Anastesi Topikal
Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai hanya ujung-ujung
serabut urat syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf.
2.2.1.2
Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah. Mudah dikerjakan
dan efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena komposisi
tulang dan jaringan belum begitu kompak.
2.2.1.3
Anastesi Blok
Mobiliti
Dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah
1. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat direstorasi sebaiknya
dilakukan pencabutan. Kemudian dibuatkan space maintainer.
2. Infeksi di periapikal atau di interradikular dan tidak dapat disembuhkan kecuali dengan
pencabutan.
3. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya sudah mau
erupsi.
4. Gigi sulung yang persistensi
5. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi
tetap.
6. Gigi yang mengalami ulkus dekubitus
7. Untuk perawatan ortodonsi
8. Supernumerary tooth.
10. Gigi penyebab abses dentoalveolar
11. Jika penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai anestesi lokal serta dapat
meyakinkan para pihak lainnya bahwa anestesi lokal saja sudah cukup
12. Anestesi lokal dengan memblok saraf atau anestesi infiltrasi sebaiknya diberikan lebih
dahulu sebelum prosedur operatif dilakukan dimana rasa sakit akan muncul
2.4.2 Kontra Indikasi Anastesi Infiltrasi
Ada beberapa kasus dimanana penggunaan anestesi infiltrasi tidak di perbolehkan, kasus-kasus
ini perlu diketahui sehingga gejala-gejala yang tidak menyenangkan dan akibat yan tidak
diinginkan bisa dihindari. Kontra indikasi antara lain :
1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya akut infektions
stomatitis, herpetik stomatitis. Infeksi ini disembuhkan dahulu baru dilakukan
pencabutan.
2. Blood dyscrasia atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahan
dan infeksi setelah pencabutan.
3. Pada penderita penyakit jantung.
Misalnya : Congenital heart disease, rheumatic heart disease yang akut.kronis, penyakit
ginjal/kidney disease.
1. Pada penyakit sistemik yang akut pada saat tersebut resistensi tubuh lebih rendah dan
dapat menyebabkan infeksi sekunder.
2. Adanya tumor yang ganas, karena dengan pencabutan tersebut dapat menyebabkan
metastase.
3. Pada penderita Diabetes Mellitus (DM), tidaklah mutlak kontra indikasi.
4. Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
2.5 Alat dan Bahan Anastesi Infiltrasi
Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat pencabutan antara
lain :
2.5.1 Syringe
Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada praktek gigi. Terdiri dari
kotak logam dan plugger yang disatukan melalui mekanisme hinge spring.
2.5.2 Cartridge
Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk mengindari pecah dan kontaminasi
dari larutan. Sebagaian besar cartridge mengandung 2,2 ml atau 1,8 ml larutan anestesi lokal.
Cartridge dengan kedua ukuran tersebut dapat dipasang pada syringe standart namun umumnya
larutan anestesi sebesar 1,8 ml sudah cukup untuk prosedur perawatan gigi rutin.
2.5.3 Jarum
Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. Jarum
suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam 3 ukuran (sesuai standar American Dental
Association = ADA) ; panjang (32 mm), pendek (20 mm, dan superpendek (10 mm).
Jarum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi biasanya mempunyai panjang
2 atau 2,5 cm. Jarum yang digunakan harus dapat melakukan penetrasi dengan kedalaman yang
diperlukan sebelum seluruh jarum dimasukan ke dalam jaringan. Tindakan pengamanan ini akan
membuat jarum tidak masuk ke jaringan, sehingga bila terjadi fraktur pada hub, potongan jarum
dapat ditarik keluar dengan tang atau sonde.
Petunjuk:
1. Dalam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi, dokter gigi harus menggunakan syringe
sesuai standar ADA.
2. Jarum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak yang tipis,
jarum panjang digunakan untuk injeksi yang lebih dalam.
3. Jarum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah patahnya jarum.
4. Jarum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan bevel yang relatif pendek,
dipasangkan pada syringe. Gunakan jarum sekali pakai (disposable) untuk menjamin
ketajaman dan sterilisasinya. Penggunaan jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit.
