A.Md Farm Kurniasari,
2. Ratna A.Md.Kes
A.Md.Kep 2. Leny 3. Anesia Meilailatul Nikmah, 5. Arif Duwi Susanto, A.Md.Kep
Wangsukesi, 3. Eka Indriyani
3. Henny Sulistyorini, A.Md.Gz A.Md.Kep 2. Naning Dwi
A.Md.Keb
Setyawati, A.Md A.Md.Keb 4. Fransiska Lilianti S.E 6. Endang Puji Rahayu, Wahyuni,
3. Dwi Windarti,
4. Rurin Hidayah, 3. Lusiana, A.Md.Keb
A.Md.Kep
A.Md.Keb S.ST.Keb 3. Wenny Rino
4. Eka Indriyani
4. Magdalena Tri 1. Keselamatan dan Kesehatan (Wahyudi) Lestari S.KM
5. Ratna
Lipatini, 2. Kebisingan, Atap dan Gedung (Wahyudi) Wijayanti,
A.Md.Kep 3. Limbah dan Ipal ( Evi Damayanti A.Md KL) A.Md.Kep
5. Rika Hayu 4. Emergency wabah bencana (Harwanto, A.Md.Kep, Nyono, S.Kep. Ners dan Magdalena Tri Lipatini,
Apriliani, A.Md.Kep)
Amd.Keb 5. Ambulance dan Pusling (Ali Wafa Tohir Syamsudin, A.Md.Kes dan Arif Duwi Susanto, A.Md.Kep)
6. Valentina Nur 6. Kebakaran (Wahyudi dan Trijata Ajeng Rahmajayati Amd.Keb)
Fitriana, 7. Alkes (Dedi Hadi Sancoko, A.Md.Kep)
A.Md.Keb 8. Listrik, Tatagraha, Genset, Air (Ali Wafa Tohir Syamsudin, A.Md.Kes, Wahyudi, Suhari)
9. Gas Medis ( Harwanto, A.Md.Kep)
10. BMHP (Henny Setyawati, A.Md)
11. Elektro dan Sound Sistem (Wahyudi dan Ali Wafa Tohir Syamsudin, A.Md.Kes)
12. Mebeler (Didik Winarno, S.Sos)
13. ATK (Rizka Ayu Puspita Sari, A.Md.Kes, Anesia Meilailatul Nikmah, A.Md.Gz, Fransiska Lilianti S.E)

15
PJ UKM ESSENSIAL DAN
KEPERAWATAN KESMAS (MARIYAM)

KESLING (Evi GIZI (Anesia PROMKES


Damayanti P2P Meilailatul KIA/KB PERKESMAS
(Trijata Ajeng
A.Md KL) Nikmah, (Eka Indriyani)
Rahmajayati
A.Md.Gz) Amd.Keb)

IMUNISASI DAN KESEHATAN IBU


UKS (Aprilia
SURVEILANCE (Lilik (Mariyam,
Suharlin Ningsih
Anisah, S.ST.Keb) S.ST.Keb)
Amd.Keb)

P2 ISPA,DIARE, KB (Shanty Trimukti UKGS (Ali Wafa


HEPATITIS (Luhur Sayekti, A.Md.Keb) Tohir Syamsudin,
Budiati, S.S.T. Keb) A.Md.Kes)

P2 DBD , MALARIA
KESPRO (Shanty POSKESTREN
(SUHARI)
(Trijata Ajeng
Trimukti Sayekti,
Rahmajayati
A.Md.Keb)
P2 KUSTA (Ratna Amd.Keb)
Wijayanti, A.Md.Kep)
MTBS (Lilik Anisah,
S.ST.Keb)
P2 TB (Magdalena Tri
Lipatini, A.Md.Kep)

HIV/AIDS (Novita
Kurniasari, A.Md.Kep)

PTM (Lusiana,
S.ST.Keb)

16
17
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan laporan data PKP 2021 Puskesmas panggungrejo tahun 2021, ditemukan beberapa masalah yang masih dihadapi oleh Puskesmas panggungrejo Blitar.

