Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM

SCALLING USS PADA SELURUH GIGI


D/ GINGIVITIS

Ari Novita Rianti


J530165029

KEPANITERAAN UMUM PERIODE 5


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

I. PENDAHULUAN
A. DEFINISI PENYAKIT
Penyakit periodontal dibagi menjadi dua yaitu periodontitis dan gingivitis.
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, bentuk penyakit periodontal yang ringan,
dengan tanda klinis gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah berdarah,
sedangkan periodontitis ditandai dengan kehilangan perlekatan dan pembentukan
pocket yang disebabkan oleh perkembangan bakteri patogen dan penurunan
mekanisme pertahanan diri pasien.

B. ETIOLOGI
Gingivitis disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer
dari gingivitis adalah plak (Manson, 1993). Plak gigi adalah deposit lunak yang
membentuk biofilm yang menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan jaringan
keras di rongga mulut (Daliemunthe, 2008).
Plak gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur ataupun
semprotan air, tetapi dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis.
Plak gigi akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning jika
terjadi penumpukan (Daliemunthe, 2008).
Faktor etiologi sekunder dari gingivitis, yaitu :

Faktor Lokal : Restorasi yang keliru, kavitas karies, tumpukan sisa makanan,
Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain yang kurang baik, pesawat
ortodonsi, susunan gigi yang tidak teratur, kebiasaan bernafas melalui mulut,
kebiasaan merokok.

Faktor Sistemik :Faktor genetik, faktor nutrisional (defisiensi vitamin C,


hormonal, faktor hematologi, merokok, kelainan psikosomatis (prafungsi
habits).

C. PATOGENESIS
Patogenesis dari gingivitis adalah :
2

Stage 1: Initial lesion


Dalam 24 jam terdapat vasodilatasi di jaringan gingiva terdekat. Terjadi dalam 24 hari dengan tanda klinis utamanya terjadi pelebaran ruang interselular . Sel
neutrofil mulai muncul. Peningkatan GCF karena eksudat PMN di sulcus gingiva.
Stage 2 : Early lesion
Terjadi 4-7 hari. Terdapat proliferasi kapiler, terjadi infiltrasi sel limfosit T,
sitotoksik kolagen oleh fibroblas sehingga jumlah kolagen menurun . Secara
klinis terdapat eritema, bleeding saat probing.
Stage 3 : Estabilished Lesion
Terjadi Selama 14-21 hari. Secara klinis aliran darah menurun, pengembalian
vena menurun, terjadi anoxemia dan menyebabkan gingiva merah kebiruan.
Terbentuk poket kecil pada epitelium dominasi sel plasma dan sel limfosit B, dan
kehilangan kolagen berlanjut.

D. GEJALA
Gingivitis menimbulkan berbagai macam gejala yang mungkin tidak disadari.
Berbagai macam gejala dari gingivitis antara lain, adalah adanya darah pada saat
menyikat gigi, timbulnya bau mulut (halitosis).

E. TANDA TANDA KLINIS


Tanda klinis dari gingiva normal adalah :
Warna = Coral pink
Ukuran = terdapat peningkatan ukuran bila ada penyakit gingiva
Bentuk = interdental piramidal, bila proksimal gigi saling menjauh papila lebih
luas dan tumpul
Kontur = marginal gingiva collar like (festoon gingiva)
Tekstur = Strippling (hanya di attached gingiva), bila stippling hilang ada penyakit
periodontal
Kecenderungan perdarahan = saat probing bila ada penyakit periodontal
3

Tanda klinis gingivitis adalah nyeri lokal atau menyeluruh pada gingiva, rasa gatal,
halitosis, atau perdarahan gingiva ketika menyikat gigi. Bengkak pada gingiva.

II. LAPORAN KASUS


Identitas Pasien :
Nama Pasien

: Shafira Kurnia

Usia

: 20 tahun

No. RM

: J22954

Alamat

: Jl. Madubronto Laweyan, Surakarta

Panum

: Rizma Yuga Adiningtyas (J530165025)


Ari Novita Rianti (J530165029)

Operator

: Latty Indriastuti

A.

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Identitas Pasien

Nama

: Shafira Kurnia

TTL

: Jember, 26 Juni 1996

Usia

: 20 tahun

Alamat

: Jl. Mandubronto, Laweyan, Surakarta

Gol. Darah

:A

Alergi

: Amoxicilin dan Cefadroxil

Anamnesis

CC (Keluhan Utama)

Pasien datang dengan keluhan merasa giginya kotor dan ingin dibersihkan

PI (Perjalanan Penyakit )

Pasien merasakan hal tersebut selama 6 bulan yang lalu

Pasien mengeluhkan gusinya berdarah saat sikat gigi

PMH (Riwayat Kesehatan Umum)

Pasien tidak pernah dirawat inap di rumah sakit

Pasien memiliki riwayat alergi obat amoxicilin dan cefadroxil

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

PDH (Riwayat Kesehatan Mulut)

Pasien pernah ke dokter gigi untuk melakukan penambalan gigi belakang kanan
dan kiri

Pasien memiliki kebiasaan mengunyah dengan satu sisi

FH (Family History)

Ayah tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

Ibu memiliki riwayat hipertensi

SH (Social History )

Pasien tinggal di kos dengan lingkungan yang bersih

Pasien adalah seorang mahasiswa

Pasien menyikat gigi sebanyak 2x sehari pada saat mandi

B.

