OLEH :
BRILI ANENO
NIM.40621009
OLEH :
BRILI ANENO
NIM.40621009
Disusun Oleh :
Brili aneno
NIM.40621009
Mengetahui/ Menyetujui :
Pembimbing Akademik
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya, penulis dapat
Mulut Pada Lansia di Puskesmas Doko Kabupaten Blitar” dengan baik dan
tepat waktu. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu tugas PKL III Profesi
Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
ii
5. Yoga Pradika Arisona., Amd. Kepgi selaku Pembimbing Lapangan
berlangsung
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap laporan ini dapat berguna
bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi dan mulut
masyarakat.
Brili Aneno
iii
DAFTAR ISI
iv
B. Prioritas Masalah .............................................................................................29
C. Penyebab Masalah (Fish Bone)........................................................................32
D. Penentuan Penyebab Prioritas Masalah ..........................................................33
E. Pemecahan Masalah ..........................................................................................34
BAB V....................................................................................................................... 40
PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................................................ 40
A. Persiapan Kegiatan............................................................................................40
B. Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................43
C. Evaluasi Kegiatan ..............................................................................................44
BAB VI...................................................................................................................... 47
PENUTUP ................................................................................................................. 47
A. Kesimpulan.................................................................................................47
B. Saran ..........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 48
LAMPIRAN ............................................................................................................... 50
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.A Kadar Gula Darah ...................................................................................... 6
Tabel IV.D Hasil Pemilihan Pemecahan Masalah Dengan Metode CARL ................ 35
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.A Peta Wilayah UPT Puskesmas Doko.................................................... 18
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I .................................................................................................................. 50
Lampiran II ................................................................................................................. 50
Lampiran IV ................................................................................................................ 51
Lampiran V ................................................................................................................. 51
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan penyebab kematian.
setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah
penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang (IDF, 2017).
yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. Komplikasi Diabetes
dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah.
Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan terapi misalnya patuh
meminum obat (Depkes,2018). Diabetes Melitus tipe 2 biasanya terjadi pada usia
dewasa, pada usia 45 tahun tetapi bisa pula timbul pada usia di atas 20 tahun (WHO,
2014).
hormon insulin dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau
keduanya. Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula glukosa darah akibat
1
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Syahbudin,2007). Diabetes
penyakit makrovaskular seperti MCI dan stroke. Menurut WHO, penderita diabetes
neuropati. Hal ini akan memberikan efek terhadap kondisi psikologis pasien. Untuk
yang terapeutik dan teratur melalui perubahan gaya hidup pasien DM yang tepat,
pemeriksaan labor (Golien C.E et al dalam Ronquillo et al, 2003). Kepatuhan pasien
DM terhadap terapi yang telah diindikasikan dan diresepkan oleh dokter akan
6 kali lebih besar menderita diabetes melitus dibandingkan dengan seseorang tanpa
2
diabetes melitus fokus utamanya adalah peningkatan pengetahuan sebagai sarana
xerostomia, akumulasi plak yang tinggi dan kandidiasis. Dari seluruh komplikasi
posyandu terkait pelayanan Diabetes masih belum mencapai target 100% dan hanya
tercapai 85% menyisakan adanya kesenjangan 15%. Berdasarkan data dan latar
dan pengaruhnya pada rongga mulut dengan media poster pada lansia di Puskesmas
Doko.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kegiatan penyuluhan.
3
C. Sasaran
D. Manfaat
rongga mulut.
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Diabetes Melitus
hormon insulin tidak bekerja sebagai mana mestinya. Insulin adalah hormon
yang diproduksi oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar
gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi
energi (Respati,2006).
penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula glukosa darah (gula
darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah darah sewaktu sama atau
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126
mg/dl. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan
insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans di Pankreas
5
tipe 2 disebabkan karena adanya penurunan sensitivitas terhadap
insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin yang
diproduksi.
c. Diabetes mellitus gestasional
Diabetes gestasional ditandai dengan intoleransi glukosa yang
muncul selama kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau
ketiga. Risiko diabetes gestasional disebabkan obesitas, riwayat
pernah mengalami diabetes gestasional, glikosuria, atau riwayat
keluarga yang pernah mengalami diabetes.
