Anda di halaman 1dari 8

1.

Etsa Asam
a. Tujuan
Tujuan etsa asam adalah mendapatkan retensi tanpa membuang jaringan sehat gigi
terlalu banyak (memperoleh ikatan mekanis) dan menutup tepi.
b. Komposisi
Bahan etsa adalah bahan yang berupa asam lemah (contoh : asam maleat), asam
inorganik kuat dengan konsentrasi yang rendah (contoh : asam fosfor atau asam
nitrat) atau bahan kelat (cth :Ethylene diamine tetra acetic acid).
Bahan yang paling sering adalah asam fosforik 30-50% karena sifat kelarutannya
stabil, mudah didapat, dan iritasi terhadap jaringan yang rendah
c. Mekanisme
Bahan etsa asam menyebabkan permukaan gigi yang dietsa dengan bahan yang
bersifat asam menjadi kasar atau tidak rata. Bahan etsa dapat meningkatkan kekasaran
mikroskopik melalui dekalsifikasi permukaan enamel dengan pembuangan kristal mineral
prismatik dan interprismatik. Selain itu, bahan etsa juga dapat meningkatkan energi bebas
permukaan enamel untuk menghasilkan infiltrasi monomer resin yang cukup sebagai retensi
restorasi resin komposit, dekalsifikas permukaan dentin dengan melarutkan kristal
hidroksiapatit pada peritubular dan intertubular dentin sehingga serabut tubulus dentin
terbuka dan kolagen pada intertubular dentin terekspose untuk inflitrasi monomer (pada
sistem adehsif total-etch) atau memodifikasi smear layer (pada sistem adhesif self- etch).
Bahan etsa juga disebut sebagai bahan kondisioner karena fungsinya untuk mengkondisikan
atau memodifikasi struktur permukaan gigi agar dapat menerima bahan adhesif sehingga
dapat membentuk ikatan yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam
phosphor adalah bahan yang paling baik sebagai bahan etsa.
d. Cara pengaplikasian
1) Kavitas dikeringkan
2) Aplikasikan etsa asam dengan microbrush pada bagian email, biarkan selama
30-60 detik
3) Bersihkan kavitas dengan semprotan air, lalu keringkan
4) Email yang teretsa harus tampak terdekalsifikasi yaitu berwarnna putih.

A. MetaEtchant (37% asam fosfat)


Gel email dan dentin yang digunakan untuk sealing, restorasi komposit, sementasi

inlay, crowns, bridges, veneer, dan perekat ortho.


a. INSTRUKSI PEMAKAIAN:
Isolasi dg rubber dam
Preparasi kavitas dengan prinsip minimal preparasi

Aplikasikan bahan pada email/dentin (15 detik)


Bilas dengan air (20 detik) dan keringkan dengan cotton pellet yg lembab
b. PERINGATAN:
Bahan bersifat korosif sehingga harus dihindari terjadinya kontak dg mata & kulit.

Bila terkena, segera bilas dg air & cari pertolongan medis.


Penyimpanan 18 C 24 C pada lemari pendingin.
Masa kadaluarsa 2 tahun setelah produksi

B. 3M ESPE Scothbond Etchant


3M ESPE Scothbond Etchant (35% asam fosfat)
3M ESPE Scotchbond Liquid (37 % asam fosfat)
a. Indikasi:
Sebagai bahan etsa asam
b. PERINGATAN
Hindari bahan berkontak dengan mata. Bila terkena, bilas segera dg air dan cari pertolongan
medis
c. Penyimpanan:
Dapat bertahan dalam suhu ruangan selama 36 bulan.

d. Instruksi Pemakaian
1. Bersihkan permukaan yang akan dietsa dg pumis. Pasta yg mengandung
fluoride/minyak tidak dapat digunakan karena mengganggu proses etsa. Bilas sampai
bersih.
2. Isolasi menggunakan rubber dam
3. Aplikasikan bahan dengan microbrush. Diamkan selama 15 detik.
4. Bilas dengan air selama 15 detik. Jika saliva berkontak dg permukaan yang dietsa,
ulangi pengetsaan selama 5 detik lalu bilas kembali
5. Keringkan permukaan yg telah dietsa

