Anda di halaman 1dari 14

PRIMARY HERPETIC GINGIVO STOMATITIS (PHGS)

Anak laki-laki usia 3,5 tahun datang Bersama ayah dan ibu untuk memeriksakan sariawan pada
bibir bagian dalam yang banyak dan membuat susah makan. Sariawan muncul 4 hari yang lalu.
Dua hari sebelumnya pasien demam tinggi namun saat ini sudah membaik. Sudah dibawa ke
klinik dan hanya diberi obat puyer dan obat oles tetapi sariawan belum sembuh. Tidak ada
tetangga atau teman yang mengalami keluhan serupa. Orang tua pasien juga tida pernah
mengalami keluhan yang sama.

 Sariawan pada bibir bagian dalam yang banyak, terjadi gejala prodromal dan keluhan ini
baru pertama kali terjadi.

Subjektif : Seorang anak datang ke RSGM Unair dengan keluhan sariawan pada permukaan lidah
sehingga susah makan. Sariawan telah muncul 4 hari yang lalu dan 2 hari sebelum sariawan muncul
disertai demam tinggi namun sekarang sudah membaik. Tidak ada keluhan serupa dari tetangga. Orang
tua pasien mengaku tidak pernah mengalami keadaan serupa sebelumnya.
Objektif :
Pada mukosa labial fold : ulser multiple, bentuk bulat, ukuran + 2-3 mm, berwarna putih
kekuningan, batas jelas. tepi regular, permukaan halus, jar. sekitar kemerahan, nyeri
Pada gingiva : oedematus, berwarna kemerahan pada margin gingiva, permukaan licin, nyeri. 
gingivitis marginalis
Ulser :Luka pada mukosa hingga melebihi membrana basalis dan sampai mengenai lamina
propria.
Vesikel : peninggian kulit/mukosa setinggi <1cm yang berisi bahan cair (serum/plasma/darah)

Lapisan mukosa mulut :


1. Epitel
a. Stratum Korneum (Keratinized layer)
 Sel pipih, heksagonal, tanpa inti/organel
 Terletak paling permukaan  dapat dilihat secara klinis
 Mudah mengalami deskuamasi (mengelupas).
 Lebih tipis daripada lapisan korneum kulit
b. Stratum Lucidum (Intermediate Layer)
 Sel berbentuk pipih
 Pada mukosa berkeratin  stratum ini tidak dapat dilihat
 Pada mukosa tidak berkeratin dapat dilihat dengan jelas
 Nucleus kecil
c. Stratum Granulosum (Granular Layer)
 Sel berbentuk pipih dan paling besar
 Dalam sitoplasma mengandung granula yaitu granula keratohyalin
(mengandung protein) dan granula lamellar (mengandung polisakarida,
glikoprotein, lipid)
 Sel mempunyai nucleus
 Pada stratum basalis, spinosum dan granulosum, sel mempunyai nucleus,
makin kepermukan sitoplasma semakin besar dan nucleus semakin kecil,
sampai pada stratum korneum nucleus hilang.
d. Stratum Spinosum (Prickle Cell Layer)
 Melekat pada sel basal
 Sel berbentuk polihidral
 Sel mempunyai inti
 Terlihat berduri (spiky)disebut stratum spinosum
e. Stratum Basalis (Basal Layer Cell)
 Melekat pada membrana basalis
 Sel berbentuk silindris disebut juga stratum silindrikum
 Mempunyai inti
Disebut juga stratum germinativum karena sel mengalami mitosis mengganti sel yg mati/rusak

 Membrana Basalis
 Merupakan batas antara epitel dan lamina propria
 Tempat melekatnya stratum basalis
 Terlihat bergelombang  disebut rete-ridge/rete pegs
 Merupakan barrier layer

2. Lamina Propria
 Collagen  menentukan stabilitas, mempertahankan bentuk &ekstensibilitas jar.
 Elastin  mempertahankan bentuk
 Retikulin  yang mengikat colagen
 Sistem ini berada dlm extracellular matrix yang terdiri dari carbohydrate-protein
complexes
 Pembuluh darah
 Didalamnya juga terdapat sel yaitu: fibroblast, yang mensekresi serabut & matriks
 Merkel cells  tactile propioceptive cells  respon pada perabaan
 Langerhans cells  APC (Antigen Presenting Cells)
 Inflammatory cells : PMN, mast cells

Lamina propria terbagi :


a. Papillary layer  bagian atas melekat pada membrana basalis, bagian bawah melekat
pada reticuler layer. Mengandung serabut kolagen halus yg tersusun sebagai jaringan
ikat kendor
b. Reticular layer  bagian bawah dari reticular layer adalah submukosa. Mengandung
serabut kolagen yang lebih kasar & lebih padat.
Pada lamina propria terdapat :
 Sistem syaraf, ujung syaraf sensori masuk ke epitel
 Sistem vaskuler
 Sistem limfatik