6
pancreas. Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara
genetic. Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar hormon
stress (kortisol, epinefrin, glucagon, dan hormon pertumbuhan),
sehingga meningkatkan kadar glukosa darah.
c. Perubahan gaya hidup
Pada orang secara genetik rentan terkena DM karena perubahan gaya
hidup, menjadikan seseorang kurang aktif sehingga menimbulkan
kegemukan danberesiko tinggi terkena diabetes melitus.
d. Kehamilan
Kenaikan kadar estrogen dan hormon plasental yang berkaitan
dengankehamilan, yang mengantagoniskan insulin.
e. Usia
Usia diatas 65 tahun cenderung mengalami diabetes mellitus
f. Obesitas
Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam tubuh.
Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan efek
metabolic.
g. Antagonisasi
Efek insulin yang disebabkan oleh beberapa medikasi, antara lain
diureticthiazide, kortikosteroid adrenal, dan kontraseptif hormonal.
7
sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam plasma tinggi
(hiperglikemia). Jika hiperglikemia parah dan lebih dari ambang ginjal
maka akan menyebabkan glukosuria. Glukosuria akan menyebabkan
diuresis osmotik yang meningkatkan peningkatan air kencing (polyuria)
dan akan timbul rasa haus (polidipsi) yang menyebabkan seseorang
dehidrasi (Kowalak, 2011).
Glukosuria juga menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga
menimbulkan rasa lapar yang tinggi (polifagia). Penggunaan glukosa oleh
sel menurun akan mengakibatkan produksi metabolisme energi menurun
sehingga tubuh akan menjadi lemah (Price et al, 2012).
Hiperglikemia dapat berpengaruh pada pembuluh darah kecil,
sehingga menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke perifer berkurang.
Kemudian bisa mengakibatkan luka tidak kunjung sembuh karena terjadi
infeksi dan gangguan pembuluh darah akibat kurangnya suplai nutrisi dan
oksigen (Price et al, 2012).
Gangguan pembuluh darah mengakibatkan aliran darah ke retina
menurun, sehingga terjadi penurunan suplai nutrisi dan oksigen yang
menyebabkan pandangan menjadi kabur. Akibat utama dari perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan fungsi ginjal yang
menyebabkan terjadinya nefropati yang berpengaruh pada saraf perifer,
sistem saraf otonom serta sistem saraf pusat(Price et al, 2012).
Tanda dan gejala diabetes melitus menurut Smeltzer et al, (2013) dan
Kowalak (2011), yaitu:
a. Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang
berlebih) yang disebabkan karena osmolalitas serum yang tinggi
akibat kadar glukosa serum yang meningkat.
b. Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena
glukosuria yang menyebabkan keseimbangan kalori negatif.
8
c. Keletihan (rasa cepat lelah) dan kelemahan yang disebabkan
penggunaan glukosa oleh sel menurun.
d. Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
gatalpada kulit.
e. Sakit kepala, mengantuk, dan gangguan pada aktivitas disebabkan
olehkadar glukosa intrasel yang rendah.
f. Kram pada otot, iritabilitas, serta emosi yang labil akibat
ketidakseimbangan elektrolit.
g. Gangguan penglihatan seperti pemandangan kabur yang disebabkan
karena pembengkakan akibat glukosa.
h. Sensasi kesemutan atau kebas di tangan dan kaki yang disebabkan
kerusakan jaringan saraf.
i. Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen yang disebabkan
karenaneuropati otonom yang menimbulkan konstipasi.
j. Mual, diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit serta neuropati otonom.
6. Manifestasi Oral Diabetes Melitus
9
disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga
dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.
10
c. Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini
bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes.
Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan
lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan
ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula
dalam darah dan air liur penderita diabetes.
e. Oral thrush
Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang
disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut.
Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap
infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu
keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida
berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil
pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai
dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun
kerongkongan.
