Anda di halaman 1dari 6

1.

Tujuan
untuk mencegah adanya karies gigi -> adanya perubahan hidroksi apatit pada enamel menjadi
fluor apatit yang tahan terhadap asam

2. Indikasi
 Pasien yang berisiko tinggi karies pada permukaan gigi
 Pasien yang berisiko tinggi karies pada permukaan akar
 Kelompok pasien khusus, seperti: Pasien Ortodontik dan Pasien dengan aliran saliva yang
rendah
 Anak-anak yang geraham permanennya tidak dapat di fissure sealant
 Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
 Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
 Gigi yang sensitive
 Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi, contohnya
down syndrome
 Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic

3. Kontraindikasi
 Pasien dengan gigi berlubang besar
 Yang tinggal di komunitas dengan fluoridasi yang optimal
 Pasien anak dengan resiko karies rendah
 Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
 Ada kavitas besar yang terbuka
4. Flourosis
Flourosis adalah perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi flour yang berlebihan pada
masa awal anak-anak ketika giginya sedang tumbuh.
 Cirinya yaitu warna gigi menjadi tidak putih, pucat dan buram. Pada fluorosis yang lebih
berat, selain warnanya lebih gelap, enamel gigi menjadi lunak dan rapuh.
 Tanda pertamanya berupa erupsi gigi dengan email yang berbintik-bintik
(mottled enamel).
5. Mekanisme
Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak dimana bakteri plak tersebut
dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada lapisan enamel gigi
menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam.
 Reaksi kimia:
Ca10 (PO4)6 (OH)2+F → Ca10 (PO4)6 (OHF)
 menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat terjadinya
proses demineralisasi dan meningkatkan pula proses remineralisasi pada gigi.

6. Bahan TAF
Bentuk fluor, antara lain: pasta fluor dengan konsentrasi tinggi (SnF2), larutan fluor (NaF) dan
fluor dalam bentuk gel (APF)
Bermacam-macam bentuk fluor, antara lain:

 NaF (Natrium Fluoride) : Konsentrasi sodium fluoride untuk topikal aplikasi yang
disetujui oleh FDA/ADA adalah 2% dalam bentuk gel atau solution.
 SnF2 (Stanium Fluoride) : Konsentrasi yang disetujui oleh FDA/ADA untuk topikal
aplikasi adalah 8% SnF2 dalam bentuk larutan/solution.
 APF (Acidulated Phosphate Fluoride) : Konsentrasi yang disetujui oleh FDA/ADA
untuk topikal aplikasi adalah 1,23% APF dalam bentuk gel atau solution.
7. OHI, IP, DMFT
8. Prosedur
 KIE
 Komunikasikan pada pasien atau orang tua pasien bahwa akan dilakukan tindakan
pencegahan gigi berlubang
 Informasikan pada pasien / orang tua pasien bahwa akan dilakukan pengolesan pada
giginya dengan bahan pencegahan gigi berlubang bernama APF
 Edukasi pada pasien setelah perawatan untuk tidak makan dan minum ±30 menit
setelah perawatan, datang lagi untuk perawatan lagi ke 2, 3 dan 4, edukasi tentang
cara menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar,
durasi, pemilihan sikat gigi dan pasta gigi yang baik, kurangi makan minum yang
manis, kumur dengan air putih setelah makan atau minum manis, serta control
periodik minimal 6 bulan sekali ke dokter gigi
 Inform consent
 Siapkan alat bahan
 APD (masker, handscoon, dan gown)
 Lakukan proses brushing pada semua gigi dengan pasta pumice
 Siapkan APF gel
 Isolasi dengan cotton roll, dan bisa menggunakan cheek retractor
 Keringkan gigi pasien dengan menggunakan cotton pellet atau dengan semprotan angin
 Oleskan APF gel dengan menggunakan cotton pellet
 Tunggu selama ± 4 menit
 Instruksikan pasien untuk tidak berkumur dan tidak makan serta minum selama ± 30
menit
 Pasien diinstruksikan untuk datang kontrol 1 minggu kemudian dan dilakukan pengolesan
selanjutnya. Aplikasi fluor topical diuangi setiap 1 minggu hingga 4 kali pemberian sebagai
tahap permulaan.

Anda mungkin juga menyukai