Anda di halaman 1dari 21

PREVALENSI

Jumlah kasus baru+lama pada waktu tertentu


• Prevalensi : x 100%
Total populasi

• Contoh : Prevalensi karies 58%


• Interpretasi : Proporsi dari populasi yang terdapat kasus karies gigi sebesar 58%

INSIDENSI
Jumlah kasus baru pada waktu tertentu
• Insidensi : x 100%
Total populasi

• Contoh : Contoh Kasus Pada tahun 2010 diketahui terdapat 10.000 kasus campak di
daerah A. Pada kasus ini seluruh penduduk daerah A pada tahun 2010
dianggap sebagai orang yang terpapar risiko untuk terkena penyakit
campak. Jumlah penduduk daerah A pada tahun 2010 adalah 200.000 jiwa
• Interpretasi : Sehingga diperoleh hasil angka insidensi adalah 0.05 atau dapat
disederhanakan angka insidensi penyakit campak pada tahun 2010 di
daerah A adalah 5 per 100 penduduk
INDEX CARIES

DMFT / deft
• Decay (D/d) : gigi karies, karies sekunder, tumpat sementara, PSA yg belum sampai
resto tetap
• Missing (M/e) : gigi yang akan dicabut/ telah dicabut karena karies, sisa akar karena
karies
• Filling (F/) : gigi yang di restorasi karena karies

• DMFT individu : Jumlahkan nilai D+M+F


Jumlah DMFT Individu
• DMFT populasi : x 100%
Populasi yg diperiksa

• Indeks DMFT:
o 0 - 1,1 : sangat rendah;
o 1,2 - 2,6 : rendah,
o 2,7 - 4,4 : sedang,
o 4,5 - 6,5 : tinggi,
o ≥6 : sangat tinggi

• Contoh : Nilai DMFT populasi pada 3000 orang sebesar 2,43 berarti rata-rata ada
2 gigi yang bermasalah pada populasi tersebut.
Nilai DMF= 2.43 (D=2, M=0.24, F=0.9)
• Maka yg harus dikerjakan sebanyak: 3000 orang. Decay 2. Missing 0,24.
o Restorasi : 3000 x 2 = 6000 gigi
o Ekstraksi : 3000 x 0.24 = 720 gigi
• Bila 1x restorasi membutuhkan waktu 20 menit, maka diperlukan waktu:
o 6000 x 20 = 120.000 menit
= 2.000 jam
• Bila 1x ekstraksi dibutuhkan waktu 5 menit, maka diperlukan waktu:
o 720 x 5 = 3.600 menit
= 60 jam
PTI / Performance Treatment Index
• Skor PTI digunakan untuk mengetahui Seberapa besar sebuah populasi untuk
mempertahankan gigi tetapnya, dengan melihat nilai Filling atau F (Gigi yang ditumpat
dalam DMFT)
Filling (F)
• PTI : x 100%
DMFT

