Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Sifat ideal
Anastetik Lokal yang Ideal:

1. Potensi dan reabilitasnya.


Persyaratan pertama untuk substansi ideal adalah bila substansi dipergunakan secara tepat dan
dalam dosis yang tepat, substansi ini akan memberikan efek anestesi lokal yang efektif dan
konsisten.
2. Aksi reversible.
Aksi setiap obat yang digunakan untuk mendapat anestesi lokal harus sudah hilang
seluruhnya dalam rentang waktu tertentu.
3. Keamanan
Semua agen anestesi lokal harus mempunyai rentang batas keamanan yang luas dari efek
samping yang berbahaya yang umumnya disebut sebagai toksisitas.
4. Kurang mengiritasi
Tidak menimbulkan luka atau iritasi pada jaringan karena suntikan agen anestesi lokal.
Karena alas an ini, larutan anestesi lokal harus isotonic dan mempunyai pH yang sesuai
dengan pH jaringan.
5. Kecepatan timbulnya efek
Idealnya, suntikan agen tersebut harus diikuti segera dengan timbulnya efek anastesi lokal.
6. Durasi efek
Lamanya waktu pemulihan dari sensasi harus sama dengan lamanya waktu yang diperlukan
untuk prosedur perawatan gigi.
7. Sterilitas
Karena agen anestesi lokal akan dimasukkan kedalam jaringan, agen harus dapat disterilkan
tanpa menimbulkan perubahan struktur atau sifat.
8. Berdaya tahan lama
9. Penetrasi membran mukosa
Obat harus mempunyai sifat dapat menembus membran mukosa sehingga anestesi topikal
dapat diperoleh dengan mudah.
2.2

Eksodonsi

2.2.1

Indikasi

a. Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan dengan perawatan apapun.
b. Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut jika perawatan endodontic tidak
dapat dilakukan.
c. Periodontitis apical. Gigi posterior non-vital dengan penyakit periapikal sering harus
dilakukan pencabutan.
d. Penyakit periodontal. Sebagai panduan, kehilangan setengah dari kedalaman tulang alveolar
yang normal atau ekstensi poket kebifurkasi akar gigi bagian posterior atau mobilitas yang
jelas berarti pencabutan gigi tidak bias dihindari lagi.
e. Gigi pecah atau patah. Dimana garis pecah setengah mahkota dari akar.
f. Rahang pecah. Jika garis gigi pecah mungkin harus dilakukan pencabutan untuk mencegah
infeksi tulang.
g. Untuk perawatan ortodonsi
h. Supernumerary teeth
i. Gigi yang merusak jaringan lunak, jika pengobatan atau terapi lainnya tidak mecegah trauma
atau kerusakan.

j.
k.
l.
m.
n.

Salah tempat dan dampaknya. Harus dilakukan pencabutan ketika gigi menjadi karies,
menyebabkan nyeri, atau kerusakan batas gigi.
Gigi yang tidak dapat disembuhkan dengan ilmu konservasi
Gigi impaksi dan gigi non erupsi (tidak semua gigi impaksi dan non erupsi dicabut)
Gigi utama yang tertahan apabila gigi permanen telah ada dan dalam posisi normal.
Persiapan radioterapi. Sebelum radiasi tumor oral, gigi yang tidak sehat membutuhkan
pencabutan, atau pengangkatan untuk mereduksi paparan radiasi yang berhubungan dengan
osteomelitis.
2.2.2

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kontraindikasi

Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut


Pendarahan yang tidak diinginkan
Alergi pada anastesi local
Hipertensi jika pendarahan tidak terkontrol
Diabetes yang tidak terkontrol sangat mempengaruhi penyembuhan luka
Gigi yang masih dapat dirawat/dipertahankan dengan perawatan konservasi, endodontic dan
sebagainya.

ALAT
TANG
Jenis

Mandibula

Desain

Paruhnya
lebih
membentuk
sudut
terhadap pegangannya.
Paruh tang mandibula
selalu simetris. Pegangan
vertikal jika digunakan,
adalah khusus untuk
tang-tang mandibula.

Fungsi

Untuk
menghantarkan
tekanan terkontrol pada
gigi,
untuk
dilatasi
alveolar, luksasi, dan
pencabutan.