11
berperan sebagai substrat kariogenik.
Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi,
substrat, kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah
diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada
permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan
karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan
tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut
menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries
gigi.
12
a. Penyakit makrovaskular (Pembuluh darah besar): biasanya penyakit ini
memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh
darah otak.
b. Penyakit mikrovaskular (Pembuluh darah kecil): biasanya penyakit ini
memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal (nefropati); kontrol kadar
gula darah untuk menunda atau mencegah komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular
8. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
13
Fungsi obat ini bekerja dengan memperlambat absopsi glukosa dalam
usus halus, sehingga memiliki efek menurunkan kadar gula darah
dalam tubunh sesudah makan.
d) Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
e) Obat golongan penghambat DPP-IV berfungsi untuk
menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like
Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif.
Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan
sekresi glukagon sesuai kadar glukosa darah (glucose dependent).
f) Kombinasi obat oral dan suntikan insulin
Kombinasi obat antihiperglikemia oral dan insulin yang banyak
dipergunakan adalah kombinasi obat antihiperglikemia oral dan
insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang), yang
diberikan pada malam hari menjelang tidur. Terapi tersebut biasanya
dapat mengendalikan kadar glukosa darah dengan baik jika dosis
insulin kecil atau cukup. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 6-
10 unit yang diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan evaluasi
dosis tersebut dengan melihat nilai kadar glukosa darah puasa
keesokan harinya. Ketika kadar glukosa darah sepanjang hari masih
tidak terkendali meskipun sudah mendapat insulin basal, maka perlu
diberikan terapi kombinasi insulin basal dan prandial, serta pemberian
obat antihiperglikemia oral dihentikan (Perkeni, 2015).
B. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi menurut Perkeni, (2015) dan Kowalak,
(2011) yaitu:
i. Edukasi
Edukasi bertujuan untuk promosi kesehatan supaya hidupmenjadi
sehat. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan bisa
digunakan sebagai pengelolaan DM secara holistic.
ii. Terapi nutrisi medis (TNM)
Pasien DM perlu diberikan pengetahuan tentang jadwalmakan yang
14
teratur, jenis makanan yang baik beserta jumlah kalorinya, terutama
padapasien yang menggunakan obat penurun glukosa darah maupun
insulin.
iii. Latihan jasmani atau olahraga
Pasien DM harus berolahraga secara teratur yaitu 3 sampai 5 hari
dalam seminggu selama 30 sampai 45 menit, dengan total 150 menit
perminggu, dan dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut. Jenis olahraga yang dianjurkan bersifat aerobic dengan
intensitas sedang yaitu 50 sampai 70% denyut jantung maksimal
seperti: jalan cepat, sepeda santai, berenang, dan jogging. Denyut
jantung maksimaldihitung dengancara: 220 – usia pasien.
B. Glukosa Darah
15
cadangan glukosa dan akan digunakan saat tubuh mengalami kekurangan
glukosa. Glukosa yang tidak diubah menjadi glikogen hati kemudian
dioksidasi. Glukosa yang dioksidasi berubah menjadi glikogen otot atau lemak
yang disimpan di dalam depot-depot lemak melalui sirkulasi sistemik jaringan.
Glikogen otot dikonversi menjadi asam laktat dan lemak menjadi cadangan
glukosa saat tubuh kekurangan glukosa (Justitia, 2012).
Jumlah kandungan glukosa dalam plasma disebut dengan kadar glukosa
darah.Kadar glukosa darah yang normal adalah jika kadar glukosa darah puasa
70- 110 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa rendah adalah < 55 mg/dl.
Keadaan dimana kadar glukosa tubuh rendah disebut dengan hipoglikemia dan
kadar glukosa darah tinggi disebut dengan hiperglikemia. Penyakit yang
mempunyai karakteristik hiperglikemia adalah semua jenis DM karena terjadi
gangguan pada homeostasis glukosa darah (Gaol, 2015).
