Anda di halaman 1dari 3

ANESTESI INFILTRASI

No. Dokumen : SOP/UKP/GIGI/03

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit :
: 00

Halaman : 1 dari 3

Puskesmas SUPRIADI, S.Kep. Ns., M.Kes


Campurdarat NIP. 19640314 198603 1 025
SUPRIADI, S.Kep. Ns., M.Kes
NIP. 19640314 198603 1 025
1 Pengertian Anestesi infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang
mendeponirkan larutan anestetikum di sekitar gigi yang akan
dicabut, yaitu dibagian lipatan mukobukal, lingual atau bagian
palatum yang bertujuan untuk menimbulkan anestesi ujung saraf
melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi
sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang
terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi
(pencabutan gigi)
2 Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan anestesi infiltrasi
3 Kebijakan
4 Referensi 1. http://fairytoot.blogspot.co.id/2013/09/anestesi-lokal-definisi-
indikasi-dan-html
2. http://dentistrymolar.com/2011/03/24/anestesi-infiltrasi/
5 Alat dan Bahan 1. Kapas (cotton pellet) dan povidon iodine 10%
2. Jarum suntik/citoject dengan larutan anestetikum
3. Alat diagnostik/hand instrument
4. Sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
5. Lembar informed concent (surat persetujuan tindakan)
6. Tensimeter
6 Prosedur / Langkah- 1. Menyiapkan kapas (cotton pellet), alkohol dan povidon iodine
langkah 10%.
2. Menyiapkan jarum suntik (citoject) dengan larutan anestetikum.
3. Menyiapkan sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan)
4. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
5. Petugas menyiapkan lembar informed concent (surat pernyataan
persetujuan tindakan)
6. Menyiapkan tensimeter
7. Petugas memeriksa tanda-tanda vital pasien (TD, Nadi, RR)
8. Desinfeksi sekitar gigi yang akan dicabut sampai area yang akan
disuntikkan sampai 10%
9. Melakukan anestesi dengan teknik anestesi infiltrasi :
a. Daerah bukal/labial/RA/RB
Masukkan jarum ke dalam mukosa ± 2 – 3 mm, ujung jarum
berada pada apeks dari gigi yang akan dicabut. Sebelum
mendeponir anestetikum, lakukan aspirasi untuk melihat
apakah pembuluh darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan
aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam karpul, tarik
karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan
penyuntikan pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan
obat dengan perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak
0,5 ml.
b. Daerah Palatal/Lingual
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat
perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,5 ml. Akan
terlihat mukosa daerah tersebut putih/pucat.
c. Daerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan
obatnya sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah
tersebut memucat.
10. Melakukan tes efek anestesi dengan menusuk mukosa dengan
pinset yang sudah dianestesi apakah ada rasa sakit atau tidak.
11. Membuang jarum bekas pakai pada safety box dan cartridge
(tempat larutan anestesi) pada sampah medis. Tiddak boleh
digunakan untuk pasien yang lain walaupun sedikit sekali larutan
yang digunakan.
7 Hal-hal yang Perlu 1. Indikasi :
Diperhatikan a. Mobility, dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada
lidah, mengganggu untuk menyusui
b. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak
dapat direstorasi.
c. Gigi dengan karies luas dan tidak dapat disembuhkan kecuali
dengan pencabutan.
d. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa
penggantinya sudah mau erupsi.
e. Gigi sulung yang persistensi.
f. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat
menghalangi gigi tetap.
g. Gigi yang mengalami ulkus decubitus.
h. Untuk perawatan orthodonsi.
i. Supernumerary tooth.
j. Gigi penyebab abses dentoalveolar.
2. Kontraindikasi :
a. Ada infeksi akut dalam rongga mulut.
b. Kelainan darah.
c. Penderita penyakit jantung.
d. Pada penyakit infeksi akut sehingga resistensi tubuh lebih
rendah dan dapat menyebabkan infeksi sekunder.
e. Ada tumor ganas.
f. Penderita Diabetes Mellitus
g. Penderita Hipertensi (150/100)
h. Tidak ada persetujuan dari pasien.
8 Unit Terkait 1. Tim Mutu Puskesmas,
2. Koordinator pelayanan klinis,
3. Koordinator administrasi dan manajemen,
4. Koordinator upaya Puskesmas,
5. Kepala Puskesmas,
6. Laboratorium,
7. Klinik umum,
8. Loket.

Anda mungkin juga menyukai