Anda di halaman 1dari 10

TELAAH KASUS

PERAWATAN SALURAN AKAR PADA GIGI 21


DENGAN DIAGNOSIS NEKROSE PULPA

Oleh :
Ovy Prima Damara
No. BP : 1311411002

Pembimbing :
Drg. Deli Mona, Sp.KG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
1
Nama : Ovy Prima Damara
BP : 1311411002
Preseptor : Drg.Deli Mona.Sp.KG
Tanda tangan :

A. Data Perorangan
Nama : Gusmiwati
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 Tahun
No. Rekam Medis : 11258
Elemen Gigi : 21

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan gigi depan patah sejak 13 tahun yang lalu dan
merasa tidak nyaman.
Present Illness
Gigi depan pasien patah karena jatuh (terpeleset), kemudia ditambal setelah 3
tambalannya lepas dan ditambal lagi sampai 3 kali penambalan. Tambalan terakir
lepas 3 bulan yang lalu. Gigi pasien tidak pernah sakit sebelumnya atau berdenyut
spontan, tidak pernah ngilu saat makan makanan manis dan minum air dingin.
Past Dental History
Pasien menyikat gigi 2 kali sehari, pagi dan malam hari. Pasien pernah ke dokter gigi
sebelumnya 1 tahun yang lalu untuk menambal gigi yang patah.
Past Medical History
Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik. Tidak pernah dirawat dirumah sakit
Dan tidak sedang mengkonsumsi obat rutin.
Family History
Ayah tidak dicurigai menderita penyakit sistemik, dan ibu tidak dicurigai
Adanya penyakit sistemik

2
C. Pemeriksaan Objektif
Gigi 21 mengalami fraktur Ellis kelas III dengan diagnosa nekrose pulpa
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap gigi 21 berupa tes :

Palpasi (-)
Sondasi (-)
Chlor Ethil (-)
Tekan (-)
Mobility (-)
Perkusi (-)
Bur (-)

D. Pemeriksaan Radiografis

3
Pada ronsen foto gigi 21 terlihat saluran akar lurus. Tidak terdapat gambaran
radiolusen pada apikal gigi 21 yang menandakan tidak adanya lesi periapikal.

E. Gambaran Klinis

F. Diagnosis
Nekrosis Pulpa gigi 21

G. Rencana Perawatan
1. Dental Health Education (DHE)
2. Perawatan saluran akar gigi 21
3. Restorasi akhir berupa post core crown

H. Prognosis

4
Dari pemeriksaan objektif dan radiografis yang dilakukan, disimpulkan bahwa
prognosa BAIK karena :
1. Masih banyak struktur jaringan gigi yang tersisa
2. Pasien kooperatif
3. Akar lurus

I. Alat dan Bahan


Alat :
 Diagnostic set
 Penggaris atau Sliding Caliper
 Bur set
 Jarum Miller (smooth broach)
 Jarum Ekstirpasi (barbed broach)
 Reamer (hedstrom file)
 File
 Spuit untuk irigasi
 Lentulo
 Root canal spreader
 Root canal plugger
 Gunting
 Lampu Spiritus
 Glass Lab
 Plastis Instrumen
Bahan :
 Cotton roll
 Cotton pellet
 Kapas
 Alkohol
 NaOCl 1,05 %
 H2O2 2 %
 CHKM

5
 TKF
 Paper point
 Caviton
 Gutta perca
 Endomethasone (sealer)
 Eugenol
 GIC Restorative
 GIC lining

J. Tahap Pekerjaan
Kunjungan I
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi, diagnosis,
penentuan rencana perawatan.
2. Penandatanganan informed consent.
3. Penanganan segera terhadap keluhan pasien
4. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang
kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto
b= panjang mahkota klinis
c= panjang mahkota pada rontgen foto
Panjang gigi :

Panjang kerja = panjang gigi – 1mm

Kunjungan II
a. Preparasi kamar pulpa
1. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan round bur.
2. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin.
3. Membuka kamar pulpa dan membuang atap kamar pulpa dengan round bur.
6
4. Menghaluskan dinding kavitas dengan silindris bur.
5. Membuang isi kamar pulpa dengan excavator.
6. Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
7. Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran
akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 % secara
bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 1,05 %. Irigasi
dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.
8. Preparasi kamar pulpa selesai.

b. Preparasi saluran akar dengan teknik step back

• Perkirakan panjang kerja dengan rumus

Panjang gigi sebenarnya = a x b / c

a = panjang gigi pada rotngen foto

b = panjang mahkota klinis

c = panjang mahkota pada rontgen foto 

• Buang isi pulpa pada saluran akar dengan jarum ekstirpasi. Jarum ekstirpasi
diputar>360 derajat agar pulpa melilit dan kemudian ditarik keluar.