NO KEGIATAN TARGET CAPAIAN KESEJANGAN MASALAH


Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang
Masih Adanya 45.9% Sekolah Setingkat SD/MI/SDLB Yang Belum
1 melaksanakan pemeriksaan 100% 54.1% 45.9%
Melaksanakan Pemeriksaan Penjaringan Kesehatan Untuk Memenuhi Target
penjaringan Kesehatan
Masih Adanya 35.4% Belum Mendapat Sosialisasi Di Masyarakat Tentang
2 Pelayanan kesehatan remaja 100% 64.6% 35.4%
Pentingnya Masalah Pelayanan Kesehatan Remaja Untuk Memenuhi Target
Masih Adanya 59,72% Usia Produktif Yang Ada Diwilayah Puskesmas Belum
3 Pelayanan kesehatan usia produktif 100% 40.28% 59.72% Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar Dalam Bentuk Edukasi Dan
Skriningdiwilayah Kerjanya Dalam Kurun Waktu Satu Tahun.
Deteksi dini faktor risiko PTM usia Masih Adanya 39.72% Deteksi Dini Risiko Penyakit Tidak Menular Yang
4 80% 40.28% 39.72%
≥15 tahun Belum Mencapai Target
PAUD dan TK yang mendapat
Masih Adanya 46% PAUD Dan TK Yang Belum Mendapat Penyuluhan Terkait
5 penyuluhan terkait kesehatan gigi dan 50% 4% 46%
Kesehatan Gigi Dan Mulut
mulut
Kunjungan ke Posyandu terkait Masih Adanya 30% Kunjungan Ke Posyandu Terkait Kesehatan Gigi Dan Mulut
6 30% 0% 30%
kesehatan gigi dan mulut Belum Mencapai Target
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut Masih Adanya 35% Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut(Usia ≥60 Tahun)
7 100% 65% 35%
(usia ≥60 tahun Yang Belum Mencapai Target
Pelayanan kesehatan pada Pra usia Masih Adanya 27.5% Pelayanan Kesehatan Pada Pra Usia Lanjut (45-59
8 100% 72.5% 27.5%
lanjut (45-59 tahun) Tahun) Yang Belum Mencakup Target
pelayanan kesehatan penderita
Masih Adanya 2,8% Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus Yang
9 diabetes melitus (Standar pelayanan 100% 2,8% 2,8%
Belum Memenuhi Target
minimal ke 9)

17
4.2 Pemilihan Prioritas Masalah
Dalam penelitian ini untuk memilih prioritas masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan cara untuk menetap
menentukan prioritas dengan memperhatikan : - Urgensi, waktu untuk menyelesaika nmasalah tersebut (mendesak/ tidak) - Keseriusan, masalah ini akan berdampak
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak. - Berkembangnya masalah sehingga sulit dicegah. Adapun langkah-langkah sebagai
berikut : - Penyusunan dafta rmasalah - Mengklarifikasi masalah dan menjelaskan masalah yang ditemukakan. - Memban dingkan frekuensi kemunculan masalah setelah
dibandingkan. Ada pun hasil perbandingan masalah berdasarkan Urgency, Seriousness, dan Growth dan perhitungan frekuensike munculan masalah setelah dibandingkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

NO MASALAH U S G TOTAL RANGKING


1 Ibu hamil yang diperiksa HIV 2 1 2 4 10

2 Pelayanan kesehatan balita (0-59 bulan) 2 3 1 6 9

Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang melaksanakan


3 2 1 4 8 8
pemeriksaan penjaringan kesehatan
4 Pelayanan kesehatan remaja 3 2 2 12 6
5 Pelayanan kesehatan usia produktif 3 3 1 9 7
6 Deteksi dini faktor risiko PTM usia ≥15 tahun 3 3 2 18 4
PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan terkait
7 2 2 4 16 5
kesehatan gigi dan mulut
8 Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi dan mulut 3 2 4 24 3
9 Pelayanan kesehatan pada Pra usia lanjut (45-59 tahun) 4 3 3 36 2
10 pelayanan kesehatan penderita diabetes 2 3 3 18 4
11 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut (usia ≥60 tahun) 3 4 5 60 1

18
19
Keterangan :
USG dilakukan oleh : P1 : ………Selaku Pembimbing Lapangan Puskesmas panggungrejo P2 : Ibu
Endang, Selaku Pemegang Program posyandu lansia P3 : Drg. Yosua Nugroho Selaku Pembimbing
Operasional Puskesmas panggungrejo

Keterangan skor USG

5 = Sanggat Besar

4 = Besar

3 = Sedang

2 = Kecil

1= Sangat Kecil

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG diatas maka dapat disimpulkan bawah
prioritas masalah uapaya peningkatkan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelayanan Kesehatan Posyandu
Lansia