Tubuh mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal melalui
suatu proses homeostasis. Glukagon dan insulin sangat berperan dalam
homeostasis kadar glukosa darah. Glukagon menimbulkan dan merangsang
glikogenolisis dengan mengaktifkan fosforilase sehingga cadangan energi
yang disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen kembali diubah menjadi
glukosa saat tubuh mengalamikekurangan glukosa. Kerja insulin berlawanan
dengan glukagon dalam menjaga homeostasis glukosa darah. Insulin
mempunyai efek untuk meningkatkan penyerapan atau ambilan glukosa oleh
sel-sel di jaringan adiposa, otot dan hati. Sekresi insulin diransang oleh
keadaan glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) dalam tubuh (Widiyanto,
2013).
16
BAB III
ANALISIS SITUASI
UPT Puskesmas Doko adalah salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang berada dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. UPT
kilometer dari ibukota kabupaten yang terdiri dari 10 desa yaitu Desa Doko, Desa
Suru, Desa Slorok, Desa Genengan, Desa Jambepawon, Desa Sidorejo, Desa
termasuk puskesmas pedesaan dengan kategori puskesmas rawat inap yang terletak
di Jl. Sersan Toyib No. 02 Desa Suru Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Jawa
Timur.
1. Data Geografis
a. Keadaan Geografi
1) Luas Wilayah :
±70.95 km2
2) Jumlah Desa : 10 desa
3) Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 10 desa
4) Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 10 desa
5) Yang tidak dapat dijangkau roda 4 dan 2 : tidak ada
b. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Doko
17
Gambar III.1 Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Doko
c. Data Demografi
adalah sebesar 43.517 jiwa, laki – laki 22.013 jiwa, perempuan 21.504
JUMLAH
NO DESA L P JUMLAH
1. Doko 1910 1943 3853
2. Plumbangan 2448 2383 4831
3. Jambepawon 1121 1122 2243
4. Genengan 1311 1263 2574
5. Slorok 2473 2409 4882
18
6. Suru 2097 2058 4155
7. Kalimanis 1518 1469 2987
8. Sidorejo 2235 2197 4432
9. Resapombo 4460 4365 8825
10. Sumberurip 2440 2295 4735
d. Sarana Pendidikan
SMA dan Perguruan Tinggi. Namun jumlah secara pasti datanya belum
19
Tabel III.3 Data Sarana Pendidikan di Wilayah Puskesmas
TK / SMP / MTs
NO DESA SD / MI SMKN
PAUD
1. DOKO 3 4 1 0
2. SURU 4 4 0 0
3. SLOROK 6 3 0 0
4. GENENGAN 4 3 1 0
5. JAMBEPAWON 3 2 0 0
6. SIDOREJO 3 2 0 0
7. KALIMANIS 6 4 0 0
8. RESAPOMBO 11 6 2 1
9. SUMBERURIP 6 3 1 0
10. PLUMBANGAN 4 3 0 0
JUMLAH 53 34 5 1
e. Mata Pencaharian.
