Anda di halaman 1dari 7

DENTAL SIDE TEACHING

PULPEKTOMI GIGI SULUNG

IDENTITAS
No. Kartu : P.16888
Nama Pasien : Ayub C. A. Pamungkelan
Umur : 7 tahun

KASUS
Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun berdomisili di tingkulu, datang ke RSGM PSPDG
UNSRAT dengan keluhan gigi belakang sebelah kiri atas yang berlubang besar. Gigi tersebut
pernah terasa sakit sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien tidak merasakan sakit saat ini dan tidak ada
tanda-tanda bengkak.
Tanggal : 3 Juli 20167 Gigi yang dirawat : 65

Riwayat Kesehatan Penderita yang perlu diperhatikan :


Riwayat penyakit menular : t.a.k
Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k
Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k

Keluhan Utama
Gigi belakang kiri atas yang berlubang besar.

Riwayat Gigi Terlibat


Gigi tersebut sudah pernah sakit sekitar 6 bulan yang lalu tetapi sekarang tidak terasa sakit.
Gejala Subjektif
Rasa sakit : tidak ada
Pemeriksaan Objektif
Gigi karies mencapai pulpa, perkusi (-), tekanan (-)
Tes Vitalitas
Tes Termal : tidak bereaksi terhadap dingin (gigi nonvital)

1
Diagnosis Klinik
Gigi 65 -> Nekrosis pulpa
Rencana Perawatan
Pulpektomi nonvital gigi sulung.

Foto Rontgen Periapikal Gigi :

Prognosis
Baik, karena, gigi tidak goyang, jaringan pendukung baik, dan pasien kooperatif

Alat dan Bahan yang Disediakan


Masker, handscoen, celemek
Diagnostic set
Nierbekken
Contra angle handpiece (Low speed dan High speed)
Mata bur Low speed dan High speed (round bur, fissure bur, inverted bur)
Jarum Eksterpasi
K-file #15-35
Semen spatula dari bahan plastik
Penggaris dan jangka sorong

2
Endo block dan endo box
Bite block
Glass lab
Dappen glass
Plastic filling instrument
Endometason dan eugenol
Paper point dan kapas
Bahan irigasi (Aquades dan H2O2 3%)
Caviton
Zinc Phosphate Cement
Semen Stopper
GIC Fuji Tipe IX
Bahan Medikamen (ChKM dan Cresophene)
ZnOE
Alkohol dan betadine
Jarum irigasi
Cotton roll dan cotton pellet
Articulating paper
Dispo 3 cc
Dentin conditioner
Varnish

3
TAHAP PERAWATAN

1 Pemeriksaan dan pengisian kartu status (3 juli 2017)


Anamnesa dan pengisian kartu status bagian.
Pemeriksaan klinis : Perkusi (-), Palpasi (-), Sondasi (-)
Jaringan karies dibersihkan dengan menggunakan excavator
Foto intraoral keadaan gigi sebelum perawatan
Pengambilan foto rontgen diagnosis
Instruktur : drg. Ica Dilapanga dan drg. Paulina Gunawan, Mkes,Sp.KGA

TAHAP PERAWATAN SELANJUTNYA


A. Kunjungan Pertama
1. Sebelum dilakukan tindakan perawatan, dilakukan perhitungan panjang kerja terlebih
dahulu berdasarkan rumus:1,2

Lebar mahkota gigi x Panjang akar pada foto rontgen


Panjang akar sebenarnya =
Lebar mahkota pada foto rontgen

Panjang kerja = Panjang akar sebenarnya 1 mm


Lebar mahkota gigi sebenarnya = 10 mm
Lebar mahkota gigi pada foto rontgen = 11 mm
Panjang akar mesial pada foto rontgen = 17,5 mm
Panjang akar distal pada foto rontgen = 13,3 mm
10 17,5
o Panjang akar Mesial = = 15,9
11

Panjang kerja: 15,9 mm 1 mm = 14,9 mm


10 13,3
o Panjang akar Distal = = 12,09
11

Panjang kerja: 12,09 mm 1 mm = 11,09 mm = 11 mm


2. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector.3
3. Atap pulpa dibuka sepenuhnya sampai kelihatan orifice.3
4. Mengeluarkan jaringan nekrotik dengan jarum eksterpasi dan dilakukan preparasi
menggunakan K-File nomor 15 diakhiri dengan K-File nomor 35 (sesuai dengan
panjang kerja).4 Selama prosedur pembersihan jaringan nekrotik, harus dilakukan irigasi