• Indikator UKGS menurut DEPKES RI th 2010, skor PTI minimal 50%


o Bila skor PTI naik, maka DMFT turun
o Bila skor PTI turun, maka DMFT naik

PUFA/ fufa
• Skor PUFA/fufa untuk menentukan kondisi oral yang diakibatkan oleh karies yang tidak
dirawat
• Dapat diterapkan pada gigi permanen atau desidui
• Penilaian dibuat secara visual tanpa menggunakan alat bantu, dengan ketentuan hanya satu
skor untuk setiap gigi
• Jika terdapat gigi sulung dan gigi penggantinya, dan keduanya berada pada kondisi infeksi
oodontogenik, maka kedua gigi diberi skor
• Skor PUFA/pufa per orang, yaitu jumlah dengan cara yang sama seperti DMF-T/def-t dan
mewakili jumlah gigi yang termasuk dalam kriteria diagnosis PUFA/pufa. Huruf kapital
untuk gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi sulung.
• Skor untuk gigi sulung dan permanen dicatat secara terpisah.
• Jadi untuk seorang individu skor, rentang skor untuk gigi permanen dari 0-20 untuk gigi
sulung, dan 0-32 untuk gigi permanen
• Kode untuk PUFA/pufa :
o Perforasi (P) : pulpa terbuka/radiks
o Ulserasi (U) : ulserasi pada mukosa akibat gigi dengan keterlibatan pulpa yang
mengalami malposisi
o Fistula (F)
o Abses (A)
𝑃𝑈𝐹𝐴+𝑝𝑢𝑓𝑎
• Prevalensi PUFA/ pufa = 𝐷+𝑑 (𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖) 𝑥100%
OHI-S
• Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada gigi tertentu dan pada permukaan tertentu
dari gigi tersebut, yaitu :
• Untuk rahang atas yang diperiksa :
a. Gigi molar pertama kanan atas pada permukaan bukal.
b. Gigi insisivus pertama kanan atas pada permukaan labial.
c. Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan bukal.
• Untuk rahang bawah yang diperiksa :
a. Gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual.
b. Gigi insisivus pertama kiri bawah pada permukaan labial.
c. Gigi molar pertama kanan bawah pada permukaan lingual.
• Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut tidak ada, maka penilaian dilakukan
sebagai berikut :
a. Bila molar pertama atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua
atas atau bawah.
b. Bila molar pertama dan molar kedua atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan
pada molar ketiga atas atau bawah.
c. Bila molar pertama, kedua dan ketiga atas atau bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
d. Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus
pertama kiri atas.
e. Bila insisivus pertama kanan atau kiri atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
f. Bila insisivus pertama kiri bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus
pertama kanan bawah.
g. Bila insisivus pertama kiri atau kanan bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
h. Bila ada kasus diantara keenam gigi indeks yang seharusnya diperiksa tidak ada, maka
penilaian debris indeks dan kalkulus indeks masih dapat dihitung apabila ada dua gigi
indeks yang dapat dinilai (Nio, 1990).
• Kriteria Penilaian OHI-S Menurut Depkes R.I., (1995), kriteria penilaian kebersihan gigi
dan mulut (OHI-S) seseorang dapat dilihat dari adanya debris dan kalkulus pada
permukaan gigi. Untuk menentukan kriteria penilaian debris atau penilaian OHI-S, maka
dipakai tabel debris score dan calculus score.
• Dalam pemeriksaan debris kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Jumlah penilaian debris


Debris Index :
Jumlah gigi yang diperiksa

• Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Jumlah penilaian calculus


Calculus Index :
Jumlah gigi yang diperiksa
• Penilaian debris score dan calculus score adalah sebagai berikut :
a. Baik (good) :0 - 0,6.
b. Sedang (fair) : 0,7 - 1,8.
c. Buruk (poor) : 1,9 - 3,0.

• Rumus OHI-S = Debris Index + Calculus Index


• Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.
CPITN
• Gigi indeks cek materi Perio
• Setelah gigi indeks dipilih selanjutnya dilakukan probing dengan cara menggerakkan
probe WHO (dianjurkan probe William) dengan cara walking stroke ke sekeliling gigi.
Ada 6 titik yaitu mesiofasial, midfasial, distofasial, juga tempat sejenis pada aspek lingual
atau palatal.
• CPITN adalah indeks periodontal yang digunakan dalam penelitian, terbagi menjadi 3
kelompok usia :
o < 15 tahun : diperiksa BOP : kalkulus (indeks gigi 6-1-6)
o 15-19 tahun : diperiksa : BOP ; kalkulus ; poket (indeks gigi 6-1-6)
o > 19 tahun : diperiksa : BOP ; kalkulus ; poket ( indeks gigi 76-1-76)
• Rongga mulut dibagi 6 sekstant : posterior RA kanan- mid RA- posterior RA kiri –
posterior RB kiri – mid RB – posterior RB kanan
• Untuk gigi indeks 6 dan 7, jika salah satu gigi hilang tidak perlu diganti. Namun jika
seluruh gigi indeks hilang maka lakukan pengecekan pada seluruh gigi lain pada sekstan
tersebut dan tulis nilai terparah. Jika seluruh gigi pada sekstan tersebut tidak ada = tulis X
• Skor CPITN adalah sebagai berikut :
o Skor 0 : Di saku yang paling dalam pada suatu sektan, area berwarna pada probe
masih terlihat lengkap. Gingiva atau gusi sehat, tidak ada perdarahan, tidak
ada karang gigi.
o Skor 1 : Area berwarna probe masih terlihat lengkap, tidak ada karang gigi, tapi ada
perdarahan setelah dilakukan probing ringan.
o Skor 2 : Area berwarna probe masih terlihat lengkap, terdapat perdarahan setelah
probing, terdapat karang gigi supragingiva atau subgingiva.
o Skor 3 : Area berwarna probe masuk sebagian ke saku gusi, ada poket dangkal
dengan kedalaman lebih dari 4 mm sampai 5 mm.
o Skor 4 : Area berwarna probe semuanya masuk kedalam saku gusi, ada poket dalam
lebih dari 6 mm.
• Dari penjelasan Skor CPITN diatas dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
o Skor 0 : Sehat (tidak ada treatment)
o Skor 1 : Ada perdarahan pada gusi (BOP +) dilakukan DHE
o Skor 2 : Ada karang gigi supragingiva atau subgingiva dilakukan DHE dan scaling
o Skor 3 : Terdapat poket dangkal 3,5-5,5 mm dilakukan DHE dan scaling
o Skor 4 : Terdapat poket dalam lebih dari 5,5 mm dilakukan DHE, scaling (SRP),
bedah
UKGS