6. Lanjutkan dengan aplikasi bonding

2. Bonding Agent
a. Definisi
Bahan perekat atau bonding

agent adhesive system adalah bahan yang bila

diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari
pemisahan, dan dapat menyebarluaskan beban melalui perlekatannya.
b. Generasi Bonding
Berdasarkan tahun pembuatan, bahan adhesif dibagi mulai dari generasi I
sampai pada generasi VII, yaitu sebagai berikut :
1. Generasi I dan II mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an dan 1970-an yang tanpa
melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear
layer yang ada. Ikatan bahan adhesif yang dihasilkan sangat lemah (2 MPa-6MPa) dan smear
layer yang ada dapat menyebabkan celah yang dapat terlihat
dengan pewarnaan pada tepi restorasi.
2. Generasi III mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an , mulai diperkenalkan pengetsaan pada
dentin dan mulai dipakai bahan primer yang dibuat untuk dapat berpenetrasi ke dalam tubulus
dentin dengan demikian diharapkan kekuatan ikat bahan adhesif tersebut menjadi lebih baik.
Generasi III ini dapat meningkatkan ikatan terhadap dentin 12 Mpa-15Mpa dan dapat
menurunkan kemungkinan terjadinya kegagalan batas tepi bahan adhesif dan dentin
(marginal failure) . Tetapi seiring waktu tetap terjadi juga kegagalan tersebut.
3. Generasi IV mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Mulai dipakai bahan yang dapat
mempenetrasi baik itu tubulus dentin yang terbuka dengan pengetsaan maupun yang telah
mengalami dekalsifikasi dan juga berikatan dengan substrat dentin, membentuk lapisan
hybrid. Fusayama dan Nakabayashi menyatakan bahwa adanya penetrasi resin akan
memberikan kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan juga dapat membentuk lapisan pada
permukaan dentin. Kekuatan ikatan bahan adhesif ini rendah sampai dengan sedang sampai
dengan 20 MPa dan secara signifikan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya celah
marginal yang lebih baik daripada sistem adhesif sebelumnya. Sistem ini memerlukan teknik

pemakaian yang sensitif dan memerlukan keahlian untuk dapat mengontrol pengetsaan pada
enamel dan dentin. Cara pemakaiannya cukup rumit dengan beberapa botol sediaan bahan
dan beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan.
4. Generasi V mulai berkembang pada tahun 1990-an . Pada generasi ini bahan primer dan
bonding dikombinasikan dalam satu kemasan , Pada generasi ini juga diperkenalkan
pemakaian bahan adhesif seklali pakai.
5. Generasi VI mulai berkembang pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000, pada generasi ini
mulai dikenal pemakaian self etching yang merupakan suatu terobosan baru pada sistem
adhesif. Pada generasi VI ini tahap pengetsaan tidak lagi memerlukan pembilasan karena
pada generasi ini telah dipakai acidic primer, yaiu bahan etsa dan primer yang
dikombinasikan dalam satu kemasan.
6. Generasi VII mulai berkembang sekitar tahun 2002 , generasi ini juga dikenal sebeagai
generasi all in one adhesif , dikatakan demikian karena pada generasi VII ini bahan etsa,
primer, bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan saja , sehingga waktu pemakaian
bahan adhesif ini menjadi lebih singkat.
Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif dibagi menjadi
tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada sistem tiga botol, bahan adhesif
terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa, primer dan bonding. Sistem ini
diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang
baik dan efektif. Namun, kekurangan sistem ini adalah banyaknya kemasan yang ada di meja
unit dan waktu pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari tiga botol dan
tidak praktis. Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari dua botol
bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang merupakan gabungan
antara primer dan bonding . Saat ini sistem ini merupakan bahan adhesif yang paling sering
digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini dikarenakan sistem ini lebih simpel dan waktu
pemakaian lebih cepat . Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup kuat. Sistem bahan
adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri satu botol yang merupakan
gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini merupakan sistem bahan adhesif yang terakhir
kali keluar. Kelebihan sistem ini adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah
pengaplikasiannya dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan
sistem ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah.
2.1.2 Sistem Adhesif (Bonding)
Berdasarkan sistem etsa, bahan adhesif dibagi menjadi dua yakni sistem total etching dan
self etching. Perbedaan antara kedua sistem ini adalah proses etsa dan irigasi. Pada sistem

total etching , dilakukan prosedur irigasi etsa, sedangkan self etching , tidak dilakukan
irigasi.

Pada sistem adhesif total-etch, seluruh smear layer akan disingkirkan dan serat

kolagen akan terpapar akibat etsa asam sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik
untuk retensi mikromekanis melalui infiltrasi monomer resin, tetapi penyingkiran seluruh
smear layer dari permukaan dentin menyebabkan jaringan kolagen yang terpapar menjadi
kolaps.
Sistem adhesif self-etch menggunakan asam primer untuk memodifikasi smear layer,
mendemineralisasikan permukaan dentin dan mengekspos kolagen. Aplikasi bahan adhesif
akan berikatan dengan kolagen yang terekspos dan membentuk lapisan hybrid. Selain itu,
asam primer akan menginfiltrasi smear plug dan mempersiapkan jalur bagi penetrasi bahan
adhesif ke dalam smear plug dan kemudian berpolimerisasi membentuk resin tag. Oleh
karena terhalang oleh smear layer, maka asam primer tidak dapat merembes lebih dalam
sehingga lapisan hybrid yang terbentuk lebih pendek jika dibandingkan dengan sistem totaletch.Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga
membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan
akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik.
Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung
hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada
permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.
-. Bahan bonding email
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia.
Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari
jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun
secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks
organik. Pada perisma yang panjang

bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5

m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak
memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air
dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA
yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa.
Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan
dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan

dan meningkatkan kemungkinan

membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan
ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun
terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang

digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada
enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
A. C- Bond
1. Definisi
Merupakan bahan bonding dengan penyinaran (light- cured)

3. Indikasi :
Sebagai bonding untuk restorasi, perbaikan akrilik-keramik dan vinir
4. Kontraindikasi :
Jika pasien memiliki alergi terhadap bahan- bahan yang terkandung dalam C-Bond
5. Cara Pengaplikasian : Gunakan cotton pellet atau microbrush untuk mengoleskan c-bond
pada permukaan yang telah dietsa
Lakukan penyinaran selama 10 detik
6. Efek samping :
Pengaplikasian dengan bahan yang mengandung eugenol tidak diperbolehkan karena

akan mengganggu polimerisasi


Waktu Penyimpanan : 3 tahun

B. Stae refill (dentin) Bonding sol


1. Definisi
Merupakan bahan adhesif dengan sistem total etching yang melepaskan flour.
2. Komposisi : - Acrylic monomer, Acetone, Fluoride dan Stabilizer
3. Indikasi
Merupakan bonding untuk restorative composites, Compomers, Composite / Ceramic + /
Metal+ / Porcelain+ .
4. Cara pengaplikasian
a. Gunakan cotton pellet atau microbrush untuk mengoleskan bahan bonding pada
b.
c.
d.
e.

permukaan yang telah dietsa


Tinggalkan permukaan yang mengkilat / glossy
Lakukan penyinaran selama 10 detik
CATATAN: Stae berisi bahan hidrofobik dan
monomer hidrofilik yang unik yang tidak akan berpolimerisasi bila
terkena oksigen. Produk ini akan mengalami polimerisasi hanya dengan komposit
lightcure

C. TOKUYAMA BOND FORCE


1. Komposisi
Terdiri dari asam fosfat, Bis-GMA, HEMA, CQ, alkohol, air murni.
2. Indikasi:
Bahan bonding pada light / dual cured composite:
-email yang dipreparasi/tidak
-dentin yang dipreparasi/tidak
-memperbaiki fraktur pd mahkota porselen/restorasi komposit
3. Kontraindikasi:
-tidak boleh diaplikasikan pada pasien yang alergi pada bahan yg terkandung.
4. Penyimpanan dlm lemari pendingin (0- 10C)
Hindari sinar matahari langsung
5.Cara aplikasi

1.
2.
3.
4.
5.

Bersihkan perm. gigi dg rubber cup dan pasta tanpa fluoride lalu bilas dg air
Isolasi dengan rubber dam
Preparasi kavitas bilas dg air
Keringkan dg air syringe
Bila memerlukan bahan pelindung pulpa, gunakan semen ionomer atau kalsium

hidroksida
6. Aplikasikan bahan pd seluruh dinding kavitas.
7. Lalu keringkan bahan dengan menggunakan air syringe dg tekanan rendah
8. Lakukan penyinaran selama 10 detik/lebih dg jarak 2 mm dari permukaan gigi.
D. 3M ESPE Adper Single Bond 2
1. Komposisi
-mengandung Bis-GMA, HEMA, dimethacrylates, ethanol, dan air
2. Indikasi:
-restorasi komposit/kompomer

-bahan desentisisasi permukaan akar


-perbaikan porselen/komposit
-veneer porselen
-mahkota&jembatan, inlay/onlay, bonding amalgam

Anda mungkin juga menyukai