2. Perilaku Penduduk
20
PHBS di wilayah UPT Puskesmas Doko tahun 2022 didapat hasil
3. Kematian (Mortality)
Adalah kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi dapat
21
b. Angka kematian balita (CMR)
22
B. Analisis Situasi Khusus
adalah:
regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
dari:
b. Kesehatan Jiwa
23
d. Kesehatan Tradisional
e. Kesehatan Indera
f. Kesehatan olahraga
g. Kesehatan Lansia
h. Kesehatan Matra
i. Kesehatan kerja
antara lain:
a. Rawat Jalan
1. Poli Umum
2. Ruang KIA
c. Pelayanan kefarmasian
d. Pelayanan laboratorium
f. Rawat Inap
3. Jejaring
1. Puskesmas keliling
24
3. Capaian Upaya Kesehatan
a. UKM Esensial
b. Promkes
NO KEGIATAN % PENCAPAIAN
1 Pengkajian PHBS 100%
2 Tatanan Sehat 70,88%
3 Intervensi/Penyuluhan 79,42%
4 Pengembangan UKBM 95,64%
5 Penyuluhan Napza 100%
6 Pengembangan Desa Siaga Aktif 90,27%
7 Promosi Kesehatan 90%
8 Program Pengembangan 100%
c. Kesling
%
NO KEGIATAN
PENCAPAIAN
1 Penyehatan Air 98,47%
2 Penyehatan Makanan dna Minuman 95,60%
3 Penyehatan Perumahan dan sanitasi 100%
dasar
4 Pembinaan TTU 93,53%
5 Yankesling 100%
6 STBM 79,15%
25
d. KIA
%
NO KEGIATAN
PENCAPAIAN
1 Kesehatan Ibu 92,67%
2 Kesehatan Bayi 90,64%
3 Kesehatan Balita dan Apras 92,18%
4 Kesehatan Remaja 97,87%
5 KB 53,32%
e. Gizi
%
NO KEGIATAN
PENCAPAIAN
1 Pelayanan Gizi Masyarakat 84,42%
2 Penanggulangan Gangguan Gizi 99,63%
3 Pemantauan Status Gizi 88,92%
f. P2
NO KEGIATAN % PENCAPAIAN
1 Diare 100%
2 ISPA 86,53%
3 Kusta 55,65%
4 TB Paru 83,21%
5 HIV/AIDS 96,54%
6 DBD 51,85%
7 Malaria 0%
8 Rabies 0%
9 Imunisasi 100%
10 Surveilence 113%
11 PTM 61,76%
26
g. UKM Pengembangan
NO KEGIATAN % PENCAPAIAN
1 Perkesmas 100%
2 Kesh. Jiwa 28%
3 Kesh. Gigi dan Mulut 70%
4 Kesh. Tradisional 94%
5 Kesh. Indera 78%
6 Kesh. Lansia 83%
7 Kesh. Kerja 100%
8 Kesh. Matra 100%
9 Kesh. Olahraga 100%
h. UKP
NO KEGIATAN % PENCAPAIAN
1 Pelayanan Rawat Jalan 81,07%
2 Pelayanan Gawat Darurat 100%
3 Pelayanan Kefarmasian 96,87%
4 Laboratorium 94%
5 Pelayanan Satu Hari 100%
6 Pelayanan Rawat Inap 100%
27
BAB 4
A. Identifikasi Masalah
Puskesmas Doko pada Tahun 2022 didapatkan beberapa indikator masalah yang
28
B. Prioritas Masalah
growth (USG).
sebagai berikut:
29
Tabel IV.B Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode USG
Skor
No Prioritas Masalah U S G Total Rangking
P1 P2 P3 Total P1 P2 P3 Total P1 P2 P3 Total
1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil (25%) 4 5 4 13 5 5 4 14 5 4 5 14 41 2
30
Keterangan skor:
a. Skor 1 : Sangat kecil
b. Skor 2 : Kecil
c. Skor 3 Sedang
d. Skor 4 : Besar
e. Skor 5 : Sangat besar
Growth dan diperoleh total angka dari hasil perbandingan sebagaimana terlihat
Keterangan :
USG dilakukan oleh :
P1: : Kepala Puskesmas (dr. Eko setiawati)
metode USG maka didapatkan prioritas masalah yang terpilih adalah masih ada
31
C. Penyebab Masalah (Fish Bone)
Kesulitan/Tidak rutinnya
check up ataupun berobat
Tidak ketempat berkala bagi penderita DM Waktu kegiatan yang tidak
pemeriksaan/Posyandu efektif
Sarana Manusia
32
D. Penentuan Penyebab Prioritas Masalah
metode NGT.
TIM
MANAJEMEN
NO PENYEBAB MASALAH PUSKESMAS TOTAL RANKING
P1 P2 P3
1. Kurang pahamnya masyarakat terhadap gejala diabetes
dan pentingnya cek kadar gula darah rutin 4 4 5 13 1
2. Tidak ketempat pemeriksaan /Posyandu karena jauh,
tidak ada yang mengantar, dsb 3 3 4 10 3
33
Keterangan :
NGT dilakukan oleh :
P1 : Kepala Puskesmas
P2 : PJ UKM Essential
P3 : PJ Bidan Desa
Skor diberikan oleh puskesmas Berdasarkan tabel diatas, maka ditetapkan prioritas
E. Pemecahan Masalah
berdasarkan skala likert 1-5 (nilai 5= sangat besar dan nilai 1 = paling kecil)..