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

Pemeriksaan Ekstra Oral :


Kesan Umum Kesehatan Penderita

Jasmani

: Sehat

Mental

: Sehat, kooperatif dan komunikatif

Vital Sign

Tekanan Darah

: 110/80 mmHg (Normal)

Nadi

: 72 x/menit

Pernafasan

: 18 x/menit

Suhu

: 36,4

Berat Badan

50

kg
5

Tinggi Badan
Fasial

155 cm

Neuromuskular

Kelenjar

Kelenjar

Tulang

Ludah

Limfe

Rahang

TMJ

Deformitas TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

Nyeri

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

Tumor

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

Gangguan

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

TAK

Fungsi

Profil Muka : Cembung

Bentuk muka : Lonjong dan simetris

Bibir : Sedang

Pemeriksaan Intra Oral :


Jaringan Lunak
2.4 Terdapat bekas gigitan
sewarna mukosa sepanjang M1-P2
D/ cheek bitting
38, 39 terdapat penonjolan pada
area palatum dengan diameter
kurang lebih 1-2 cm
D/ torus palatinus
13, 14, 15 , 22 , 23 , 24, 16, 17 ,
18, 19, 20, 21 terdapat inflamasi,
edema kemerahan
D/ gingivitis ringan

Mukosa Bibir

: TAK

Mukosa Pipi

: Terdapat bekas gigitan sewarna mukosa sepanjang m1-p2 kiri


dan kanan

Dasar Mulut

: TAK

Lidah

: TAK

Gingiva

: terdapat inflamasi ringan, edema ringan pada bagian lingual


765

567

321

1234567

Oklusi

: Normal bite

Oral Hygiene

: 6,1 (buruk)

Lain- lain

:-

Plaque control Record : 54,46%


Gingival Index : 0,5 (Gingivitis Ringan )

D. DIAGNOSIS
D/ Gingivitis Ringan

E. RENCANA PERAWATAN
- TP/
1. KIE, DHE
2. Scalling USS
5. Kontrol

F. TAHAPAN PERAWATAN
- Alat
1. Diagnostik set (untuk mengecek keadaan intra oral)
2. Tip Scaller (untuk membersihkan kalkulus subgingival dan supragingival)
3. Bengkok (tempat untuk meletakkan alat-alat diagnostik)
4. Suction (untuk membantu membersihkan darah akibat scalling)
5. Brush (untuk polishing)
6. APD (masker, handscoon, celemek untuk melindungi diri dari infeksi)
- Bahan
1. Pasta Gigi & Pumice (Untuk membersihkan gigi dari sisa-sisa kalkulus yang telah
dibersihkan )
2. Alkohol
3. Disclossing Agent (membantu dalam perhitungan plak)
4. Cotton Roll
5. Cotton Pellet (Membantu aplikasi disclossing agent pada gigi)
6. Tissue

Gambar. 1 Alat dan Bahan


Tahap Perawatan :
a) Pemeriksaan Subjektif
b) Pemeriksaan Objektif
Ekstra oral dan intraoral
c) Lakukan perhitungan OHI, Plaq, Gingival index, dan periodontal index
d) Diagnosis dan treatment planning
e) Scalling
-

Siapkan alat dan bahan, pastikan dalam keadaan steril

Pasien dijelaskan terlebih dahulu tentang alat dan kerjanya agar pasien
tidak kaget dan merasa takut

Pilih tip scaller yang tepat untuk perawatan

Pasangkan tip scaller

Bersihkan dari regio kanan atas, kanan kiri, kiri bawah, dan kanan
bawah . Bersihkan dari kalkulus subgingiva dan supragingiva.