• Paket UKGS
o Paket 1 / Minimal : penyuluhan
o Paket 2 / Standar : penyuluhan dan screening
o Paket 3 / Optimal : penyuluhan, screening, tindakan medik dasar (ex: ekstraksi,
restorasi sederhana)
o Paket Inovatif : - penilaian risiko karies gigi menggunakan metode Donut Irene
- Memberikan perlindungan permukaan gigi (surface protection)
pada gigi Molar Permanen yang baru erupsi. Ex: fissure sealant
- Terapi remineralisasi pada lesi awal karies menggunakan CPP-
ACP

• 5 Level Of Prevention:
o Health promotion : Penyuluhan / edukasi tentang cara sikat gigi dan waktu
pelaksanaan yang tepat
o Specific protection : Tindakan intervensi dapat berupa sikat gigi Bersama
menggunakan pasta gigi berfluoride, pit fissure sealent, TAF
o Early diagnosis and prompt treatment : Screening, PRR, resto sederhana
o Disability limitation : PSA, resto kompleks, exo sederhana
o Rehabilitation : Gigi tiruan
ORAL HEALTH EDUCATION

• Menggunakan sikat gigi dewasa/anak dengan bulu sikat halus


• Menggunakan pasta gigi berfluoride, untuk
o anak < 3 tahun : smear layer/ sebiji beras
o 3 - 6 tahun : sebiji jagung
o > 6 tahun – dewasa : biji kacang polong
• Sikat gigi 2x sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Lidah juga disikat
• Sikat gigi diganti 3 bulan sekali tidak digunakan bersamaan dengan org lain,

CARA SIKAT GIGI


1. Metode Bass
Indikasi : untuk membersihkan sulkus (gigi sehat).
Caranya:
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat 45 derajat menghadap ke gusi dan masuk ke
dalam sulkus
b. Sikat gigi kemudian digetarkan secara ringan sambil membersihkan gigi, getaran bulu
sikat arah antero-posterior, dilakukan pada seluruh gigi.
c. Pada gigi anterior RA dan RB bagian palatal/lingual arahkan sikat menjadi vertikal
d. Pada bagian oklusal, sikat gigi tegak lurus dengan permukaan oklusal. Lakukan
gerakan ke arah antero-posterior
2. Metode Stillman
Indikasi : untuk kasus resesi parah
Caranya:
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat 45 derajat menghadap gusi dan diletakkan pada
area gingiva servikal
b. Selanjutnya, sikat gigi digerakkan dari gusi ke gigi sambil digetarkan secara ringan
3. Metode stillman modifikasi
Indikasi : untuk kasus resesi
Caranya :
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat mengarah ke gusi dan ujung sikat gigi
ditambahkan gerakan ke arah insisal/oklusal
b. Sikat gigi kemudian digetarkan secara ringan
4. Metode Charter
Indikasi : untuk kasus bedah
Caranya:
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat 45 derajat di margin gingiva menghadap insisal/
oklusal,
b. Sikat gigi kemudian digetarkan ringan sambil membersihkan gigi
5. Teknik Roll
Indikasi : untuk pasien anak
Caranya :
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat diarahkan ke apikal dan menghadap ke gusi
b. Sikat gigi kemudian digerakan memutar mengenai gusi dan gigi
c. Dilakukan pada saat rahang atas dan bawah tidak mengatup.
6. Teknik Fones
Indikasi : untuk pasien anak
Caranya :
a. Sikat gigi dipegang dengan bulu sikat menghadap permukaan gigi
b. Dilakukan pada saat rahang atas dan rahang bawah dikatupkan dan diarahkan ke
seluruh permukaan gigi