• Preparasi saluran akar dengan teknikstep back

Preparasi apikal

Tentukan Initial Apical File (IAF), yaitu nomor file yang pertama kali bisa masuk
sepanjang panjang kerja di saluran akar

Perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar searah jarum jam, kemudian dengan
arah berlawanan ditarik keluar

Preparasi apikal dilakukan minimal 3 nomor lebih besar dari IAF (misal : IAF nomor
15, perbesardengan file nomor 20, 25 dan 30)

• Ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi apikal disebut MAF (Master
Apical File). Ukuran MAF akan sama dengan MAC (Master Apical Cone = cone
gutta perca utama)

• Lakukan irigasi setiap penggantian ukuran file

Preparasi saluran akar

7
• Preparasi saluran akar dimulai dengan file ukuran lebih besar dari MAF dan panjang
kerja dikurangi 1mm dari panjang kerja

• Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama sampai file terasa longgar

• Lakukan rekapitulasi yaitu pengukuran panjang kerjadengan MAF. Panjang kerja


harus sama dengan panjang awal

• Ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dan panjang kerja dikurangi 1mm

• Setiap pergantian file dilakukan irigasi dan rekapitulasi

• Preparasi saluran akar minimal hingga 3 nomor lebih besar dari MAF

• Haluskan dinding saluran akar dengan file MAF dengan gerakan menekan dinding
saluran akar dan tarik file keluar

c. Sterilisasi saluran akar dan aplikasi bahan medikamen

• Keringkan saluran akar dengan paper point.

• Aplikasikan CHKM menggunakan lentulo pada dinding saluran akar sampai pada
orifis.

• Letakkan cotton pellet kering di atas nya.

• Tutup dengan tambalan sementara

• Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan ke III

• Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi, sondasi,tekan,

• Bongkar tambalan sementara.

• lakukan penggantian obat TKF

• Keluarkan kapas kering dan cotton roll.

• Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 %

• Keringkan saluran akar dengan paper point.

• Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering.

• Tutup dengan caviton (tambalan sementara).

• Cek Oklusi dengan articulating paper.

Kunjungan ke IV

8
• Jika tes dan keluhan tidak lagi dirasakan maka sudah bisa dilakukan Trial

• Bongkar tambalan sementara.

• Keluarkan kapas kering dan cotton roll.

• Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar / gutta percha menggunakan hand
files ukuran terakhir masuk. Masukkan kedalam saluran akar sampai + 1 mm
mendekati foramen apikal dan beri tanda.

• Masukkan 1 gutta perca dan masukkan ke dalam saluran akar sampai panjang kerja
kemudian dipotong hingga batas orifis

• Hitung panjang cone gutta perca sebagai panduan kemudian masukkan kedalam
saluran akar dan ditutup dengan kapas dan tambalan sementara

• Lakukan foto rontgen TRIAL

Kunjungan V

• Bongkar tambalan sementara jika hasil foto trial menunjukkan panjang cone sesuai
dengan panjang saluran akar tanpa overfilling dan under filling

• Keluarkan cotton pellet

• Keluarkan cone dari saluran akar

• Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan H2O2

• Keringkan saluran akar dengan paper point. Ukuran paper point harus sama dengan
alat yang terakhir digunakan. Lakukan berulang kali sampai saluran akar kering.
Terakhir gunakan paper point yang lebih kecil supaya bisa mencapai apek untuk
memastikan saluran akar kering.

• Gunakan guttaperca sesuai ukuran alat yang terakhir atau satu nomor lebih kecil.
Masukkan ke dalam saluran akar sampai ±1mm mendekati foramen apikal. Beri tanda

• Aduk semen atau pasta kemudian masukkan kedalam saluran akar dengan lentulo atau
reamer untuk melapisi dinding saluran akar.

• Masukkan gutta perca yang semen atau pasta kemudian masukkan kedalam saluran
akar sampai tanda yang diberikan

• Gunakan spreader untuk memadatkan gutta percha kesamping. Ruang yang tersisa
diisi dengan gutta perca tambahan dengan ukuran yang lebih kecil. Lakukan sampai
saluran akar terisi penuh. Teknik pengisian saluran akar ini disebut dengan Lateral
Condensation Technique

9
• Potong gutta perca sampai batas orifis dengan instrumen panas dan padatkan dengan
root canal plugger. Kamar pulpa harus bersih dari gutta perca supaya tidak terjadi
perubahan warna.

• Tutup dengan GIC lining, kemudian tutup dengan kaviton

• Lakukan rontegn foto untuk melihat kehermetisan hasil obturasi

Kunjungan VI

• Kontrol pasca obturasi setelah 2 minggu

• Foto rontgen kontrol obturasi

• Jika dari hasil obturasi sudah hermetis, lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien dan
lakukan tes perkusi, palpasi dan thermal

• Jika semua pemerikasaan tidak menunjukkan keadaan patologis, dapat dilakukan


restorasi pasca endo.

• Restorasi pada kasus ini post dan core dan crown

Kunjungan VII

Kontrol restorasi akhir

10

Anda mungkin juga menyukai