Anda di halaman 1dari 5

TELAAH KASUS PULPEKTOMI VITAL

PADA GIGI DESIDUI 84

Nama : Leilyani Sari


No BP : 1210342025
Nama Pereseptor : drg Ditha
A. Data Pasien
Nama : Miftahul Rizki
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 8 tahun
Alamat : sisingamagaraja no 25
No. Rekam Medik : 010047
Elemen Gigi : 84
B. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah berlubang dan ingin
ditambal.
2. Present Illness
Pasien mersa sakit gigi sekitar 2 hari yang lalu. Gigi tersebut sakit saat makan sampai
saat ini. Karna pasien baru selesai makan. Pasien sikat gigi 2 x sehari (pagi dan
malam ). Pernah dikasih obat oleh orang tuanya saat sakity gigi. Gigi tersasa sakit
berdeyut-denyut
3. Post Dental History
Pasien belum pernah kedokter gigi . gigi pasiern di cabut di rumah oleh orang tuanya
sendiri
4. Post Medical History
Pasien tidak dicurigai adanya kelainan sistemik
5. Family History
Orang tua pasien tidak dicurigai adanya kelainan sitemik
6. Social History
Pasien seorang siswi sd 29 padang kelas 3

C. Pemeriksaan Objektif
Elemen gigi : karies profunda pada gigi 84
Sondasi (+)
Perkusi (+)
Palpasi (-)
Termal (+)
Mob (-)
D. Pemeriksaan Radiografis
Pada gigi 84 tidak terdapat gambaran radiolusen pada bagian periapikal, ini
menandakan tidak adanya lesi periapikal. Belum terjadi resorpsi akar.

E. Diagnosis
Pulpitis Irreversible pada gigi 84
F. Rencana perawatan
1. Pulpektomi Vital
2. Restorasi pasca endodonti : SSC
G. Prognosis
Baik, tidak terdapat fraktur horizontal maupun vertikal pada akar gigi dan dari
rontgen benih gigi permanen masih jauh untuk erupsi. Pasien kooperatif untuk datang
berulang dan oral hygine pasien cukup baik

H. Penatalaksanaan

Alat Bahan

Diagnostic set Paper Point

Bur Set Cotton Roll

Endometer Cotton Pelet

Jarum Miller Spuit

Jarum Ekstirpasi Chorhexidine diglukonat 2%


File Kapas, alkohol

Plastis instrument ChKM

Spuit irigasi Vitapex

Semen spatle Caviton

Glass lab Pehacain

Spuit 1 CC Formokresol

Kunjungan I
1. Informed Consent
2. Pemeriksaan pasien
3. Penaganan segera terhadap keluhan pasien
a. Ekskavasi jaringan karies
b. Letakkan bahan devitalisasi yang sudah digulung dalam cotton pellet pada kavitas
c. Tambalan sementara
4. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang kerja.

Panjang gigi sebenarnya : pjg gigi pada RO foto X panjang mahkota klinis

Pnjg mahkota pada RO foto

Panjang gigi : mesial : 12 mm

Distal : 13 mm

Panjang kerja = 2/3 panjang gigi sebenarnya untuk mencegah terjadinya perforasi
foramen apikal dan merusak benih gigi permanen.

Panjang kerja : mesial : 11 mm

Distal : 12 mm

Kunjungan Ke II
1. isolasi daerah kerja
2. anastesi infiltrasi gigi yang akan di preparsi
3. Diamkan beberapa saat
4. Cek apakah anastesi jalan atau ngak
5. Lakukan Preparasi
6. Berikan formokresol apa bila terjadi pendarahan saat peraparasi
7. Preparasi kamar pulpa
a. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur bulat
b. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin
c. Buka kamar pulpa dan buang atap kamar pulpa dengan bur bulat
d. Haluskan dinding kavitas dengan bur silindris
e. Buang isi kamar pulpa dengan ekscavator
f. Cari orifis dengan jarum miller (smooth broach)
g. Semua tahapan preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran
akar. Irigasi sesering mungkin dengan chlorheksidine.
h. Preparasi kamar pulpa selesai.
8. Preparasi saluran akar
a. Pasang stoper sesuai panjang kerja
b. Pakai alat yang terkecil terlebih dahulu (jarum miller) untuk mengetahui arah dan
keadaan saluran akar
c. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar pulpa dan
saluran akar dengan diputar 360 derajat kemudian ditarik keluar.
d. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan clorheksidin. Jangan
menyemprotkan udara kedalam kavitas karena akan mendorong debris keapeks
e. Preparasi saluran akar dengan file. Mulai dari ukuran 6 dan diakhiri no 20. Pada
gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat jaringan pulpa dan
menghaluskan dinding saluran akar, bukan memperluar saluran akar.
f. Irigasi dengan clorheksidin, keringkan dengan cotton pellet dan paper point
9. Sterilisasi saluran akar
a. Keringkan saluran akar dengan paper point
b. Basahi cotton pellet yang ukurannya kira-kira 1/3 kamar pulpa dengan ChKM,
keringkan dengan cotton roll, karena yang diperlukan hanya uap ChKM
c. Letakan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
d. Tutup dengan tambalan sementara
e. Cek oklusi dengan articulating paper
Kunjungan Ke III
1. Bongkar tambalan sementara
2. Keluarkan kapas kering dan cotton pellet
3. Periksa apakah dari kavitas sudah tercium bau obat, hal tersebut menandakan
bahwa saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat dilakukan obturasi. Jika
belum periksa kembali saluran akar dan lakukan sterilisasi dengan ChKM
4. Jika sudah, irigasi saluran akar dengan chorheksidin
5. Keringkan dengan paper point
6. Lakukan obturasi dengan vitapex yang langsung dimasukan kedalam saluran akar
dengan spuit yang telah disediakan pabrik, lakukan obturasi hingga orifis sampai
pada 1/3 kamar pulpa
7. Tutup dengan cotton pelet kering dan steril
8. Tutup dengan tambalan sementara
9. Cek oklusi dengan articulating paper
10. Lakukan poto rontgen untuk melihat hasil obturasi

Kunjungan Ke IV
1. Cek hasil obturasi sudah hermetis melalui rontgen foto
2. Tanyakan apakah ada keluhan dari pasien, lakukan tes perkusi, palpasi
3. Jika tidak ada keluhan, bongkar tambalan sementara
4. Lakukan restorasi akhir dengan SSC

Kunjungan Ke V
1. Kunjungan kelima dilakukan 1 minggu setelah obturasi.
2. Cek kembali perkusi.
3. Lakukan rontgen foto kembali sebagai rontgen control

Anda mungkin juga menyukai