Kelompok Tutorial IX
Pembimbing:
drg Raditya Nugroho Sp.KG
ANGGOTA KELOMPOK
Ketua
: Majid Maharsi A.K.
(141610101053)
Scriber papan : Devica Dwi Ratna Putri (141610101047)
Scriber meja
: Rr. Dianita Rahmah Julia
(141610101081)
Anggota :
Shinta Permata S.
Iga Putri Imansari
Maqdisi Firdaus Ali
Aulia Rahma Elnisa
Eka Aprillia Devi
(141610101012)
(141610101067)
(141610101071)
(141610101074)
(141610101078)
Skenario 3
Pulp Capping
Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke Rumah Sakit
Gigi dan Mulut mengeluh gigi belakang kiri berlubang, sering
kemasukan makanan saat makan, ngilu bila minum dingin,
belum ada keluhan spontan, 6 bulan yang lalu gigi tersebut
ditambal sementara di puskesmas. Hasil pemeriksaan klinis
tampak gigi 47 karies profunda, tes termal positif, perkusi
dan tekanan negatif, tidak ada kegoyangan dan keadaan gigi
masih bisa dipertahankan. Hasil pemeriksaan radiografik
kondisi jaringan periodontal baik, tidak ada resorbsi tulang
alveolar. Dokter gigi mendiagnosa pulpitis reversible, dengan
rencana perawatan pulp capping
STEP 1
*Tidak didapatkan kata-kata sulit
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
STEP 3
1. Apa alasan dokter gigi melakukan perawatan
pulp capping? Apa saja indikasi dan kontraindikasi
pulp capping? Dan jenis pulp capping apa yang
dilakukan?
Alasan dokter gigi melakukan perawatan pulp capping didasarkan pada
hasil pemeriksaan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
STEP 3
h.
Usia pasien 21 tahun dimana suplai darah dan daya tahan tubuh tinggi
sehingga perbaikannya juga baik
i.
STEP 3
2. Bagaimana tahapan perawatan pulp
capping? Serta apa saja bahan yang
digunakan untuk perawatan pulp capping?
Tahapan perawatan pulp capping
a. Asepsis
Pasien di instruksikan untuk berkumur
b. Isolasi daerah kerja
Dapat menggunakan cotton rol yang diletakkan di daerah
lingual dan bukal
gigi yang akan dirawat atau dapat
menggunakan rubber dam
c. Pengambilan jaringan karies
Dapat menggunakan eskavator atau bur bulat
d. Preparasi sesuai dengan kavitas
STEP 3
f. Peletakan bahan sub base
Bahan subbase dapat berupa kalsium hidroksida, zink okside
eugenol atau
MTA (Mineral Trioxide Aggregate)
g. Peletakan bahan basis
Bahan basis berupa seng fosfat, GIC tipe 3, resin, resin
ionomer, vernis.
Pemilihan bahan basis tergantung pada tumpatan yang
akan digunakan
h. Ditumpat sementara
Bisa menggunakan cavit atau fletcher
i. Evaluasi / kontrol
Dilakukan kontrol seminggu setelah perawatan. Di periksa
apakah selama
perawatan gejala pulpitis hilang atau tidak, gigi masih
vital atau tidak
j. Dilakukan restorasi permanen
STEP 3
Bahan pulp capping:
1. Kalsium hidroksida
Sifat kalsium hidroksida yaitu tidak menyebabkan iritasi pada jaringan
pulpa, radiopak, tidak menyebabkan rasa sakit, merangsang pembentukan
dentin reparatif, bakteriostatik / bakterisid, membantu dalam pengeringan
eksudat, mudah diresorbsi
2. Seng oksida eugenol
Sifat ZOE yaitu pH = 7, mudah cara penggunaannya, radiopak, adhesif,
bakteriostatik, efek dentinogenik tidak besar, sedatif, kelarutan semen
tinggi, sifat mekanis lemah, setting time lama, efek yang merugikan
terhadap setting bahan resin contohnya komposit, bila kontak langsung
dengan jaringan pulpa yang terbuka dapat terjadi keradangan kronis yang
dapat menyebabkan nekrosis
STEP 3
3. Vernis
Digunakan apabila menggunakan tambalan amalgam atau
emas. Memiliki konduktivitas panas yang rendah.
4. Semen seng fosfat
Umumnya kuat dan keras tetapi mengiritasi pulpa. Tanpa
perlindungan varnish atau jenis bahan basis lainnya dapat
menyebabkan kerusakan pulpa yang irreversible. Memiliki
kekuatan yang besar dari suati basis, dapat menahan dari
trauma
mekanis dan memberi perlindingan yang baik dari
rangsangan panas
tetapi mudah pecah dan tidak baik untuk
tambalan sementara
STEP 3
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pulp capping?
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pulp capping:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
STEP 3
4. Apa saja indikator pulp capping
dikatakan berhasil?
Indikator keberhasilan
a. Hilangnya rasa sakit
b. Saat dilakukan tes thermal menunjukkan hasil yang positif
dimana menunjukkan pulpa masih vital
c. Terbentuknya jembatan dentin yang radiopak yang dapat
dilihat dari gambaran radiografi pulpa
d. Berlanjutnya pertumbuhan akar dan penutupan apikal
e. Tidak ada kelainan periapikal
STEP 3
5. Jika perawatan pulp capping gagal,
perawatan apa yang bisa dilakukan?