19
4.3 Penentuan Penyebab Masalah

Penyebab Masalah Dari prioritas masalah tersebut, maka dilakukan brainstorming oleh pengelola program Puskesmas untuk mencari penyebab masalah. Selanjutnya dipetakan
dengan menggunakan diagram Fishbone diagram. Hasil pemetaan penyebab masalah dengan menggunakan diagram Fishbone seperti gambar dibawah ini:

MANUSIA akibat pandem METODE Media promkes


covid19 Posyandu kurang menarik
kurang penyuluhan tentang kualitas
lansia belum aktif
kehidupan lansia melalui pelayanan
maksimal Masih adanya 35 %
kesehatan posyandu lansia
tenaga Promosi penyuluhan di dari target
kesehatan Kesehatan yang posyandu percapaian 100%
kurang tenaga medis belum tercapai kurang media
puskesmas yang belum
dipuskesmas terkendala dengan baik promkes mendapatkan
pelayanan kesehatan
pada usia lansia
puskesmas kurang dana Kurangnya (usia ≥60 tahun) di
untuk melakukan promosi pengetahuan keluarga UPT puskesmas
Kurangnya media
kesehatan pada posyandu serta masyarakat Panggungrejo
promkes
tentang kualitas hidup
(poster,leaflet) Kurangnya
kurangnya dana untuk fasilitas transportasi terbatas seinhgga
Penyuluhan dengan
meningkatkan kualitas menyulitkan petugas puskesmas untuk
Metode audiovisual
hidup dimasa tua pelayanan pada lansia

SARANA DANA lanjut usia yang LINGKUNGAN


tidak terdaftar
sebagai peserta letak Geografis jauh dari pusat
BPJS pelayanan kesehatan masyarakat
21
22
3.4 Prioritas Penyebab Masalah

Dari akar penyebab masalah pada diagram fishbone, maka selanjutnya dicari penyebab yang paling mungkin dengan menggunakan metode CARL, CARL ini dilakukan
Bersama dengan kesepakatan pegawai Puskesmas Panggungrejo. Hasil CARL sebagaimana table berikut :

Dari berbagai penyebab masalah tersebut, ditentukan prioritas penyebab masalah dengan metode CARL

N Alternatif pemecahan masalah Capability Accessibility Readines Leverag Skor Total CARL Ranking
O s e
Penyuluhan dengan media ceramah di posyandu lansia 4 4 4 4x4x4 64 1
Membuat poster pengaruh kualitas hidup terhadap
kesehatan lansia 3 3 4 3x3x4 36 2
Mengadakan penyuluhan dengan menggunakan media
promosi berupa brosure dan video animasi 3 2 4 3x2x4 24 3

23
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari prioritas penyebab masalah diatas, maka ditetapkan pemecahan masalah dengan melakukan
brainstorming oleh petugas Puskesmas. Hasil brainstorming diperoleh alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan pada lansia tentang kualitas hidup dengan menggunakan media berupa
leaflet daan video.

2. Menggerakkan kelompok masyarakat untuk memeriksakan diri secara rutin

4.5 Pemecahan Masalah Terpilih Menggunakan CARL Score

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang diajukan, dipilih salah satu sebagai pemecahan
masalah terpilih dengan menggunakan metode capability, accessibility, readiness, and leverage (CARL).
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

a. Capability, ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan peralatan).

b. Accessibility, kemudahan masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan.

c. Readiness, kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.

d. Leverage, seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah
yang dibahas

22
KEBUTUHA
TARGET KEBUTUHA SUMBER
N PENANGGUNG MITRA N INDIKATOR
KEGIATAN TUJUAN SASARAN SASARA N SUMBER PELAKSANAA PEMBIAY
O JAWAB KERJA ANGGARA KINERJA
N DAYA N AAN
N
Meningkatnya
Warga Tenaga pengetahuan
Bidan
Meningkatkan yang sudah kesehatan keluarga serta
Warga Desa dan
Pelaksanaan pengetahuan tentang masuk Puskesmas bidan desa masyarakat
1. kecamatan Kader Januari 2023 _ _
penyuluhan kualitas kualitas hidup lansia kategori Panggungrejo dan Kader tentang kualitas
Panggungrejo posyandu
hidup lansia melalui melalui pelayanan lanjut usia posyandu hidup lansia
lansia
pelayanan kesehatan kesehatan posyandu (Lansia) lansia melalui posyandu
posyandu lansia lansia lansia

23

Anda mungkin juga menyukai