PEMAKAIAN DENTAL FLOSS


a. Potong dental floss ± 45 cm
b. Lilitkan pada kedua telunjuk menyisakan 15-30 mm
c. Masukkan dental floss ke interdental gigi dengan bantuan ibu jari
d. Selanjutnya dental floss diletakan dari servikal menempel pada permukaan mesial dan
distal gigi lalu gerakkan floss ke arah oklusal
e. Gunakan permukaan benang yang baru tiap permukaan gigi
f. Lakukan hingga seluruh permukaan proksimal gigi bersih
g. Instruksikan px untuk flossing minimal 1x sehari
KIE DM

• Diabetes mellitus adalah penyakit sistemik berupa peningkatan kadar gula dalam darah
karena gangguan proses metabolisme gula dalam tubuh. Tingginya kadar gula dalam darah
menyebabkan terganggunya peredaran darah, bisa mengarah pada jaringan kekurangan
oksigen hingga kematian sel; umumnya infeksi meningkat, luka sulit sembuh, hingga
akhirnya mati darn membusuk.
• Pada kasus diabetes mellitus, harus dilakukan konsultasi ke Sp.PD untuk dilakukan
pengecekan nilai gula darah sewaktu, puasa, dan HbAlc.
• Nilai Normal :
o Gula Darah Sewaktu (GDS) < 200
o Gula Darah Puasa (GDP) < 126
o HbAlc <7

• Jelaskan DM terdiri dari 2 tipe yaitu:


o Tipe 1 (genetik). Jika tipe 1 maka memerlukan perawatan berupa suntik insulin DM
terkontrol dapat dilakukan perawatan dental, dengan konfirmasi dokter SpPD
o Tipe 2 (dipengaruhi gaya hidup). Jika pada kasus dapat disimpulkan tipe DM nya
maka komunikasikan untuk menjaga pola makan, kurangi makanan gula tinggi dan
rutin minum obat serta berolahraga.
• Pada kasus DM terkontrol dapat dilakukan perawatan dental, dengan konfirmasi dokter
SPPD yang menanganinya. Jelaskan bahwa DM memiliki hubungan dengan kondisi
rongga mulut terutama jaringan periodontal, dimana factor local kebersihan dalam mulut
harus terjaga agar kerusakan jaringan periodontal tidak terjadi lebih parah. Kerusakan pada
rongga mulut meliputi radang gusi, gusi turun, gigi goyang hingga tanggal.
• Sikat gigi 2x sehari setelah makan dan sebelum tidur
• Rutin kontrol ke dokter gigi dan melakukan pembersihan karang gigi.
• Pada kasus di mana membutuhkan terapi karena sudah adanya kerusakan, maka harus
disiplin dalam mengikuti terapi karena untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
KIE HIPERTENSI