4
sebanyak-banyaknya pada saluran akar.3,4 Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi dilakukan dengan H2O2
3% dan aquades dengan perbandingan 1:2 yang dipakai secara bergantian kemudian
dikeringkan dengan cotton pellet dan paper point.5,6
5. Ruang pulpa diisi dengan cotton pellet yang telah dibasahi dengan ChKM kemudian
ditutup dengan Caviton. Minta pasien untuk kembali 5-7 hari kemudian.4,6,7

B. Kunjungan Kedua
1. Menanyakan keluhan dari pasien. (kontrol gejala)
2. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector.
3. Tumpatan sementara dibongkar dan dibersihkan.
4. Irigasi saluran akar dilakukan kembali menggunakan H2O2 3% dan aquades. Kemudian
dikeringkan dengan cotton pellet dan paper point.
5. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication) dengan Cresophene. Ditutup
kembali dengan tumpatan sementara. Minta pasien untuk kembali 5-7 hari kemudian.

C. Kunjungan Ketiga
1. Menanyakan keluhan dari pasien dan dilakukan tes perkusi, palpasi dan tekanan jika
terdapat sakit. (kontrol gejala).
2. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector.
3. Tumpatan sementara dibongkar dan dibersihkan
4. Jika tidak ada keluhan dari gigi yang sedang dirawat, saluran akar diirigasi kemudian
keringkan dengan paper point
5. Saluran akar diisi dengan bahan pengisi yaitu Zinc Oxide Eugenol (ZnOE) dengan cara
dicampur sampai konsistensi agak padat, kemudian ditekan-tekan menggunakan semen
stopper.
6. Zinc phosphate cement digunakan sebagai tumpatan sementara.
7. Untuk mengetahui apakah pengisian saluran akar sudah baik, dilakukan rontgen foto.
Bila pengisian sudah baik, maka bisa dilanjutkan untuk penumpatan permanen saat
kunjungan selanjutnya.
8. Pasien diinstruksi untuk datang kontrol 7-10 hari kemudian5

5
(A) Jaringan pulpa dalam saluran akar diambil dengan jarum eksterpasi. (B)Saluran akar dilebarkan
dengan file. (C)Saluran akar dikeringkan dengan paper point. (D)Saluran akar diisi dengan bahan
pengisi saluran akar, di atas bahan pengisi diletakkan dasar semen, kemudian gigi ditumpat permanen.

D. Kunjungan keempat
a. Kontrol pasca obturasi
b. Pemeriksaan subjektif dan objektif
c. Bila tidak ada keluhan, tumpatan sementara dikurangi sebagian sampai tersisa sedikit
Zinc fosfat sebagai lapisan dasar. Bagian yang dikurangi tadi dibersihkan dengan cotton
pellet yang dibasahi alkohol
d. Tumpatan permanen GIC Fuji IX diaplikasikan pada kavitas
e. Cek oklusi menggunakan articulating paper2
f. Pasien diminta kembali untuk kontrol 1 minggu kemudian

E. Kontrol
1. Evaluasi klinis dilakukan 1 minggu setelah perawatan dan dilanjutkan dengan evaluasi
setiap 6 bulan. Dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif untuk mengetahui adanya
tanda keradangan, serta derajat kegoyangan gigi.
2. Evaluasi radiografi dilakukan antara 12-18 bulan setelah perawatan.

6
LAMPIRAN

Gangren pulpa adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati sebagai sistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Pada gangren
pulpa dapat disebut juga gigi non-vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan
reaksi pada cavity test dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan
memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang
menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar
gigi sebelahnya yang masih vital.
Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang merupakan proses lajutan dari inflamasi
pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis
pulpa dapat terjadi parsialis ataupun totalis. Nekrosis atau kematian pulpa pada umumnya
disebabkan karena keadaan radang pulpitis yang irreversible tanpa penanganan atau dapat
terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa.
1.

Anda mungkin juga menyukai