Keterangan :
34
NO PEMECAHAN MASALAH SKOR HASIL
RANGKING
C A R L CxAxRxL
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1. Melakukan penyuluhan
38.025
tentang diabetes melitus dan pengaruhnya 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1
13x15x15x13
pada rongga mulut dengan media poster.
2. Menggerakkan kelompok masyarakat untuk
18.720
memeriksakan/Kontrol gula darah secara rutin, 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 2
12x13x10x12
termasuk pemeriksaan gigi dan mulut
3. 1.620
Pembagian Diabetasol/ TropicanaSlim 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3
6x9x5x6
Berdasarkan hasil penentuan masalah terpilih dengan menggunakan metode CARL didapatkan pemecahan masalah, yaitu melakukan
penyuluhan tentang Diabetes dan pengaruhnya terhadap kesehatan rongga Mulut menggunakan media berupa poster di posyandu
lansia.
35
F. Rencana Operasional Kegiatan
Pelaksanaa Indikator
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Rincian Kegiatan Waktu Lokasi Dana
n Keberhasilan
I PERSIAPAN
Koordinasi ke Perkenalan dan Kepala Perkenalan dan mencari 12 Puskesmas Mahasiswa - Mendapat
Puskesmas Doko mencari Puskesmas, informasi permasalahan Desember Doko permasalahan yang
dukungan dari Pemegang yang ada di Puskesmas 2022 ada di puskesmas,
Kepala Program Doko informasi penting
1. Puskesmas
Puskesmas dan dukungan
Doko untuk
Doko kegiatan
mendapatkan
informasi
permasalahan
di Puskesmas
Meminta data Untuk Pembimbing Mencari data PKP dan 13 Puskesmas Mahasiswa - Mendapatkan data
2. Puskesmas Doko membuat operasional profil puskesmas Desember Doko yang dibutuhkan
identifikasi 2022 untuk identifikasi
masalah masalah
Mencari Menentukan Pembimbing Melihat data PKP lalu 16 Puskesmas Mahasiswa - Mendapatakan data
3. identifikasi identifikasi operasional, menentukan prioritas Desember Doko PKP
masalah dan masalah pada PJ Program masalah 2022
prioritas masalah data PKP
36
Mencari prioritas Menetukan Pembimbing Membahas dan 16 Puskesmas Mahasiswa - Mendapatkan
masalah, prioritas prioritas operasional, menentukan prioritas Desember Doko masalah yang akan
penyebab masalah masalah, PJ UKM, masalah, prioritas 2022 di masukan dalam
dan prioritas prioritas Bidan desa penyebab masalah, dan prioritas masalah,
4. pemecahan penyebab Puskesmas prioritas pemecahan prioritas penyebab
masalah masalah, dan Doko masalah masalah, dan
prioritas prioritas pemecahan
pemecahan masalah
masalah pada
data PKP
Koordinasi dengan Mendapatkan Pemegang 1. Menanyakan 17 Pukesmas Mahasiswa - Mendapatkan izin
Pemegang Program dukungan, Program dan informasi data dan Desember doko dan dan dukungan
5. Puskesmas informasi dan Staff materi 2022 Pemegang kegiatan
data yang Puskesmas 2. Membahas rencana program
menunjang Doko kegiatan dan langkah-
intervensi langkah kegiatan
Menyusun materi Menyiapk Pembimbing Menyusun dan 17 Pukesmas Mahasiswa - Mendapatkan poin-
tentang tentang an materi operasional membuat desain Desember Doko point pertanyaan
DM dan penyuluha poster penyuluhan 2022 untuk pre test dan
n tentang tentang DM dan
Pengaruhnya post test
6. DM dan Pengaruhnya
Terhadap Pengaruhn Terhadap Kesehatan
Kesehatan rongga ya rongga mulut
mulut Terhadap
Kesehatan
rongga
37
mulut