• Hipertensi/tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit tidak menular yang terjadi
apabila ada suatu peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg.
• Manifestasi klinis yang terjadi biasanya pusing, migrain, sakit kepala keseluruhan, kepala
berdenyut, vertigo, mimisan, muntah, mual, mudah lupa, pandangan mata kabur, kadang
disertai dengan komplikasi misalnya sesak napas hebat, gagal jantung, stroke, dan lain
lain.
• Perawatan hipertensi dapat dilakukan dalam dua kategori yaitu non farmakologi dan
secara farmakologis
o Upaya non farmakologis adalah dengan menjalani pola hidup sehat seperti menjaga
berat badan, mengurangi asupan garam, melakukan olahraga, mengurangi konsumsi
alkohol dan tidak merokok.
o Terapi farmakologis adalah tatalaksana hipertensi menggunakan obat. Pada pasien
hipertensi biasanya mengkonsumsi obat , yaitu: golongan obat diuretik, beta bloker,
kalsium antagonis, dan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor.
• Penggunaan obat obat tersebut dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan
pada rongga mulut. Obat antihipertensi jenis diuretic menyebabkan hiposalivasi-
xerostomia, terjadi liken planus (likenoid) pada jenis obat ACE inhibitor (catropril),
gingival enlargement pada jenis obat calsium channel blockers.
• Pada kasus hipertensi terkontrol dapat dilakukan perawatan dental, dengan konfirmasi
dokter Sp.PD yang menanganinya.
• Jelaskan bahwa hipertensi yaitu penggunaan obat antihipertensi dalam jangka panjang
memiliki hubungan dengan kondisi rongga mulut (Obat antihipertensi jenis diuretic
menyebabkan hiposalivasi-xerostomia, terjadi liken planus (likenoid) pada jenis obat ACE
inhibitor (catropril), gingival enlargement pada jenis obat calsium channel blockers)
tergantung pasien menggunakan obat yang jenis apa. sehingga factor lokal kebersihan
dalam mulut harus terjaga agar gangguan/kerusakan dalam rongga mulut tidak terjadi lebih
parah. Gangguan/kerusakan pada rongga mulut meliputi radang gusi/gingival
enlargement, hiposalivasi-xerostomia, liken planus.
• Sikat gigi 2x sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur, rutin kontrol ke drg dan
melakukan pembersihan karang gigi.
• Jika pasien minum obat dari dokter Sp.PD atau yang menanganinya maka eduaksi agar
minum obatnya rutin sesuai anjuran dokternya
• Jaga pola makan. Konsumsi yang cukup untuk makanan/ minuman yang dibolehkan oleh
dokter nya dan menghindari makanan/minuman yang tidak diperbolehkan oleh dokternya.
• Pada kasus di mana membutuhkan perawatan karena sudah adanya kerusakan maka harus
disiplin dalam mengikuti perawatan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Perawatan dental bisa dilakukan kalau tekanan darah terkontrol dan normal (contoh
pencabutan gigi, pembersihan karang gigi dll)
• Penundaan tindakan invasive bila TD masih tinggi
• Olahraga teratur
KIE ANEMIA

• Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah (hemoglobin) dalam darah
berada dibawah normal.
• Seseorang dikatakan anemia jika:
o Konsentrasi Hb pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan hematokrit kurang dari 41%
o Konsentrasi Hb pada perempuan kurang dari 11,5 G/DL atau hematokrit kurang dari
36%
• Gejala utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat istirahat, pucat, denyut
nadi kuat, jantung berdebar, dan roaring in the ears.
• Klasifikasi anemia dibagi menjadi:
o Anemia mikrositik hipokrom (anemia defisiensi zat besi, anemia penyakit kronis)
▪ Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya
penyediaan zat besi untuk eritropoesis. Cadangan besi kosong (depleted iron
store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang,
anemia jenis ini adalah anemia yang paling sering ditemui. Tanda dan gejala
yaitu:
a. Atropi papilla lidah yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
karena papil lidah menghilang
b. Mukosa rongga mulut berwarna pucat
c. Stomatitis angularis (cheilitis) yaitu adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
d. Disfagia yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
o Anemia makrositik /megaloblastik(defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat)
▪ Anemia makrositik merupakan anemia dengan karakteristik MCV diatas 100 fl.
Gambaran umum yaitu:
a. Anemia timbul perlahan dan progresif
b. Glositis dengan lidah berwarna merah seperti daging
c. Disertai gejala neuropati
• Edukasi pada pasien untuk
o selalu menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi 2x sehari setelah makan
pagi dan sebelum tidur, obat kumur
o rutin kontrol ke drg dan melakukan pembersihan karang gigi.
o Jelaskan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, misal jika
pasien kekurangan vit b12 maka konsumsi makanan berupa daging ayam, daging sapi,
ikan, telur, keju, susu, seafood, hati ayam dll serta konsumsi vitamin b12, jika
kekurangan asam folat maka konsumsi juga sayuran hijau kacang-kacangan, buah,
susu, dll juga minum air putih harus min 8 gelas per hari.
o Jika diperlukan bisa dikonsultasikan ke dokter SpPD atau dokter yang sesuai dengan
kompetensi untuk menanganinya.
• Pemeriksaan darah rutin ( Leukosit, eritrosit, trombosit, hemoglobin, hematokrit)
• Pemeriksaan darah lengkap (Pemeriksaan darah rutin : Leukosit, eritrosit, trombosit,
hemoglobin, hematokrit) + susunan sel darah merah yang teridiri dari Mean corpuscular
volume (MCV), Mean corpuscular hemoglobin (MCH), Mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC), + deferensial leukosit (neutrofil, basofil, eosinofil, limfosit dan
monosit)
KIE IBU HAMIL

