Anda di halaman 1dari 4

Nama : Devy Ekaputri

NIM : P07125118034
Mata Ujian : Praktik Pencabutan Gigi (ON LINE)
Semester : IV (Empat) Kelas Reguler/DIII Kesehatan Gigi
Hari / Tgl : Jum’at, 15 Juni 2020
Dosen Pengampu : 1. Suharjono, S.Pd, S.Si.T, M.Kes (Koord. MK) (K)
2. Dr. drg. Quroti A’yun, M.Kes

KASUS :
Pada waktu dilakukan pemeriksaan pada pasien bernama Shafira, usia 32 tahun, dengan alamat
Jl. Kridha Mulya No 17A Brajan RT04 Tamantirto Kasihan Bantul, Golongan darah : O,
didapatkan data subyektif pasien ingin mencabutkan gigi geraham kanan atas yang telah rusak,
pernah merasakan bengkak 6 bulan yang lalu, saat ini tidak sakit, dan kondisi saat ini sehat
dengan ditunjukkan Tensi 80/ 120

Pada pemeriksaan obyektif didapatkan :


Gigi 15 caries dalam di sebelah oklusal, sondasi negative, termis negative, perkusi negative,
palpasi negative dan kesimpulan gigi 16 karies mancapai pulpa non vital

TUGAS :
1. Alat apa yang harus disiapkan
Alat dan Bahan :
a. Dental Evalator (Ben)
b. Tang Extraksi Rahang Atas permanent
c. Betadhine/ antiseptik
d. Tampon
e. Cotton pellet
f. Karpul
g. kaca mulut
h. pinset dental
i. sonde
j. cotton stick
k. disposable injection syringe (semprit injeksi)
l. sarung tangan
m. . larutan anestesi lokal (lidocaine 2% dengan adrenaline 1:80.000) dalam ampul 2
cc
2. Obat apa yang diinjeksikan kepada pasien
3. Obat apa yang untuk diminum
4. Ceritakan cara injeksi pada gigi tersebut

PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL


1. Ambil sebuah disposable syringe, pastikan hal-hal berikut ini:
a. Masih tersimpan pada pembungkus dan tidak terdapat cacat atau robekan
b. Periksa tanggal kadaluwarsa
c. jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu sebelum membuka
pembungkusnya dengan memutar hub searah jarum jam, kemudian handle
pada syringe didorong sehingga plunger menyentuh ujung barrel, baru
kemudian pembungkus syringe dibuka.
2. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anestesi lokal, periksa keterangan pada dinding
ampul yang mencantumkan: kandungan, konsentrasi, dan volume larutan anestesi lokal,
kandungan dan konsentrasi bahan vasokonstriktor, dan tanggal kadaluarsa cairan anestesi
lokal tersebut.
3. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh cairan berada di bawah
leher ampul, apabila ada cairan yang masih berada di atas leher ampul lakukan ketukan
pada dinding ampul dengan jari tangan atau putar ampul dengan gerakan sentrifugal
sampai seluruh cairan berada di bawah leher ampul.
4. Leher ampul dipatahkan, lalu penutup jarum pada disposable syringe dibuka, kemudian
larutan anestesi lokal di dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum injeksi sampai
seluruh cairan anestesi lokal berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum menyentuh
dinding ampul.
5. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel penutup jarum dipasang kembali
dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum menyentuh penutupnya, kemudian diperiksa
apakah ada gelembung udara di dalam cairan di dalam barrel tersebut, apabila terdapat
gelembung udara dilakukan ketukan pada dinding barrel sampai semua gelembung udara
keluar dari cairan yang ada kemudian dorong handle sampai terlihat ada cairan yang
keluar dari ujung jarum.
6. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa steril lalu
ulasi daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya.
7. Jarum ditusukkan pada mukosa di daerah yang dituju secara perlahan-lahan, perlu
diperhatikan bahwa bevel pada ujung jarum selalu menghadap ke arah tulang
(gambar 6); sebelum cairan anestesi lokal diinjeksikan mutlak dilakukan aspirasi
(gambar 7); apabila terlihat darah masuk ke dalam barrel maka tariklah jarum keluar
dari mukosa. Catatan: (1) Tempat insersi jarum dan kedalaman tusukan jarum
pada mukosa disesuaikan dengan gigi yang akan dianestesi dan teknik anestesi
yang digunakan; (2) Aspirasi adalah tindakan menarik sedikit handle pada syringe
sesaat untuk mengetahui kemungkinan masuknya ujung jarum ke dalam pembuluh
darah
8. Apabila pada aspirasi tidak terlihat terhisapnya darah maka injeksikan cairan
anestesi lokal secara perlahan-lahan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul
selama injeksi dan menghindari terjadinya toksisitas cairan anestesi lokal
9. Setelah injeksi cairan anestesi lokal selesai tariklah jarum dari daerah kerja secara
perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah timbulnya perdarahan di tempat
tusukan jarum, efek anestesi mulai terasa beberapa detik sampai beberapa menit
setelah injeksi, pada umumnya efek anestesi lokal sudah tercapai dalam waktu 5
menit