Pembuatan dan Pre test dan Pembimbing Menyusun soal Pre 17 Puskesmas Mahasiswa - Penyusunan soal
pencetakaan soal Post test Operasional test dan Post test Desember Doko pre test daan post
Pre test dan Post untuk tentang DM dan 2022 test terselesaikan
Pengaruhnya
test mengukur
Terhadap Kesehatan
pengetahuan rongga mulut
7. tentang DM
dan
Pengaruhnya
Terhadap
Kesehatan
rongga mulut
Koordinasi dengan Mendapatkan Pemegang 1. Membicarakan 17 Posyandu Mahasiswa - Mendapatkan izin
Pemegang Program ijin dan Program rencana kegiatan Desember wilayah dan dan dukungan
8. dukungan 2. Sasaran yang tepat 2022 kerja Pemegang kegiatan
3. Waktu pelaksanaan Puskesmas program
kegiatan Doko
4. Pre test Post test
Menyusun jadwal Menentukan Pemegang Koordinasi tanggal 17 Posyandu Mahasiswa - Mendapatkan
penyuluhan tentang jadwal dan Program penyuluhan dari Desember wilayah dan tanggal, waktu
9 menjaga DM dan lokasi pemegang program 2022 kerja pemegang dan lokasi untuk
Pengaruhnya penyuluhan ke posyandu Puskesmas program penyuluhan
Terhadap Doko
38
Kesehatan rongga
mulut
II PELAKSANAAN
39
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Persiapan Kegiatan
puskesmas Doko
identifikasi masalah.
40
3. Identifikasi masalah
dilakukan pada:
41
5. Penyusunan materi
Hasil : hasil yang didapatkan berupa soal pre test dan post
42
7. Penyusunan jadwal kegiatan
B. Pelaksanaan Kegiatan
test, kegiatan penyuluhan dengan media poster yang telah dibuat dan
baik dan benar pada lansia. Selanjutnya sesi tanya – jawab dengan pada
lansia, lalu mengisi post – test dan penutup. Adapun susunan palaksanaan
43
10.00-10.30 Melakukan penyuluhan Brili Aneno Posyandu Precet
tentang Diabetes dan
pengaruhnya terhadap
kesehatan rongga mulut
pada lansia dengan media
poster
10.30-10.45 Tanya jawab Sasaran Posyandu Precet
10.45-11.00 Pengisian soal post test Sasaran Posyandu Precet
11.00-11.15 Penutupan acara penyuluhan Brili Aneno Posyandu Precet
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Input
materi penyuluhan yang akan diberikan. Hasil dari evaluasi ini berupa
2. Evaluasi Proses
44
3. Evaluasi Output
45
Kriteria penilaian :
0 – 30 : kurang baik
31 – 50 : kurang
51 – 70 : cukup
71 – 90 : baik
91 – 100 : sangat baik
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pre-test dan pos
test terdapat kenaikan setiap responden maupun total nilai pre-test dan
4. Seminar Kegiatan
46
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai post – test yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre – test
B. Saran
Diabetes.
47
DAFTAR PUSTAKA
Ronquillo, L.H., Zenteno, J.F.T., Espinosa, J.G., & Aceves, G. (2003). Factor
Associated with Therapy Noncompliance in Type 2 Diabetes Patient. Salud
Publica de Mexico, 45 (3), 191-197
Sari, B., Halid, I., Razi, P. 2017. Hubungan Pengetahuan dengan Status
Kebersihakan Gigi dan Mulut pada Penderita DIabetess Melitus di
Puskesmas Rawang Jambi. Jurnal Kesehatan Gigi 4(01)
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
48
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit. Jakarta: EGC; 2012.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 3 Data Presensi Lansia di Desa Plumbangan
51
Lampiran 5 Kegiatan Sosialisasi
52
Lampiran 6 Pretest/Postest
53