• Kehamilan merupakan proses alami untuk semua wanita, terjadi selama kurang lebih 280
hari / 40 minggu terbagi menjadi 3 trimester.
• Terdapat banyak perubahan yang terjadi: perubahan fisik (berat badan bertambah, bengkak
kakitangan, rongga mulut asam) perubahan psikologis (mual, muntah, lemas, ngidam,
morming sickness).
• Perubahan ini berkaitan dengan rongga mulut, menyebabkan: rongga mulut menjadi asam
dan malas menyikat gigi gigi
• Sisa makanan yang tersisa di permukaan gigi menjadi lokasi berkumpulnya kuman yang
mengolah sisa makanan menjadi asam dan kalsium di gigi larut sehingga gigi berlubang
• Di samping itu, sisa makanan yang tersisa di permukaan gusi menjadi lokasi berkumpulnya
kuman sehingga timbul reaksi radang/infeksi radang gui
• Selama kehamilan, hormon meningkat terutama hormon estrogen dan progresteron
menyebabkan infeksi semakin parah 10 kali lipat
• Kondisi yang paling sering dialami adalah radang gusi kehamilan (gingivitis kehamilan)
dan epulis gravidarum (muncul benjolan di sela gusi, mudah berdarah). Keduanya timbul
karena sisa makanan, buruknya kebersihan ronga mulut dan faktor lokal (sisa akar, gigi
berlubang). Puncaknya trimester 2 dan berkurang di trimester ke 3, tapi baru benar-benar
hilang setelah melahirkan. Selama kehamilan waktu untuk perawatan yang paling optimal
di trimester 2
• Infeksi dan kuman pada rongga mulut masuk pembuluh darah ke tubuh dan dapat
menyebabkan peningkatan hormon oksitosin yang merangsang kontraksi dan kelahiran
prematur; atau: kondisi rongga mulut yang kurang baik menyebabkan sulit makan
sehingga nutrisi kurang dan berat bayi lahir rendah.
• Nutrisi ibu hamil sangat penting dengan makan makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, susu dan mineral serta minum air putih.
• Sangat penting untuk jaga kesehatan gigi mulut sejak sebelum hamil
• Rutin ke dokter gigi dan kontrol SpOG
• Saat hamil tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara sikat gigi dengan teknik
Bass/Roll (peragakan dan minta pasien mencoba)
• Apakah sampai sini ada pertanyaan? Jika tidak saya ucapkan terima kasih
INDIKATOR RS

BOR / Bed Occupation Ratio


• % pemakaian tempat tidur di RS pada satuan waktu tertentu
• Idealnya 60-85%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑑
• BOR = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑑 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖

• Contoh soal : Di sebuah RS bulan maret 2021 ruang mawar ditetapkan memiliki
kapasitas tempat tidur sebanyak 42 bed. Pada bulan tersebut hari
perawatan sebesar 1200 berapakan BOR

= 0,921659 X 100

= 92,17 %

BTO / Bed Turn Over


• Angka perputaran bed dalam kurun waktu tertentu
• Idealnya 40-50 kali/tahun/bed
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
• BTO = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑑
ODD RATIO

100 pasien dengan gigi protusif, dan 100 pasien tanpa protusif, dari ke kelompok gigi protusif
terdapat 70 yang memiliki ke biasaan thumbsucking, dikelompok tanpa protusif terdapatt 40
orang memilik I kebiasaan thumsucking
Protusi Non Protusi
Thumbsucking A = 70 C = 40
Non Thumbsucking B = 30 D = 60

A D
Odd Ratio =
B C
70 x 60
=
40 𝑥 30
= 3,5
Pasien dengan kebiasaan thumbsucking lebih beresiko protusi 3,5 kali lipat dibanding pasien
non thumbsucking

Anda mungkin juga menyukai