3. Submukosa
 Terletak dibawah lamina propia
 Submukosa dapat melekat pada tulang atau muskulus
 Pada submukosa (atau reticular layer) terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar liur.
Differential Diagnosa :
Herpangina
Persamaan : ulser, multiple, berbentuk bulat, batas jelas, tepi regular, permukaan licin, sakit
Perbedaan : Herpangina  terdapat pada RM posterior (orofaring)
PHGS  bisa terdapat pada seluruh RM, bilateral, gingivitis
Chicken pox
Persamaan : lesi vesikel yang jika pecah dapat menjadi ulser, multiple, berbentuk bulat, batas
jelas, tepi regular, permukaan licin, sakit
Perbedaan : Chicken pox  dapat bermanifestasi di EO
PHGS  hanya bermanifestasi di IO, dan di gingiva (ciri khas)

RAS Herpetiform
Persamaan: Ulser multiple, bentuk bulat, batas jelas, tepi regular, warna putih kekuningan,
permukaan licin, sakit
Perbedaan: Pada RAS tidak didapatkan gingivitis marginalis, RAS juga hanya didapatkan pada
mukosa tak berkeratin. Mukosa berkeratin(gingiva, vermilion border, palatum). Mukosa tak
berkeratin(mukosa pipi, mukosa bibir, palatum molle, vestibulum oris, dasar mulut.

Pemeriksaan Penunjang :
Serologi (IgG anti HSV-1 dan IgM anti HSV-1)  untuk konfirmasi infeksi HSV 1 dengan
melihat terjadinya kenaikan titer anti HSV 1 IgM (untuk fase akut) dan IgG (untuk fase kronis).
Specimen yang diambil : darah
Kalo dia akut  Ig M tinggi
Kalo kronis  Ig M turun, Ig G tinggi
Kalo dia pernah terinfeksi kembali namun dalam fase akut  Nilai Ig G sudah ada dan IgM naik
lagi

Pemeriksaan darah lengkap: untuk melihat kadar neutrofil -> berperan dalam perbaikan jaringan
-> imunnya masih bagus -> tidak perlu acyclovir -> krn self limiting disease
1.500–8.000 sel per mikroliter darah

Etiologi : Herpes Simplex Virus 1 (Virus DNA) -> kontak/droplet


Tipe Penyakit
Human Herpes Virus 1 Herpes Simplex Virus 1  Acute/Primary
(HSV1) Herpetic
Gingivostomatitis
 Stomatitis
Herpetica
(recurrent, chronic)
 Herpes Labialis
HHV2 HSV2 (Sexually Herpes Genitalis
transmitted)
HHV3 Varicella Zoster Virus  Chicken Pox
(VZV)  Shingles/zoster
HHV4 Epstein-Barr Virus (EBV)
HHV5 Cytomegali Virus (CMV)
HHV8

Faktor Predisposisi : Kelelahan, stress (sistem imun rendah), perubahan cuaca, panas matahari,
penyakit infeksi, konsumsi immunosupresan jangka lama, kelainan darah, keganasan
Penularan melalui  droplet dan kontak langsung
Droplet itu apa? Partikel kecil dari cairan tubuh yang keluar dari hidung dan mulut

Etiopatogenesis :
Rencana Perawatan :
- Isolasi dengan cotton roll
- Asepsis povidone iodine 10%
- Aplikasi aloevera dental gel
- Pemberian rujukan patologi klinik
- Pemberian resep antiipretik, antiinflamasi topikal, multivitamin
- KIE :
- Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kemungkinan anaknya menderita
penyakit PHGS yang disebabkan oleh virus dan dapat menular melalui udara, air liur,
atau kontak secara langsung
a. Instruksi untuk istirahat cukup
b. Diet makanan lunak dan TKTP (Tinggi Karbo Tinggi Protein)
c. Meningkatkan intake cairan
d. Instruksi untuk memisahkan peralatan makan & mandi dan menghindari kontak
dengan anggota keluarga lain & teman
e. Instruksi untuk minum obat sesuai anjuran dokter
f. Instruksi untuk menjaga OH dengan menyikat gigi 2x sehari dan menyikat
lidah menggunakan kassa halus dengan bantuan ibu
g. Jika hasil tes +  pemberian terapi kausatif : antivirus (acyclovir)

Simptomatis : meredakan gejala (pemberian antiinflamasi, antipiretik)


Kausatif  jika hasil +  acyclovir (HSV-1 virus DNA)
Suportif : KIE, pemberian multivitamin
R/ Paracetamol syr. 60ml fl. I flacon=botol
S 3 dd 5ml pc prn(pro renatera=jika diperlukan)
Tiap 5 ml mengandung : Paracetamol 120 mg
Anak (1-2 tahun) : 3-4 kali sehari 1 sendok takar (@ 5 mL). Anak (2-6 tahun) : 3-4 kali sehari 1-
2 sendok takar (@ 5ml - 10 ml). Anak (6-9 tahun) : 3-4 kali sehari 2-3 sendok takar (@ 10 ml
-15 ml). Anak (9-12 tahun) : 3-4 kali sehari 3-4 sendok takar (@ 15 ml- 20 ml).