2.5.4 Lidocain
Sejak diperkenalkan pada tahun 1949 derivat amida dari xylidide ini sudah menjadi agen anestesi
lokal yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi bahkan menggantikan prokain sebagai
prototipe anestesi lokal yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi semua agen anestesi
lainnya. Lidokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari pada procain dan dapat tersebar
dengan cepat diseluruh jaringan, menghasilkan anestesi yang lebih dalam dengan durasi yang
cukup lama. Obat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan adrenalin (1:80.000 atau 1:
100.000). Pengunaan lidocain kontraindikasi pada penderita penyakit hati yang parah.
2.5.5 Mepivacain
Derivat amida dari xilidide ini cukup populer yang diperkenalkan untuk tujuan klinis pada akhir
tahun 1990an. Kecepatan timbulnya efek,durasi aksi, potensi dan toksisitasnya mirip dengan
lidocain. Mepivacain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap anestesi lokal tipe ester. Agen ini
dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan anestesi infiltrasi / regional. Bila
mepivacain dalam darah sudah mencapai tingkatan tertentu , akan terjadi eksitasi sistem saraf
sentral bukan depresi, dan eksitasi ini dapat berakhir berupa konvulsi dan depresi respirasi.
2.5.6 Prilocain
Merupakan derivat toluidin dengan tipe amida pada dasarnya mempunyai formula kimiawi dan
farmakologi yang mirip dengan lidocain dan mepivacaine. Prolocain biasanya menimbulkan aksi
yang lebih cepat daripada lidocain namun anestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam.
Prolocain juga kurang mempunyai efek vasodilator bila dibandingkan dengan lidocain dan
bisanya termetabolisme lebih cepat. Obat ini kurang toksis dibanding dengan lidocaine tapi dosis
total yang dipergunakan sebaiknya tidak lebih dari 400mg.
2.5.7 Vasokonstriktor
Penambahan sejumlah kecil agen vasokonstriktor pada larutan anestesi lokal dapat memberi
keuntungan berikut ini:
1. mengurangi efek toksik melalui efek menghambat absorpsi konstituen.
2. Membatasi agen anestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga dapat
meningkatkan kedalaman dan durasi anastesi.
3. Menimbulkan daerah kerja yang kering (bebas bercak darah) untuk prosedur operasi.
Vasokonstriktor yang biasa digunakan adalah:
1. Adrenalin (epinephrine), suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan sekresi medula
adrenalin alami.
2. Felypressin (octapressin), suatu polipeptida sintetik yang mirip dengan sekresi glandula
pituutari posterior manusia. Mempunyai sifat vasokonstriktor yang dapat diperkuat
dengan penambahan prilokain.
2.6 Teknik Anastesi Infiltrasi
Pada anak-anak bidang alveolar labio-bukal yang tipis umumnya banyak terperforasi oleh
saluran vaskuler. Untuk alasan inilah, maka teknik infiltrasi dapat digunakan dengan efektif
untuk mendapat efek anastesi pada gigi-gigi susu atas tanpa perlu mendepositkan lebih dari 1 ml
larutan secara perlahan-lahan dijaringan.
Pada anak yang masih muda, rasa tidak enak dari suntikan palatum yang digunakan untuk
prosedur pencabutan gigi atau pemasangan matriks, dapat dihindari dengan cara sebagai berikut.
Setelah efek suntikan supraperiosteal pada sulkus labiobukal diperoleh, jarum diinsersikan dari
aspek labio-bukal, melaluiruang interproksimal, setinggi jaringan gingiva yang melekat pada
periosteum dibawahnya. Ujung jarum harus tetap berada pada papila dan tidak boleh menyentuh
tulang. Sejumlah kecil larutan anastesi local didepositkan perlahan sampai mukoperiosteum
palatal atau lingal memucat. Sejumlah kecil larutan anastesi yang didepositkan dengan cara ini
akan memberikan efek anastesi yang memadai pada jaringan palatum. Teknik ini dikenal sebagai
suntikan interpapila dan sering digunakan oleh para ahli pedodonti. Para ahli lainnya umumya
lebih suka menggunakan suntikan jet atau suntikan intraligamental.
2.7 Prosedur Anastesi Infiltrasi
2.7.1 Daerah bukal/labial/RA/RB
Masuknya jarum ke dalam mukosa 2 3 mm, ujung jarum berada pada apeks dari gigi yang
dicabut. Sebelum mendeponir anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh
darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam karpul, tarik
karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain yang
berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,60 ml (1/3
karpul).
