Decidui Permanen
Berjumlah 20 Berjumlah 32
Enamel lebih tipis Enamel tebal (karena kandungan
hidroksiapatit lebih banyak)
Enamel rod/prisma lurus Enamel rod/prisma mengikuti bentuk gigi
Kandungannya ½ dari enamel permanen -
Warna lebih putih (karena mempunyai Warna lebih kuning
enamel lebih tipis)
Mengalami resorbsi fisiologis Tidak
Tanduk pulpa lebih tinggi Tanduk pulpa lebih rendah
Kamar pulpa lebih besar Kamar pulpa sempit
Daerah kontak antar gigi desidui lebar Contact point kecil
Tidak terbentuk dentin sekunder Membentuk dentin sekunder
Konfigurasi akar divergen Konvergen
Ukuran mesiodistal > servico incisal Mesiodistal < serviko incisal
Akar molar ramping & panjang Akar molar lebar & pendek
Indikasi Kontraindikasi
1. Gigi Desidui Kelas I 1. Pasien alergi terhadap bahan restorasi
2. Gigi Desidui Kelas II resin
3. Gigi Desidui Kelas III 2. Lokasi dan lapang pandang susah
4. Gigi Desidui Kelas Kelas V (untuk tidak dapat diisolasi
restorasi servikal) 3. Karies sangat luas/Preparasi besar
5. Untuk pasien resiko karies sedang daya tahan terhadap abrasi terbatas
(Baik = 0-12, Sedang = 1,3-3,0, Buruk 4. Kelas IV (I,IIbeban kunyah besar)
= 3,1-6,0) 5. Pada kontak interproksimal yang
6. Kavitas kecil dalam?
8. Prosedur Kompomer
1) Informed Consent
2) Tentukan outline form
3) Preparasi gigi menggunakan round bur kecil dan hilangkan jaringan kariesnya
(kedalaman 0,5-1mmlanjutkan dengan bur silindris)
4) Bevel dengan bagian yang tajam dihilangkan cavosurface = tepi kavitas,
pertemuan antara permukaan kavitas dengan permukaan gigi tidak perlu
proksimal box karena perlekatannya mikromekanis (45 derajatshort
bevelseluruh dinding email tetapi tidak melibatkan dentin)
5) Bersihkan kavitas kemudian keringkan
6) Aplikasikan etsa 15 detik email, 10 detik dentin dibersihkan lembab
7) Aplikasikan bonding light cure 10 detik
8) Tumpat kompomer light cure 20 detik
9) Finishing (pita kuning) dan polishing (bur enhance)
10) Cek oklusi menggunakan articulating paper
No Kompomer Komposit
1. Ada GIC Tidak Ada GIC
2. Terdapat fluor release Tidak ada fluor release
3. Filler + Matriks Filler + Matriks + Coupling Agen/Silane
(organosilane)
4. Compressive strength (Tahan Kekuatan resin komposit (1,75-1,92
terhadap tekanan / kekuatan Mpa)
pengunyahan yang besar dalam
rongga mulut)
Kekuatan kompomer (0,97-1,23
Mpa)
No Kompomer RMGIC
1. Compressive strength/Beban kunyah Kekuatan kurang karena bersifat
baik brittle / getas dan mudah terkikis
2. Estetik (polishing mudah) Estetik kurang
3. Lebih banyak RK Lebih banyak GIC
4. Lebih sedikit fluor (20%) Lebih banyak fluor
5. Mekanisme mikromekanis Mekanisme fisiko kimiawi
6. Retensi kurang shrinkage Retensi pada erosi di daerah servikal
lebih baik bisa mengatasi kebocoran
tepi
7. Abrasi : Kompomer > GIC Ketahanan abrasi rendah
Sifat Keterangan
Sifat Mekanis - Compressive strength = Tahan terhadap tekanan/kekuatan
pengunyahan yang besar dalam rongga mulut
- Kekuatan resin komposit (1,75-1,92 Mpa)
- Kekuatan kompomer (0,97-1,23 Mpa)
- Kompomer sebaiknya tidak digunakan untuk beban kunyah
besar
Sifat Adhesive - Bahan yang melekat pada struktur gigi tanpa bantuan retensi
mekanis.