5. Syaraf apa saja yang terparestesi dan tanda-tandanya


Field Block (paraperiosteal injection)
1. saraf yang teranestesi: cabang saraf terminal dari suatu saraf sensorik
2. daerah yang teranestesi: pulpa gigi rahang atas yang bersangkutan, ligament
periodontal, tulang alveolaris dan periosteum, dan mukosa gingiva sisi labial atau bukal
dari gigi tersebut
3. pedoman anatomis: letak mahkota gigi dan perkiraan posisi dan panjang akarnya,
tulang alveolaris, mucolabial fold atau mucobuccal fold gigi yang bersangkutan
4. indikasi:
a. untuk menganestesi jaringan pulpa sebuah gigi di rahang atas misalnya:
sebelum tindakan preparasi kavitas gigi, preparasi mahkota gigi, atau
ekstirpasi jaringan pulpa
b. untuk pencabutan sebuah gigi di rahang atas, dalam hal ini perlu
ditambahkan anestesi pada mukosa palatal
5. teknik:
a. jarum ditusukkan pada cekungan terdalam pada mucolabial atau
mucobuccal fold dari gigi yang bersangkutan, jarum diinsersikan sampai
ujung jarum terasa menyentuh tulang setinggi apeks gigi yang
bersangkutan, jarum ditarik sedikit kemudian dilakukan aspirasi, bila tidak
ada darah yang masuk ke dalam barrel cairan anestesi lokal diinjeksikan
sebanyak kira-kira 1 ml dengan perlahanlahan (gambar 9a)
b. khusus untuk gigi molar pertama rahang atas tusukan jarum dan injeksi
cairan anestesi dilakukan dua kali yakni pada mucobuccal fold apeks gigi
premolar kedua dan apeks mesiobukal gigi molar kedua rahang atas
(gambar 9b)
c. khusus untuk menganestesi gigi molar ketiga rahang atas, penderita
diminta untuk sedikit menutup mulutnya dan pipi ditarik ke lateral agar
tusukan jarum dapat dilakukan semaksimal mungkin ke arah medial pada
mucobuccal fold apeks gigi molar kedua rahang atas (gambar 9c)
6. gejala subyektif: terasa kebas pada daerah yang dianestes

6. Bagaimana gerakan pencabutan gigi


Teknik Pencabutan Gigi
Gerakan utama yang dilakukan untuk mencabut gigi adalah :
- Gerakan rotasi; gigi diputar ke arah mesiolingua/palatinal dan distolingual/palatinal
dengan sudut putar sekitar 10° guna merobek membran periodontal yang
melekatkan akar gigi dengan tulang alveolar.
- Gerakan luksasi : gigi digoyang dengan arah buko/labio-linguo/palatal untuk
melebarkan alveolus.
- Gerakan menarik : untuk melepaskan gigi dari alveolus

Pencabutan gigi molar pertama dan


kedua rahang atas :
a. Akar palatal adalah paling kuat dan seringkali divergen dibanding akar-akar
bukalnya.
b. Ujung akar seringkali berbatas sangat tipis dengan dasar sinus maksilaris, sehingga
beresiko tinggi untuk terjadinya perforasi sinus.
c. Gerakan pencabutannya adalah luksasi, dengan arah ke bukal lebih banyak karena
puncak alveolar bukal jauh lebih tipis dibanding palatal.
d. Gigi ditarik keluar mengarah kebukal mengikuti kurva dari akar palatal.
e. Pada kasus dimana gigi telah kehilangan mahkota, sehingga sulit dilakukan
pencabutan dengan tang cabut, maka perlu dilakukan separasi ketiga akar gigi
tersebut.
f. Separasi menggunakan bor dan yang pertama diseparasi adalah akar palatal dari
kedua akar bukalnya dengan arah separasi mesio-distal.
g. Setelah akar palatal terpisah, maka separasi akar mesiobukal dengan akar distobukal
dan arah preparasinya buko-palata
h. Pertama ungkit akar distobukal dengan elevator/bein di daerah distopalatal akar gigi
tersebut dan menggunakan akar palatal sebagai tumpuan.
i. Kemudian akar gigi distobukal yang telah goyah dicabut dengan tang sisa akar.
j. Akar mesiobukal dikeluarkan dengan elevator dari daerah mesial mengarah ke distal,
yakni ke ruang kosong yang ditinggalkan oleh akar distobukal.
k. Penggunaan elevator/bein pada pengungkitan kedua akar tersebut harus hati-hati
karena beresiko masuknya akar ke dalam rongga sinus maksilaris. Resiko
terdorongnya akar gigi ke rongga sinus maksilaris dengan menggunakan elevator
adalah paling tinggi saat mengeluarkan aklar palatal.
l. Oleh karenanya yang terbaik adalah menggunakan tang sisa akar berparuh lancip
dengan gerakan rotasi disertai penarikan secara hati-hati.
m. Prediksi kemungkinan tersebut secara cermat pada rontgent foto sebelum dilakukan
pencabutan.

Anda mungkin juga menyukai