DOSEN PENGAMPU :
Drg. ABRAL M. Pd
DISUSUN OLEH :
REDIFA DAMURA
(20183111054)
Prinsip pencabutan gigi sulung tidak berbeda dengan gigi permanen, tidak
memerlukan tenaga besar, tetapi harus diingat bahwa di bawah gigi sulung
terdapat gigi permanen yang mahkotanya sangat dekat dengan gigi sulung
terutama gigi molar dua sulung atau kadang-kadang penggantinya yaitu premolar
dua terjepit diantara akar gigi sulung molar dua tersebut. Sehingga waktu
pencabutan gigi molar dua sulung, premolar dua dapat terganggu atau ikut
terangkat, sehingga pada akar yang resorbsinya tidak sempurna terutama pada
molar dua sulung pencabutannya harus hati-hati.
Anestesi topikal
digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat insersi jarum ke membran mukosa. Selain
itu, interaksi operator dengan anak untuk mengalihkan perhatian mereka dan meningkatkan
sugestibilitas mereka terhadap kecemasan dapat mengurangi kekurangan dari anestesi topical.
Anastesi topical efektif pada permukaan jaringan (kedalaman 2-3 mm).
Anestesi Lokal
Eksodonsia adalah salah satu cabang ilmu bedah mulut yang mempelajari tentang hal-hal
yang berhubungan dengan tindakan bedah gigi. Eksodonsia merupakan tindak bedah mulut
yang bertujuan untuk mengeluarkan seluruh bagian gigi bersama jaringan patologisnya dari
dalam soket gigi serta menanggulangi komplikasi yang mungkin ditimbulkannya. Eksodonsia
yang sempurna menunjukkan bahwa bagian gigi dan jaringan patologis yang melekat
seluruhnya harus ikut terambil keluar dari dalam soket. Sisa akar gigi, granuloma apikalis,
A. Indikasi .
Indikasi ekstraksi pada gigi permanen tidak sama dengan gigi sulung. Indikasi
1. Gigi yang telah mengalami kerusakan yang besar sehingga tidak dapat direstorasi dan
tidak dapat dilakukan perawatan endodontik.
2. Gigi yang sudah sangat goyah akibat resorbsi tulang alveolar.
3. Gigi yang mengalami impaksi
4. Gigi yang perlu diekstraksi untuk keperluan ortodontik.
5. Gigi yang merupakan pusat infeksi dan jika gigi tidak diekstraksi, maka akan menjadi
sumber infeksi bagi tubuh.
6. Gigi yang menyebabkan trauma jaringan lunak disekitarnya.
7. Gigi yang sudah rapuh atau terkena karies akibat terapi radiasi pada region kepala dan
leher.
8. Gigi supernumerary.
9. Gigi yang mengalami fraktur pada akar. Kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit
berkelanjutan pada penderita sehingga gigi tersebut menjadi non vital.
10. Gigi dengan sisa akar.
11. Gigi dengan fraktur pada tulang alveolar.
12. Gigi yang terletak pada garis fraktur yang mengganggu reposisi.
13. Keinginan pasien untuk diekstraksi namun dengan beberapa alasan, seperti ingin
terhindar dari rasa sakit, ingin diganti dengan gigi tiruan, maupun faktor ekonomi.
B. Kontra indikasi
PENGERTIAN :
Pencabutan gigi sulung adalah pencabutan gigi sulung yang sudah terekfoliasi atau goyang
TUJUAN :
1. sebagai acuan petugas medis dalam melakukan perawatan/tindakan Pencabutan gigi sulung
2. mengeliminasi penyebab terjadinya infeksi fokal
PROSEDUR
1. menjelaskan prosedur kepada pasien/orangtua pasien
2. mengisi lembar informed consent, dan meminta tanda tangan Orangtua/wali yang mengantar.
3. mengatur posisi pasien dan posisi operator menyesuaikan
4. mencuci tangan dengan sabun
5. melakukan anastesi pada daerah gigi yang akan dicabut. Pelaksanaan pencabutan dimulai bila
sudah tercapai kondisi teranastesi. Pada gigi sulung yang telah mengalami mobility derajat ≥2,
anastesi menggunakan kloretil dengan cara disemprotkan ke kapas yang ditempelkan ke gusi dari gigi
yang akan dicabut.
6. buka soket gusi menggunakan bein (jika perlu)
7. posisikan tang ekstraksi sejauh mungkin ke dalam soket, paruh tang sejajar dengan sumbu gigi
8. gerakan untuk pencabutan gigi sulung anterior adalah luksasi perlahan ke arah labio-palatal atau
labio-lingual, diikuti dengan gerakan rotasi dan ekstraksi.
9. gerakan untuk pencabutan gigi sulung posterior adalah luksasi perlahan ke arah labio-palatal atau
labio-lingual, diikuti dengan gerakan ekstraksi.
10. pemberian tampon pada daerah pencabutan
11. berikan instruksi pasca pencabutan gigi
12. mencuci tangan dengan sabun
13. menyerahkan resep berupa antibiotik (jika perlu) dan anti nyeri.
SOP PENCABUTAN GIGI PERMANEN
PENGERTIAN :
Pencabutan gigi tetap adalah pencabutan gigi tetap berakar tunggal maupun jamak yang tidak
dapat dilakukan perawatan.
TUJUAN :
1. sebagai acuan bagi tenaga medis dalam melakukan pencabutan gigi tetap
2. agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya
3. mengeliminasi penyebab terjadinya infeksi fokal
PROSEDUR :
1. Pengukuran tekanan darah.
Jika tekanan darah pasien dalam batas normal, maka dapat langsung
dilakukan pencabutan gigi. Namun, jika di atas normal atau di
bawah normal, maka pasien dirujuk ke poli umum.
2. Menjelaskan prosedur kepada pasien/orangtua pasien
3. Mengisi lembar informed consent, dan meminta tanda tangan pasien/orangtua
4. Mencuci tangan dengan sabun
5. Mengatur posisi pasien dan posisi operator menyesuaikan
6. Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan memindahkan lidokain ke dalam spuit
dengan cara menghisap isi ampul sampai habis dan menutup kembali spuit.
7. Membuang udara dalam spuit dengan cara memposisikan spuit
dengan ujung jarum menghadap ke atas, kemudian ketuk perlahan. Kemudian dorong pompa
perlahan-lahan sampai udara tidak tampak lagi dan cairan keluar sedikit di ujung jarum.
8. Mengambil tampon yang telah ditetesi dengan povidone iodine.
9. Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan gerakan searah 1 kali.
10. Untuk menganastesi gusi bagian bukal, lidokain di suntikkan ke gusi di sekitar apeks pada
gigi yang akan dicabut dan melakukan aspirasi, apabila keluar darah, geser posisi jarum ke
titik lain dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang.
11. Cek socket gusi menggunakan sonde untuk mengetahui apakah anestesi telah berjalan
12. Gunakan bein untuk membuka socket gusi dengan gerakan mencungkil.