Anda di halaman 1dari 18

CATATAN OA KOMPOMER

1. Tujuan Restorasi Gigi Desidui


1) Mengembalikan fungsi pengunyahan dan bentuk anatomi gigi
2) Mengembalikan fungsi estetik
3) Mempertahankan gigi sulung sampai gigi permanen erupsi
4) Mempertahankan lengkung gigi
5) Mencegah karies yang meluas (infeksi)

2. Nama Lain Karies


 Demineralisasi (hilangnya hidroksiapatit pada permukaaan gigi)

3. Enamel / Email / Hidroksiapatit


 Kandungannya 96% bahan anorganik (kalsium, phospat, ion hidroksil) dan 4% bahan
organik dan air  Ca10(PO4)6(OH)2
 5,5

4. Perbedaan Gigi Sulung Dan Permanen

Decidui Permanen
Berjumlah 20 Berjumlah 32
Enamel lebih tipis Enamel tebal (karena kandungan
hidroksiapatit lebih banyak)
Enamel rod/prisma lurus Enamel rod/prisma mengikuti bentuk gigi
Kandungannya ½ dari enamel permanen -
Warna lebih putih (karena mempunyai Warna lebih kuning
enamel lebih tipis)
Mengalami resorbsi fisiologis Tidak
Tanduk pulpa lebih tinggi Tanduk pulpa lebih rendah
Kamar pulpa lebih besar Kamar pulpa sempit
Daerah kontak antar gigi desidui lebar Contact point kecil
Tidak terbentuk dentin sekunder Membentuk dentin sekunder
Konfigurasi akar divergen Konvergen
Ukuran mesiodistal > servico incisal Mesiodistal < serviko incisal
Akar molar ramping & panjang Akar molar lebar & pendek

5. Bahan Kompomer (Polyacid Modified Composit Resin)


 Komposit (resin 70%) dan Glass Ionomer (polyalkanoic acid and glass filler 30%).
 Merupakan pasta tunggal yang mengandung filler dan matrix
Pasta Bahan Fungsi
Filler - Fluoroallumino silika glass - Melepaskan fluor
(42%- 2,37 µm - 9,36 µm - Mengurangi pengerutan ketika
67%) terjadi polimerisasi resin
- Sebagai bahan pengisi
- Sifat mekanis tinggi (kekuatan &
kekakuan)
- Menurunkan koefisien panas
Matriks - Metaacrylate polimer dan - untuk membentuk ikatan silang
poliacid polimer yang kuat pada bahan
- Bulky macromonomer komposit
1. Bis GMA (bisglycidyl - Mengeras dengan polimerisasi
ether dimethacrylate) - Berikatan dengan gigi melalui
2. UDMA (urethane bahan adhesif
dimethacrylate)
- Berisi pasta  Ca/Calsium,
Al/Allumunium, F/Fluor

6. Kenapa Memakai Kompomer?


1) Compressive strength/Sifat Mekanis Baik
Tahan terhadap tekanan/kekuatan pengunyahan yang besar dalam rongga mulut
- Kekuatan resin komposit (1,75-1,92 Mpa)
- Kekuatan kompomer (0,97-1,23 Mpa)
2) Estetik
3) Terdapat Fluor Release (karena mengandung GIC)

7. Indikasi Dan Kontraindikasi Kompomer

Indikasi Kontraindikasi
1. Gigi Desidui Kelas I 1. Pasien alergi terhadap bahan restorasi
2. Gigi Desidui Kelas II resin
3. Gigi Desidui Kelas III 2. Lokasi dan lapang pandang susah 
4. Gigi Desidui Kelas Kelas V (untuk tidak dapat diisolasi
restorasi servikal) 3. Karies sangat luas/Preparasi besar 
5. Untuk pasien resiko karies sedang daya tahan terhadap abrasi terbatas
(Baik = 0-12, Sedang = 1,3-3,0, Buruk 4. Kelas IV (I,IIbeban kunyah besar)
= 3,1-6,0) 5. Pada kontak interproksimal yang
6. Kavitas kecil dalam?

8. Prosedur Kompomer
1) Informed Consent
2) Tentukan outline form
3) Preparasi gigi menggunakan round bur kecil dan hilangkan jaringan kariesnya
(kedalaman 0,5-1mmlanjutkan dengan bur silindris)
4) Bevel dengan bagian yang tajam dihilangkan  cavosurface = tepi kavitas,
pertemuan antara permukaan kavitas dengan permukaan gigi  tidak perlu
proksimal box karena perlekatannya mikromekanis (45 derajatshort
bevelseluruh dinding email tetapi tidak melibatkan dentin)
5) Bersihkan kavitas kemudian keringkan
6) Aplikasikan etsa  15 detik email, 10 detik dentin  dibersihkan  lembab
7) Aplikasikan bonding  light cure 10 detik
8) Tumpat kompomer  light cure 20 detik
9) Finishing (pita kuning) dan polishing (bur enhance)
10) Cek oklusi menggunakan articulating paper

9. Tujuan Etsa (Asam Fosfat 37%)


 Untuk menghilangkan permukaan mineral gigi dan membentuk microporus yang
membuat permukaan enamel menjadi kasar sehingga kompomer dapat berikatan
dengan permukaan gigi dan membentuk resin tag  Etsa membentuk resin tag dari
proses demineralisasi ion kalsium pada permukaan superfisial enamel  sehingga
membuat permukaan menjadi lebih reaktif terhadap bahan resin

10. Tujuan Bonding


 untuk memudahkan perlekatan kompomer pada permukaan gigi

11. Kelebihan Dan Kekurangan Kompomer


Kelebihan Kekurangan
1. Packable dalam 1 komponen tunggal 1. Fluor release lebih rendah daripada
yaitu pasta jadi tidak perlu dimixing GIC
2. Adanya fluor release 2. Kekuatan adhesi membutuhkan
3. Warna estetik bonding agent (memerlukan etsa,
4. Karakteristik hampir sama dengan RK bonding, dan lightcure karena
(kekuatan, ketahanan) perlekatan minimal pada email dan
- Kekuatan resin komposit (1,75-1,92 dentin)
Mpa) 3. Dapat terjadi polimerisasi shrinkage /
- Kekuatan kompomer (0,97-1,23 penyusutan (2-8%)  menyebabkan
Mpa) fraktur/pecah marginal buruk
5. Minimal Invasif (pembuangan karies) 4. Dapat menyerap air  diskolorisasi
6. Sifat mekanis dan manipulasi lebih 5. Estetik tidak lebih baik dari komposit
baik dari GIC  finishing polishing (karena kompomer terdapat bahan
lebih cepat daripada GIC selain resin)
7. Sifat biologis  sifat kariostatis dan 6. Ketika lesi besar menyebabkan fraktur
efek terhadap pulpa kecil 7. Compressive strength lebih rendah
8. FS yang rendah artinya sulit pecah dari RK
9. Biokompatibel 8. Lebih abrasif dari RK
10.Radiopak (putih) ? 9. Interpretasi susah untuk diagnosa
karena semu dengan aslinya

12. Prinsip Preparasi Kompomer


 Minimal Invasif (Minimal pengurangan jaringan)

13. Prinsip Preparasi


1) Outline Form
- Batas perluasaan preparasi (termasuk email yang tidak didukung dentin)
2) Membuang Jaringan Karies
3) Convenience Form (Untuk lapang pandangbahan bisa masuk)
4) Resisten (Mencegah fraktur)
5) Retensi (Untuk mencegah lepas)
6) Toilet of the cavity
- Melakukan pembersihan sisa jaringan nekrotik dan bekas preparasi  serta
sterilisasi kavitas ( bahan desinfektan)
7) Finishing (untuk menghaluskan tumpatan tersebut)

14. Sifat Retensi Kompomer Ke Gigi


 Reaksi mikromekanis terhadap email dan dentin serta sementum akar
 Dilanjutkan dengan Reaksi Asam Basa untuk melepaskan fluor (reaksi setting)
Reaksi didapatkan setelah pemakaian konditioner dan bahan adhesive (bonding)

15. Darimana Kompomer Mendapatkan Retensi


1) Bevel  menambah retensi
 Saat preparasi dilakukan penghalusan pada bagian yang kasar sehingga tidak ada
enamel yang tidak terdukung dentin
 Cavosurface = tepi kavitas, pertemuan antara permukaan kavitas dengan
permukaan gigi
2) Polimerisasi (etsa bonding)
 Etsa : membentuk microporus yang membuat permukaan enamel menjadi kasar
sehingga kompomer dapat berikatan dengan permukaan gigi dan membentuk
resin tag  Etsa membentuk resin tag dari proses demineralisasi ion kalsium
pada permukaan superfisial enamel  sehingga membuat permukaan menjadi
lebih reaktif terhadap bahan resin
 Bonding : untuk memudahkan perlekatan kompomer pada permukaan gigi
3) Disesuaikan dengan fissure gigi (preparasi)  bentuk anatomis
16. Polimerisasi Kompomer
 Polyacid Modified Composit Resin  terjadi polimerisasi sinar  dan terbentuk
radikal bebas  monomer terpolimerisasi  lalu terjadi penyerapan air (dari gigi
dan rongga mulut)  sehingga terjadi reaksi asam basa  antara rantai poliacid dari
matriks resin & bahan pengisi (glass silika) sehingga terjadi pelepasan fluor &
ikatan silang polimer

17. PH Kritis Untuk Fluoroapatit


 Nilai pH yang dapat memicu dekalsifikasi (hilangnya garam kalsium) pada email gigi
sebagai penyebab gigi berlubang
 Ph awal mula demineralisasi
 Nilainya 4,5
 Hidroksiapatit = pH 5-5,5

18. Perbedaan Kompomer Dan Komposit

No Kompomer Komposit
1. Ada GIC Tidak Ada GIC
2. Terdapat fluor release Tidak ada fluor release
3. Filler + Matriks Filler + Matriks + Coupling Agen/Silane
(organosilane)
4. Compressive strength (Tahan Kekuatan resin komposit (1,75-1,92
terhadap tekanan / kekuatan Mpa)
pengunyahan yang besar dalam
rongga mulut)
Kekuatan kompomer (0,97-1,23
Mpa)

19. Perbedaan Kompomer Dan RMGIC (Kelebihan)

No Kompomer RMGIC
1. Compressive strength/Beban kunyah Kekuatan kurang  karena bersifat
baik brittle / getas dan mudah terkikis
2. Estetik (polishing mudah) Estetik kurang
3. Lebih banyak RK Lebih banyak GIC
4. Lebih sedikit fluor (20%) Lebih banyak fluor
5. Mekanisme mikromekanis Mekanisme fisiko kimiawi
6. Retensi kurang  shrinkage Retensi pada erosi di daerah servikal
lebih baik  bisa mengatasi kebocoran
tepi
7. Abrasi : Kompomer > GIC Ketahanan abrasi rendah

20. Mekanisme Perlekatan GIC


 Fisikokimiawi
 Bahan GIC = Powder (Fluoro alumino silikat glass) + Liquid (Larutan Poliasam)
 Memakai dentin conditioner (untuk menghilangkan smear layer)  menghilangkan
smear layer (lapisan dari sisa-sisa preparasi enamel)  bahan GIC akan berikatan
secara adesif dengan dentin
 Bahan yang melekat pada struktur gigi tanpa bantuan retensi mekanis  pertukaran
osfor dr bahan gic dengan kalsium dan fluor pada gigi

21. Perlekatan Amalgam


 Mekanis  proksimal box

22. Mekanisme Pelepasan Fluor


 Diawali oleh reaksi setting  terjadi polimerisasi sinar  dan terbentuk radikal
bebas  monomer terpolimerisasi  lalu terjadi penyerapan air (dari gigi dan
rongga mulut)  sehingga terjadi reaksi asam basa  antara rantai poliacid dari
matriks resin & bahan pengisi (glass silika)  sehingga melepaskan ion fluor 
kemudian akan bereaksi dengan polianion untuk membentuk salt gel matriks /
membentuk matriks ion Al 3+  menyebabkan matriks resisten terhadap flow 
sehingga asam poliakrilik yang telah menempel pada struktur email gigi  kemudian
akan berikatan dengan ion kalsium apatit dan ion fosfat pada email dan dentin
 Pelepasan fluor dipicu oleh Ph yang rendah (biasanya 4,2) & adanya enzim hidrolitik
dalam saliva
 Melepas fluor sampai dengan 300 hari & paling banyak pada 24-48 jam pertama

23. Sifat Kompomer

Sifat Keterangan
Sifat Mekanis - Compressive strength = Tahan terhadap tekanan/kekuatan
pengunyahan yang besar dalam rongga mulut
- Kekuatan resin komposit (1,75-1,92 Mpa)
- Kekuatan kompomer (0,97-1,23 Mpa)
- Kompomer sebaiknya tidak digunakan untuk beban kunyah
besar
Sifat Adhesive - Bahan yang melekat pada struktur gigi tanpa bantuan retensi
mekanis.
- Perlekatan Mechanical interlocking
- RMGIC > GIC > Kompomer
Modulus - Besar tekanan yang diterima suatu bahan pada waktu bahan
Elastisitas tersebut bersifat elastis
- GIC terjadi peningkatan setelah 24 jam – 1 bulan (karena
sedikitnya jumlah bahan GIC pada komposisinya)
- RK < Kompomer (Pada bulan pertama) < GIC
Pelepasan Fluor - Fluor terdapat pada reactive glass filler  akan lepas apabila
ada reaksi glass filler (terjadi reaksi antara glass filler dengan
bahan asam yang dipicu oleh adanya penyerapan air (lembab)
ke dalam)
- Pelepasan fluor rendah  Dipacu oleh pH yang rendah dan
adanya enzim hidrolitik (acidic buffer : Ph 4,2)
- Ion hidroksil akan terlepas  digantikan dengan ion fluor 
fluoroapatit
- Pelepasan max 24-48 jam pertama
Flexural Strength - Beban max yang dapat diberikan sebelum fraktur
- FS yang rendah artinya sulit pecah
- RMGIC = Kompomer < Komposit Hybrid
Biokompatibel - Kemampuan material untuk menyesuaikan dengan kecocokan
tubuh penerima
Daya tahan - Karena pengaruh asam (dari etsa)  maka kehilangan
terhadap abrasi struktur ion  sehingga ketahanan abrasi turun dalam
lingkungan asam.
- Komponen GICnya tidak kuat dengan lingkungan asam 
kehilangan struktur ion
- Abrasi kompomer > GIC (unfilled resin)

24. Pengertian Karies Gigi


 Proses kerusakan gigi yang dimulai dari email yang berlanjut ke dentin. (Karena
beberapa faktor : gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu)

25. Faktor Penyebab Karies


1) Host
- Susunan Gigi = crowding
- Komposisi = enamel tipis
- Morfologi = ukuran dan bentuk gigi (Proksimal = kontak bidang sulit
dibersihkan, Oklusal = pit dan fissure (cups yang dilapisi email tipis, , Labial =
kecembungan 1/3 garis tengah sehingga daerah servikal relatif cekung)
2) Agent
- Substrat = makanan manis
- Mikroorganisme = (Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus
mitis dan Streptokokus salivarius)
3) Environment
- Ph saliva normal (6,8-7,2)
- Keadaan OHI-S
4) Waktu
- Lama proses karies terjadi

26. Patogenesis Karies


- Melekatnya pelikel pada email gigi (lapisan tipis protein saliva yang melekat pada
permukaan gigi yang terbentuk beberapa menit setelah makan)  plak (dikolonisasi
oleh streptococcus mutans dan streptococcus saguins dengan mengubah glukosa dan
karbohidrat)  menjadi asam melalui proses fermentasi asam akan terus diproduksi
oleh bakteri (asam laktat)  pH turun  dan menyebabkan demineralisasi lapisan
email gigi  struktur gigi menjadi rapuh dan mudah berlubang  karies
- Demineralisasi (hilangnya hidroksiapatit pada permukaaan email)
 yaitu larutnya mineral enamel gigi akibat konsentrasi asam yang mempunyai pH
dibawah 5,5 lebih tinggi pada permukaan enamel daripada didalam enamel.
- Remineralisasi
 Yaitu proses terdepositnya kembali ion-ion kalsium dan fosfat ke dalam kristal
enamel
 Membutuhkan pH yang netral/normal  Buffering (kalsium dan fosfat dalam
saliva dapat membantu pencegahan proses pelarutan)
 Agent-Agent Remineralisasi
 Fluor (fluoroapatit lebih resisten daripada hidroksiapatit)
 CPP
 Xylitol / Sugar Substitutes (Kandungan gula alkohol non fermentable 
karies/reservoir untuk calcium phospate)

27. Pertumbuhan Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi


- Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan
ektodermal (membentuk email dan odontoblast) serta mesodermal (membentuk
dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar)
- Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan,
kalsifikasi, dan erupsi.

28. Tahap Perkembangan Gigi

Tahap Penjelasan
Inisiasi (bud stage) - Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel
mulut.
- Sel pada lapisan basal dari epitel mulut  berproliferasi
lebih cepat  sehingga lapisan epitel yang menebal pada
daerah yang nantinya akan berkembang sebagai lengkung
gigi (di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai
seluruh bagian maksila dan mandibula)
- Dapat diamati pada awal minggu ke 6 embrio
- Minggu ke 8 intrauterine
- Penebalan epitelium = lapisan ektodermal primordial gigi =
dentin lamina
Proliferasi (cap stage) - Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam
mengalami proliferasi  membentuk papila gigi 
kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini.
- Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan
papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang
akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang
alveolar.
- Terjadi pada minggu ke 9-10 intrauterine
Histodiferensiasi (bell - Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel
stage) email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin
panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan
berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari
papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi
menjadi dentin.
- Terjadi pada minggu ke 11-12 intrauterine,
Morfodiferensiasi - Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan
dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi
selanjutnya. (pembentukan sel akan terjadi sesuai bentuk
dan ukuran)
- Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai.
Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian
dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara
epitel email dan odontoblas merupakan gambaran
dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus yaitu
bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
- Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah
tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan
menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan
ukurannya.
Aposisi - Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email,
Erupsi Intraoseus dentin, dan sementum.
- Deposisi lapisan dari sekresi ekstraseluler nonvital dalam
matriks jaringan.
- Sel ameloblast  struktur disepanjang dentino enamel
- Sel odontoblas  struktur disepanjang perbatasan dentin
sementum
- Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang
bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi
sekitar 25%-30%.

29. Tahap Kalsifikasi Gigi (Erupsi Intraoseus)


- Adalah tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium.
- Kalsifikasi dimulai didalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi
dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis
demi lapis.

30. Tahap Erupsi Gigi


- Merupakan suatu proses yang dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap
sampai gigi muncul ke rongga mulut.
- Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif.
1) Erupsi aktif (pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak
mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai
mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut)
2) Erupsi pasif (pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis
bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya
perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal)
- Amelogenesis (proses pembentukan enamel gigi oleh sel ameloblast)
- Ada 5 stages, tapi 2 stages yang paling penting (secretory stage, maturation stage)
Stage 1 = enamel matriks form
Stage 2 = matriks undergoes calcification
- Sel pembentuk enamel = sel epitel dan mesenkim
- Protein Pembentukan Enamel :
a. Amelogenin (komponen utama pembentuk hidroksiapatit enamel)
b. Ameloblastin (molekul adhesi bagi sel ameloblast)
c. Enamielyn
d. Matriks Metaloprotease (mendegadrasi amelogenin dan ameloblastin menjadi
enamel matriks dan membantu mengaktifkan kalikrein 4)
e. Kalikrein 4

31. Erupsi Gigi Susu Dan Permanen

32. Kelainan Bentuk Gigi Saat Perkembangan


1. Kelainan Jumlah Gigi
1) Anodonsia = tidak dijumpainya seluruh gigi geligi dalam rongga mulut (full
protesa)
2) Hipodonsia/oligodonsia = tidak adanya satu atau beberapa elemen gigi.
(removable/fixed protesa, bridge, ortodonti).
3) Supernumerary Teeth = jumlah gigi yang berlebih (pencabutan, bedah ortodonti)
2. Ukuran Gigi
1) Makrodonsia = ukuran gigi lebih besar dari normal
2) Mikrodonsia = ukuran gigi lebih kecil dari normal (Bentuk koronanya (mahkota)
seperti conical atau peg shaped)
3. Waktu Erupsi
1) Natal Teeth = gigi yang telah erupsi dalam mulut pada waktu bayi dilahirkan.
2) Neonatal Teeth = Gigi yang erupsi dari lahir sampai bayi berusia 30 hari
3) Teething = proses fisiologis yang diikuti dengan gejala lokal maupun sistemik
(demam dan menangis)
4) Kista Erupsi = kista yang terjadi akibat rongga folikuler di sekitar mahkota gigi
sulung/tetap yang akan erupsi mengembang karena penumpukan cairan dari
jaringan atau darah.
5) Gigi molar sulung yang terpendam/Submerged teeth = gangguan erupsi yang
menunjukkan gagalnya gigi molar sulung mempertahankan posisinya akibat
perkembangan gigi disebelahnya sehingga gigi molar sulung tersebut berubah
posisi menjadi di bawah permukaan oklusal.
6) Erupsi ektopik gigi molar pertama tetap = yaitu erupsinya gigi molar pertama
tetap yang keluar dari posisinya di lengkung rahang, mendorong molar dua
sulung sehingga terjadi resorpsi sebagian atau seluruhnya dari molar dua sulung.
Resorpsi terjadi di sebelah distal molar sulung.
7) Erupsi gigi tetap yang tertunda = Meskipun keterlambatan erupsi gigi dapat
dihubungkan dengan keadaan tertentu misalnya sindrome down, keterlambatan
erupsi gigi yang terlokalisir lebih sering pada gigi tetap dibandingkan gigi sulung.
4. Sruktur Gigi Enamel
1) Amelogenesis Imperfekta (gangguan pembentukan email gigi tanpa adanya
manifestasi sistemik)
- Kromosom 4q21, xp21
- Ada 4 bentuk dasar amelogenesis imperfekta yaitu :
a. Hipoplastik = gangguan diakibatkan oleh berkurangnya jumlah email
b. Hipomaturasi = gangguan proses mineralisasi email
c. Hipokalsifikasi = gangguan proses kalsifikasi
d. hipomaturasi-hipokalsifikasi disertai taurodontism
2) Hipoplasia Enamel = gangguan pada enamel yang ditandai dengan tidak lengkap
atau tidak sempurnanya pembentukan enamel. Dapat terjadi pada gigi sulung
maupun tetap. 4q11-q21
Gambaran klinis : Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan
enamel, Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan guratan pit yang
dalam, tersusun secara horizontal pada permukaan gigi.
5. Sruktur Gigi Dentin
1) Dentinogenesis Imperfekta
- Yaitu suatu kelainan struktur gigi yang mempengaruhi struktur kolagen dentin
pada tahap histodiferensiasi perkembangan gigi
- Kromosom 4q21, xp21
- Gambaran klinis = Pada anomali ini gigi berwarna biru keabu-abuan atau
translusen, Enamel cenderung terpisah dari dentin yang relatif lunak dibanding
enamel, Dentin tipis, enamel normal dan tanduk pulpa besar.
2) Dentin Displasia = yaitu kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa
dentin dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek.
6. Diskolorasi = terjadinya penyimpangan warna gigi secara klinis.

33. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi


1) Faktor Genetik
- Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan
urutan erupsi gigi yaitu sekitar 78%, termasuk proses kalsifikasi.
2) Faktor Jenis Kelamin
- Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak
laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.
- Waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding dengan anak laki-laki
disebabkan faktor hormon yaitu estrogen yang memainkan peranan dalam
pertumbuhan dan perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.

3) Faktor Ras
- Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih
lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang
sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang
terlalu besar.
4) Faktor Lingkungan
- Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi. Faktor tersebut
adalah:
a. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan
seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan
waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat
ekonomi menengah.
b. Nutrisi
Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses
kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor
kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.
5) Faktor lokal
- Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke
tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih,
trauma terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi,
dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.
6) Faktor Penyakit
- Gangguan pada erupsi gigi desidui dan gigi permanen dapat disebabkan oleh
penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,
Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan
Hemifacial atrophy.

34. Ukuran Filler

Jenis Ukuran Kemampuan Indikasi


Makrofil/ 1-5 µm  Daya tahan baik terhadap  Restorasi kelas IV
Trasisiona (8-12 µm) fraktur  Gigi posterior
l  Polishing tidak begitu baik  Core
(semipolishable)
 Warnanya lebih stabil
Mikrofil 0,04 µm  Daya tahan yang rendah  Restorasi kelas III,
(0,04–0,4 terhadap fraktur V, IV
µm)  Polishing sangat baik serta  Labial veneers.
mengkilat
 Warnanya stabil
Hybrid 0,04-5 µm  Daya tahan yang lebih baik  Restorasi kelas IV
(0,02 – 0,1 terhadap fraktur
µm)  Polishing baik
 Warnanya stabil
Nano 20-75 nm  Nanomer (silika 25-70 nm)
(0,4 – 1  Nanocluster (Silika 0,4-1
µm) µm)
 Dapat mengurangi celah
interstitial dari partikel filler
sehingga dapat
meningkatkan muatan filler
 Sifat fisik yang lebih baik
 Polishing lebih baik.
- Semakin kecil ukuran filler maka semakin tinggi kekuatan dan ketahan terhadap
keausan dan hasil poles lebih baik, Semakin kebawah ikatannya lemah
- Semakin ke atas makin besar & semakin abrasi.

35. Jenis-Jenis Dentin


1. Dentin Sekunder  sekresi matriks dentin menuju ketengah pulpa
2. Dentin sklerotik / reaksioner  deposit mineral kedalam tubuli dentin  diameter
dentin menyempit  menghalangi penetrasi asam dan toksin
3. Dentin reparatif / tersier  dentin terekspos  sekresi matriks dentin oleh
odontoblas

36. Manajemen Tingkah Laku Anak


1. Tell show do  Dokter gigi menjelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan.
Memberikan demonstrasi prosedur (misalnya gerakan handpiece yang lambat pada
jari) kemudian lakukan tindakan yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Desensitisasi  Desentisisasi membantu seseorang untuk menangani ketakutan atau
phobia yang spesifik melalui kontak yang berulang. Stimulus penghasil rasa takut
diciptakan dan diterapkan pada pasien secara berurutan, dimulai dengan yang paling
sedikit menimbulkan rasa takut. Teknik ini berguna untuk menangani ketakutan yang
spesifik, contohnya anastesi gigi pada anak
3. Distraksi  Beberapa jenis kegiatan dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian
anak, seperti memainkan film yang sesuai usia anak, bermain video game, dan
lainnya bisa bermanfaat untuk mengalihkan perhatian anak. Namun, berbicara
dengan anak selama perawatan adalah metode yang efektif untuk mengalihkan
perhatian anak.
4. Reinforcement  Merupakan tindakan untuk menghargai prestasi yang telah dicapai,
agar prestasi tersebut diulang. Hal ini dapat meningkatkan keberanian anak dan
dipertahankan untuk perawatan dikemudian hari.
5. Modelling  Bertujuan untuk mengurangi rasa cemas dengan menggunakan proses
peniruan saat tindakan

Anda mungkin juga menyukai