- Perlekatan Mechanical interlocking
- RMGIC > GIC > Kompomer
Modulus - Besar tekanan yang diterima suatu bahan pada waktu bahan
Elastisitas tersebut bersifat elastis
- GIC terjadi peningkatan setelah 24 jam – 1 bulan (karena
sedikitnya jumlah bahan GIC pada komposisinya)
- RK < Kompomer (Pada bulan pertama) < GIC
Pelepasan Fluor - Fluor terdapat pada reactive glass filler akan lepas apabila
ada reaksi glass filler (terjadi reaksi antara glass filler dengan
bahan asam yang dipicu oleh adanya penyerapan air (lembab)
ke dalam)
- Pelepasan fluor rendah Dipacu oleh pH yang rendah dan
adanya enzim hidrolitik (acidic buffer : Ph 4,2)
- Ion hidroksil akan terlepas digantikan dengan ion fluor
fluoroapatit
- Pelepasan max 24-48 jam pertama
Flexural Strength - Beban max yang dapat diberikan sebelum fraktur
- FS yang rendah artinya sulit pecah
- RMGIC = Kompomer < Komposit Hybrid
Biokompatibel - Kemampuan material untuk menyesuaikan dengan kecocokan
tubuh penerima
Daya tahan - Karena pengaruh asam (dari etsa) maka kehilangan
terhadap abrasi struktur ion sehingga ketahanan abrasi turun dalam
lingkungan asam.
- Komponen GICnya tidak kuat dengan lingkungan asam
kehilangan struktur ion
- Abrasi kompomer > GIC (unfilled resin)
Tahap Penjelasan
Inisiasi (bud stage) - Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel
mulut.
- Sel pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi
lebih cepat sehingga lapisan epitel yang menebal pada
daerah yang nantinya akan berkembang sebagai lengkung
gigi (di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai
seluruh bagian maksila dan mandibula)
- Dapat diamati pada awal minggu ke 6 embrio
- Minggu ke 8 intrauterine
- Penebalan epitelium = lapisan ektodermal primordial gigi =
dentin lamina
Proliferasi (cap stage) - Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam
mengalami proliferasi membentuk papila gigi
kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini.
- Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan
papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang
akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang
alveolar.
- Terjadi pada minggu ke 9-10 intrauterine
Histodiferensiasi (bell - Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel
stage) email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin
panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan
berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari
papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi
menjadi dentin.
- Terjadi pada minggu ke 11-12 intrauterine,
Morfodiferensiasi - Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan
dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi
selanjutnya. (pembentukan sel akan terjadi sesuai bentuk
dan ukuran)
- Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai.
Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian
dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara
epitel email dan odontoblas merupakan gambaran
dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus yaitu
bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
- Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah
tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan
menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan
ukurannya.
Aposisi - Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email,
Erupsi Intraoseus dentin, dan sementum.
- Deposisi lapisan dari sekresi ekstraseluler nonvital dalam
matriks jaringan.
- Sel ameloblast struktur disepanjang dentino enamel
- Sel odontoblas struktur disepanjang perbatasan dentin
sementum
- Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang
bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi
sekitar 25%-30%.
3) Faktor Ras
- Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih
lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang
sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang
terlalu besar.
4) Faktor Lingkungan
- Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi. Faktor tersebut
adalah:
a. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan
seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan
waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat
ekonomi menengah.
b. Nutrisi
Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses
kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor
kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.
5) Faktor lokal
- Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke
tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih,
trauma terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi,
dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.
6) Faktor Penyakit
- Gangguan pada erupsi gigi desidui dan gigi permanen dapat disebabkan oleh
penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,
Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan
Hemifacial atrophy.