2.7.2 Daerah palatal/lingual.
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan dan tidak boleh mendadak
sebanyak 0,2 0,3 cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut putih/pucat.
2.7.3 Daerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan obatnya sebanyak 0,2 0,3 cc.
Akan terlihat mukosa daerah tersebut memucat.
2.7.4 Anastesi Intraligamen
Suntikan intraligamen dilakukan ke dalam periodontal ligamen. Suntikan ini menjadi populer
belakangan ini setelah adanya syringe khusus untuk tujuan tersebut. Suntikan intraligamen dapat
dilakukan dengan jarum dan syringe konvensional tetapi lebih baik dengan syringe khusus
karena lebih mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk menyuntikan ke dalam
periodontal ligamen.
2.8 Teknik Anastesi Infiltrasi
1. Hilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan, bersihkan sulkus gingiva dengan
rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan dengan menggunakan cotton
pellet kecil.
2. Masukkan jarum ke dalam sulkus gingiva pada bagian mesial distal gigi dengan bevel
jarum menjauhi gigi.
3. Tekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingiva untuk anastesi jaringan di depan
jarum Injeksi intra ligamen pada anak.
4. Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest alveolar biasanya kirakira 2 mm.
5. Tekan perlahan-lahan. Jika jarum ditempatkan dengan benar harus ada hambatan pada
penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. Jika tahanan tidak dirasakan, jarum
mungkin tidak benar posisinya dan larutan yang disuntikkan akan mengalir ke dalam
mulut.
6. Suntikan perlahan-lahan, banyaknya 0,2 ml.
7. Untuk gigi posterior, berikan suntikan di sekitar tiap akar.
8. Dapat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi dianjurkan
bahwa tidak lebih dari 0,4 ml larutan disuntikan ke tiap akar.
9. Cartridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang lain, walaupun
sedikit sekali larutan yang digunakan.
LIDOKAIN
Senin, 10 Maret 2014 WIB
Anestetik lokal atau zat-zat penghalang rasa adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi
secara reversibel penerusan impus-impuls saraf ke sistem saraf pusat dan demikian
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin. Anestetik lokal pertama adalah
kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan alang-alang di pegunungan
Andes (Peru), yang pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa nyeri pada pengobatan mata,
kemudian pada kedokteran gigi. Sejak tahun 1892 dikembangkan anestetik lokal secara sintesis
dan ditemukan prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang disusul oleh banyak derivat lain
seperti tetrakain, butkain, dan chincokain. Kemudian muncul anestetik lokal seperti lidokain
(1947), mepivakain (1957), prilokain (1963), dan bupivakain (1967).
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi
permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas
dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama, dan
lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.
Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran oleh karena
mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih stabil dibandingkan dengan obat
obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di
sepanjang serabut saraf secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun
otonom.Kerja obat tersebut dapat dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit dari atau
impuls vasokonstriktor menuju daerah tubuh tertentu.
Lidokain mampu melewati sawar darah otak dan diserap secara cepat dari tempat injeksi. Dalam
hepar, lidokain diubah menjadi metabolit yang lebih larut dalam air dan disekresikan ke dalam
urin. Absorbsi dari lidokain dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tempat injeksi, dosis
obat, adanya vasokonstriktor, ikatan obat jaringan, dan karakter fisikokimianya.
Apoteker sebagai drug informer dalam hal ini dapat membantu dalam penggunaan lidokain
sebagai anestetik lokal, memberikan informasi dan konseling serta membantu dalam pencatatan
untuk pelaporan.
Anestetik Lokal
Absorpsi anestetik lokal yang diinjeksikan dari tempat pemberian dimodifikasi oleh beberapa
faktor, meliputi dosis, daerah injeksi, ikatan obat jaringan, adanya senyawa yang menyebabkan
vasokonstriksi dan karateristik fisiko kimia obat yang bersangkutan. Penggunaan anestetik lokal
pada daerah-daerah yang sangat kaya pembuluh darah misalnya mukosa trakea menyebabkan
absorpsi yang lebih cepat dan menghasilkan kadar obat dalam darah yang tinggi dari jika
anestetik lokal tersebut diinjeksikan ke daerah yang miskin pembuluh darah misalnya tendon.
Untuk anestesi regional yang meliputi penyekatan saraf besar, kadar anestetik lokal maksimum
di dalam darah akan menurun sesuai dengan tempat pemberian sesuai dengan tingkatan sebagai
berikut : interkostal (tertinggi) > kaudal > epidural > pleksus brakhialis > nervus skiatikus
(terendah).