Arahkan tip scaller ke arah korona dengan tekanan kecil

Jika semua regio sudah dibersihkan, campurkan pumish dan pasta

Aplikasikan pasta pumish menggunakan brush

Instruksi Pasien pasca scalling

Gambar 2. Aplikasi Disclosing Agent

Gambar 3. Proses Scalling USS

Gambar 4. Sebelum perawatan

Gambar 5. Setelah Perawatan

Gambar 6. Sebelum perawatan

Gambar 7. Setelah Perawatan

Gambar 8. Pada saat kontrol


10

IV. PEMBAHASAN
Scalling merupakan intial phase therapy dalam perawatan priodontal yang
merupakan tindakan pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan gigi sampai
daerah junctional epithelium. Scalling dilakukan secara sistematis dari posterior
rahang kanan atas, kemudian diteruskan anterior atas, posterior kiri atas, posterior kiri
bawah, anterior bawah, dan posterior kanan bawah (Bakar, 2013).
Penggunaan alat yang tepat dan kekooperatifan pasien saat saclling berlangsung
sangat penting, pasien diharapkan mengikuti DHE yang diberikan oleh operator.
Scaling dapat dilakukan pada subgingiva maupun supragingiva. Terdapat dua
jenis perawatan scaling, yaitu menggunakan instrumen manual, dan scaler ultrasonik
(Mitchell et al., 2015). Scaler ultrasonik digunakan bersama semprotan air dingin
karena vibrasi dapat menimbulkan panas. Semprotan air juga memberi efek detergen
yang membantu pembersihan. Scaler harus digunakan dengan hati-hati untuk
restorasi keramik. Permukaan yang kasar merupakan daerah deposisi plak dan
kalkulus sehingga permukaan gigi harus dihaluskan agar bebas dari kalkulus, plak,
dan stain. Setelah scaling dilakukan, harus dibersihkan dengan pasta pumice
menggunakan brush. (Manson and Eley, 2013).
Perhitungan yang dilakukan sebelum scalling adalah perhitungan OHI (Oral
Hygiene Index), Gingival Indeks (GI), Plaque Control Record (PCR). Masing-masing
perhitungan sudah ada skor masing-masing . Kriteria Gingival Index adalah :
0 : Gingiva normal
1 :Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, edema ringan, tidak berdarah
pada palpasi
2 : Inflamasi sedang, kemerahan, edema, mengkilap, berdarah pada palpasi
3 : Inflamasi berat, warna merah jelas, edema, ulserasi, pendarahan spontan
Skor gingival indeks dari pasien menunjukkan 0,5 menunjukkan gingivitis
ringan dilihat dari derajat gingivitis yang sudah ditentukan yaitu :
0,1 1,0 : Gingivitis ringan
1,1 2,0 : Gingivitis sedang
11

2,1 3,0 : Gingivitis berat


Jika dicurigai adanya penyakit periodontal maka pasien disarankan untuk
melakukan foto rontgen panoramic. Kemudian setelah pasien kontrol dengan waktu
yang ditentukan dicek kembali oral hygiene dan dilakukan perhitungan plaq control
record, jika ada penurunan 50% dari scor awal sebelum scalling maka perawatan
scalling berhasil.
Pada kasus ini, setelah satu minggu dilakukan kontrol melalui pemeriksaan
subjektif, pasien tidak mengeluhkan apa-apa dan pasien mengatakan tidak berdarah
lagi saat menyikat gigi, kemudian dilakukan pemeriksaan objektif pada gingiva
didapatkan warna coral pink seperti warna gingiva normal, kemudian pada
pemeriksaan OHI awal senilai 6,1 (buruk) namun pada saat kontrol didapatkan hasil
1,3 (baik), pada perhitungan plaq sebelum dilakukan perawatan adalah 54,46%
sedangkan pada waktu kontrol sudah turun menjadi 14,2%. Penurunan dari masingmasing nilai lebih dari 50% maka perawatan scalling dinyatakan berhasil, tapi apabila
tidak ada penurunan atau penurunan kurang dari setengah maka dilakukan evaluasi .

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :
Scalling dapat dilakukan dengan manual / instrument hand dan scalling
ultrasonic untuk membersihkan kalkulus pada supragingiva dan subgingiva. Scalling
juga dapat membersihkan stain. Keberhasilan dalam melakukan scaling dapat dicapai
dengan teknik scaling yang benar dan edukasi paska perawatan.

Saran :
a. Pasien diedukasikan untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut
b. Pasien diedukasikan untuk kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali

12

V. DAFTAR PUSTAKA

Bamadi, Masood. 2013. Gingivitis and the Environmental Health. Department of


Periodontology. Iran. Journal of Scientific Research 18 (3): 288
Manson, J. D., Eley, B. M. 1993. Buku Ajar Periodonti (Alih bahasa : Anastasia).
Edisi 2. Jakarta : Hipokrates.
Fatah, Milan. 2015. Prevalence of Dental Plaque, Gingival Bleeding and Dental
Calculus among Patients Attended Periodontal Department of School of
Dentistry at University of Sulaimani. Iraq.
Walmsley. 2015. Ultrasonic In Dentistry. School of Dentistry, University of
Birmingham, Birmingham, United Kingdom, pp: 202.
Zubardiah, Lies. 2011. Jaringan periodonsium anatomis, klinis dan histologis. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai