Anda di halaman 1dari 10

Skenario PBL 1

A fifty five year old male patient complain a pain of his left mandibular molar tooth filling after a
year later. Recently, he complained about his molar tooth that sensitive to cold drink. During the
examination. The dentist found that the previous composite filling material had changed colour on
the edge of the filling. The dentist suggested to replace the composite filling.

Klarifikasi istilah
Composite : jenis tambal yang digunakan dalam kedokteran gigi sbg bahan restoratif/perekat.
• Pertanyaan :
1.Definisi dari resin komposit?
2.Apa saja kandungan dari bahan resin composite?
3.Apa saja klasifikasi resin composite?
4.Bagaimana sifat resin composite?
5.Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan warna pada resin composite?
6.Mekanisme discolorasi resin composite?
7.Kelebihan dan kekurangan resin composite?
8.Bahan yang biasa dibandingkan dengan resin composite? Alternatif bahan tumpatan lain
9.Bagaimana mekanisme bahan komposit bisa menyatu dg gigi?
10.Hal yang harus dihindari agar penggunaan lebih awet?
11.Mekanisme gigi sensitif karena resin komposit
12.Penatalaksanaan kasus tersebut
13.Cara manipulasi dari bahan restorasi
14.Struktur dan sifat resin komposit
15.Komponen penyusun
1. resin komposit adalah penambalan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel
daan dentin. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk
dan warna gigi shg dapat kembali seperti semula. Didefinisikan sbg dua atau lebih bahan yang
berbeda dg sifat-sifat yang unggul. Resin komposit adalah material yang tersusun dari material
organik dan partikel bahan pengisi anorganik yang dihubungkan dg coupling agent. Bahan
tumpatan campuran dari resin akrilik dan partikel glass yang memproduksi restorasi berwarna.
Untuk meningkatkan viskositas shg dapat berpolimerasi menjadi bentuk polimer ikatan ganda
dan memiliki 2 cincin karbon aromatik untuk menambah berat molekul dan kekakuan.
2. memiliki 3 komponen utama : 1. organik (resin) biasanya dari monomer aromatik/alipatik
diakrilat, yang sering digunakan KUEDMA, TEGMA bisa meningkatan polimerasi shrinkg dan sbg
faktor internal diskolorasi komposit, BISSGMA 2. anorganik (filler) biasanya dari silika organik,
ungsi filler untuk mengurangi pengerutan pada saat polimerasi. 3. coupling agent
(champoroquinone kandungan sekitar 0,25%, diphenyliodoium
hexaflourophosphate,ethilaminobenzoine 1%,butylated hydroxytoluene 0,01%). Fungsinya
untuk mengikat filler ke matriks. 4. Inisiator dan akselerator (apabila keduanya bereaksi akan
menghasilkan radikal bebas yang akan menyerang ikatan rangkap molekul oligomer shg terjadi
polimerisasi 5. inhibitor (untuk meminimalkan/mencegah polimerisasi spontan dari monomer
6. modifier optic (berhubungan dg kecocokan warna visual dan transulensi resin yang
menyerupai struktur gigi)
• Filler (quartz, ada beberapa glass yang mengandung barium okside) filler berfungsi untuk
mengurangi shrinkg pada resin komposit. Fotoinisiator yang sering digunakan adalah gugus diketon
seperti champhor quinone dapat menyerap cahaya tampak warna biru dg panjang gelombang
antara 400-500nm dan yang paling optimal sekitar 465nm. Inhibitor dan stabiliser memiliki struktur
kimia seperti hidroquinone yaitu 4 MEHQ dan BHT. Ada modifier optic untuk mengubah dan
memodifikasi warna visual dan transfusi bahan komposit yang lebih baik sbg bahan restorasi.
3. klasifikasi berdasar pengisi utama/filler ada resin composite konvensional(makrofil) terbuat dari
quartz yang digiling dg ukuran bahan pengisi resin komposit yang relatif besar yang menjadikan
permukaan resin komposit makrofill kasar dan tahan thd abrasi, resin composite berbahan pengisi
partikel kecil/mikrofil memiliki ukuran partikel kurang lebih 0,04-0,4µm ukuran partikel kecil ini
menjadikan bahan restorasi ini kekuatan thd fraktur yang rendah tetapi memiliki permukaan yang
halus shg estetiknya cukup baik, resin komposit hibrid kombinasi resin komposit makrofil dan
mikrofil, resin komposit nanofill adalah komposit dg ukuran filler kurang dari 100nm, resin komposit
tipe bulkfill. Nanohibrid (gabungan komposit mikrofil dan nanofil) adalah resin komposit dg ukuran
filler 0,4-5µm dan ukuran 1-100mm. Mikrofil(gabungan mikrofil dan nanofil). Klasifikasi berdasarkan
viskositasnya 1. resin komposit flowable memiliki viskositas yang rendah biasanya digunakan pada
gigi desidui dan restorasi pada servikal yang tidak mendapatkan tekanan yang tinggi. Memiliki
kandungan filler yang tinggi namun memiliki tingkat polimerisasi shrinkage yang tinggi 2. resin
komposit packable memiliki viskositas yang tinggi sehingga mudah saat pengaplikasian, memiliki
kandungan filler yang banyak.
4. biokompabilitas yang baik dibanding amalgam, estetik yang dihasilkan baik karena
penggunaan resin composite dalam jangka lama tidak menghasilkan toksik maupun merkuri
yang berbahaya bagi pasien, warnanya menyerupai gigi, mudah diaplikasikan kedalam
cavitas, kompresif strenghnya tinggi. Tahan lama untuk gigi anterior, tidak larut dalam cairan
mulut, penghantar panas yang rendah. Relatif mudah dimanipulasi, tidak larut dalam cairan
mulut, mudah terjadi penyusutan karena adanya matriks resin dg berat molekul yang rendah,
tidak melepas flour. Rentan thd fraktur, resistensinya rendah, toksik thd jaringan pulpa yang
dapat menyebabkan radang pulpa.
5. perubahan warna pada resin ada intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik merupakan
perubahan warna yang disebabkan oleh material resin composite itu sendiri misalnya matrik
resin komposit, kondisi perubahan warna yang terjadi dikaitkan dg reaksi dari tertiari amines
yang menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi putih, beberapa penelitian
menganggap perubahan warna disebabkan secara kimia karena adanya oksidasi pada amines
akselerator, struktur polimer matrik dan gugus metakrilat yang tidak terpolimerasi, matriks
resin, interfase resin dg bahan pengisi, besar kecilnya partikel dg bahan pengisi. Matrik
organik yaitu TEGDNA/trietilen glikol dimetakrilat yaitu matriks yang berat molekulnya
rendah. Ekstrinsik disebabkan oral hygiene, ada sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi,
nikotin, minuman berkarbonasi, dan obat kumur. Ada tembakau dan pengaruh sinar UV.
6. mekanisme pengerasan resin, melalui 2 cara. 1 cara pencampuran mixing 2 bahan, pengerasan dg cara kimiawi melalui pencampuran 2
bahan pasta, satu pasta mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amino tersier bila kedua pasta diaduk maka akan
bereaksi dan membentuk radikal bebas dan polimerase tambahan terjadi. 2 cara penyinaran/light cure dengan sinar halogen maupun LED,
pengerasan terjadi krn adanya radikal bebas pemulai reaksi terdiri atas molekul fotoinisiator/fotosensitizer, ada champorquinone pada
panjang gelombang diantara 400-500nM dan aktivator angine yang terdapat dalam pasta bila keduanya tidak terkena sinar maka reaksi
pengerasan (polimerase) tidak akan terjadi. Polimerasi ada 3 tahap, 1. tahap inisiasi merupakan pemb. Radikal bebas dari suatu molekul
yang diperlukan untuk tahap propagasi. 2. tahap propagasi yaitu reaksi yang cepat krn radikal telah terbentuk. 3. tahap terminasi terjadi krn
penggabungan reaktan radikal yang membentuk molekul tunggal. Diskolorasi lebih dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yaitu kontak lgsg yg
terlalu sering dgn minuman berwarna -> paparan air dpt melunakkan matriks resin  -> tjd hidrolisis yg berakibat tjdx celah mikro yg diikuti
degradasi material -> celah mikro yg terbentuk mengakibatkan peningkatan kekasaran permukaan resin komposit -> diskolorasi resin
komposit.
3 tipe diskolorasi resin komposit berdasarkan lokasinya
• -body discoloration : tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan.
• -diskolorasi pada permukaan tumpat disebabkan oleh permukaan tumpatan yang kasar shg menyebabkan terjadinya penumpukan debris.
• -diskolorasi pada margin/tepi tumpat disebabkan krn adanya gap diantara tepi restorasi dan gigi.
7. kelebihan : bisa mengembalikan dan memperkuat gigi, meningkatkan kesehatan gigi tanpa merusak penampilan, cocok dg warna gigi,
pada saat perawatan sedikit menimbulkan rasa nyeri. Dapat digunakan untuk kombinasi dg bahan lain contohnya glass ionomer,
penambalan dilakukan dalam satu kali kunjungan, material komposit bisa mengikat langsung ke gigi, drg tidak perlu mengeluarkan struktur
gigi alami. Memiliki sifat estetika yang baik, mempunyai konduktivitas termal yang rendah, tidak terjadi reaksi galvanik, mudah untuk
melakukan reparasi, ikatan resin akan memperkuat kekuatan gigi. Tahan lama untuk gigi anterior, tidak mudah larut dalam saliva.
Mempunyai daya absorbsi air yang rendah, melekat dg mudah pada permukaan gigi. Mudah diaplikasikan kedalam cavitas dan komphersif
shrinkage yang tinggi. Kekurangan : pasca perawatan agak sedikit tidak nyaman, dpt menyusut, pada minggu pertama akan sakit dan peka
thd minuman yang terlalu panas/dingin, menghasilkan celah antar gigi. Keausan permukaan dibawah tekanan kunyah besar, sensitif teknik
cukup tinggi, pengerutan saat polimerasi menyebabkan masuknya bakteri, debu saat pemolesan berpotensi bahaya bagi pasien dan staff
klinik drg. secara umum dpt berubah warna apabila terpapar zat warna. Sifat iritasi thd jaringan pulpa serta adaptasi kurang baik thd dinding
cavitas, munculnya garis hitam pada daerah batas restorasi dan gigi. Menyerap air shg mudah diskolorasi, terjadi mikroleakage yang dimana
ditemukan kebocoran pd restorasi dan perubahan warna.
8. amalgam lebih kuat jika digunakan untuk tambalan gigi posterior tetapi estetiknya kurang, amalgam sifat
manipulasi mudah, sifat mekanik amalgam baik tahan tdh keausan bertahan hingga kurang lebih 10th,
risiko kebocoran ditepi rendah tetapi memiliki warna yang tidak estetik tidak seperti resin komposit. Glass
ionomer semen/gic tambalan langsung berwarna putih, dapat melepas flouride kedalam gigi shg
mencegah gigi berlubang kembali. Tambalan gic tidak bisa menampilkan warna yang terlalu sama dg gigi,
kekurangan gic tidak tahan lama dibanding amalgam dan resin composite. Semen ionomer kaca (terdiri
dari kombinasi zinc polikarboksilat dan silikat untuk merestorasi gigi yang bukan akibat karies, untuk
restorasi gigi sulung dg masa tambal yang singkat waktunya, untuk linner kavitas/basis tambalan dg
maksud melindungi pulpa gigi, berfungsi baik untuk restorasi mahkota dan jembatan) melekat scr fisika
kimia dg jaringan gigi, mengandung flour, melepas fluor, tidak mengiritasi jaringan mulut dan gingiva,
bersifat bakteriostatik dan berfungsi sbg reservoir fluor selama tumpatan berada di dalam mulut dan
dalam keadaan baik. Kekurangan GIC tidak dapat menerima tekanan kunyah yang besar, mudah abrasi dan
erosi dan translusinya lebih rendah. Amalgam (terbuat dari campuran perak,timah,seng,tembaga,merkuri)
kuat dan tahan lama, tahan terhadap tekanan kunyah, risiko kebocoran sgt kecil, dapat digunakan pada
suasana lembab. Kekurangan amalgam dpt menyebabkan perubahan warna gigi krn bersifat korosi,
membutuhkan banyak pengambilan jar. Gigi yang sehat, menimbulkan alergi dan mengandung merkuri
yang berbahaya. Logam dan porselen biasanya untuk memperbaiki semua bagian gigi dan bertahan lebih
dari 7 tahun. Emas kuning dari perpaduan emas yang dicampur logam tidak menimbulkan korosi dan
bertahan sampai 15 tahun (kekurangan harga lebih mahal 6-7 kali lipat dibanding amalgam dan komposit).
GIC komponen Porselen tahap pertama dengan memperoleh akses ke dentin karies dg menggunakan bur
fisur, tungstain karbit dengan kecepatan tinggi untuk mencegah terbentuknya undercut.
9. ada 2 teknik, teknik etsa asam : email pada permukaan struktur gigi akan diaplikasikan dg bahan etsa asam yang akan menyebabkan hidroksi apatit
larut dan mempengaruhi hilangnya prisma email dan menghasilkan pori-pori kecil pd permukaan email. Bahan etsa akan membentuk lembah dan
puncak pada email yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tsb. Hal ini memungkinkan resin membasahi
permukaan dg lebih baik. Bahan bounding : membantu perlekatan material restorasi pada permukaan email dan dentin. Terdiri dari 3 komponen, yaitu
etsa, primer (meningkatkan ikatan thd resin dg membentuk lapisan pada permukaan dentin yang basah, adhesit membentuk zona inter difusi resin
dentin yang terbentuk akibat perlekatan resin adhesit yang terpolimerasi dg fibril kolagen dan juga sisa hidroksiapatit.
Etsa asam berfungsi sbg demineralisasi dentin peritubular dan intertubular agar terbentuk porositas pada dentin yang berperan dalam pembentukan
resin. Teknik etsa, setelah dietsa asam harus dibilas dg air selama 20 detik dan dikeringkan dg baik bila email sudah kering baru terlihat permukaan
berwarna putih seperti bersalju yang menunjukkan bahwa etsa berhasil, permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakkan
untuk membuat ikatan yang baik karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email.
10. sikat gigi dua kali sehari pagi dan sebelum tidur, hindari menyikat gigi terlalu keras, tidak mengonsumsi makanan/minuman dg suhu ekstrim, hindari
makanan keras dan lengket, hindari makanan asam, hindari rokok dan minuman berkafein, serta hindari obat kumur dan pasta gigi beralkohol.
11. terdapat kebocoran tepi atau mikroleakage yaitu celah mikroskopik antara dinding cavitas dg tumpatan yang dapat dilalui mikroorganisme cairan
molekul karena kebocoran resin tsb menyebkan perubahan warna, bakteri mudah masuk ke dalam gigi menyebabkan karies sekunder(karies menyentuh
pulpa shg saat makan/minum menimbulkan sensitivitas). Disebabkan kegagalan adaptasi tumpatan thd dinding cavitasnya biasanya mengakibatkan
karies sekunder 1, diskolorasi gigi, reaksi hipersensitivitas dan mempecepat kerusakan tumpat seperti shrinkage. Rasa ngilu pasca resin komposit karena
adanya kebocoran tepi, adanya infasi mikroorganisme melalui tubuli dentin, sifat kimia bahan komposit bisa mengiritasi jaringan pulpa dan
mengakibatkan radang pulpa. Pada saat polimerisasi komposit monomer akan berikatan satu sama lain membentuk polimer dg jalan pemutusan ikatan
karbon menjadi rantai tunggal, pembentukan polimer akan menghilangkan jarak antar monomer yang menyebabkan volume resin komposit berkurang,
pengerutan pada saat polimerisasi menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro yaitu celah antara permukaan gigi dan resin komposit (mikroleakage,
ada celah pada permukaan bahan restoratif di dinding cavitas biasanya mikroleakage, mikroleakage menyebabkan karies yang ditumpat membuka
kembali karena ada celah shg dentin yang harusnya terlindungi bahan tumpatan langsung terkena rangsangan, bahan tumpatan seharusnya mencegah
bahan-bahan makanan masuk ke dalam karies) yang dapat menyebabkan rasa nyeri.
Stimulus pada tubulus dentin termasuk teori neural, mengacu pada aktivasi ujung syaraf. Ketika gigi ada karies dentin, dentin akan membuka jika tidak
dilapisi email stimulus akan memicu ke ujung syafat di ujung tubulus dentin. (textbook of operative dentistry)
Tubulus dentin dari dentin akan menuju ke sensitivitas pulpa (disebabkan shrinkage, shrinkage adalah gaya pengerutan/penyusutan pada matriks resin
tergantung pada perbandingan kandungan bahan pengisi partikel filler.) saat polimerisasi resin komposit dapat mengalami shrinkage sekitar 2-7% ini juga
menyebabkan kebocoran tepi, karies sekunder, sensitivitas pulpa, dan perubahan warna.
12. ada rangsangan misal panas/dingin, uap, sentuhan, kimiawi yang mengenai email yang rusak setelah itu meluas
ke bagian dentin apabila dentin terbuka terjadi rangsangan yang berlebihan menimbulkan gigi sensitif.
13. menggunakan aplikasi tumpat layer by layer, menggunakan restorasi in direct/in lay, tumpatan dibongkar dan
diganti tumpatan yang baru. cara kerja bahan resin komposit : -siapkan alat dan bahan
• -bersihkan mold dan keringkan
• -ulangi etsa ditunggu 15 detik
• -siram dengan air 2,5ml lalu keringkan (mela)
Bahan amalgam (ppt drg. aji) : -perbandingan aloy dan hg 5:7
-triturasi yaitu pencampuran aloy dan amalgam dengan hg bisa dg hand triturasi dan amalgamator
-kondensasi penumpatan amalgam ke cavitas menggunakan stapel
-carving pembentukan dan pengukiran dengan bunisher agar ideal
-polishing dilakukan setelah 24 jam
Komposit : 1. untuk sistem komponen tunggal : gigi tergores dan agen ikatan diterapkan, bahan adalah disuntikkan ke
dalam rongga dan disembuhkan dengan cahaya 2. untuk sistem serbuk/cair, dibagikan dan dicampur sesuai dg
instruksi selama 30 detik 3. sistem auto missing materi keluar dicampur ketika melalui pencampuran khusus
GIC : dilakukan pada glass plate yang dilapisi paper pad menggunakan agat spatel untuk perbandingan bubuk dg
cairan 3:1, saat meneteskan cairan posisi botol vertikal kemudian dicampur dan diaduk dengan cepat posisi melipat-
lipat selama 30-40 detik. (buku dental material kemenkes RI 2017)
14. biokampabilitas yang baik dibanding amalgam, dalam jangka waktu lama
tidak menimbulkan toksik, memiliki sifat estetik warna menyerupai struktur
gigi, mudah diaplikasikan ke dalam cavitas, dalam pengaplikasiannya mudah
dan efisien, kompresif strength tinggi shg dapat diaplikasikan untuk
penggunaan gigi posterior. Struktur resin komposit 1. matriks resin, biasanya
menggunakan campuran monomer aromatik/alipatik dimetakrilat, 2. filler
inorganik mengisi 70% berat material 3. coupling agent untuk memperkuat
ikatan antar filler dan matriks resin dg cara bereaksi secara kemis dengan
keduanya 4. bahan penghambat polimerasi, menghambat polimerasi dini 5.
penyerap ultraviolet untuk meminimalkan perubahan warna karena proses
oksidasi 6. opajifiers untuk memastikan resin komposit terlihat dalam sinar x 6.
pigmen warna agar warna resin sama dengan gigi. Dimetakrilat mempunyai
gugus uretane memberikan kekuatan dan kekerasan pada polimer serta
penyerapan air yang rendah. Poimeritation shrinkage, penyerapan air jumlah
air yang diserap dalam jangka waktu tertentu, larutan kelarutan air, kestabilan
warna (kharisma)

Anda mungkin juga menyukai