Anda di halaman 1dari 4

Laporan Kasus Ekstraksi Gigi 4.

A. Data perorangan
Nama : Gemara Hanum
Umur : 19 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat :
No. Rekam medis :

B. Pemeriksaan Subjektif :
1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan ingin mencabut gigi geraham
bawah sebelah kanan

2. Riwayat Perjalanan Penyakit : Pasien mengeluhkan gigi tersebut lobangnya sudah


besar. Gigi sudah berlobang sejak 3 tahun yang lalu. Dulu pernah sakit berdenyut
dan kemudian ditambal, lama lama tambalannya rapuh dan lepas namun
dibiarkan. Setelah itu gigi tidak tidak pernah sakit lagi, tapi gigi makin lama
lobangnya makin besar, bagian mahkota gigi pun rapuh dan patah-patah.

3. Riwayat Kesehatan Oral : Pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabut gigi dan
menambal gigi

4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Ayah, tidak dicurigai adanya penyakit sistemik


Ibu, tidak dicurigai adanya penyakit sistemik

5. Riwayat Kesehatan Pribadi/Sosial : Pasien seorang mahasiswa di FK Unand

6. Riwayat Kesehatan Utama : Tidak ada alergi makanan atau obat, tidak pernah
dirawat di RS sebelumnya

Pemeriksaan Obyektif :

Gigi : 4.6
Sondasi (-)

Perkusi (-)

Mobility (-)

Palpasi (-)

Chlor etil (-)

Diagnosa : Gangren Pulpa

Rencana Perawatan : Ekstraksi

Alat dan Bahan :

Diagnostic set

Spuit

Pehacain

Betadine

Tampon

Kapas

Raspatorium

Bein

Tang Molar RB

Kuret

Bone File

1. Tahapan Pekerjaan
A. Anastesi
1) Masukkan bahan anastetikum dari ampul ke dalam spuit
1. Ketuk bagian atas ampul sampai semua cairan turun di bawah leher ampul
2. Tempatkan bantalan kassa kering kecil di sekeliling leher ampul
3. Patahkan leher ampul
4. Aspirasi anastetikum ke dalam spuit dan miringkan ampul supaya semua

cairan terjangkau oleh ujung jarum spuit


5. Setelah semua anastetikum di aspirasi, jika terdapat gelembung udara di dalam

spuit maka keluarkan dengan cara jarum mengarah ke atas, ketuk sisi spuit
untuk membuat gelembung udara naik ke arah jarum dan keluarkan udara

yang ada di dalam spuit

2) Lakukan anastesi
 Teknik Blok Mandibula
1. Daerah ramus mandibula diraba dengan ujung telunjuk kiri untuk meraba

daerah linea oblique eksterna, kemudian telunjuk digeser ke median untuk

meraba linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique

interna
2. Desinfeksi daerah kerja dengan menggunakan povidon iodin
3. Dengan menjadikan jari telunjuk sebagai penuntun jarum dimasukkan

dengan bevel jarum menghadap ke tulang di pertengahan lengkung kuku

dari sisi rahang yang berlawanan yaitu regio premolar


4. Spuit digeser ke arah posisi insisivus, jarum dimasukkan sambil menyusuri

tulang sedalam 10 - 15 mm
5. Jika sudah terasa ada rongga, posisi spuit di kembalikan lagi ke posisi

semula dengan memasukkan sedikit ujung jarum agak ke dalam, lakukan

aspirasi untuk memastikan tidak terkenanya pembuluh darah


6. Lakukan deponering sebanyak 1 ml untuk menganastesi N. Alveolaris

Inferior
7. Pada penyuntikan N. Alveolaris Inferior ini sekaligus kita bisa memberikan

anastesi pada N. Lingualis yaitu pada saat menarik jarum keluar dapat kita

deponirkan anastetikum sebanyak 0,5 ml


8. Tunggu beberapa saat sampai anastesi bekerja sebelum dilakukan tindakan

 Teknik Infiltrasi
1. Tegangkan mukosa dengan meretraksi atau menarik bibir atau pipi
2. Desinfeksi daerah kerja dengan menggunakan povidon iodin
3. Masukkan jarum pada daerah forniks (batas mukosa bergerak dan tidak

bergerak) mendekati apek akar gigi yang akan di cabut, dengan bevel

jarum menghadap ke tulang


4. Masukkan jarum 0,5-1 cm kemudian aspirasi terlebih dahulu untuk

memastikan bahan anastetikum tidak dideponirkan di pembuluh darah


5. Deponirkan bahan anastetikum 0,5-1 ml
6. Cabut jarum dengan hati-hati
7. Pijat mukosa daerah yang telah diberi anastetikum untuk memaksimalkan

difusi anastetikum
8. Tunggu beberapa saat sampai anastesi bekerja sebelum dilakukan tindakan

B. Ekstraksi
1. Setelah dilakukan anastesi dan efek dari bahan anastesi tersebut sudah bekerja,

baru lakukan tindakan selanjutnya


2. Perhatikan posisi operator, untuk gigi RB kanan, operator berada di kanan

belakang pasien
3. Bebaskan perlekatan gingiva dengan periosteal elevator atau raspatorium
4. Longgarkan gigi dari soketnya dengan bein
5. Pilih tang radiks RB dan tempatkan tang pada gigi, usahakan mencakup gigi yang

masih ada semaksimal mungkin


6. Pegang alveolus gigi untuk mengontrol dan stabilisasi tekanan yang diberikan
7. Pertama berikan gerakan luksasi yang lembut ke arah bukal, kemudian sedikit ke

lingual, semakin lama kekuatan semakin besar dengan kekuatan yang terkontrol.

Setelah gigi terlepas dari jaringan sekitar, kemudian diekstraksi


8. Pada daerah bekas pencabutan dilakukan masage atau pemijitan dan periksa

apakah ada sisa bagian tulang yang tajam, atau jaringan granulasi. Kalau ada,

lakukan pemotongan dengan knabel tang, haluskan dengan bone file, kuret

jaringan granulasi dengan kuret


9. Lakukan spuiling dengan saline steril atau povidon iodin
10. Berikan tampon untuk menghentikan perdarahan
11. Pemberian obat antibiotik dan analgetik
C. Instruksi Post Ekstraksi Gigi
1. Minum obat yang diberikan
2. Hindari makanan yang keras/kasar yang dapat melukai daerah bekas pencabutan
3. Jangan menghisap-hisap daerah operasi
4. Jangan minum dengan sedotan atau pun merokok
5. Jangan meludah
6. Gigit tampon untuk menghentikan perdarahan post ekstraksi
7. Tetap menjaga OH, dengan tetap menggosok gigi. Tetapi untuk daerah bekas

pencabutan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati

Anda mungkin juga menyukai