Jika perawatan pulp capping gagal, bisa
dilakukan perawatan saluran akar. Jika
komplikasi yang terjadi cukup parah bisa
dilakukan perawatan bedah
STEP 4
STEP 5
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan:
1. Indikasi dan kontra indikasi perawatan
pulp capping
2. Tahapan, alat dan bahan pulp capping
3. Faktor dan indikator keberhasilan
perawatan pulp capping
4. Post perawatan pulp capping
STEP 7
1.
Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
Indikasi
dan
kontra
indikasi
perawatan pulp capping
Indirect:
Perawatan ini dapat dilakukan pada gigi sulung dan gigi
permanen muda yang kariesnya telah luas dan sangat
dekat dengan pulpa. Tujuannya adalah untuk
membuang lesi dan melindungi pulpanya sehingga
jaringan pulpa dapat melaksanakan perbaikannya
sendiri dengan membuat dentin sekunder. Dengan
demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.
Indikasi :
a. Lesi dalam dan tanpa gejala yang
secara radiografik sangat dekat ke
pulpa tetapi tidak mengenai pulpa
b. Pulpa masih vital
c. Bisa dilakukan pada gigi sulung dan
atau gigi permanen muda.
Kontra Indikasi :
a. Nyeri spontan nyeri pada malam hari.
b. Pembengkakan.
c. Fistula.
d. Peka terhadap perkusi.
e. Gigi goyang secara patologik.
f. Resorpsi akar eksterna.
g. Resorpsi akar interna.
h. Radiolusensi di periapeks atau di
antara akar.
i. Kalsifikasi jaringan pulpa.
Direct:
Perawatan ini dapat dilakukan terhadap
gigi yang pulpanya terbuka karena karies
atau trauma tetapi kecil dan diyakini
keadaan jaringan di sekitar tempat
terbuka
itu
tidak
dalam
keadaan
patologis. Dengan demikian pulpa dapat
tetap
sehat
dan
bahkan
mampu
melakukan upaya perbaikan sebagai
respons terhadap medikamen yang
dipakai dalam perawatan pulp capping.
Indikasi :
a. Gigi sulung dengan pulpa terbuka, karena
sebab mekanis dengan besar tidak lebih dari
1mm persegi dan di kelilingi oleh dentin bersih
serta tidak ada gejala.
b. Gigi permanen dengan pulpa terbuka, karena
sebab mekanis atau karena karies dan
lebarnya tidak lebih dari 1 mm persegi dan
tidak ada gejala.
c. Pulpa masih vital.
d. Hanya berhasil pada pasien di bawah usia 30
tahun, misalnya pulpa terpotong oleh bur pada
waktu preparasi kavitas dan tidak terdapat
invasi bakteri maupun kontaminasi saliva.
Kontra Indikasi :
a. Nyeri spontan nyeri pada malam hari.
b. Pembengkakan.
c. Fistula.
d. Peka terhadap perkusi.
e. Gigi goyang secara patologik.
f. Resorpsi akar eksterna.
g. Resorpsi akar interna.
h. Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.
i. Kalsifikasi jaringan pulpa.
j. Terbukanya pulpa secara mekanis dan instrumen yang
dipakai telah memasuki jaringan pulpa.
k. Perdarahan yang banyak sekali pada tempat terbukanya
pulpa.
l. Terdapat pus atau eksudat pada tempat terbukanya
pulpa.
i.
j.
k.
Alat :
1. Bur bulat
Fungsinya :
Untuk membur email
Untuk menyingkirkan karies di dentin
Untuk menyingkirkan dentin karies di daerah
singulum
2. Ekscavator
Fungsinya :
Untuk membuang sisa-sisa akhir dari debris
Untuk membuang jaringan gigi yang
lunak/karies
Fungsinya :
Untuk menjepit kapas dan gulungan kapas
Fungsinya :
Untuk memasukkan, memanipulasi dan membentuk
bahan tumpatan plastis
Aplikasi semen
Untuk mengurangi kelebihan bahan
Fungsinya :
Untuk memanipulasi bahan tumpatan
7. Stopper cement
Fungsinya :
Untuk menempatkan atau memampatkan
bahan basis/semen
5.
Faktor kegagalan:
6.
Pada saat pengeburan, ada kemungkinan mata bur membuat perforasi atap pulpa. Hal ini
perawatan pulp capping indirect berganti menjadi pulp capping direct.
Kegagalan perawatan
6. Perdarahan berlebih
7. Timbulnya keluhan, misalnya gigi sensitive terhadap rangsang panas dan
dingin atau gejala lain yang tidak diinginkan.
8. Pada pemeriksaan objektif dengan radiografi dilihat adanya gambaran
radiolusen yang menunjukkan gumpalan darah atau terjadinya resorpsi
internal.
RESIN KOMPOSIT
Pengertian Resin Komposit
Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen.
Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi
anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa
komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan
ketahanan bahan. Suatu bahancoupling(silane) diperlukan
untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan
matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan untuk
polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain
meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinarultra violet)
dan mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti
hidroquinon).
Indikasi Resin Komposit
Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi
klinis. Secara umum, resin komposit digunakan untuk:
a. Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
b. Fondasi ataucorebuildups
c. Sealantdan restorasi komposit konservatif (restorasi resin
preventif)
JACKET CROWN
Pada gigi anterior yang fraktur Pada kasus perubahan warna gigi
Hipoplasi enamel, atau dekalsifikasi Kasus perubahan bentuk gigi
Atrisi, atau rotasi gigi yang terbatas
Menutup diastema yang terbatas
Sebagai retainer suatu jembatan
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.