R/ Aloevera extract spray 15ml fl. No.II


S 4 dd uc (usum cognitus = pemakaian diketahui)
R/ Biolysin syr 60 ml fl. No.I  terapi suportif
S 1 dd 1 cth(coclea tea= 1 sdt = 5cc) pc(post coenam=setelah makan)
Kandungan multivitamin untuk meningkatkan intake nutrisi

Memiliki kandungan L-lysine untuk mencegah replikasi HSV dengan memblok asam arginin yg
dibutuhkan virus untuk replikasi

R/ Acyclovir tabs 200 mg No.XXXV


S 5 dd 1 pc (daily dose 800mg, max single dose 200mg)
R/ Acyclovir tabs (15/kg):5 No. XXXV
F(fac=buatlah).pulv(pulvis=serbuk)
S 5 dd 1 pc
Pengobatan herpes simpleks:
200 mg (400 mg pada immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5 kali sehari,
selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika muncul lesi baru selama pengobatan atau jika
penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2
tahun berikan dosis dewasa. Pencegahan herpes simpleks kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau
400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap
6-12 bulan.

Dan ada beberapa yang mengatakan :


Pengobatan eradikasi HSV adalah dengan pemberian acyclovir 10-20 mg/kgBB/dosis, 4x sehari
(maks 1g/hari), selama 7-10 hari.

Mekanisme kerja
Asiklovir: Menghambat replikasi DNA (tahap transkripsi) -> mengganggu pembentukan
asam basa
Asiklovir dirubah jadi -> asiklovir monofosfat oleh TIMIDIN KINASE (punya virus) -> berubah
lagi oleh enzim tubuh jadi asiklovir trifosfat -> menghambat DNA polymerisasi virus dan
sintesis DNA virus.

Kandungan aloe vera


Farmakologi:
Aloevera  membentuk selaput pelindung pada lesi
memberikan efek analgesic, antiseptic, antiinflamasi
Mengandung :
PVP : polivynilpirolidone  melindungi lesi (karena dia lubrikan)
Sodium hyaluronat  meningkatkan absorbsi bahan lainnya
Aloevera : antiinflamasi
Benzalkonium : antiseptik
Kandungan
Chlorine dioxide  NSAID (analgesik, antiinflamasi, antimikroba)
Chlorine dioxide: sebagai analgesic, antiinflamasi, dan antimikroba. 
Punya kandungan: Zinc(meningkatkan prolif fibroblast), asam folat B9(regenerasi sel),
xylitot(antibakteri bakteriostatik), aloevera(antiinflamasi), mint(melegakan)

Gingivostomatitis herpetika primer merupakan penyakit yang mudah menular melalui kontak
langsung dengan membrane mukosa atau lesi kulit. Infeksi HSV1 tinggi pada anak kecil, dimana
resiko pertukaran sekresi oral dan virus. Terdapat kebiasaan anak yang potensial beresiko seperti
memegang mulut, cangkir, botol, mainan dan menghisap jari. Pada kasus ini diduga karena
pasien menhisap ibu jari sebab tidak diketahui penyebab yang lain seperti tertular dari temannya
ataupun keluarganya. Terapi spesifik untukmpenyakit ini tidak ada, hanya meliputi simtomatis
dan suportif.
Anak yang dapat makan dan minum diberikan makanan lembut dan air dingin. Jus jeruk
atau nanas dihindari untuk mencegah iritasi mukosa akibat kadar asam tinggi. Pemberian
analgesik oral atau topikal sebelum makan atau minum dapat memperbaiki nafsu makan.
Diperlukan monitoring status hidrasi dan urinasi pada anak. Perawatan mulut merupakan
masalah pada sensitivitas mulut, gingivitis dan lesi yang nyeri dapat mengganggu kebersihan
mulut pada fase akut. Minum cairan dapat menolong membersihkan mulut. Kontrol infeksi
sangat penting, memakai sarung tangan bila kontak dengan membran mukosa, saliva, atau lesi.
Informasi pada orang tua tentang transmisi dalam perawatan saat anak beraktivitas di sekolah,
rumah maupun rumah sakit.
Pasien ini mendapatkan terapi berupa obat kumur Chlorhexidine glukonat 0,2% yang
digunakan 3 kali sehari sebagai antiseptik sehingga mempercepat penyembuhan infeksi selain itu
di klinik diberikan juga triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi diberikan untuk
mengurangi rasa sakit. Pemberian multivitamin syrup satu sendok teh satu kali sehari untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi susu yang mengandung
tinggi protein dan tinggi kalori untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari dehidrasi
dengan banyak minum air

Anda mungkin juga menyukai