Anestetik lokal golongan amida seperti lidokain didistribusikan secara luas di dalam tubuh
setelah pemberian bolus intravena. Adanya kenyataan bahwa sekuestrasi terjadi pada tempat
penimbunan, kemungkinan jaringan lemak. Setelah fase distribusi permulaan yang sangat cepat,
yang menunjukkan adanya ambilan menuju organ-organ yang kaya pembuluh darah misalnya
otak, hati, ginjal dan jantung maka fase distribusi yang lebih lambat terjadi dengan adanya
ambilan menuju jaringan-jaringan yang mendapatkan perfusi aliran darah sedang, seperti otot
dan usus.
Anestesi lokal diubah di dalam hati atau plasma menjadi metabolit-metabolit yang larut air,
kemudian diekskresikan dalam urin. Oleh karena anestetika lokal dalam bentuk yang tidak
bermuatan berdifusi dengan cepat melalui lipid, maka sedikit sekali atau tidak sama sekali dari
bentuk netral yang akan diekskresi dalam urin. Pengasaman urin akan meningkatkan ionisasi dari
basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang lebih larut air, yang lebih mudah diekskresi karena
tidak mudah mengalami reabsorpsi oleh tubulus ginjal.
Mekanisme Kerja Anestetik Lokal
Anestesi lokal mengganggu fungsi saluran ion di dalam membran sel neuron mencegah transmisi
potensial aksi saraf. Hal ini diduga terjadi melalui pengikatan spesifik dari molekul anestesi lokal
(dalam bentuk terionisasi mereka) untuk saluran natrium, menahan mereka dalam keadaan tidak
aktif sehingga depolarisasi lebih lanjut dapat terjadi. Efek ini dimediasi dari dalam sel, sehingga
anestesi lokal harus melintasi membran sel sebelum dapat mengerahkan efeknya. Mekanisme
kedua juga berpikir untuk beroperasi, melibatkan gangguan fungsi saluran ion oleh
penggabungan molekul anestesi lokal ke dalam membran sel (teori ekspansi membran). Ini
adalah pemikiran yang akan dimediasi terutama oleh bentuk serikat bertindak dari luar neuron.
Serat saraf berbeda dalam kepekaan mereka untuk anestesi lokal. Serabut saraf kecil lebih
sensitif dari serabut saraf besar sementara serat myelinated diblokir sebelum serat nonmyelinated dari diameter yang sama. Dengan demikian hilangnya fungsi saraf sebagai hasil
hilangnya rasa sakit, temperatur, sentuhan, proprioception, dan kemudian otot rangka. Inilah
sebabnya mengapa orang masih dapat merasakan sentuhan tetapi tidak sakit saat menggunakan
anestesi lokal.
LIDOCAINE
Lidocaine (XYLOCAINE, dan lain-lain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang
merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan
kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf
(nerve block).
Aksi Farmakologi
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih luas
daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan
suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal
amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal
tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan
jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak digunakan pada
perawatan atrial arrhytmia.
Farmakodinamik
Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran gastrointestinal
dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa vasokonstriktor, dengan
adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga toksisitasnya menurun dan lama
kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi, tersedia sistem pengantaran obat bebas
jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan dari lidocaine dan epinephrine
(IONTOCAINE). Sistem ini secara umum digunakan untuk prosedur dermal dan menghasilkan
anestesi sampai kedalaman 10 mm.
Lidocaine bagian transdermal (LIDODERM) digunakan untuk nyeri yang berhubungan dengan
postherpetic neuralgia. Kombinasi dari lidocaine (2.59%) and prilocaine (2.5%) digunakan
sebagai anestesi sebelum venipuncture, skin graft harvesting, dan infiltrasi dari anestesi ke dalam
genitalia.
Lidocaine didealkylasi pada hati oleh CYPs menjadi monoethylglycine xylidide dan glycine
xylidide, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoethylglycine dan xylidide.
Keduanya, monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide menahan aktivitas anastesi lokal.
Pada manusia, sekitar 75% dari xylidide diekskresikan lewat urin sebagai metabolit lebih lanjut
4-hydroxy-2, 6-dimethylaniline.
Toksisitas
Efek samping dari lidokain diperlihatkan dengan adanya peningkatan dosis diantaranya
mengantuk, tinnitus, dysgeusia, pusing, dan kejang (berkedut). Jika dosis meningkat, akan terjadi
serangan jantung, koma, serta depresi dan henti pernafasan. Depresi kardiovaskular yang
signifikan secara klinik biasanya terjadi pada level serum lidocaine yang menghasilkan efek SSP
yang nyata. Metabolit dari monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide dapat berperan pada
beberapa efek samping tersebut.
Penggunaan Klinik
Lidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai anestesi lokal ; ini
digunakan pada sebahagian besar aplikasi ketika diperlukan anestesi lokal dari durasi tingkat
menengah. Lidocain sering digunakan sebagai agen antiarrhytmia.
Inkompabilitas
Lidokain dilaporkan inkompatibel dengan larutan amfoterisin B, na Sulfadiazin, na metohexital,
na fenitoin dan na cefazolin.
Efek samping
1. Pada SSP
Adanya reaksi psikotik dilaporkan terjadi pada 6 pasien dengan pemberian lidokain IV untuk
pengobatan penyakit jantung. Pada kasus lain pasien mengalami gejala ataxia serebral setelah
penggunaan lidokain topikal untuk endoskopi.
2. Pada kulit
Eritema dan pigmentasi pada bibir atas terjadi pada anak-anak setelah infiltrasi dental lokal dari
lidokain. Eritema juga terjadi setelah pemberian topikal pada beberapa formula lidokain seperti
transdermal patch.
3. Kehamilan
Efek samping serius dari anestesi epidural jarang terjadi tetapi lidokain mungkin memberikan
efek transient pada sistem auditory neonatal.
PERHATIAN
Sebagai anestesi lokal
Umumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan seharusnya menjadi
perhatian pada jika digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, bradikardi atau
depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme dihati dan harus diperhatikan pemberian pada
pasien yang mengalami kerusakan hati. T1/2 lidokain mungkin diperpanjang pada kondisi
kurangnya aliran darah hati seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain
mungkin berakumulasi dengan pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM lidokain
mungkin meningkatkan konsentrasi kreatinin fosfokinase yang dapat mengganggu diagnosa dari
Infark myocard akut.
Ibu menyusui
Tidak ditemukan efek samping pada bayi yang ibunya menggunakan lidokain.
Kerusakan serebrovaskular
Lidokain 5 mg/kg infus IV sekitar 30 menit menyebabkan berkurangnya aliran darah otak
sebanyak 12% dan akan kembali normal dalam 60 menit. Aliran darah otak pada pasien dengan
diabetes lebih rendah dari pada orang yang sehat tetapi kurang berefek dengan infus lidokain,
terjadi penurunan reaktivitas serebrovaskular.
Gangguan ginjal
Farmakokinetik lidokain dan metabolitnya monoetilglisinlidid tidak berefek pada pasien dengan
gangguan ginjal tetapi akumilasinya terjadi selama infus 12 jam atau lebih.
Merokok
Efek merokok terhadap lidokain belum jelas. Penelitian pada beberapa pasien menunjukkan
penurunan bioavailabilitas sistemik.
INTERAKSI
Klirens lidokain dapat berkurang oleh propranolol dan simetidin. Efek depresi jantung lidokain
bersifat aditif dengan beberapa beta bloker dan antiaritmia. Efek aditif kardiak dapat terjadi
ketika lidokain diberikan dengan fenitoin IV. Bagaimanapun penggunaan jangka panjang fenitoin
dan penginduksi enzim lainnya dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain. Hipokalemia
terjadi pada penggunaan lidokain dengan asetazolamid, diuretik loop, dan antagonis tiazid.
Antiaritmia
Toksisitas lidokain muncul pada penggunaan sediaan oral mengandung lidokain pada pasien
yang mendapatkan mexiletin.
Antiepilepsi
Studi pada subjek sehat dan pasien epilepsi menunjukkan bahwa penggunaan lama dari obat
fenitoin atau barbiturat dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain karena induksi enzim
mikrosomal. Fenitoin juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari 1-acid glycoprotein dan
hal tersebut mengurangi konsentrasi obat bebas lidokain dalam plasma. Efek depresi kardiak
lidokain sangat berbahaya dengan adanya fenitoin IV.
Beta blockers
Peningkatan signifikan konsentrasi lidokain dalam plasma terjadi dengan propranolol,karena
mengurangi klirens lidokain dari plasma. Interaksi sama terjadi pada nadolol dan metoprolol
meskipun pada beberapa studi metoprolol tidak mempengaruhi farmakokinetik lidokain.
Antagonis H2
Simetidine mengurangi metabolisme hepatik lidokain. Juga dapat mengurangi klirens lidokain
karena penurunan aliran darah hepatik. Peningkatan signifikan dari konsentrasi lidokain dalam
plasma telah dilaporkan.
Anestesi Lokal
Bupivacin dapat mengurangi jumlah lidokain yang berikatan pada 1-acid glycoprotein.
PENGGUNAAN
Lidokain digunakan pada pemberian injeksi, seperti pada sediaan yang mengandung
kortikosteroid, untuk menghilangkan rasa sakit, rasa gatal, dan iritasi lokal lainnya. Lidokain
sodium juga digunakan pada injeksi intramuskular dari beberapa antibakterial untuk mengurangi
rasa sakit pada saat injeksi.
Lidokain juga merupakan obat antiaritmik golongan Ib yang digunakan pada pengobatan aritmia
ventrikular, terutama setelah infark miokard. Lidokain juga tersedia dalam infus intravena untuk
pengobatan epilepsi yang sulit dikendalikan.
Penggunaan dosis dari lidokain hidroklorida pada anestetik lokal bergantung pada tempat injeksi
dan prosedur penggunaan. Dosis penggunaan lidokain secara spesifik untuk individual tidak
selalu tersedia pada UK, meskipun produk dari US sering menyediakan informasi tentang
penggunaannya. Ketika diberikan dengan adrenalin, dosis maksimum lidokain yang disarankan
adalah 500 mg; tanpa adrenalin yang direkomendasikan oleh UK adalah 200 mg dan USA 300
mg, kecuali pada anestesi pada spinal. Larutan Lidocaine HCl mengandung adrenalin 1 dalam
200.000 digunakan untuk infiltrasi anestetik dan memblok nervus termasuk blok epidural.
Konsentrasi tinggi dari adrenalin jarang dibutuhkan, kecuali pada dokter gigi. Sedangkan larutan
lidokain HCL dengan adrenalin 1 dalam 80.000 banyak digunakan. Dosis seharusnya dikurangi
pada anak-anak, orang tua dan pasien yang lemah. Dosis percobaan,biasanya dengan adrenalin,
seharusnya diberikan sebelum memulai blok epidural untuk mendeteksi dosis intravaskular yang
kurang hati-hati atau dosis subaraknoid.
Berikut ini dosis yang direkomendasikan untuk penatalaksanaan anestesi lokal secara individu di
USA :
Larutan hiperbarik 1,5% atau 5% lidokain HCL dalam glukosa 7,5% tersedia
untuk anestesi spinal ; adrenalin tidak bisa digunakan. Dosis sampai 75 mg
(1,5 mL) dalam larutan 5% digunakan dalam operasi caesar. Dan 75 sampai
100 mg (1,5 sampai 2 mL) untuk prosedur operasi lainnya.
Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa
dengan dosis yang direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara 1
g lidokain basa) dalam 24 jam.
Gels digunaan untuk anestesi pada saluran kemih dan dosisnya bermacammacam tiap negara. Di UK diberikan dosis 2% gel.
Lidokain digunakan secara rektal sebagai supositoria, spray, salep, dan krim
untuk mengobati hemoroid dan kondisi perianal lainnya.
ANASTESI TOPIKAL
Definisi
Anestesi topikal adalah obat bius lokal yang digunakan untuk mematikan
permukaan bagian tubuh. Anastesi topical ini dapat digunakan untuk mati rasa
setiap area kulit serta depan bola mata, bagian dalam hidung, telinga atau
tenggorokan, dalam anus dan daerah genital. Anestesi topikal tersedia dalam krim,
salep, aerosol, semprotan, lotion, dan jeli. Contohnya termasuk benzokain,
butamben, dibucaine, lidocaine, oxybuprocaine, pramoxine, proparacaine,
proxymetacaine, dan tetracaine (juga bernama amethocaine).
Deskripsi
Kebanyakan obat di awal 2000-an digunakan untuk menyebabkan anestesi topikal
memiliki setidaknya beberapa persamaan kimia untuk kokain , yang diakui sebagai
anestesi topikal di awal 1900-an. Obat ini bekerja dengan menghalangi impuls saraf
yang membawa pesan rasa sakit ke otak. Umum digunakan, obat kedua puluh satuabad termasuk benzokain, lidocaine, prilocaine, dan tetracaine, obat ini datang
dalam bentuk beberapa aplikasi, seperti krim, jeli, salep, larutan, dan semprot,
tersedia dalam berbagai kekuatan, dan dapat digunakan sendiri atau dalam
kombinasi.
Salah satu penggunaan umum untuk anestesi topikal adalah untuk mengurangi rasa
sakit dari masalah seperti luka di dalam mulut, luka kulit, dan wasir. Mati rasa
dimulai dalam beberapa menit, dan efek bius bisa berlangsung satu jam atau lebih,
aplikasi berulang sering diperlukan.
Kategori luas lainnya digunakan untuk anestesi topikal adalah untuk mencegah rasa
sakit dari pemeriksaan medis atau prosedur di bidang-bidang seperti, hidung mata,
tenggorokan, dubur uretra atau kulit. Sebagai contoh, bahkan setetes anestesi
Kita setuju bahwa salah satu hal penting untuk management prilaku pada anak adalah bagaimana
kita dapat mengkontrol rasa sakit terutama pada saat pencabutan gigi anak. Perlunya kunjungan
berulang pada anak ternyata dapat mengurangi ketidaknyamanan pada saat dilakukan pencabutan
gigi. Dalam hal mengurangi ketidaknyamanan dapat dilakukan dengan penggunaan topical
aplikasi sebelum dilakukan pencabutan gigi. Sediaan Topical aplikasi bisa terbuat dari gel, liquid,
ointment dan spray, tetapi pada prakteknya banyak dokter gigi yang lebih menggunakan topical
aplikasi gel, liquid, ointment karena sifatnya yang short acting.
Pencabutan gigi anak bisa dimulai dengan terlebih dahulu menggunakan metode pendekatan
baik itu metode tell sho do, metode distraction, metode modeling DLL. Penggunaan metode
tidaklah sama diterapkan pada masing-masing anak. Beberapa anak cocok untuk metode tell
show do dan metode modeling tetapi yang lain tidak, factor kematangan EQ dan IQ juga
berpengaruh. Penggunaan kat sakit perlu kita tekannkan pada anak, karena rasa sakit lebih
bisa diterima oleh anak dibandingkan dengan anak tersugesti bahwa cabut gigi tidak sakit.
Pengalaman cabut pada anak-anak terutama pada kunjungan pertama sangatlah penting,
mengingat kunjungan pertama kita bisa merubah persepsi anak dari yang tidak kooperatif
menjadi kooperatif dan yang takut terhadap perawatan dokter gigi akan menjadi tidak takut lagi.
Sangat memprihatinkan jika dokter gigi pada kunjungan pertama memberikan efek rasa sakit
yang berlebihan sehingga membuat anak tidak bisa menyelesaikan dalam perawatan gigi, yang
akibatnya berbagai macam keluhan timbul dan tidak bisa untuk dilakukan suatu tindakan.
Metode pencabutan dalam mengurangi rasa sakit bermacam, yang paling penting adalah teknik
anestesi. Prinsip anetesi tidak jauh berbeda dengan teknik anestesi pada orang dewasa, tetapi
pada anak-anak terdapat sedikit modifikasi pada waktu injeksi ke jaringan. Dalam mengurangi
rasa sakit teknik injeksi difokuskan pada daerah labial dan dilanjutkan ke palatal/lingual dengan
melaui interdental. Penggunaaan citoject dapat digunakan karena penetrasi ke jaringan sangat
kecil sehingga trauma jaringan dapat dikurangi yang akibatnya dapat mengurangi rasa sakit pada
waktu prosedur anaestesi.
Management rasa sakit pada anak sangatlah penting terutama pada saat pencabutan gigi, dengan
management yang bagus akan didapatkan hasil yang optimal sehingga anak akan memperoleh
perawatan yang optimal dengan sedikit trauma. Penguasaan metode pendekatan pada anak dan
prosedur anestesi serta teknik pencabutan juga memegang peranan penting untuk memperoleh
hasil yang diharapkan.
Oleh : Drg sandy christiono SpKGA