Cara Aplikasi

Gaya
vertikal
yang
diperlukan untuk adaptasi
atau menempatkan tang
diimbangi oleh gaya
berlawanan
yang
dikenakan
terhadap

Maksila
Paruhnya
cenderung
lebih paralel terhadap
pegangannya.
Desain
pegangan bayonet hanya
khusus untuk tang rahang
atas.
Modifikasi
ini
dimaksudkan
untuk
membantu menghindari
bibir bawah. Desain
paruh yang asimetris,
kanan dan kiri hanya
terdapat pada tang unutuk
gigi molar atas.
Seperti pada tang-tang
mandibula,
untuk
menghantarkan tekanan
terkontrol pada gigi,
dilatasi alcveolus, luksasi
dan pencabutan.
Dikenakan pada daerah
servikal
gigi
yang
dicabut.
Adaptasi
diperoleh
melalui
kombinasi dari tekanan
mencengkeram
dan

Penghantaran
Tekanan

mandibula
dengan
melakukan sling grasp.
Telapak
tangan
menghadap ke bawah.
Tekanan lateral yang
terdiri dari bukal dan
lingual
dihantarkan,
tetapi tekanan lingual
mungkin lebih dominan
pada pencabutan gigi-gigi
molar bawah. Tekanan
paralel,
apikal
dan
oklusal serta tekanan
rotasional juga digunakan
apabila diperlukan.

apikal.
Digunakan
dengan pinch grasp dan
telapak
tangan
menghadap ke atas.

Lateral (bukal/ lingual),


paralel (apikal/ oklusal),
dan rotasional.

(Gordon W Pedersen, 1996)


Jenis Anestesi
Berikut adalah jenis-jenis anestesi:
1. Anestesi lokal
Anestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh.
Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit.
Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau semprotan. Sebuah anestesi lokal akan
membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah
yang diperasi.
Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor
dan berbagai prosedur yang berkaitan dengan gigi.
2. Anestesi regional
Anestesi regional diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian
yang lebih besar. Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu
yang lebih panjang. Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk
menghambat rasa sakit selama dan setelah prosedur bedah. Ada dua jenis utama dari anestesi
regional, yang meliputi:
Anestesi spinal

Anestesi spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang
disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien. Pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke
bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf. Setelah sinyal
sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit. Biasanya pasien tetap sadar selama
prosedur medis, namun obat penenang diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama
operasi. Jenis anestesi ini umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut,
dan kaki.
Anestesi epidural
Anestesi epidural adalah bentuk anestesi regional dengan cara kerja mirip anestesi spinal.
Perbedaannya, anestesi epidural disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan
daripada anestesi spinal. Epidural paling cocok digunakan untuk prosedur pembedahan pada
panggul, dada, perut, dan kaki.
3. Anestesi umum
Anestesi umum ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obat bius
biasanya disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat
pernafasan. Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi
umum memengaruhi otak dan seluruh tubuh. Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh
yang penting seperti tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau secara ketat.
Efek Samping Anestesi
Beberapa komplikasi mungkin dirasakan oleh sebagian pasien setelah mendapatkan anestesi
terutama jika prosedur dan dosis tidak diberikan secara tepat. Komplikasi bisa bersifat
sementara, namun ada pula yang berefek hingga cukup lama. Di bawah ini adalah beberapa
efek samping anestesi:
1.
2.
3.
4.
5.

Nyeri di sekitar tempat suntikan.


Nyeri punggung bagian bawah dalam kasus anestesi spinal.
Penurunan tekanan darah.
Kerusakan saraf.
Karena overdosis anestesi, pernapasan pasien dan sistem peredaran darah bisa saja

mengalami masalah.
6. Mati rasa pada mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Howe, Geoffrey L. 1989. Pencabutan Gigi Geligi. Jakarta : EGC.


Kruger GO. 1974. Textbook of Oral Surgery, 4th ed. St. Louis: CV Mosby Co.
Laskin DM. 1985. Oral and Maxillofacial Surgery, vol 2.St. Louis: The CV Mosby Co.
Peterson LJ. 1998. Oral and Maxillofacial Surgery. Philadelphia: Mosby Co.
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC.
Starshak TJ, Sanders B. 1980. Preprosthetic Oral and Maxillofacial Surgery. London: The CV
Mosby Co.
Wray, David, dkk. 2003. Textbook of General and Oral Surgery. Philadelphia: Churchill Livingstone.
Bagian bedah mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. 2006. Buku Teks Bedah Mulut I.

Anda mungkin juga menyukai