Anda di halaman 1dari 3

ANASTESI INFILTRASI

No dokumen : /SPO/PO-2/I/2018
No. Revisi :0
SPO Tanggal Terbit : 20 Januari 2018
Halaman : 1/3

1. Pengertian Anastesi infiltrasi adalah suatu metode anastesi yang mendeponirkan


larutanan astesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian
lipatan mukobukal, lingual atau bagian palatum yang bertujuan untuk
menimbulkan anastesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan
yang akan dianastesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan
jaringan yang terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi
(pencabutan gigi)
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah petugas dalam melakukan anastesi
sebelum pencabutan gigi.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Rawat Jalan Nomor 22.07/SK/I/2018 tentang
Layanan Medis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK 02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Tingkat
Pertama.
5. Prosedur 1. Persiapan
a. Menyiapkan kapas (cotton pellet), larutan rivanol dan povidon iodine
10 %;
b. Menyiapkan jarum suntik dengan larutan anastesikum;
c. Menyiapkan sarana pelindung diri (masker dan sarung tangan);
d. Posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi;
e. Lembar informed concernt (surat pernyataan persetujuan tindakan)
dan;
f. Menyiapkan tensimeter.
2. Pelaksanaan anastesi infiltrasi
a. Memeriksa tanda-tanda vital pasien ( TD, Nadi, RR );
b. Desinfeksi sekitar gigi yang akan di cabut sampai area yang akan
disuntikan sampai 10%;
c. Melakukan anastesi dengan teknik anastesi infiltrasi :
1) Daerah bukal/ labial/ RA/ RB

1/1
Masukkan jarum ke dalam mukosa +2-3 mm, ujung jarum berada
pada apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum mendeponir
anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh
darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah
masuk ke dalam kerpul,tarik karpul. Buang darah yang berada di
karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain yang
berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh
mendadak sebanyak 0,5 ml.
2) Daerah Palatal/Lingual
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat
perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,5 ml. Akan
terlihat mukosa daerah tersebut putih/ pucat.
3) Daerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan
obatnya sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah tersebut
memucat.
d. Tes EfekAnastesi
Tusukkan pinset/sonde ke mukosa yang sudah di anatesi,
apakah ada rasa sakit atau tidak
e. Pembuangan Jarum suntik bekas anastesi
Membuang jarum bekas pakai pada safety box dan cartridge (tempat
larutan anastesi) pada sampah medis. Tidak boleh digunakan untuk pasien
yang lain walaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.
6. Diagram Alir -
7. Hal-Hal Yang 1. Indikasi :
Perlu
a. Natal tooth / neonatal tooth :
Diperhatikan
b. Mobility, dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah,
mengganggu untuk menyusui
c. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat
direstorasi.
d. Infeksi di periapikalata uinterra dikular dan tidak dapat disembuhkan
kecuali dengan pencabutan
e. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa
penggantinya sudah mau erupsi
f. Gigi sulung yang persistensi
g. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi
gigi tetap
h. Gigi yang mengalami ulkus decubitus

1/2
i. Untuk perawatan orthodonsi
j. Supernumery tooth
k. Gigi penyebabab sesdento alveolar
2. KontraIndikasi :
a. Ada infeksi akut dalam rongga mulut
b. Kelainan darah
c. Penderita penyakit jantung
d. Pada penyakit infeksi akut sehingga resiistensi tubuh lebih rendah
dan dapa tmenyebabkan infeksisekunder
e. Ada tumor ganas
f. Penderita Diabetes Mellitus
Tidak ada persetujuan dari pasien

8. Unit Terkait Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut


9. Rekaman Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Histori diberlakukan
Perubahan

1/3

Anda mungkin juga menyukai